Anda di halaman 1dari 26

Presentasi Kasus

Krisis Hipertensi
Rifania Jiantika P.
20184010101
KASUS
IDENTITAS Keluhan Utama:
Nama : Bp. AD Pasien datang ke IGD dengan keluhan
Jenis Kelamin : Laki Laki pusing berputar sejak 5 jam SMRS, pusing
Umur : 55 tahun sampai tidak kuat untuk membuka mata.
Pekerjaan :- Pasien juga muntah-muntah > 5x dan
Alamat : Kepek sempat berwarna hijau, pusing berputar,
Timbulharjo Sewon sadar, nyeri dada -. Kelemahan pada sisi
Agama : Islam kanan tubuh, dan bicara pelo sudah ada
No. RM : 61-19-40 sejak lama, BAB tak, BAK tak.
Tanggal Masuk : 07/12/2018

2
KASUS
Riwayat Penyakit Sekarang: PEMERIKSAAN FISIK
Saat 2 hari dirawat di RS, Pasien Status Generalis
mengeluh susah tidur dan gelisah, Keadaan Umum : Sakit sedang
pusing + cekot-cekot, mual -, muntah -, Kesadaran : Compos Mentis
nafsu makan berkurang.
Vital Sign
Riwayat Penyakit Dahulu: TD : 2200/120
Riwayat HT : (+) obat rutin candesartan 8 Suhu : 36,5oC
mg Nadi : 88x/menit
Riwayat DM : (-) Respirasi : 20x/menit
Riwayat stroke : (+) sudah 1 tahun, rutin
kontrol dr. Syaraf 1 bulan sekali.

3
KASUS
Kepala : Simetris Paru-paru
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera Inspeksi : Simetris, retraksi dada (-), deformitas (-)
ikterik(-/-), Palpasi :Vokal fremitus kanan kiri sama,
Hidung : Deviasi (-), discharge (-), ketertinggalan nafas (-)
pendarahan (-) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Telinga : Simetris kanan kiri Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-
Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir lembab, )
nyeri telan (-), bicara pelo (+) Abdomen
Thorax : Inspeksi : Deformitas (-)
Jantung Auskultasi : Bising usus (+)
Inspeksi : Ictus cordis tak tampak pada SIC Palpasi : Supel (+), hepar dan lien tak teraba,
IV nyeri tekan (-)
Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV Perkusi : Timpani
Perkusi : Redup Ekstremitas
Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, reguler, bising Akral hangat (+/+/+/+), edema (-/-/-/-), kekuatan
jantung (-) motorik (3/5/4/5)
4
Pemeriksaan Penunjang
HEMATOLOGI FUNGSI HATI PROFIL LIPID
Hemoglobin :14.7 SGOT :14 Koles total:163
Lekosit :15.00 SGPT :14 LDL :112
Eritrosit :5.15 HDL :35
Trombosit :260 FUNGSI GINJAL Trigliserid :81
Hematokrit :42.1 Ureum :34
Creatinin :1,51 RADIOLOGI
HITUNG JENIS LEUKOSIT Tidak tampak kelainan
Eosinofil :0 ELEKTROLIT Cor normal
Basofil :0 Natrium :139.8
Batang :0 Kalium :3.93
Segmen :95 Clorida :105.0
Limfosit :4
Monosit :1
GDS :187 5
Pemeriksaan Penunjang

6
KASUS
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSA KERJA : Inf. NaCl 16tpm
Inj. Mecobalamin 3x1A
Vertigo Inj. Dipenhidramin 2x1A
Post SNH Inj. Omeprazol 1A/12j
Betahistin 3x2 tab
Hipertensi Urgensi Inj. Metoclopramid 1A/8j
Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j
Herbeser CD 1x200mg (Bila TD > 160)
DIAGNOSIS BANDING Candesartan 1x16mg
: Nicardipin drip 1A/6jam (Tappering off)
Hipertensi Emergensi Target TD : 140/90

7
7/12/2018 09/12/18

S: Pusing berputar berkurang, mual +, S: Pusing (+) cekot-cekot, mual (-), muntah
muntah - (-), tidak bisa tidur & gelisah
O: Sedang, CM
FOLLOW UP O: Sedang, CM
TD: 170/100 TD: 180/130
HR: 84x/menit HR: 80x/menit
RR: 20x/menit RR: 20x/menit
T: 36,5 oC T: 36,6oC
A: A:
Vertigo pada non stroke NH Vertigo pada non stroke NH
Vomitus Profues Vomitus Profues
Hipertensi Hipertensi Urgensi
P: P:
Inj. Mecobalamin 3x1A Tx lanjut
Inj. Dipenhidramin 2x1A + Candesartan 1x16mg
Inj. Omeprazol 1A/12j
Betahistin 3x2 tab
Inj. Metoclopramid 1A/8j
Inj. Ciprofloxacin 200mg/12j
Herbeser CD 1x200mg (Bila TD > 160)
8
9/12/2018 10/12/18

Pukul 14.30 S: Pusing (+) berkurang, mual (-), muntah (-)


Konsul : O: Sedang, CM
FOLLOW UP
S: Pusing (+) cekot-cekot, mual (-), muntah TD: 140/90
(-), tidak bisa tidur & gelisah HR: 88x/menit
O: Sedang, CM RR: 20x/menit
TD: 220/120 T: 36,4oC
A:
Advise : Vertigo pada non stroke NH
Nicardipin drip IA/6jam (tapp off) Vomitus Profues
Target TD 140/90 mmHg Hipertensi Urgensi
P:
Tx lanjut
Nicardipin drip 1A/24j -> AFF

9
Krisis Hipertensi
Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan akut tekanan darah
> 180/120 mmHg (Chobanian AV, 2003). JNC 7 membagi krisis
hipertensi berdasarkan ada atau tidaknya bukti kerusakan organ
sasaran yang progresif (hipertensi emergensi dan hipertensi
urgensi).
10
TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
Secara global, angka kejadian hipertensi
primer yang mengalami progresi menjadi
Hipertensi esensial krisis hipertensi hanya kurang dari 1%.
Rendahnya angka yang tampaknya
Hipertensi sekunder disebabkan oleh makin terjangkaunya
terapi hipertensi sebaiknya tidak
membuat kita puas sebab semua
hipertensi memiliki potensi untuk
berkembang menjadi krisis hipertensi
(Kaplan, 2005).

11
PATOFISIOLOGI

12
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Sewaktu penderita masuk, dilakukan anamnesa
singkat. Hal yang penting ditanyakan :
Riwayat hipertensi : lama dan beratnya. PEMERIKSAAN FISIK
Obat anti hipertensi yang digunakan dan Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran
kepatuhannya. TD, mencari kerusakan organ sasaran
Usia : sering pada usia 40 – 60 tahun. (retinopati, gangguan neurologi, payah jantung
Gejala sistem syaraf ( sakit kepala, hoyong, kongestif, altadiseksi). Perlu dibedakan
perubahan mental, ansietas ). komplikasi krisis hipertensi dengan kegawatan
Gejala sistem ginjal ( gross hematuri, jumlah neurologi ataupun payah jantung, kongestif
urine berkurang ). dan oedema paru. Perlu dicari penyakit
Gejala sistem kardiovascular ( adanya payah penyerta lain seperti penyakit jantung koroner.
jantung, kongestif dan oedem paru, nyeri dada ).
Riwayat penyakit : glomerulonefrosis,
pyelonefritis.
Riwayat kehamilan : tanda eklampsi.

13
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang segera seperti :
Darah : rutin, BUN, creatirine, elektrolik, KGD.
Urine : Urinelisa dan kultur urine.
EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana ).

14
Tatalaksana Non Farmakologis

Penurunan berat Mengurangi


badan asupan garam

Olah raga

Berhenti Mengurangi
merokok konsumsi alkohol

15
2013 ESH/ESC Guidelines for the management of arterial hypertension

Lifestyle changes for hypertensive patients


Recommendations to reduce BP and/or CV risk factors
Salt intake Restrict 5-6 g/day

Moderate alcohol intake Limit to 20-30 g/day men,


10-20 g/day women
Increase vegetable, fruit, low-fat dairy intake

BMI goal 25 kg/m2

Waist circumference goal Men: <102 cm (40 in.)*


Women: <88 cm (34 in.)*
Exercise goals ≥30 min/day, 5-7 days/week
(moderate, dynamic exercise)
Quit smoking
* Unless contraindicated. BMI, body mass index.

The Task Force for the management of arterial hypertension of the European Society of Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC) - J Hypertension 2013;31:1281-1357
Medical Education & Information – for all Media, all Disciplines, from all over the World
Powered by
2013 ESH/ESC
Guideline for
management
hypertention
Tatalaksana Non Farmakologis

Olah raga
(30min/hari,olahraga
dinamik aerobik)
Berenang
Jalan santai

Bersepeda
Jogging

17
Terapi Famakologis

Tujuan terapi : Mencegah progresifitas


kerusakan organ target. Pengendalian
penurunan tekanan darah tersebut harus
benar – benar terkontrol dengan baik
dengan mempertimbangkan efek
hipoperfusi yang mungkin terjadi.

18
Hipertensi Urgensi
Sesuai dengan American
Collage of Cardiologi, penanganan
pada Hipertensi Urgensi yaitu dengan
menggunakan obat anti hipertensi
oral dan memonitor tekanan darah.
Target penurunan tekanan darah yaitu
<160/100 mmHg dalam beberapa
jam / hari.
Maka pilihan obat
antihipertensi yang dapat digunakan
yaitu obat kombinasi (PERKI, 2015).

19
Hipertensi Urgensi

20
CHEP
BHS-NICE
2011
2011 Hipertensi Urgensi

21
Hipertensi Emergensi
Penanganan pada
Hipertensi Emergensi yaitu
dengan merawat pasien di
ICU dan diberikan obat
antihipertensi secara
parenteral (IV Line) dengan
target penurunan tekanan
darah < 25% MAP dalam 1
jam pertama (American
Collage of Cardiology,
2017).

22
Hipertensi Emergensi

23
Hipertensi Urgensi Hipertensi Emergensi
Pengertian TD > 180/120 mmHg tanpa disertai TD > 180/120 mmHg dengan disertai
kerusakan organ target. kerusakan organ target.
Gejala  Asimtomatis  Mual, muntah (cerebral edema)

 Sakit kepala hebat  Nyeri dada

 Nafas pendek  Pandangan kabur

 Mimisan  Binggung

 Cemas/gelisah  Penurunan kesadaran


Tanda Peningkatan TD  Perdarahan retina, eksudat, atau
papiledema

 Kerusakan renal : AKI, Proteinuri,


hematuria

 Cerebral edema : kejang dan koma

24
 Edem pulmo
Hipertensi Urgensi Hipertensi Emergensi

Target penurunan Menurunkan TD sampai 25% dari MAP / < Menurunkan TD sampai 25% dari MAP
TD 160/100 mmHg dalam beberapa jam sampai dalam 1 jam pertama.
hari.
TD sistolik 160 dan atau diastolik 100 dalam
2-6 jam

Terapi Obat antihipertensi oral. Obat anti hipertensi parenteral.

 Bisa dengan menaikan dosis obat rutin Rawat di ICU.


sebelumnya.
Jika sudah terkontrol ganti dengan OAH
 Bisa dengan menggunakan kombinasi 2 oral.
OAH.

25
thanks!
Any questions?

26

Anda mungkin juga menyukai