Anda di halaman 1dari 19

STROKE ISKEMIK

Aprilikka Early P S
1810211100
A3
Definisi
◦ Stroke adalah gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda klinis
fokal atau global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada tindakan dari pembedahan
atau kematian) tanpa tanda – tanda penyebab non vaskuler, termasuk didalamnya tanda – tanda
perdarahan subarakhnoid, perdarahan intraserebral, iskemik atau infark serebri.
◦ Stroke iskemik atau stroke non hemoragik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan
jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga mengganggu
kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak.
◦ Gangguan aliran darah ke daerah otak disebabkan oleh tersumbatnya arteri serebral atau
servikal atau yang kurang mungkin tersumbat, vena serebral.
Epidemiologi
◦ Prevalensi stroke sebesar 10% dari seluruh kematian di dunia merupakan penyebab kematian nomor 3
setelah penyakit jantung koroner (13%) dan kanker (12%) di negara – negara maju.
◦ Stroke iskemik lebih sering ditemukan daripada stroke hemoragik
◦ Proporsi stroke iskemik 74,0% dan stroke hemoragik 26,0%
◦ Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa kematian sebesar 7,9 % dari seluruh
jumlah kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke.
Faktor risiko
Tidak dapat dimodifikasi Dapat dimodifikasi
Usia ◦ Riwayat stroke, hipertensi, Penyakit jantung,
Jenis kelamin DM, Transient Ischemic Attack
(TIA),Hiperkolesterol
Herediter
◦ Obesitas
Ras/etnik
◦ Merokok
◦ Alkoholik
◦ Hiperurisemia
◦ Peninggian hematokrit
Etiologi
Tanda dan gejala klinis
Tanda dan gejala stroke:
1. Hemidefisit motorik
2. Hemidefisit sensorik
3. Penurunan kesadaran
4. Kelumpuhan nervus VII (fasialis) dan nervus XII (hipoglosus) yang bersifat sentral
5. Afasia dan demensia
6. Hemianopsia
7. Defisit batang otak
Diagnosis
CT-Scan Kepala
◦ Gold standard dalam diagnosis stroke
◦ Pemeriksaan CT Scan kepala dilakukan dalam 24 jam pertama sejak admisi pasien ke rumah
sakit.
◦ Pada stroke hemoragik akan terlihat adanya gambaran hiperdens, sedangkan pada
stroke iskemik akan terlihat adanya gambaran hipodens.
◦ Stroke dengan lesi yang luas, misalnya di daerah kortikal atau ganglia basalis, gambaran
abnormal CT scan kepala baru akan muncul setelah 1-3 jam.
CT-Scan Kepala
◦ Area hipodens sesuai daerah vaskularisasi otak, semakin kronis lesi
semakin hipodens
◦ Pada lesi akut sering CT scan masih terlihat normal, perhatikan
klinis
◦ Bila hipodens cukup luas dan berbentuk baji dan terkadang disertai
midline shift  stroke emboli

◦ Ket :
Lesi hipodens berbentuk baji luas pada hemisfer dekstra
Penatalaksanaan
Ada 4 komponen untuk merawat pasien – ◦ Tujuan terapi adalah memulihkan
pasien stroke iskemik akut perfusi ke jaringan otak yang mengalami
◦ Terapi akut dan optimalisasi status infark dan mencegah serangan stroke
neurologis berulang.
◦ Penentuan etiologi untuk melakukan ◦ Terapi dapat menggunakan Intravenous
pencegahan sekunder recombinant tissue plasminogen
activator (rtPA) yang merupakan bukti
◦ Pencegahan kerusakan neurologis atau efektivitas dari trombolisis, obat
komplikasi-komplikasi medis antiplatelet dan antikoagulan untuk
◦ Pemulihan dan rehabilitasi mencegah referfusi pada pasien stroke
iskemik.
Penatalaksanaan
◦ Pengobatan stroke sedini mungkin sangat penting, karena ‘jendela terapi’ dari stroke hanya 3-6 jam.
Hal yang harus dilakukan adalah:
◦ Stabilitas pasien dengan tindakan ABC (Airway, breathing, Circulation)
◦ Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas 19
◦ Pasang jalur infus intravena
 larutan salin normal 0,9 % dengan kecepatan 20 ml/jam
 jangan memakai cairan hipotonis seperti dekstrosa 5 % dalam air dan salin 0, 45 %, karena dapat memperhebat edema otak
 Berikan oksigen 2-4 liter/menit melalui nasal kanul
 Jangan memberikan makanan atau minuman lewat mulut
 Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto rontgen toraks
 Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan trombosit, kimia darah
(glukosa, elektrolit, ureum, dan kreatinin), masa protrombin, dan masa tromboplastin parsial
 Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alkohol, fungsi hati, gas darah arteri, dan skrining toksikologi
Intravenous recombinant tissue
plasminogen activator (rt-PA)
◦ Obat ini juga disebut dengan rt PA, t-PA, tPA, alteplase (nama generik), atau aktivase atau aktilise (nama
dagang).
◦ Pemberian rt-PA intravena antara 3 dan 4,5 jam setelah onset serangan stroke.
◦ Keberhasilan pemberian terapi rtPA sangat tergantung dengan waktu pemberian terapi.
Terapi antiplatelet
◦ Pengobatan pasien stroke iskemik dengan penggunaan antiplatelet 48 jam sejak onset serangan dapat
menurunkan risiko kematian dan memperbaiki luaran pasien stroke dengan cara mengurangi volume
kerusakan otak yang diakibatkan iskemik dan mengurangi terjadinya stroke iskemik ulangan sebesar
25%.

Obat yang biasa digunakan :


◦ Aspirin
 dosis : 81 – 325 mg
 Indikasi utama : sindroma koroner akut dan stroke.
 efek samping : gangguan pencernaan, perdarahan
gastrointestinal
Clopidogrel
◦ merupakan obat pengencer darah yang umumnya diberikan pada pasien dengan masalah
pembekuan darah. Beberapa pembekuan darah yang dapat ditangani dengan konsumsi obat ini
misalnya nyeri di dada, penyakit arteri perifer (sirkulasi yang buruk di kaki), serangan jantung
atau bahkan stroke
◦ Bentuk obat : tablet
◦ Dosis : 75 mg 1x per hari
(Bila pasien mengalami intoleransi terhadap aspirin)

◦ Terapi Clopidogrel tidak boleh diberikan dalam beberapa hari


pertama setelah infark miokard.
◦ Clopidogrel harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang
mengalami gangguan hati yang mungkin mengalami perdarahan
diatesis.
Terapi antikoagulan
◦ Antikoagulan sebagian besar digunakan untuk pencegahan sekunder jangka panjang pada pasien dengan
fibrilasi atrium dan stroke kardioemboli.

Warfarin (Coumadin)
◦ mulai dengan 5-10 mg per hari
◦ menekan vitamin K, mengurangi fungsi pembekuan darah sehingga mencegah pembekuan di jantung
atau pembuluh darah
◦ Efek samping : perdarahan otak (perdarahan dari pembuluh darah yang pecah di otak), perdarahan
gastrointestinal (perdarahan dari organ pencernaan), dan pendarahan di bagian lain dari tubuh.
Prognosis
Prognosis stroke dapat dilihat dari 6 aspek yakni: ◦ Secara umum perbaikan stroke digambarkan
◦ Death sebagai berikut :
◦ 10% penderita stroke mengalami pemulihan
◦ Disease hamper sempurna
◦ Disability ◦ 25% pulih dengan kelemahan minimum
◦ Discomfort ◦ 40% mengalami pemulihan sedang sampai berat
tidak membutuhkan perawatan khusus
◦ Dissatisfaction ◦ 10% membutuhkan perawatan atau fasilitas
◦ Destitution perawatan jangka panjang
◦ 15% langsung meninggal setelah serangan stroke

Keenam aspek prognosis tersebut terjadi pada


stroke fase awal atau pasca stroke.
Referensi
◦ Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pedoman pengendalian stroke
◦ American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Heart disease and
stroke statistics—2016 update: a report from the American Heart Association.
◦ Jurnal e-Clinic; 2015 Kabi Glen
◦ MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol. 6 No. 1

Anda mungkin juga menyukai