Anda di halaman 1dari 9

REFLEKSI KASUS RADIOLOGI

RANGKUMAN KASUS

Pasien laki-laki 62 tahun datang dengan keluhan nyeri perut. Nyeri sudah dirasakan

sejak beberapa bulan terakhir. Selain itu pasien juga mengeluhkan hematuria. Hasil USG

abdomen menunjukkan adanya penebalan pada dinding vesica urinaria.

MASALAH YANG DIKAJI

1. Bagaimana gambaran USG pada sistitis?

2. Bagaimana teknik pemeriksaan USG pada vesica urinaria?

ANALISIS MASALAH

1. Gambaran USG pada Sistitis

Sistitis adalah inflamasi atau infeksi pada kandung kemih. Penyakit ini

disebabkan oleh berkembangbiaknya mikroorganisme di dalam kandung kemih.

Ada berbagai macam mikroorganisme penyebab sistitis, tetapi yang terbanyak

adalah bakteri. Bakteri gram negatif yang sering dilaporkan sebagai penyebab

tersering ISK adalah Escherichia coli.

Sistitis ditemukan pada semua umur, pria dan wanita mulai bayi baru lahir

hingga orang tua. Wanita lebih sering mengalami sistitis daripada pria karena

wanita memiliki uretra yang lebih pendek. Salah satu faktor risiko sistitis adalah

kurangnya kebersihan alat kelamin. Daerah genitalia tidak bersih kemungkinan

dapat menyebabkan penyebaran bakteri secara ascenden melalui lubang urogenital.

Beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis sistitis adalah urinalisis,

bakteriologis, uji biokimiawi, dan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan urin

(urinalisis) dan pemeriksaan kimia urin merupakan pemeriksaan urin yang paling

sering diminta oleh klinis untuk mendiagnosis sistitis. Pemeriksaan nitrit urin juga
sering digunakan sebagai alternatif dari pemeriksaan kultur urin karena

berdasarkan kenyataan bahwa sebagian besar bakteri penyebab sistitis dapat

mereduksi nitrat menjadi nitrit.

Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dasawarsa terakhir ini merupakan

pemeriksaan yang sering digunakan sebagai pilihan penunjang diagnostik pada

beberapa kasus yang berhubungan dengan sistitis. Pemeriksaan USG dapat

mengidentifikasi proses infeksi karena pada pemeriksaan USG dapat terlihat jelas

adanya perbedaan echostruktur mukosa dengan echostruktur muskulus detrusor.

Selain itu, USG merupakan pemeriksaan pilihan karena mudah dilakukan, relatif

murah, tersedia hampir di semua pelayanan kesehatan, non invasif dan bebas

radiasi sehingga aman dilakukan pada anak, wanita hamil, maupun penderita yang

mobilitasnya terbatas. Pemeriksaan USG kandung kemih dilakukan dengan

mengukur tebal dinding kandung kemih. Ukuran penebalan dinding kandung

kemih normal pada USG kurang dari sama dengan 0,5 cm dan yang abnormal lebih

dari 0,5 cm. Umumnya gambaran USG untuk semua bentuk sistitis adalah adanya

penebalan dinding dan mukosa kandung kemih, ireguler, dan ulserasi mukosa

dengan intensitas yang bervariasi. Perubahan ini dapat bersifat fokal ataupun difus.

2. Teknik Pemeriksaan USG pada Vesica Urinaria

Indikasi dilakukan pemeriksaan ultrasonografi pada vesica urinaria adalah sebagai

berikut:

a. dysuria atau polyuria

b. hematuria

c. infeksi (sistitis) rekuren pada orang dewasa; infeksi akut pada anak-anak

d. massa dalam panggul

e. retensi urin
f. nyeri panggul

Persiapan pemeriksaan USG vesica urinaria:

a. Persiapan pasien

Kandung kemih harus penuh. Pasien disuruh minum 4-5 gelas air dan

lakukan pemeriksaan setelah satu jam kemudian (jangan biarkan pasien

buang air kecil).

b. Posisi pasien

Pasien berbaring dengan posisi terlentang, rileks, berbaring dengan nyaman

dan bernafar perlahan-lahan. Lumasi abdomen dengan gel.

c. Pemilihan transduser

Untuk orang dewasa menggunakan transduser kurvilnier 3,5 Mhz,

sedangkan untuk anak-anak atau orang dewasa kurus menggunakan

transduser 5 Mhz.

Teknik Skrining

Mulailah pemeriksaan dengan skrining transversal dari simfisis pubis ke

atas sampai umbilicus. Lanjutkan pemeriksaan dengan skrining longitudinal

dengan menggerakkan transduser pada abdomen bagian bawah dari sisi yang satu

ke sisi yang lain. Skrining ini biasanya sudah memadai tetapi posisi dinding

anterior dan lateral kandung kemih tidak selalu mudah terlihat sehingga pasien

mungkin harus memutar tubuhnya 35 – 45 derajat untuk melihat daerah

tersebut dengan lebih jelas. Setiap daerah yang tampak abnormal harus dilihat

dalam beberapa proyeksi. Sesudah skrining selesai dikerjakan pasien harus

mengosongkan kandung kemihnya dan harus dilakukan skrining ulang.


Kandung Kemih yang normal

Kandung kemih yang penuh akan tampak sebagai daerah yang luas, bebas

eko dan timbul dari dalam pelvis. Mulailah pemeriksaan dengan menilai kemulusan

dinding a n t e r i o r k a n d u n g k e m i h d a n k e s e t a n g k u p a n n ya d a l a m

p o t o n g a n t r a n s v e r s a l . Ketebalan dinding kandung kemih akan bervariasi

menurut derajat distensi tetapi ketebalan ini kurang lebihnya harus sama di seluruh

dinding kandung kemih. Setiap daerah yang mengalami yang mengalami penebalan

setempat merupakan keadaan a b n o r m a l . L a k u k a n p u l a s k r i n i n g u n t u k

m e n c a r i t r a b e k u l a s i . D a l a m k e a d a a n distensi dinding kandung kemih

harus mempunyai ketebalan kurang dari 5mm.

Setelah skrining selesai dikerjakan, pasien harus mengosongkan kandung

kemih. Dalam keadaan normal tidak boleh ada sisa urin jika masih ada sisa urin,

jumlahnya harus diperkirakan. Lakukan pengukuran diameter transversal (T)

kandung kemih dalam sentimeter, kalikan hasil pengukuran ini dengan

diameter longitudinal (L) dalam sentimeter dan kemudian dengan

diameter AP dalam sentimeter. Kalikan jumlah totalnya dengan 0.52. Cara ini

akan mengukur sisa urin dalam millimeter (sentimeter kubik).

Kandung kemih yang abnormal kita harus melakukan skrining USG untuk

memeriksa: perubahan atau variasi pada ketebalan dinding kandung kemih dan

trabekulasi, ketidaksetangkupan kandung kemih (keadaan asimetris), massa padat

dalam kandung kemih atau pada basis vesica urinaria, massa kistik dalam kandung

kemih (uterokel atau divertikulum).

Penebalan dinding kandung kemih yang menyeluruh:

 Pada laki-laki biasanya terjadi akibat obstruksi oleh prostat. Oleh sebab itu,

lakukan pengecekan prostat, singkirikan kemungkinan hidronefrosis dengan


melakukan skrining ureter dan ginjal. Lakukan juga skrining USG untuk

mencari diverticulum.

 Sistitis/infeksi kronis berat

 Skistosomiasis

 Dinding kandung kemih yang mengalami trabekulasi

 neurogenic bladder dan biasanya akan disertai dengan uretero hidronefrosis

Penebalan dinding kandung kemih yang menyeluruh dapat disebabkan oleh:

 Lipatan kandung kemih karena pengisian tidak tuntas

 Tumor tak bertangkai sessile atau polipoid soiter atau multiple

 Infeksi terlokalisir akibat tuberculosis atau plak skistosoma

 Reaksi akut terhadap infeksi skistosoma pada anak-anak

 Hematoma pasca trauma

DOKUMENTASI

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. E

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Pedagang

Agama : Islam

Alamat : Kaliangkrik

II. KASUS

Seorang pasien laki-laki berumur 62 tahun datang ke instalasi radiologi RSUD

Tidar Magelang untuk melakukan pemeriksaan USG. Pasien merupakan pasien


rawat inap di bangsal Gladiol. Dokter menulis klinis pasien dengan nyeri perut dan

hematuria.

III. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

nyeri perut

B. Riwayat Penyakit Sekarang

nyeri perut sejak beberapa bulan terakhir, disertai hematuria

C. Riwayat Penyakit Dahulu

riwayat parkinson

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Sakit Jantung : disangkal

Riwayat Hipertensi : disangkal

Riwayat Diabetes Melitus : disangkal

Riwayat sakit penyakit yang sama dengan pasien : disangkal

E. Anamnesis Sistem

Neurologi : pusing (+), kesadaran menurun (-)

Respirasi : sesak nafas (-).

Kardiovaskular : jantung berdebar-debar (-), pucat (-).

Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nyeri perut (+)

Urogenital : hematuria

F. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : baik, gizi baik

Kesadaran : compos mentis

Kepala : konjungtiva anemis (-/-) , sklera ikterik (-/-)


Thoraks : simetris (+) ketinggalan gerak (-), bising jantung (-)

Abdomen : supel, bising usus (+) normal, timpani, nyeri tekan

suprapubik (+)

Ekstremitas : ekstremitas hangat (+), nadi kuat (+)

G. Pemeriksaan Penunjang

a. USG Abdomen
Hasil Pemeriksaan :

 Hepar : ukuran normal, echostructure parenchyma normal,

permukaan rata, sudut lancip, tak tampak nodul, V.

Porta/Hepatica normal

 Vesica felea : ukuran dbn, dinding dbn, batu (-), tak tampak

pelebaran ductus bilier

 Pancreas : ukuran dbn, parenkim dbn, nodul (-)

 Lien : ukuran dbn, echostructure parenchym homogen,

permukaan rata, nodul (-)

 Renal bilateral : ukuran dbn, echostructure parenkim dbn, batas

kortikomedular tegas, PCS tak melebar,batu (-)

 Vesica urinaria : dinding menebal, irregular, batu (-), massa (-)

Kesan : obs. sistitis, tak tampak BPH

DAFTAR PUSTAKA

Amna, Faza Khilwan., Majdawati, Ana. (2012). Hubungan Penebalan Dinding Kandung
Kemih pada Ultrasonografi dengan Sedimen Urin Leukosit pada Penderita Klinis
Infeksi Kandung Kemih. Mutiara Medika, 12 (1): 13-15.
Khan, Ali Nawaz. (2015). Cystitis Imaging. Medscape.
http://emedicine.medscape.com/article/377318-overview . (Diakses 2 Maret 2017
pukul 22.00 WIB).
Nugroho, Priyangga Setio,. Majdawati, Ana. (2012). Hubungan Penebalan Dinding
Kandung Kemih pada Ultrasonografi dengan Nitrit Urin pada Penderita Klinis
Sistitis. Jurnal Kedokteran YARSI, 20 (1): 24.
Pavlica, Pietro., et al. (2004). Sonography of The Bladder. World J Urol, 22: 328-329.
REFLEKSI KASUS

GAMBARAN USG ABDOMEN PADA PASIEN SISTITIS

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti

Ujian Akhir Stase Radiologi Di RSUD Tidar Magelang

Diajukan Kepada :

dr. H. Handri Andika, Sp. Rad.

Disusun Oleh :

Audy Marsha M.

20130310180

KSM BAGIAN ILMU RADIOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2017

Anda mungkin juga menyukai