Anda di halaman 1dari 39

PORTOFOLIO

REFRESHING ILMU BEDAH

OLEH : SEPTI ALI SADYAN NUGRAHA PUTRA

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP RSUD KRT SETJONEGORO


IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 51 tahun
Alamat : Watumalang
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Masuk RS : 26 Januari 2022
ANAMNESIS
•Keluhan Utama :
Nyeri perut kiri bawah

•Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kiri bawah yang dirasakan terus
menerus,terasa melilit dan agak kembung sejak 5 hari SMRS, disertai sulit BAB dan
sulit kentut 4 hari SMRS,BAB terakhir 4 hari yang lalu seperti kotoran kambing.
pasien juga mengeluh mual (+) dan muntah (+),muntah sebanyak 4x dirumah dan
2x di IGD, demam (-), penderita menjadi sulit makan, namun masih dapat minum
air sedikit.
ANAMNESIS
•Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan serupa 2 tahun lalu, sempat dioperasi 1x ,Kembali dengan keluhan yang
sama 3x ini dengan diagnosa ASBO ( Adhesif Small Bowel Obstruction)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluhan serupa, hipertensi, DM, maupun jantung disangkal pasien.
•Riwayat Alergi :
Alergi makanan, cuaca maupun obat-obatan disangkal pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital
Tekanan Darah : 105/72 mmHg
Suhu : 36,10C
Nadi : 82 x/menit, reguler, isi cukup, kuat
angkat
Pernapasan : 21 x/menit, reguler
 
STATUS GENERALIS
•Kepala : Normochepal, rambut hitam lurus, tidak mudah rontok
•Mata : Pupil bulat diameter 3mm/3mm, isokor, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
•Hidung: Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)
•Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-)
•Mulut : Mukosa basah (+), sianosis (-)
•Leher : Kelenjar tiroid tidak teraba membesar. KGB tidak membesar.
STATUS GENERALIS
• Thoraks
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris (+/+), retraksi (-/-)
Palpasi : Simetris (+/+) tidak ada pergerakan dinding dada yang tertinggal, vokal fremitus dextra
dan sinistra simetris.
Perkusi : Sonor di dinding dada kanan dan dinding dada kiri
Auskultasi : Vesikuler kiri = kanan, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
 
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
 

• Ekstremitas
Atas : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)
 
STATUS LOKALIS REGIO
ABDOMEN
•Inspeksi : tampak datar, tampak bekas sikatrik /bekas
operasi, tampak gambaran darm countour pada perut kiri
bawah
•Palpasi : defans muskular (+), massa (-), turgor kulit
< 2 detik (normal)
•Perkusi : hipertimpani di seluruh kuadran abdomen.
•Auskultasi : bising usus (+) meningkat, borborigmi (-),
matalic sound (-)
Rectal Toucher
Tonus Spincter Ani (TSA) kuat (+), mukosa
licin, ampula recti tidak kolaps,
ST: Feses (+) darah (-) lendir (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Hb 17,3 g/dl 13,2-17,3


Hematokrit 52 % 40-52
Leukosit H 25,9 /uL 3,8-10,6
Trombosit 349 /uL 150-400
Ureum 36,1 Mg/dl 10-50
Kreatinin 0,90 Mg/dl 0,60-1,10
SGOT 31,4 U/L 0-50
SGPT 28,0 U/L 0-50
Natrium 130 L Mmol/L 136-145
Kalium 3,6 mEq/L 3,5-5
FOTO POLOS ABDOMEN 2 POSISI
FOTO POLOS ABDOMEN 2 POSISI
PENATALAKSANAAN
• IGD : (Lapor dr. Suyitno Sp.B)
Infus RL 20 tpm
Inj.Ceftriaxone 2 x 1 g
Inj.Ondansetron 3 x 4 mg k/p
Inj.Ketorolac 3x30 mg
Inj.Omeprazole 2x1 ampul
Pasang NGT
Pasang kateter urin
DIAGNOSIS

Ileus Obstruktif
TINJAUAN PUSTAKA
ILEUS OBSTRUKTIF
• Definisi
Gangguan pasase usus akibat adanya sumbatan/hambatan
lumen usus akibat perlengketan atau massa tumor.
Adanya sumbatan ini akan menyebabkan peristaltic usus
meningkat sebagai usaha untuk mengatasi hambatan.
DEFINISI
Ileus adalah gangguan atau hilangnya pasase isi usus yang menandakan adanya
obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan atau tindakan.

Terdapat 2 jenis ileus :

• Hilangnya peristaltik usus untuk


sementara waktu karena toksin atau
lleus paralitik trauma yang mempengaruhi kontrol
otonom pergerakan usus

• Kerusakan atau hilangnya pasase isi


usus yang disebabkan oleh sumbatan
Ileus obstruktif mekanik
KLASIFIKASI
• LETAK SUMBATAN
 Ileus letak tinggi : sumbatan diproximal ligamentum Treitz (flexura
duodenojejunalis ) dominan vomiting
 Ileus letak rendah : sumbatan didistal ligamentum Treitz  dominan distensi
abdomen

• DERAJAT OBSTRUKSI
 Obstruksi total : gejala lebih berat , tidak bisa flatus dan BAB sama sekali
 Obstruksi Parsial : Gejala lebih ringan , masih bisa flatus dan BAB

• Open VS Closed-Loop
 Open ended obstruction : Resiko strangulasi lebih rendah
 Closed Loop obstruction : Resiko strangulasi lebih tinggi (missal pada hernia
inkarserata, volvulus )
ETIOLOGI
•Blokade intralumen/ luminal (obturasi) ex:
fekalit, benda asing atau batu empedu
•Intramural/lesi intrinsik dari dinding usus, ex:
malignansi atau inflamasi
•Kompresi lumen/ekstra lumen/konstriksi
akibat lesi ekstrinsik dari intestinal, ex: adhesi,
hernia, volvulus dan intususepsi.
GEJALA DAN TANDA
DIAGNOSIS
• Anamnesis
Nyeri perut hebat
Anoreksia, nausea dan vomitus. Pada ileus obstruktif tinggi, muntah lebih sering terjadi.
Tidak dapat flatus dan defekasi
Adanya riwayat laparotomy sebelumnya -> obstruksi akibat adhesi pasca laparotomy
Adanya riwayat gangguan pola defekasi, BAB campur darah/lendir, penurunan BB, anemia ->
obstruksi akibat neoplasma
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
•Distensi Perut, kontur usus (darm kontur) dan gerak peristaltic usus (darm steifung)
•Benjolan pada regio inguinal, femoral dan skrotum suatu hernia
•Pada Intussusepsi massa berbentuk sosis.
•Adanya adhesi ada bekas luka operasi sebelumnya.
•Terdapat tanda-tanda dehidrasikehilangan turgor kulit maupun mulut terlihat kering.
DIAGNOSIS
2. Palpasi dan perkusi

Pada palpasi didapatkan distensi abdomen dan perkusi tympani yang menandakan
adanya obstruksi. Palpasi bertujuan mencari adanya tanda iritasi peritoneum apapun
atau nyeri tekan, yang mencakup ‘defance musculair’ involunter atau rebound dan
pembengkakan atau massa yang abnormal.
DIAGNOSIS
3. Auskultasi
•Pada auskultasi terdengar suara gemerincing logam bernada tinggi (metalic
sound).
•Tetapi setelah beberapa hari dalam perjalanan penyakit dan usus bagian atas
telah berdilatasi  aktivitas peristaltik telah menurun sehingga pada fase
lanjut bising usus dan peristaltik melemah sampai hilang.
DIAGNOSIS
4.Rectal Toucher
•Teraba massa (pada colok dubur teraba massa di rektum atau terdapat
darah dan lendir) invaginasi atau hernia.
•Adanya darah pada colok dubur  strangulasi atau neoplasma.
•Volvulus  teraba massa yang nyeri dan bertambah besar. Feses yang
mengeras skibala, bila feses negatif maka obstruksi usus diduga letaknya
lebih tinggi.
•Ampula rekti yang kolaps  dicurigai adanya obstruksi. Palpasi juga
bertujuan untuk mencari jika terdapat tanda-tanda iritasi peritonium atau
nyeri tekan yaitu adanya “defance muskular”.
DIAGNOSIS
5.Pemeriksaan Laboratorium
•Pada tahap awal, ditemukan hasil laboratorium yang normal.
•Selanjutnya ditemukan adanya hemokonsentrasi, leukositosis dan nilai elektrolit
yang abnormal.
•Leukositosis menunjukkan adanya iskemik atau strangulasi
•Analisa gas darah mungkin terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah
berat, dan metabolik asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis.
6.Pemeriksaan Radiologi

Gambaran radiologi abdomen normal


Pada kasus abdomen akut diperlukan pemeriksaan 3 posisi, yaitu :
•Pada posisi terlentang (supine): sinar dari arah vertical, dengan proyeksi
antero-posterior (AP)
•Posisi duduk atau setengah duduk atau berdiri (erect), bila memungkinkan,
dengan sinar horizontal proyeksi AP
•Posisi tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus), dengan arah horizontal,
proyeksi AP.
Untuk radiologi ileus perlu diperhatikan beberapa hal :

•Posisi terlentang (supine). Gambaran  pelebaran usus di proksimal daerah


obstruksi, penebalan dinding usus, gambaran seperti duri ikan (Herring Bone
Appearance)  pengumpulan gas dalam lumen usus yang melebar.
•Posisi setengah duduk atau berdiri. Gambaran radiologis  adanya air fluid level
dan step ladder appearance.
•Posisi LLD, untuk melihat air fluid level dan kemungkinan perforasi usus
gambaran yang diperoleh adalah adanya udara bebas infra diafragma. Bila air fluid
level pendek berarti ada ileus letak tinggi, sedangkan jika panjang-panjang
kemungkinan gangguan di kolon.
Ileus letak tinggi
•Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan paling distal di
iliocecal junction) & kolaps usus dibagian distal sumbatan.
•Gambaran herring bone appearance
•Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek  Step ladder
appearance karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang
mengalami distensi.
• Terdapat dilatasi usus
• Terdapat gambaran ladder like patern
• Air fluid level tidak terlihat karena posisi pasien
supine
• Terdapat gambaran hearing bone.
Gambar. Tampak adanya Gambar. Step ladder patern
Herring bone Appearance
Gambaran udara-cairan dalam usus halus Gambaran Udara bebas di bawah
pada ileus obstruktif. Posisi pasien kedua diafragma pada perforasi.
setengah duduk. Posisi pasien Erect
• Gambaran udara bebas antara
hepar dengan dinding abdomen
pada perforasi.
• Posisi LLD.
Ileus obstruktif letak rendah
•Dilatasi usus di proksimal sumbatan
(sumbatan di kolon) & kolaps usus di
bagian distal sumbatan.
•Gambaran herring bone appearance
•Air fluid level yang panjang-panjang di
kolon.
Coil spring appearance
gambaran karakteristik invaginasi atau
intususepsi usus. Dengan bantuan
barium sulfat (barium enema dapat
dilakukan percobaan reduksi sebelum
dilakukan tindakan pembedahan pada
anak.
PRINSIP TATALAKSANA
………..Terima Kasih…………

Anda mungkin juga menyukai