STROKE ISKEMIK
Pembimbing : dr. RITA SIBARANI, Sp.S
hipoksia
Metabolisme Aktifitas elektrolit Nekrotik jaringan
Anaerob terganggu otak
7
Manifestasi klinis
Stroke iskemik trombosis :
Stoke iskemik emboli :
-onset penyakit ini perlahan,
keluhan sering timbul pagi hari - Onset serangan
saat bangun tidur mendadak,
- Biasanya didahului gejala - keluhan sering pada waktu
prodromal menjalankan aktivitas
-Biasanya kesadarannya bagus - Apabila embolinya besar,
dapat menyebabkan
- Neurogenic bladder
kesadaran menurun
Sering mengenai usia dekade 6-
- Sering mengenai usia
8
dekade 2-3 dan 7
8
Diagnosis dan pemeriksaan
• Anamnesa
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan penunjang : - CT-SCAN
- MRI
- EKG
• Pemeriksaan neurologi dengan skala stroke
menggunakan skala National Institutes of Health Stroke
Scale(NIHSS)
9
Penatalaksanaan
Terapi umum
5B
• Breathing
Harus dijaga jalan nafas bersih dan longar, dan bahwa fungsi
paru-paru cukup baik. Pemberian oksigen hanya perlu bila
kadar oksigen darah berkurang
• Brain
Posisi kepala diangkat 20-30 derajat. Oedem otak dan
kejang harus dihindari.
10
• Blood
- Jantung harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG
- Tekanan darah dipertahankan pada tingkat optimal,
dipantau jangan sampai menurunkan perfusi otak
- Kadar HB harus dijaga baik untk metabolisme otak
• Bowel
Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Nutrisi peroral
hanya boleh diberikan setelah hasil fungsi tes menelan
membaik. Bila tidak baik atau pasien tidak sadar,
dianjurkan melalui pipa nasogastrik
• Bladder
Jika terjadi inkontinensia, kandung kemih dikosongkan
dengan kateter intermiten steril atau kateter tetap yang
steril
11
Penatalaksanaan spesifik
12
• Anti agresi trombosit mencegah
pengumpulan sehingga mencegah
terbentuknya trombus yang dapat
menumbat pembuluh darah , contoh :
asetosal(aspirin)
13
• Penatalaksanaan Gula Darah pada Stroke
Akut
Kontrol gula darah selama fase akut stroke
a.Insulin reguler subkutan menurut skala luncur
Sangat bervariasi dan harus disesuaikan dengan
kebutuhan tiap penderita (tak disebutkan berapa jam
sekali). Pada hiperglikemia refrakter dibutuhkan IV
insulin.
• Tabel IV.3. Skala luncur insulin reguler manusia
Gula Darah (mg/dL) Dosis Insulian Subkutan
(unit)
150-200 2
201-250 4
251-300 6
301-350 8 14
>351 10
b. Protokol pemberian insulin intravena
Guideline umum
i.Sasaran kadar glukosa darah = 80-180 mg/dl
(90-110 untuk intensive care unit ICU)
ii. Standart drip insulin 100 U/100 ml 0,9% NaCl
via infus (IU/1ml). Infus insulin harus dihentikan
bila penderita makan dan menerima dosis
pertama dari insulin subkutan
15
Prognosis
Prognosis bagi stroke iskemik dipengaruhi oleh
usia, letak lesi, beratnya defisit dan penyebab. Pada
pasien yang mempunyai tingkat kesadaran yang
rendah maka prognosisnya adalah buruk. Perbaikan
pada fungsi tubuh berlaku pada 25% pasien yang
mengidap stroke iskemik 40% mempunyai gangguan
fungsi sederhana dan 10% dari pasien meninggal
akibat stroke.
16
PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah
stroke pertama dengan mengobati faktor resiko
presdiposisi. Komponen yang paling penting adalah terapi
hipertensi arterial secara elektif yang selain usia
merupakan faktor resiko terpenting. Tekanan darah tinggi
juga meningkatkan resiko pasien mengalami perdarahan
intraserebral atau perdarahan subaraknoid. Normalisasi
tekanan darah dapat mengurangi resiko stroke iskemik
hingga 40%. Faktor resiko lain yang dapat dikontrol antara
lain adalah merokok, diabetes melitus, dan fibrilasi atrium.
17
2. Pencegahan sekunder
Tujuan pencegahan sekunder adalah untuk mencegah
stroke setelah setidaknya terjadi satu episode iskemia serebri.
Metode medis dan bedah digunakan sebagai pencegahan
sekunder. Pemberian asprin dosis rendah (100 mg/hari)
menurunkan resiko stroke berulang hingga 25%. Tidak ada
bukti bahwa dosis yang lebih tinggi memberikan hasil yang
lebih baik. Penghambat agregasi trombosit lainnya seperti
ticlopidine dan clopidogrel, memiliki efek protektif yang
lebih jelas dari pada aspirin, Antikoagulasi teraupetik dengan
warfarin sangat efektif untuk menurunkan resiko stroke pada
pasien dengan fibrilasi antrium dan denyut yang ireguler.
18
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
JenisKelamin : Laki-Laki
Usia : 56 tahun
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. KL Yos Sudarso Lorong 21 B
Tanggal masuk : 20 September 2017
Ruang Perawatan : Ruang II, Kamar 3 (Tiga)
No. RM : 047548
19
2. ANAMNESA
Riwayat penyakit pasien diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis.
a. Keluhan Utama
Lemah tangan dan tungkai sebelah kanan yang dialami OS ± 1 minggu
b. Keluhan Tambahan
Tidak ada.
c. Telaah
Tanggal 20 September 2017, Tn. E, 56 tahun, datang ke IGD Rumah Sakit
Putri Hijau pukul 11.30 WIB dengan keluhan lemah tangan dan tungkai sebelah
kanan SMRS, dua minggu yang lalu pasien mengalami jatuh di kamar mandi
dengan tangan dan kaki kanan pasien sebagai tumpuan. pasien suka mengkonsumsi
goring-gorengan dan jarang berolahraga. Pasien juga mengkonsumsi jamu-jamuan
dan minyak ikan hiu. Pasien memiliki riwayat stroke lebih kurang 2 bulan lalu,
namun mengalami perbaikan 1 bulan ini. pasien juga memiliki riwayat DM dan
Hipertensi.
20
d. Riwayat Penyakit Terdahulu
-Riwayat stroke 1 bulan yang lalu (+)
-Riwayat penyakit jantung (-)
-Riwayat hipertensi tidak terkontrol (+)
f. Riwayat pengobatan
-Glibenclamid
-Amlodipin
21
3. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda Vital
Keadaan Umum : Tampak Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 170/90 mmHg
Nadi : 96x/menit
Nafas : 22x/menit
Suhu : 36,3ºC
BB : 70 kg
TB : 168 cm
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan Leher
-Kepala : Normochepali.
-Mata : Pupil isokor (+/+), reflex cahaya (+/+)
-THT : Dalam Batas Normal
-Leher : Pembesaran KGB (-)
22
Paru
-Inspeksi : gerakan dada simetris
-Palpasi : fremitus kanan = kiri
-Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
-Auskultasi : Vesikuler (+/+), Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen
-Inspeksi : Perut datar, venektasi (-)
-Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
-Palpasi : supel, turgor kulit biasa, hepar tidak teraba, lien tidak
teraba. Nyeri tekan epigastrium (-).
-Perkusi : Timpani
Genitalia
-Rectal Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Ekstremitas
-Inspeksi : Dalam batas normal
-Palpasi : Dalam batas normal
23
Pemeriksaan Neurologis
Sensorium ::Compos Mentis, Level Kesadaran (GCS) E=4, V=5,M=6
Kranium
• Bentuk : Bulat
• Fontanella : Tertutup
• Palpasi : Pulsasi A. Temporalis & A. Carotis (+)
• Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Auskultasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Transiluminasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perangsangan Meningeal
• Kaku kuduk : (-)
• Tanda Kerniq : (-)
• Tanda Brudzinski I : (-)
• Tanda Brudzinski II : (-)
Peningkatan Tekanan Intrakranial
• Muntah : (-)
• Sakit kepala : (-)
• Kejang : (-) 24
Saraf otak/ nervus kranialis
Nervus I
Meatus nasi Meatus nasi
dextra sinistra
Normosmia (+) (+)
25
Nervus II
Okuli Dextra Okuli Sinistra
Fundus Oculi
Warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
Batas : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekskavasio :Tidak dilakukan pemeriksaan
Arteri :Tidak dilakukan pemeriksaan
Vena :Tidak dilakukan pemeriksaan
26
Nervus III, IV, VI
Okuli dextra Okuli sinistra
Pupil Lebar 3 mm 3 mm
27
Nervus V
Kanan Kiri
Motorik
Membuka dan menutup (+) Normal (+) Normal
mulut
Palpasi otot masseter (+) Normal (+) Normal
dan temporalis
Kekuatan gigitan (+) Normal (+) Normal
Sensorik
Kulit (+) Normal (+) Normal
Selaput lendir (+) Normal (+) Normal
Refleks kornea
Langsung (+) Normal (+) Normal
Tidak langsung (+) Normal (+) Normal
Refleks masseter (+) Normal (+) Normal
Refleks bersin (+) Normal (+) Normal
28
Nervus VII
Kanan Kiri
Motorik
Mimik (+) Normal (+) Normal
Kerut kening (+) Normal (+) Normal
Menutup mata (+) Normal (+) Normal
Meniup sekuatnya (+) Normal (+) Normal
Memperlihatkan gigi (+) Normal (+) Normal
Tertawa (+) Normal (+) Normal
Sensorik
Pengecapan 2/3 depan (+) Normal (+) Normal
lidah
Produksi kelenjar ludah (+) Normal (+) Normal
Hiperakusis (-) (-)
Refleks stapedial (+) Normal (+) Normal
29
Nervus VIII
Kanan Kiri
Auditorius
Pendengaran Normal Normal
Tes rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksaan
Tes weber Tidak dilakukan tidak dilakukan
pemeriksaan pemeriksan
Tes schwabach Tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan
pemeriksaan
Vestibularis Tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan
pemeriksaan
Nistagmus Tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan
pemeriksaan
Reaksi kalori Tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan
pemeriksaan
Vertigo Tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan
pemeriksaan 30
Nervus IX, X
Palatum mole : (+) Normal
Uvula : Medial
Disfagia : Tidak ada ganggguan
Disartria : Tidak ada ganggguan
Disfonia : Tidak ada ganggguan
Refleks muntah : (+)
Pengecapan 1/3 belakang lidah: Tidak dilakukan pemeriksaan
31
Nervus XI
Kanan Kiri
32
Nervus XII
Lidah
• Tremor : (-)
• Atrofi : (-)
• Fasikulasi : (-)
• Ujung lidah sewaktu istirahat : Medial
• Ujung lidah sewaktu dijulurkan :
Medial
33
Sistem motorik
Trofi : (+)
Tonus otot : (+)
Kekuatan otot :
33333 55555
ESD ESS
55555 55555
22222 55555
EID EIS
55555 55555
Gerakan spontan abnormal : (-)
34
Test Sensibilitas
Eksteroseptif : Baik
Proprioseptif : Baik
35
REFLEKS
Refleks Fisiologi kanan kiri
Biceps (++) (++)
Triceps (++) (++)
Bracioradialis (++) (++)
APR (++) (++)
KPR (++) (++)
Strumple (++) (++)
Refleks Patologis
Hoffman Tromner (-) (-)
Babinsky (+) (+)
Chaddock (-) (-)
Gordon (+) (+)
Schaeffer (+) (+)
Klonus Lutut (-) (-)
Klonus Tumit (-) (-)
36
Fungsi cerebellar dan koordinasi
Ataxia : Tidak dilakukan pemeriksaan
Test Rhomberg : Tidak dilakukan pemeriksaan
Disdiadokinesia : Baik
Jari-jari : Baik
Jari-Hidung : Baik
Tumit-Lutut : Baik
Hipotoni : Tidak Dijumpai
Vegetatif
Vasomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sudomotorik : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pilo-erektor : Tidak dilakukan pemeriksaan
Miksi : Tidak ada gangguan
Defekasi : Tidak ada gangguan
37
Vertebra
Bentuk : Dalam Batas Normal
Skoliosis : (-)
Hiperlordosis : (-)
Kifosis : (-)
Gejala-gejala sereberal
Ataksia : (-)
Disartria : (-)
Tremor : (-)
Nistagmus : (-)
Fenomena rebound : (-)
Vertigo : (-)
38
FUNGSI LUHUR
– Kesadaran : Compos Mentis, Level kesadaran (GCS) E=4 V=5 M=6
– Ingatan baru : Baik
– Ingatan lama : Baik
ORIENTASI
– Diri : Baik
– Tempat : Baik
– Waktu : Baik
– Situasi : Baik
– Intelegensia : Baik
– Daya pertimbangan : Baik
– Reaksi emosi : Baik
AFASIA
– Ekspresif : (-)
– Reseptif : (-)
– Apraksia : (-)
– Agnosia : (-)
– Agnosia visual : (-)
– Agnosia jari-jari : (-)
39
Resume
Dari hasil anamnesa secara autoanamnesis dan alloanamnesis, Tn.E,
datang ke IGD Rumah Sakit Putri Hijau pukul 11.30 WIB dengan keluhan
lemah tangan dan tungkai sebelah kanan SMRS, satu minggu yang lalu
pasien mengalami jatuh di kamar mandi, pasien suka mengkonsumsi goring-
gorengan dan jarang berolahraga. Sebelumnya pasien pernah mengalami
keluhan seperti ini ± 1 bulan yang lalu. Tekanan darah tinggi, dan tangan
kanan & kaki kanan os mengalami penurunan kekuatan otot. Tekanan darah
tinggi: 170/90 mmHg, pasien suka mengkonsumsi goreng-gorengan dan
jarang berolahraga.
40
Diagnosa
- Hemiparase dextra+ Infark Cerebri
Penatalaksanaan
– IGD tanggal 20 September 2017
– IVFD R sol 15 gtt/i
– Inj Citicolin 250 mg /12 jam
– Mecobalamin 2 x 500 mg
– Valsartan 1 x 80 mg
– Amlodipin 1 x 5 mg
– Apidra 14-14-14 unit
– Lantus 0-0-20 unit
43
CT-Scan
Hasil Pemeriksaan CT-Scan :
- Infark serebri di ganglia basalis kiri
44
Terimakasih
45