Disusun Oleh:
Dewantari Saputri
G99141047
Pembimbing:
BAB I
STATUS PASIEN
A. ANAMNESIS
I. Identitas Pasien
Nama
: By. Ny. S
Umur
: 3 jam
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
No. RM
: 01183818
: 36 minggu
: 3000 gram
: disangkal
: disangkal
B. PEMERIKSAAN FISIK
a.Keadaan umum : compos mentis, pasien tampak baik, gizi kesan baik
BB
: 3000 gram
TB
: 51 cm
b. Vital sign
: 140 kali per menit, regular, simetris, isi dan tegangan cukup
RR
: 30 x/menit
b. Kepala
: mesocephal
c. Mata
d. Telinga
: sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), nyeri tragus (-/-).
e. Hidung
: bentuk asimetris, napas cuping hidung (-), sekret (-), keluar darah (-).
f. Mulut
: mukosa basah (+), sianosis (-), lidah kotor (-), jejas (-).
g. Leher
h. Thorak
i. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
j. Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor/sonor.
Auskultasi
k. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
: timpani
Palpasi
l. Genitourinaria
: BAK pada pangkal penis, BAK darah (-), BAK nanah (-),
nyeri BAK (-).
m. Muskuloskletal
n. Ekstremitas
Akral dingin
Oedema
Hasil
16,6
50
13
284
4,51
Satuan
g/dL
%
Ribu/l
Ribu/l
Juta/l
Rujukan
12,3 15,3
33 45
4,5 14,5
150 450
3,8 5,8
Natrium
Kalium
Klorida
Gula darah sewaktu
139
4,0
107
117
mmol/L
mmol/L
mmol/L
mg/dL
132 145
3,1 5,1
98 106
40 - 60
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MALFORMASI ANOREKTAL
A. Definisi
Atresia ani atau anus imperforata atau malformasi anorektal adalah suatu kelainan
kongenital tanpa anus atau anus tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis
rekti dan atresia rekti. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai sindroma
VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb). 1
B. Epidemiologi
Angka kejadian rata-rata malformasi anorektal di seluruh dunia adalah 1 dalam 5000
kelahiran.
daripada perempuan. Fistula rektouretra merupakan kelainan yang paling banyak ditemui
pada bayi laki- laki, diikuti oleh fistula perineal. Sedangkan pada bayi perempuan, jenis
malformasi anorektal yang paling banyak ditemui adalah anus imperforata diikuti fistula
rektovestibular dan fistula perineal.
menyebabkan infeksi berulang. Pada keadaan ini biasanya akan terbentuk fistula antara
rektum dengan organ sekitarnya. Pada perempuan, 90% dengan fistula ke vagina
(rektovagina) atau perineum (rektovestibuler). Pada laki-laki umumnya fistula menuju ke
vesika urinaria atau ke prostat (rektovesika) bila kelainan merupakan letak tinggi, pada letak
rendah fistula menuju ke uretra (rektouretralis).
E. Etiologi
Atresia ani atau anus imperforata dapat disebabkan karena: 6
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi
lahir tanpa lubang dubur
2. Gangguan organogenesis dalam kandungan
3. Berkaitan dengan sindrom down
Malformasi anorektal memiliki etiologi yang multifaktorial. Salah satunya adalah
komponen genetik. Pada tahun 1950an, didapatkan bahwa risiko malformasi meningkat pada
bayi yang memiliki saudara dengan kelainan malformasi anorektal yakni 1 dalam 100
kelahiran, dibandingkan dengan populasi umum sekitar 1 dalam 5000 kelahiran. Penelitian
juga menunjukkan adanya hubungan antara malformasi anorektal dengan pasien dengan
trisomi 21 (Down's syndrome). Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa mutasi dari3
bermacam-macam gen yang berbeda dapat menyebabkan malformasi anorektal atau dengan
kata lain etiologi malformasi anorektal bersifat multigenik. 6
F. Klasifikasi
Klasifikasi yang paling sering digunakan untuk malformasi anorektal adalah klasifikasi
Wingspread yang membagi malformasi anorektal menjadi letak tinggi, intermedia dan letak
rendah. Akan tetapi, untuk tujuan terapi dan prognosis digunakan klasifikasi yang dibuat
berdasarkan jenis.
Beberapa jenis kelainan yang sering ditemukan bersamaan dengan malformasi anorektal
adalah: 2,3,10
1. Kelainan kardiovaskuler
Ditemukan pada sepertiga pasien dengan anus imperforata. Jenis kelainan yang paling
banyak ditemui adalah atrial septal defect dan paten ductus arteriosus, diikuti oleh
tetralogi of fallot dan vebtrikular septal defect.
2. Kelainan gastrointestinal
Kelainan yang ditemui berupa kelainan trakeoesofageal (10%), obstruksi duodenum (
3. Kelainan tulang belakang dan medulla spinalis
Kelainan tulang belakang yang sering ditemukan adalah kelainan lumbosakral seperti
hemivertebrae, skoliosis, butterfly vertebrae, dan hemisacrum. Sedangkan kelainan
spinal yang sering ditemukan adalah myelomeningocele, meningocele, dan teratoma
intraspinal.
4. Kelainan traktus genitourinarius
Kelainan traktus urogenital kongenital paling banyak ditemukan pada malformasi
anorektal. Beberapa penelitian menunjukkan insiden kelainan urogeital dengan
malformasi anorektal letak tinggi antara 50 % sampai 60%, dengan malformasi
anorektal
letak rendah 15% sampai 20%.
Kelainan tersebut dapat berdiri sendiri ataupun muncul bersamaan sebagai VATER
(Vertebrae, Anorectal, Tracheoesophageal and Renal abnormality) dan VACTERL
(Vertebrae,
Anorectal, Cardiovascular, Tracheoesophageal, Renal and Limb abnormality). 3
H. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti.
Pada
operasi
yang
tidak
adekuat,
keterbatasan
pengetahuan
anatomi,
sertaketrampilan operator yang kurang serta perawatan post operasi yang buruk. Dari
berbagai klasifikasi penatalaksanaannya berbeda tergantung pada letak ketinggian
akhiran rektum dan adatidaknya fistula. 1
Leape (1987) menganjurkan pada : 1
a. Atresia letak tinggi dan intermediet dilakukan sigmoid kolostomi atau TCD dahulu,
setelah 6 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP)
b. Atresia letak rendah dilakukan perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes
provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternus
c. Bila terdapat fistula dilakukan cut back incicion
d. Pada stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin, dimana dikerjakan minimal
PSARP tanpa kolostom.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Archives
of
Disease
in
Childhood,
1987,
62,
579.http://www.pubmedcentral.nih.gov/picrender.fcgi?artid=1778456&blobtype=pdf
5. 5. FK UII. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Unversitas Islam Indonesia, 2006.
6. 6. Levitt M, Pena A. Anorectal Malformation. Orphanet Journ
576-