Anda di halaman 1dari 2

Laporan Refleksi Kasus Komuda

Nama dan No Mhs : Rifania Jiantika P / 20140310112

RSUD : RS PKU Muhammadiyah Gamping

1. Pengalaman

Pasien HHD, laki-laki 70 tahun mengeluh sesak nafas. Urine output <100cc/24
jam (anuria), dimasukan ke ICU karena edema paru. Perjalan setelah diterapi timbul
bising. Diagnisis dari dokter adalah acute lun edema et causa CHF dd PPOk
eksaserbasi akut.

Terapi yang telah diberikan nitrogliserin drip, injeksi furosemide, injeksi


seftriakson, injeksi aritromisin, dan nebulasi fulmicot.

2. Masalah yang Dikaji


Mengapa pasien diberi injeksi Furosemid?
3. Analisis Klinis
Furosemide adalah suatu derivat asam antranilat yang efektif sebagai diuretik.
Efek kerjanya cepat dan dalam waktu singkat. Mekanisme kerjanya dalah dengan
menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal. Furosemid juga
meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi
tekanan darah yang normal (Lukmanto,2003).
Seperti penjelasan di atas, Furosemide sering sekali digunakan untuk obat
diuretik sehingga memiliki efek yang maksimal jika digunakan dalam pengobatan
Edema paru serta obat ini juga tidak mempengaruhi tekanan darah sehingga aman jika
digunakan oleh pasien yang menderita Hypertantion Hearth Disease (HHD).
Penyakit Hypertantion Hearth Disease (HHD) adalah kelainan jantung yang
disebabkan oleh hiertensi. Pada umumnya bersifat asimptomatik. Pasien hanya
ditemukan memiliki tekana darah yang tinggi. seangkan edema paru adalah
akumulasi cairan pada jaringan intertisial paru yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara tekanan hidrostatik dan onkotik di dalam pembuluh darah
kapiler paru dengan jaringan sekitarnya. Edema paru dapat terjadi sebagai akibat dari
kelainan jantung serta organ lain di luar jantung.
Maka dari itu penatalaksanaan medikamentosa pada pasien tersebut diberikan
injeksi Furosemide karena pasien tersebut juga menderita anuria. Tujuan dari
pemberian obat golongan diuretik ini adalah dapat meningkatkan volume urin
sehingga meningkatkan pengeluaran air, natrium, dan ion-ion lain hal ini akan
menurunkan volume cairan di plasma, ektraseluler, tekanan pengisian ventrikel kiri
dan kana dan akhirnya akan menurukan kongesti pulmonal dan edema paru.
4. Dokumentasi
 Vital sign :
Tekanan Darah :180/110 mmHg
 Pemeriksaan Fisik :
Auskultasi paru terdengar bunyi wheezing, urine output <100cc/24 jam.
 Pemeriksaan Penunjang :
Angka leukosit 17.000, foto thorax terlihat gambar eema paru.
5. Referensi
1. Buku Kapita Selekta Universitas Indonesia
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (IPD) Jilid I Edisi VI
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22853/Chapter%20II.pdf;j
sessionid=7859FCABD70C122307A128364FFD8DC3?sequence=4

Dosen Pembimbing Refleksi

dr. Mahendra Priya Adi k

Anda mungkin juga menyukai