Dr. Nurfitriani, Sp.P INTRODUCTION Acute Respiratory Distress Syndrome” ( ARDS ) adalah sindrom yang ditandai oleh : - Hipoksemia berat - Infiltrat paru difus - Penurunan compliance paru ARDS meningkatkan angka kematian perawatan di ICU. Mortalitas meningkat bukan hanya paru tetapi beberapa organ (multiple organ dysfunction) sepsis atau multiple organ failure. Bakteremia infeksi abdominal dan paru. Terapi ARDS : 1. Konvensional 2. Penunjang (Supportif) 3. Percobaan (Experimenta ) 4. Kausatif TERAPI KONVENSIONAL ARDS keberhasilan terapi rendah.
Angka kematian 80% dengan biaya pengobatan cukup
tinggi, karena memerlukan perawatan intensif (ICU) Tujuan mengobati faktor pencetus ARDS baik secara langsung maupun tidak langsung. PENCETUS ARDS Langsung Tidak langsung Aspirasi isi lambung Sepsis bakterial Pneumonia Trauma diluar paru Inhalasi gas toksik Pancreatitis Kontusio paru Narkotik dan keracunan obat Tenggelam DIC, infeksi lainnya TERAPI SUPORTIF Tujuan : • Menanggulangi penyakit dasar (underlying disease). • Mempertahankan fungsi metabolisme fungsi respirasi, fungsi kardiovaskuler, fungsi gastrointestinal dan fungsi nutrisi. • Mengatasi komplikasi yang mungkin timbul karena ARDS. FUNGSI RESPIRASI VENTILASI MEKANIK • Pemberian oksigen ventilasi mekanik dikontrol dengan volume dan tekanan yang dikehendaki (Volume or pressure assist control ). • Pola nafas dibuat tidak menyerupai pola nafas fisiologis (inspirasi memanjang) watching air trapping • Keadaan membaik Intermitten Mandatory Volume (IMV) atau Pressure Support (PS). • Tekanan maksimal alveoli selama inspirasi < 35 cmH2O , Tidal volume < 8 ml/kgBB dengan toleransi SO2 85- 90 %.
• Pemberian Oksigen konsentrasi tinggi dalam waktu lama
keracunan oksigen.
• Toleransi konsentrasi pemberian oksigen pada ARDS belum
diketahui, namun para ahli sangat hati-hati bila memberikan FiO2 > 0,6 dalam waktu lama. PEDOMAN PENGGUNAAN VENTILATOR MEKANIK PADA ARDS Mekanik Tekanan inspicasi maksimal < 30 – 35 cm H2O Oksigenasi Fraksi oksigen (FiO2) < 0.60 dan PEEP memenuhi oksigenasi arterial PaO2 minimal mmHg dan SaO2 90% Nilai efek samping dan oksigen yang diberikan. PEEP yang tinggi dan tidal volume yang terlalu besar akan menurunkan curah jantung semenit meskipun oksigenasi yang dicapai cukup tinggi Ventilasi Tidak volume sekitar 5 – 9 ml/kg Awasi hiperkapnia, jika perlu batasi tekanan inspirasi dan ventilatory demand Permissive hypercapnia menyebabkan edema serebral dan menurunkan hemodinamik. PEEP (Positive End Ekspiratory Pressure) • Mencegah kolaps paru saat ekspirasi akhir dapat mengurangi Kapasitas Residu Fungsional ( KRF ) ~ PEEP meningkatkan KRF.
• Tekanan PEEP 5 –7 cmH2O, bila diinginkan tekanan yang
lebih besar diberikan secara bertahap, tidak boleh lebih dari 15 –20 cmH2O. Keuntungan PEEP • Meningkatkan ventilasi perfusi. • Mengurangi Shunting. • Kemungkinan toksik terhadap oksigen dapat dikurangi. • Meningkatkan compliance paru. • Overdistensi alveoli Aspek Lain Dalam Respiratory Support Yang Harus Diperhatikan • Mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi. • Memperhatikan endotrakheal tube dengan membersihkan sekret disekitarnya. • Memberi tekanan yang tidak terlalu tinggi di cuff endotracheal tube. • Mempertimbangkan trakeostomi pada pemakaian lama. FUNGSI KARDIOVASKULER • Fungsi jantung akan terpengaruh atau berubah underlying disease atau akibat tindakan (ventilasi mekanik ) • Pemantauan hemodinamik pemasangan kateter di arteri pulmonalis, transportasi oksigen SO2 > 90%. Hb 10-11gr/dl • Curah jantung dipertahankan pemberian cairan atau inotropik (dobutamine). • Terapi cairan pada ARDS masih kontoversial, belum ada kesepakatan para ahli menggunakan koloid atau kristaloid.
• Awal terjadinya ARDS Cairan sangat dibutuhkan, kondisi stabil
diuretik.
• Untuk ginjal dijaga produksi urin dan hindari obat-obat nefrotoksik.
• Bila dianggap perlu, dialisis dapat dilakukan untuk penanggulangan
cairan elektrolit. FUNGSI GASTROINTESTINAL DAN NUTRISI • Pemberian makanan secara oral sedini mungkin mencegah kekurangan gizi, mempertahankan fungsi mukosa gastrointestinal, mencegah perdarahan tukak lambung • Pemberian makanan yang berlebihan disfungsi hati • Pemberian lipid intravena dapat memperburuk pertukaran gas paru, memperberat hipoksemia, dan meningkatkan serum trigliserida mekanisme belum diketahui • Disarankan intake Karbohidrat dikurangi, protein 1,2 – 1,5/kg hari TERAPI PERCOBAAN (EKSPRERIMENTAL) HIGH FREQUENCY VENTILATION • HFV Memelihara fungsi pertukaran gas dengan frekuensi tinggi (bisa sampai 300x/menit) dengan tidal volume yang rendah agar cedera paru tidak terjadi. • Metode mengutamkan ekshalasi dan cuff endotrakheal tube sedikit dilonggarkan. • Penelitian HFV meningkatkan fungsi respirasi pada pasien ARDS. INHALASI NITRIC OXIDE ( NO ) • Vasodilator selektif pada daerah ventilasi paru Peningkatan oksigenasi arterial dengan mengurangi shunting. • Dosis NO 10 – 20 ppm, dosis responsif yang cukup signifikan menaikkan PaO2 0,1 ppm, untuk menurunkan tekanan arteri pulmonalis 1 ppm. • Dosis almitrine < 4 ug/kg/m konstriksi daerah paru yang hipoksik, sedangkan > 4 ug/kg/m konstriksi semua vaskuler paru. • Pemakaian NO dikombinasi dengan almitrine bismisilate efek sinergisme NO vasodilator daerah paru normal ( Vasodilator of ventilated lung area ). • Almitrine bismisilate vasokonstriktor selektif daerah paru yang sakit (a selective pulmonary vasoconstrictor of nonventilated lungs area ). • Pemberian dosis besar almitrine dalam jangka waktu lama Hipertensi pulmonal dan Neuritis perifer. • Penelitian hubungan antara inhalasi NO dengan peningkatan ratio PaO2/FiO2 serta penurunan tekanan a. pulmonalis tidak selalu berbanding lurus. • Tidak ada pengaruh terhadap masa hidup pasien ARDS bukan terapi standar. PRONE POSITION (POSISI TENGKURAP) • Bryan, 1974 prone position meningkatkan tekanan oksigen darah arteri dengan cara mengubah posisi pasien terlentang menjadi tengkurap. • Perubahan posisi memudahkan sekresi lendir, redistribusi perfusi ke daerah paru yang sehat, KRF meningkat, dan perubahan gerakan diafragma. • Gattinoni dkk perubahan densitas paru begitu cepat dari bagian dorsal ke ventral. • Interval waktu yang dibutuhkan dari posisi tengkurap terlentang 4–12 jam. • Oksigen dapat meningkat 70%. • Tiga fenomena yang terjadi setelah dilakukan perubahan posisi 1. Beberapa pasien kembali ke nilai oksigenasi awal (supine oxygenation ) 2. Beberapa pasien terjadi peningkatan oksigenasi, meski lebih rendah dari posisi tengkurap. 3. Beberapa pasien terjadi peningkatan lebih tinggi baik pada posisi tengkurap maupun pada awal posisi terlentang. • Ventilasi pada posisi tengkurap tidak lazim dilakukan dalam terapi ARDS, kecuali hanya sebagai lifesaving. TERAPI KAUSATIF 1. ANTIBIOTIK • Terapi kausatif yang paling sering digunakan • Respon lebih rendah bila sumber infeksi di paru organ lain • Ideal disesuaikan dengan hasil kultur, baik darah maupun sputum 2. KORTIKOSTEROID • Mengurangi inflamasi. • Menghambat komplement yang menyebabkan agregasi netrofil. • Menghambat TNF. • Data penelitian manfaat kortikosteroid pada ARDS belum banyak memberi hasil sehingga pemberian masih terbatas. 3. EXTRACORPOREAL MEMBRANE OXYGENATION (ECMO ) • Inhalasi oksigen konsentrasi tinggi dan bertekanan tinggi secara kontinu dengan ventilasi mekanik. • Cara ini belum banyak memberi hasil sehingga tidak rutin dipakai. 4. SURFACTANT • Memperbaiki stabilitas alveoli. • Derivat Xanthine (pentoxifiylline) menghambat fagositosis • Pelepasan radikal oksigen • Dapat memperbaiki pergerakan diafragma PROGNOSIS Prognosis ARDS buruk. Prognosis dikatakan buruk terdapat sindrome sepsis, hipoksemia berat , asidosis dan pada usia lanjut. Penderita meninggal penyakit dasarnya (underlying disease) atau komplikasi lanjut (sepsis) Multiple organ failure sehingga hemodinamik menjadi kolaps. ANGKA KEMATIAN PADA ARDS n Angka kematian (%) Asbaugh (1967) 12 66 Fowler (1985) 88 65 Montgomery (1985) 47 68 Gillepies (1986) Hanya edema paru 20 40 Paru+ gagal beberapa organ 60 81 KESIMPULAN 1. Penatalaksanaan ARDS belum memberi hasil yang optimal terapi yang diberikan umumnya bersifat penunjang ( supportif )
2. Terjadi multiple organ failure akibat underlying disease
3. Terapi mencegah/mengobati faktor pencetus, juga mengatasi
faktor-faktor yang timbul akibat ARDS 4. Terapi dalam ARDS dibagi menjadi terapi konvensional, terapi supportif, terapi eksperimental dan terapi kausatif
5. Kematian umumnya bukan karena faktor paru sepsis yang
menyebabkan multiple organ failure
6. Prognosis buruk dan kematian biasanya dalam 3 hari sejak