ARDS
dr. Adelin
“
CHARITAS HOSPITAL PALEMBANG
2022
Definisi (1)
◉ Suatu kondisi kegawat daruratan di bidang pulmonologi yang
terjadi karena adanya akumulasi cairan di alveoli yang
menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran gas sehingga
distribusi oksigen ke jaringan menjadi berkurang
◉ PaO2 didapat dari hasil AGD dengan memperhatikan berapa liter oksigen yang diberikan saat pengambilan spesimen AGD
◉ FiO2 FiO2 room air (21%) + FiO2 oksigen binasal (4%/L)
◉ Simple mask (8-10 L) FiO2 = 100%
4
Etiologi dan Faktor Risiko
• Faktor risiko: usia tua, jenis kelamin (terutama kasus trauma), riw merokok,
Riwayat alkoholik
Patogenesis dan Patofisiologi (1)
ARDS dibagi menjadi 3 fase:
1.Fase akut (hari 1-6) = tahap eksudatif
2.Fase sub akut (hari 7-14) = tahap proliferative
3.Fase kronis (setelah hari ke-14) = tahap resolusi
Fase akut (hari 1-6)
Patogenesis dan=Patofisiologi
tahap eksudatif
(1)
• Edema interstitial dan alveolar dengan akumulasi neutrophil, makrofag, dan
sel darah merah
• Kerusakan endotel dan epitel alveolus
• Membran hialin yang menebal di alveoli
Sehingga menyebabkan
hilangnya integritas barrier
alveolar-kapiler terjadi
transudasi cairan edema yang
kaya protein
Disfungsi selular dan kerusakan pada ARDS
menyebabkan:
◉Ketidaksesuaian antara ventilasi (V) dan perfusi
(Q)
◉Hipertensi pulmonal
◉Penurunan elastisitas paru (stiff lungs) dan
hiperinflasi alveoli yang tersisa
◉Gangguan proses perbaikan paru yang normal
fibrosis paru stadium lanjut
KRITERIA ARDS
10
Gambaran Klinis
Anamnesis
• Sesak nafas akut progressif
Pemeriksaan Fisik
• Takikardi
• Takipnea
• Kebutuhan FiO2 meningkat
• Tanda-tanda sepsis (hipotensi, akral dingin, sianosis perifer)
• Thorax: ronkhi basah bilateral
• Febris / hipotermia
*Tidak didapatkan gejala dan tanda gagal jantung
Foto thorax
◉ Opasifikasi bilateral
◉ Konsolidasi simetris /
asimetris
◉ Air bronchogram
Komplikasi
• Barotrauma akibat penggunaan PEEP atau CPAP yang tinggi
• Komplikasi sal nafas atas seperti edema laring dan stenosis
subglotis akibat ventilasi mekanik jangka panjang
• Risiko infeksi nosocomial (55%) : VAP, ISK, flebitis
• Gagal ginjal terutama bila etiologi sepsis
• Multisystem organ failure (MOF)
• Miopati yang berkaitan dengan blockade neuromuscular jangka
Panjang
• Tromboemboli vena, perdarahan sal cerna, anemia
Tatalaksana
Prinsip:
◉Mencegah lesi paru iatrogenic
◉Mengurangi cairan dalam paru
◉Mempertahankan oksigenasi
jaringan
Terapi umum
◉ Atasi penyakit yang mendasarinya
◉ Sedasi kombinasi opiate-benzodiazepine dosis
minimal yang memberikan efek sedasi adekuat
◉ Memperbaiki hemodinamik utk meningkatkan
oksigenasi cairan, vasodilator/konstriktor,
inotropic, diuretic
◉ Restriksi cairan yang cukup, namun tidak
berlebihan (sampai dehidrasi)
Terapi ventilasi (1)
◉ Ventilasi mekanik dengan intubasi endotrakeal dengan rasio
I:E terbalik disertai PEEP untuk mengembalikan cairan
yang tertimbun di alveoli memperbaiki ventilasi dan perfusi
(V/Q)
◉ Ventilasi non invasive (CPAP, BIPAP, PPV) dapat
dipertimbangkan sesuai tingkat keparahan, namun tidak
direkomendasikan bagi pasien dengan penurunan kesadaran
atau WOB meningkat
◉ Prone posisiton untuk memperbaiki V/Q
Terapi ventilasi (2)
Mode ventilator:
◉Pressure control
◉Volume Tidal (VT) rendah: 6 ml/kg
◉P inspirasi < 35 cmH2o
◉Plateau Inspiratory Pressure < 30 cmH2o
◉PEEP tinggi: 8-14 cm H2O
The American-European Consensus Conference
on ARDS adalah sebagai berikut :
◉ Anti-endotoxin immunotherapy
○ Meskipun ada bermacam-macam pendekatan potensial
terhadap antagonis endotoksin, hanya antibodi
monoklonal yang telah diterima secara luas.
○ Berbagai uji klinik yang menggunakan monoklonal ini
memperlihatkan sedikit atau tidak ada keuntungan
bagi pasien dengan sindroma sepsis
19
Kortikosteroid
◉ tidak digunakan sepenuhnya dalam penatalaksanaan sepsis dan
ARDS karena kortikosteroid tidak terbukti dapat menurunkan
angka mortalitas dan insiden terjadinya ARDS.
◉ mungkin berguna pada varian ARDS seperti sindrom emboli lemak
dan pneumocystic carinii pneumonia profilaksis atau terapi.
◉ metil prednisolon 1-2 gr/hari selama 24-48 jam atau 30 mg/BB iv
tiap 6 jam
◉ Syok septic --> kortikosteroid intra vena infus kontinyu dengan
hidrocortison 200-300 mg / hari dibagi dalam 3 atau 4 kali
pemberian, selama 7 hari
20
Mediator lipid (Prostaglandin E1 dan E2)
21
Antioksidan
◉ Terapi untuk meningkatkan pertahanan pulmoner
terhadap oksidan dapat dilakukan dengan 3 cara antara
lain dengan
○ meningkatkan simpanan enzim anti oksidan,
○ peningkatan simpanan glutathione (N-
acetylcistein, glutathione)
○ penambahan vitamin E.
◉ vitamin E 400 IU peroral, vitamin C 1 gr iv/8 jam, N-
asetil sistein 6 gr oral/6 jam dan Selenium 50 mcg iv/6
jam
22
Surfactant replacement therapy
23
General Supportif Care
1. ARDS Definition Task Force. Acute Respiratory Distress Syndrome, The Berlin Definition.
JAMA. 2012;307(23).
2. Matthay MA, Zemans RL. The Acute Respiratory Distress Syndrome: Pathogenesis and
Treatment. Annu Rev Pathol. 2011;6:147-63.
3. Pierrakos C, Karanikolas M, Scoletta S, Karamouzos V, Velissaris D. Acute Respiratory Distress
Syndrome: Pathophysiology and Theurapeutic Options. J Clin Med Res. 2011;4(1):7-16.
4. Koh Y. Update in Acute Respiratory Distress Syndrome. Journal of Intensive Care. 2014;2:2.
5. Amin Z. Acute Respiratory Distress Syndrome. In: Dahlan Z, Amin Z, Soeroto AY, editors.
Tatalaksana Penyakit Respirasi dan Kritis Paru. Bandung: PERPARI (Perhimpunan Respirologi
Indonesia); 2013.
6. Bruce D. Levy, Augustine M. K. Choi. Acute Respiratory Distress Syndrome. In: Kasper, Fauci,
Longo, Hauser, Jameson, Loscalzo, editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine 19ed.
New York: Mc-Graw Hill; 2015.