Anda di halaman 1dari 35

PORTOFOLIO

HYDRONEFROSIS DEXTRA
OLEH;
dr. Muhammad Angga Ghiyatama

PEMBIMBING
dr. Ade Erna Yusniar Nasution, Sp.PD

RSUD SUMEDANG
TAHUN 2021
KASUS
• IDENTITAS PASIEN
– NAMA : Ny. W
– USIA : 47th
– PEKERJAAN : IRT
– STATUS PERNIKAHAN : Kawin
– ALAMAT : Ciherang 2/4
– NO RM : 820244-20
– TANGGAL PEMERIKSAAN : 14 Juli 2021
Anamnesis
• Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Sumedang dengan keluhan nyeri perut
kanan bawah sejak smrs. Nyeri dirasakan hilang timbul namun akhir-akhir ini terasa
semakit nyeri seperti ditusuk-tusuk dan terasa semakin nyeri ketika batuk. Pasien
mengaku sering sakit seperti ini sebelumnya sejak 1 tahun yang lalu dan pernah
berobat serta diberitahu oleh dokter bahwa dirinya mengalami pembesaran pada
ginjal dan ada batu. Keluhan disertai dengan perut kanan bawah terlihat membesar.
• Pasien menyangkal keluhannya disertai dengan demam, nyeri saat bak, bak berdarah,
dan menjadi lebih sering. Pasien menyangkal bahwa dirinya sering merasa gatal pada
badan, badan terlihat kuning terutama pada mata atau kuku. Pasien menyangkal
bahwa dirinya sering terlambat haid dan sering nyeri saat haid sampai mengganggu
aktivitasnya.
• Pasien mengatakan bahwa dirinya jarang minum, sering berkeringat dan juga sering
berdiri lama, sebelumnya pasien juga mengatakan bahwa dirinya sering menahan bak.
• Riwayat penyakit darah tinggi disangkal, riwayat kencing manis disangkal, asam urat
disangkal.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : Tampak sakit ringan
• Kesadaran : Komposmentis
• Vital sign :
– TD : 110/80 mmHg
– N : 84x/menit
– RR : 20x/menit
– Suhu : 36,5 0C
Lanjutan
• Kulit : warna sawo matang (+), ikterik (-)
• Kepala : mesocephal
• Mata : sekret (-), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
• Hidung : discharge (-), epistaksis (-)
• Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), sariawan (-)
• Telinga : bentuk N, sekret (-), gangguan pendengaran (-)
• Tenggorokan : nyeri telan (-), hiperemis (-)
• Leher : simetris, pembesaran kelenjar (-), deviasi trakea (-),
JVP meningkat (-)
Pemeriksaan Thoraks (Anterior)
Inspeksi
– Bentuk umum: simetris
– Pergerakan : simetris
– Kulit : cyanosis(-)
– Iktus cordis : tidak tampak
– Retraksi otot pernapasan (-)
Palpasi
– Sela iga : tidak melebar
– Vocal fremitus: +/+
Perkusi
– Paru-paru Sonor
Auskultasi
Paru-paru
– Suara pernapasan : VBS ka = ki
– Suara tambahan : rhonchi -/-, wheezing -/-
Thorax Posterior
Inspeksi
– Bentuk: simetris
Palpasi
– Vocal fremitus : +/+
Perkusi
Paru-paru
– Sonor
Auskultasi
Paru-paru
– Suara pernapasan : VBS ka=ki
– Suara tambahan : rhonchi -/-, wheezing -/-
Pemeriksaan Jantung (Cor)
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS VI, 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra, kuat angkat (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-), pulsus
epigastrium (-)
• Perkusi : Redup (+)
• Batas atas jantung : ICS II linea parasternal sinistra
• Pinggang jantung : ICS III linea parasternal sinistra
• Kanan jantung : ICS V linea parasternalis dextra
• Kiri bawah : ICS VI 2 cm medial linea midclavicularis sinistra
Auskultasi:
S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :datar, striae (-), hiperpigmentasi(-), terdapat benjolan
pada perut kanan bawah (+)
• Auskultasi : Bising Usus(+) N
• Perkusi : Pekak alih (-), undulasi (-), timpani
– Hepar : tidak membesar
– Lien : tidak teraba pembesaran spleen
• Nyeri ketok ginjal (+)
• Palpasi :
– Supel, Nyeri tekan abdomen (+) regio hipokondria dextra,
Ballotement (+), teraba pembeseran ginjal
Ekstrimitas
• ATAS
– Akral hangat, cyanosis (-), CRT < 2 detik, edema
-/-, clubbing finger (-)
• BAWAH
– Akral hangat, cyanosis (-), CRT < 2 detik, edema
-/-, clubbing finger (-)
Pemeriksaan penunjang
• USG; ureterolithiasis (2020)
Diagnosis
• Hydronefrosis Dextra ec ureterolithiasis
Tatalaksana
• Levofloksasin 1x500mg
• Bignat 3x1
• Paracetamol 3x1
• Renax 2x1
Hydronefrosis
GINJAL
• Organ berbentuk seperti kacang
merah, berwarna merah kecoklatan
• Ginjal terletak di retroperitoneum
(posterior dari dinding abdomen)

Ukuran Ginjal Dewasa


• P: 10–12 cm (4–5 in.)
• L: 5–7 cm
• T : 3 cm
• Berat : 135–150 gr
• Ginjal berada di dinding
posterior abdomen
setinggi T12-L3
• Ginjal kanan terletak
lebih rendah 2,5cm dari
ginjal kiri
DEFINISI
• Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan calyx
ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat
adanya obstruksi pada aliran normal urin
menyebabkan urin mengalir balik
sehinggatekanan diginjal meningkat.
EPIDEMIOLOGI
• Pada usia 20-60 tahun frekuensi hydronefrosis
lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria.
• Pada usia >60 tahun hydronefrosis lebih sering
terjadi pada pria dibandingkan wanita
ETIOLOGI
• Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya
sumbatan pada sambungan ureteropelvik
(sambungan antara ureter dan pelvis renalis):
– Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter
ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi
• Penekanan pada ureter oleh:
– jaringan fibrosa
– arteri atau vena yang letaknya abnormal
– tumor.
• Hidronefrosis juga bisa terjadi akibat adanya
penyumbatan dibawah sambungan
ureteropelvik atau karena arus balik air kemih
dari kandung kemih
• Kadang hidronefrosis terjadi selama kehamilan
karena pembesaran rahim menekan ureter.
Klasifikasi
1. Pemeriksaan IVU :
• Grade I : Gambaran dilatasi minimal. Sifat forniks kaliks
sedikit blunting (blunting)
• Grade II : Forniks dan kaliks terdapat blunting yang
lebih jelas dan pembesaran kaliks, meskipun flat
mudah terlihat (flattening).
• Grade III : Kaliks membulat dengan obliterasi dar
papilla (clubbing).
• Grade IV : Terjadi balloning kaliks yang ekstrim
(balloning).
2. Pemeriksaan USG :
• Mild / minimal
Terlihat sebagai suatu pemisahan ringan di bagian sentral dari eko
pelvikokalises (halo sign)
• Moderate
Kalises dan pyelum tampak melebar, berupa struktur berisi cairan.
• Severe
Sistem kalises di bagian tengah akan tampak sebagai suatu zona
echofree yang lobulated dan lama kelamaan pelvis akan terlihat
sebaai suatu zona besar berisi cairan, bahkan kadang – kadang
pyelum dan kalises sukar diidentifikasi.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
1. Anamnesis mengenai penyebab
– Gejala Klinik .
• Benda asing (batu) di ureter proksimal:
– Penjalaran rasa sakit
• Kostovetebra – pinggang– epigastrium
• Sepanjang ureter
• Melalui syaraf genito cruralis : rasa sakit sampai di testis /ovarium,
uretra.
• Vesicosensory reflex melalui n. ilio inguinalis ; hiperestesi di paha
bagian medial atas
• Melalui ganglion coeliacus ke T 10 – L 1 ke medulla oblongata 
nausea, vomitus, diare, mules, nyeri epigastrium (DD gastritis)
• Benda asing (batu) di ureter 1/3 tengah:
– Sakit disudut kostovertebra.
• Benda asing (batu) di 1/3 distal:
– Rasa sakit di : - Inguinal
– Supra pubic
– Gejala-gejala sistitis
– Sakit di skrotum
– Sakit di sudut kostovertebra
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG
• Urografi Intra Vena (UIV) juga dapat
memberikan informasi yang baik tentang
anatomi dan fungsi. Dilatasi pada
pelvicocalices system dan ureter menunjukkan
adanya hidronefrosis dan hidroureter
• Pemeriksaan pielografi retrograd atau
pielografi antergrad
TATALAKSANA
• Medikamentosa (Konservatif)
– Simptomatik
• NSAID (agar nyeri, khususnya kolik yang terjadi menghilang)
• Diuretik (digunakan untuk mencegah terbentuknya batu ginjal
berulang dan agar batu ginjal yang berukuran kecil dapat keluar
melalui urine)
• Natrium bikarbonat (untuk mencegah natu ginjal berkembang
semakin parah, serta digunakan pada penyakit ginjal kronis
untuk mengurangi efek asidosis kronis, menurunkan cedera
tubular ginjal, dan memperlambat penurunan fungsi ginjal)
Tujuan: usaha untuk mengeluarkan atau melarutkan batu, menghentikan
nyeri kolik
Indikasi Pengeluaran
Batu

Obstruksi saluran kemih


Infeksi
Nyeri menetap atau nyeri berulang-ulang
Batu yang agaknya menyebabkan infeksi atau
obstruksi
Batu metabolik yang tumbuh cepat
ESWL (Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy)
• Penggunaan shock wave untuk memecah batu menjadi
fragmen kecil melalui alat
• Batu terletak di ureter, pelvic, calyx
• Ukuran batu sampai 20 mm
PEMBEDAHAN
• Jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang kejut,
atau non bedah.
• Batu kaliks  hidrokaliks  nefrolitotomi
• Batu pelvis  infeksi, hidronefrosis, nyeri hebat, batu
tanduk rusa  utk pielum sederhana (pielolitotomi),
bentuk tanduk rusa (pielolitotomi diperluas)
• Batu ureter 0,4 cm 1/3 proximal ureter  keluar
spontan (80%), bila 1/3 distal (90%)
• Batu diatas ukuran 3 cm  sistolitotomi melalui
sayatan Pfannenstiel
• Komplikasi: striktur uretra
KOMPLIKASI
• Pionefrosis
• Gagal ginjal
PROGNOSIS
Perbaikan struktur akan baik jika pada ginjal
yang masih normal hanya terjadi kerusakan yang
berlangsung lambat. Jika ginjal yang normal telah
mengalami hipertrofi compensata, perbaikan
struktur organ yang mengalami obstruksi dan
hidronefrosis akan kurang efisien
50% pasien tanpa modifikasi/ intervensi untuk
mencegah pembentukan batu kembali
mengalami kekambuhan dalam 10 tahun.
Daftar Pustaka
• Purnomo, Basuki. 2009. Dasar-dasar Urologi. Edisi 2. Jakarta: CV.Sagung Seto. hlm
57-68.
• Sjamsuhidajat R., Wim de Jong (eds). Buku ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC, 1997;
995-7.
• Matlaga, BR. 2013. How Do We Manage Infected, Obstructed Hydronephrosis.
Journal European Urology. 64:93–96
• https://www.wikidoc.org/index.php/
Hydronephrosis_epidemiology_and_demographics
• Smith & Tanagho’s general urology eighteenth edition
• https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4939717/
•  Dobre M, Rahman M, Hostetter TH. Current status of bicarbonate in CKD. JASN.
2015;26(3):515-523. https://doi.org/10.1681/ASN.2014020205
• Witham MD, Band MM, Littleford RC, Avenell A, Soiza RL, McMurdo MET, et al.
Does oral sodium bicarbonate therapy improve function and quality of life in older
patients with chronic kidney disease and low-grade acidosis (the BiCARB trial)?
Study protocol for a randomized controlled trial. Trials. 2015;16:326. doi:
10.1186/s13063-015-0843-6
•  Sonmez MG, Goger YE, Ecer G, Atici A, Ozken MS, Ozturk A. Effects of urine
alkalinization with sodium bicarbonate orally on lower urinary tract symptoms in
female patients: a pilot study. Internation Urogynecology Journal.
2018;29(7):1029-1033.

Anda mungkin juga menyukai