dr. Feliani
“
CHARITAS HOSPITAL PALEMBANG
2022
Identitas Pasien
◉ Nama : Ny. H
◉ Umur : 63 tahun
◉ Alamat : OKI
◉ MRS : 22 Mei 2022 / pukul 11.50 WIB
Anamnesis
◉ Nyeri perut hilang timbul sejak 4 hari SMRS, mual (-), muntah (-), BAB cair (+)
warna hijau kehitaman. Berobat ke bidan, disuntik obat, nyeri agak berkurang.
◉ 1 hari SMRS, nyeri perut dirasakan semakin hebat, mual (+), muntah (+) tiap makan
dan minum, perut kembung, kentut dan BAB tidak ada, keringat dingin (+). BAK
tidak ada keluhan
◉ R/ demam (-) , sakit seperti ini sebelumnya (-)
◉ R/ DM (-), HT (-)
◉ R/ operasi (-), trauma (-)
Pemeriksaan Fisik
Kesan: mengarah ke
cardiomegali + efusi pleura
kanan
Foto Abdomen 3 Posisi
◉ Diagnosis Kerja
Ileus obstruktif dengan peritonitis + syok hipovolemia + efusi pleura dextra
◉ Diagnosis Banding
Ileus Paralitik
Tata Laksana
◉ Pasang double IV line dengan kaliber besar IVFD RL 1000 cc, observasi vital sign
dan tanda-tanda overload cairan
◉ Pasang NGT alir, pasien dipuasakan
◉ Pasang kateter urine
◉ Lapor DPJP rencana laparotomi cito
◉ Antibiotik
◉ Analgetik
Pemantauan hari ke-1
S: post laparotomi
O: Kesadaran E3M5V2 , TD 95/50 , HR 122, RR 20, SpO2 90%, T 36.7C
Abdomen : luka operasi tertutup kassa perban, rembesan (-), terpasang drain sebelah kanan
produksi kemerahan, BU (-)
Extremitas : akral dingin, nadi filiformis
A: Post laparotomi ai perforasi duodenum + syok hipovolemia + efusi pleura dextra
P:
- Pasang O2 NRM 10 lpm SpO2 100%
- Loading cairan 200 cc TD 121/79
- Observasi vital sign
Pemantauan hari ke-2
S: Pasien masih puasa, nyeri operasi berkurang
O: Kesadaran CM , TD 108/68 , HR 120, RR 20, SpO2 98%, T 36.8C
Abdomen : luka operasi tertutup kassa perban, rembesan (-), terpasang drain sebelah kanan produksi
kemerahan sekitar 100 cc, BU (-)
Extremitas : akral hangat, nadi teraba kuat
Urine output : 200 cc/3jam
A: Post laparotomi ai perforasi duodenum + syok hipovolemia (perbaikan) + efusi pleura dextra
P:
- Terapi sesuai DPJP
Analisa Kasus
◉ Ileus obstruksi lumen usus tersumbat akumulasi cairan dan gas distensi
dinding usus tekanan intralumen meningkat penurunan tekanan kapiler vena
dan arteriola edema, kongesti, nekrosis perforasi peritonitis respon
mediator inflamasi nyeri
◉ Distensi dinding usus isi usus mengalir balik ke lambung distensi lambung
tekanan intratorakal meningkat memaksa sphincter esofagus membuka muntah
◉ Etiologi
○ Adhesi (post operasi, inflamasi)
○ Hernia (strangulata, inkarserata)
○ Tumor / Neoplasma
○ Volvulus
○ Intususepsi / invaginasi
◉ Obstruksi terjadi banyak di usus halus (80%), sedang kolon hanya (20%) • Obstruksi kolon
lebih banyak disebabkan oleh keganasan, sedang usus halus oleh adhesi dan hernia inkarserata.
Analisa Kasus
◉ Gejala Klinis
○ Nyeri abdomen : mula-mula kolik sesuai dengan peristaltik. Bila strangulasi,
nyeri terus menerus
○ Distensi abdomen : Tergantung letak obstruksi
○ Muntah-muntah
○ Konstipasi (tidak bisa flatus dan bab)
◉ Tatalaksana
○ Terapi cairan secara agresif, monitoring urine output
○ Puasa
○ Pemasangan pipa nasogastrik untuk dekompresi
○ Antibiotik untuk profilaksis
○ Tindakan operatif/ non operatif
Analisa Kasus