Identitas Pasien No. RM : diketahui Nama : TN. S Umur : 77 Tahun Jenis kelamin : Laki-Laki Alamat : Gondang legi Tanggal periksa : 17 Januari 2015 Anamnesis Keluhan Utama: Tidak bias Buang air kecil RPS : Pasien datang dengan keluhan tidak bias buang air kecil sejak 2 hari SMRS. Keluhan tersebut muncul setelah pasien lepas katether 2 hari SMRS. Pasien merasa perutnya penuh. Demam (-), Pusing(-), nyeri perut (-), mual (-), Muntah (-) RPD : Pasien pernah datang ke rumah sakit dengan keluhan yang sama 1 minggu yang lalu (-), Hipertensi (-), Diabetes mellitus (-) ROP: pasien pernah dioperasi TURP 5 hari SMRS RPK: Tidak ada keluarga pasien yang menderita keluhan yang serupa dengan pasien. Penyakit darah tinggi, jantung, diabetes melitus di keluarga di sangkal. Pemeriksaan Fisik KU : Compos mentis, E4V5M6 Tanda Vital : ◦ TD : 130/90 mmhg ◦ N : 76x/m ◦ RR : 18x/m ◦ S : afebris ◦ Kepala : Bentuk : Normocephali, simetris Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata Mata : Pupil bulat isokor, Conjunctiva Anemis (-/-), Sclera Icterik (-/-) Hidung : Deviasi septum (-), hiperemis mukosa (-), hipertrofi concha (-), sekret(-), pernapasan cuping hidung (-) Telinga : Normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tekan mastoid (-) Mulut dan Bibir : Bibir tidak pucat, tidak kering, tidak cyanosis; gusi merah muda, perdarahan (-); caries dentis (+); lidah bersih, papil atrofi(-), deviasi(-); mukosa bucal merah muda serta tidak ada perdarahan. ◦ Tenggorokan : Uvula di tengah, faring tidak hiperemis. ◦ Leher : Perbesaran KGB cervicalis (-), perbesaran kelenjar thyroid (-). ◦ Thorax: Paru-Paru: Inspeksi : Bentuk normal, simetris kedua thorax pada keadaan statis dan dinamis, spider nevi (-), retraksi sela iga (-) Palpasi :Vocal Fremitus kanan dan kiri simetris, tidak ada nyeri tekan. Perkusi : Sonor pada kedua hemithoraks Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/- ◦ Jantung: Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat. Palpasi : Ictus cordis tidak teraba. Auskultasi : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-). ◦ Abdomen Inspeksi : Datar, simetris, pelebaran vena (-), distensi abdomen (-), tidak terlihat benjolan, warna kulit sama dengan warna kulit sekitar. Auskultasi : Bising usus (+) Palpasi : Hepatosplenomegali (-), turgor kulit baik Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-) Ekstremitas atas dan bawah: Kedua ekstremitas tidak oedem dan akral teraba hangat, nadi kuat dan regular Pemeriksaan penunjang Laboratorium AL: 5,97 x103uL AT: 146 x103uL
AE: 4,16 x106uL GDS: 115 mg/dL
Hb: 11,4 g/dL Ureum: 21 mg/dL
Ht: 32,2 % Creatinin: 1,2 mg/dL
MCV: 77,4 fL SGOT: 10 U/L
MCH: 27,4 pg SGPT: 14 U/L
MCHC: 35,4 g/dL HBs Ag: (-)
Radiologi Cystografi Foto polos Cystografi proyeksi Antero Posterior (AP) Cystografi proyeksi Oblique (LPO) intepretasi Pada foto polos tak tampak opasitas pada proyeksi cavum pelvis Sistema tulang Intak Dimasukkan bahan kontras non ionic dengan pengenceran 1:4 melalui dower catheter sampai full blast Dilakukan ekspose AP dan Oplique vew, tampak bahan kontras mengisi VU dengan dinding VU relative irregular, tampak gambaran additional defect di dinding posterolaterodekstra dengan lebar leher ±25mm Tak tampak gambaran indentasi dinding VU aspek posterior KESAN Menyokong gambaran divertikel buli di dinding posterolaterodekstra DIAGNOSIS Divertikel Buli Tinjauan pustaka ANATOMI VESIKA URINARIA Vesika urinaria merupakan ruang yang dibatasi oleh sel epitel transisional-urotelium, yang dikelilingi oleh jaringan ikat –lamina propria dan otot polos.Vesika urinaria yang normal mempunyai ketebalan 7-8 sel dan mempunai 3 zona sel : basalis, intermedia,dan lapisan permukaan yang khusus. Otot polos tersusun dalam anyaman yang saling bersilangan. Urin dari ginjal mengalir masuk ke dalam vesika urinaria melalui ureter, yang akan disimpan dalam waktu tertentu dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Dinding vesika urinaria tersusun serupa dinding ueter, yaitu epithelium transisionale. Di daerah trigonum vesicae terdapat : Tunika mukosa memiliki glandula trigoni vesicae Berkas otot polos membentuk bangunan melingkar, mengelilingi muara ostium uretrae internum, membentuk musculus spincter internus. Disebelah luar tunica muscularis dijumpai tunica subserosa, tunica serosa atau tunica adventitia. DIVERTIKULUM VESIKA URINARIA Divertikulum vesika urinaria adalah penonjolan dinding kandung kemih yang berbentuk kantung diantara berkas-berkas serabut otot dapat timbul kongenital (divertikulum bawaan atau primer), divertikel kandung kemih yang diperoleh (divertikulum sekunder) penyebab paling sering yaitu peningkatan tekanan kandung kemih, benign prostatic hyperplasia, striktur uretra. Divertikulum kandung kemih menjadi lokasi stasis urin dan predisposisi terjadinya infeksi di samping terbentuknya batu kandung kemih. Kelainan ini juga merupakan predisposisi terjadinya refluks vesikoureter, kadang-kadang karsinoma dapat tumbuh pada divertikulum kandung kemih. Patofisiologi Divertikel biasanya timbul akibat dari sumbatan aliran urin salah satunya karena BPH. Karena proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan maka efek perubahannya juga terjadin secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah terjadi pembesaran prostat, resistensi pada leher vesika dan daerah prostat meningkat, dan detrusor menjadi lebih tebal. Penonjolan serat detrusor ke dalam kandung kemih dengan sistoskopi akan terlihat seperti balok yang disebut trabekulasi (buli-buli balok). Mukosa dapat menerobos keluar diantara serat detrusor. Tonjolan serat yang kecil dinamakan sakula, sedangkan yang besar dinamakan divertikel. Fase penebalan detrusor ini disebut fase kompensasi otot dinding. Gejala Divertikula kandung kemih sering tidak menimbulkan gejala spesifik tetapi mungkin berhubungan dengan infeksi saluran kencing, kesulitan berkemih atau penuhnya vesika urinaria, terutama jika divertikulum menjadi besar menyebabkan pengosongan kandung kemih menjadi tidak optimal. Paling umum divertikula kandung kemih tidak memiliki gejala langsung tetapi secara kebetulan ditemukan saat mencari penyebab kesulitan kemih lainnya seperti infeksi saluran kencing, kesulitan buang air kecil atau darah dalam urin. DIAGNOSIS USG Pada usg pelvis, akan menunjukkan gambaran Vesica urinaria membesar (B) dan terbentuk gambaran mukosa yang keluar dari dinding vesica yang membentuk ruangan baru yang berhubungan dengan vesica urinaria (D). CT scan Abdomen Pada ct scan abdomen dengan kontras akan menunjukkan adanya tonjolan dari vesica urinaria Cystografi Pada cystografi akan foto dengan divertikel buli akan menunjukkan gambaran additional defect pada vesica urinaria. Gambaran tersebut menunjukkan seakan- akan terdapat dua atau lebih vesica urinaria yang terisi cairan contras. Terapi Divertikula bawaan atau diperoleh tidak selalu membutuhkan pengobatan, terutama jika diventrikula tidak terkait dengan infeksi kemih, batu kandung kemih, aliran mundur dari urin ke ginjal (refluks), tumor kandung kemih atau kesulitan buang air kecil. Bagi pasien dengan divertikula diakibat dari obstruksi kandung kemih, pengobatan harus mencakup menghilangkan obstruksi dan mengangkat divertikulum. Pengangkatan divertikulum adalah melalui operasi terbuka. Pembedahan ini mungkin agak sulit jika ada peradangan dari divertikulum yang terinfeksi secara kronis. Differential diagnosis Bladder ears Adalah tonjolan kandung kemih bilateral melalui cincin inguinalis internal dan ke kanalis inguinalis sehingga terbentuk seperti telinga. Pada bayi, kandung kemih berada pada posisi yang lebih abdominal sehingga kandung kemih berada di dekat canalis inguinalis Pada Voiding cystouretethrogram akan menunjukkan gambaran tonjolan simetris kandung kemih bilateral ke dalam panggul anomali yang muncul lebih menonjol pada saat vesica urinaria penuh CYSTOGRAFI Pemeriksaan cystography adalah pemeriksaan radiodiagnostik pada kandung kemih dengan menggunakan media kontras positif yang dimasukan ke dalam kandung kemih untuk melihat anatomi, fisiologi dan kelainan-kelainanya. Tujuan Untuk menampilkan struktur kandung kemih, struktur infra vesika, dan organ- organ sekitarnya Indikasi ◦ Tumor vesika urinaria. Merupakan tumor di vesika urinaria. ◦ Retensi urine suatu keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. (Kapita Selekta Kedokteran). ◦ Divertikel Pada tempat dimana ureter menembus lapisan otot vesika urnaria, dapat terjadi divertikel, berupa lekukan ke arah luar, dikenal sebagai divertikel parostium. Awalnya dari sakula yang tidak tertangani dan membesar ◦ Hipertrofi Prostat Merupakan pembesarankelenjar prostat ◦ Cystsis Merupakan peradangan atau inflamasi pada kandung kemih ◦ Tumor-tumor sekitar Vesica Urinaria Kontra Indikasi ◦ Infeksi akut saluran kemih ◦ Kehamilan Teknik atau tata Laksana Pemeriksaan Cystography ◦ Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan ◦ Masukan media kontras yang telah dicampur dengan larutan fisiologis dengan menggunakan spuit glass melalui kateter yang sudah terpasang. ◦ Selanjutnya dilanjutkan pemrotetan dengan beberapa proyeksi. Proyeksi Pemotretan ◦ Proyeksi AP (Antero Posterior) ◦ Posisi pasien Supine diatas meja pemeriksaan. Midsagitalplane berada pada pertengahan meja. Tangan ekstensi berada pada samping tubuh. Proyeksi Obliq (RPO dan LPO) ◦ Posisi Pasien Pasien supine diatas meja pemeriksaan ◦ Posisi objek Daerah pelvis dan urethra ditempatkan diatas kaset, kemudian pasien dimiringkan 30-40, sehingga super posisi dengan soft tissue otot paha. Lutut yang ada disebelah atas difleksikan untuk kenyamanan pasien. Proyeksi Lateral ◦ Posisi Pasien Tidur miring pada salh satu sisi ◦ Posisi Objek Knee fleksi Midcoronalplane tegak lurus kaset Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis