Pemeriksaan Fisik :
Kesadaran : compos mentis
HR : 148x/menit RR : 40x/menit S : 36,8oC
Kepala : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorax : Inspeksi : simetris ki=ka
Auskultasi : Suara pernapasaan vesikuler ki=ka, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Palpasi : stem fremitus ki=ka
Perkusi : sonor ki=ka
Abdomen : Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-)
Perkusi : tympani
Status lokalis.
Regio genital : fistula (+)
Gambar :
Pemeriksaan Penunjang :
WBC 13.56 X 103/ uL Meningkat L(3.8 – 10.6) P(3.6 – 11.0)
RBC 4.94 X 106/ uL Normal L(4.4 – 5.9) P(3.8 – 5.2)
HGB 18.0 g/dL Meningkat L(13.2 – 17.3) P(11.7-15.5)
HCT 46.7 % Normal L(40-52) P(35-47)
PLT 156 X 103/ uL Normal L(150-440)
GDS 88 g/dL Normal 70-140
Resume :
Seorang bayi perempuan berusia 1 hari dirujuk ke rumah sakit UNDATA
dengan keluhan utama tidak ada lubang anus. Tidak ada anus dialami penderita
sejak lahir dan feses bayi keluar melalui saluran vagina. Riwayat muntah (-) dan
perut kembung (+). Selain itu bayi juga lahir dengan derat badan lahir rendah
yaitu 2400 gram. Riwayat persalinan spontan dengan BBL 2400 gr. Riwayat ibu
mengkonsumsi obat/jamu-jamuan dan merokok disangkal. Usia kehamilan saat
persalinan 36-40 minggu. Pada regio perineum ditemukan fistula vestibulum (+),
orificium ani (-).
PEMBAHASAN
Malformasi anorektal adalah suatu kelompok malformasi yang didiagnosis
pada saat lahir karena ketiadaan anus maupun anus yang ektopik. Malformasi
anorektal merupakan kelompok anomali kongenital yang kompleks yang
melibatkan anus distal dan rektum, juga traktus urinarius dan genital dalam
presentase kasus yang signifikan. Pada kebanyakan malformasi anorektal,
anusnya tidak berlubang dan komponen distalnya berakhir buntu (yaitu atresia)
atau sebagai fistula ke dalam traktus urinarius, traktus genital atau perineum.
Pada usia kehamilan minggu keempat terbentuk pembagian foregut, mid
gut dan hindgut. Pada saat ini terbentuk kloaka yang merupakan gabungan antara
allantois di sebelah anterior dan hindgut di sebelah posterior. Pada minggu
keenam, terdapat membran urorektal yang kemudian memisahkan kloaka menjadi
sinus urogenital di anterior dan kanalis anorektal di posterior. Membran ini terdiri
dari lipatan Tourneaux dari superior ke inferior dan kedua lipatan Rathke dari
lateral ke medial. Membran ini kemudian turun sampai mencapai permukaan kulit
membentuk perineal body. Perineal body ini memisahkan antara membran
urogenital dengan anal membrane. Atresia ani terbentuk karena kegagalan proses
kanalisasi saluran anorektal sehingga terdapat diafragma yang memisahkan antara
saluran anorektal bagian atas dan bawah. Saluran anorektal yang tidak turun ke
tempat anal membrane yang semestinya melainkan memiliki lubang saluran di
perineal body dinamakan fistula perineal.
Sedangkan pada kelainan embriologi yang lain, saluran anorektal
mengalami kanalisasi tidak ke permukaan kulit melainkan ke arah anterior sampai
menyentuh saluran urogenital sehingga terjadi fistula antara saluran anorektal dan
saluran urogenital. Berdasarkan lokasi anatomisnya, fisula ini dibedakan antara
fistula recto-bladder neck, rectourethroprostatika dan rectourethrobulbar. Pada
bayi wanita, dapat terjadi kegagalan pemisahan kloaka menjadi saluran anorektal
dan urogenital yang dinamakan dengan kloaka persisten. Berdasarkan letaknya,
dibedakan antara yang lebih dari 3 cm (long common channel) dan yang kurang
dari 3 cm (short common channel).
Terdapat 2 klasifikasi malformasi anorektal. Wingspread
mengklasifikasikan kelainan ini menjadi tiga tipe yaitu letak tinggi, intermediate
dan letak rendah. Sedangkan Pena membagi kelainan ini menjadi letak tinggi dan
letak rendah.
Klasifikasi Wingspread
Klasifikasi Pena
DAFTAR PUSTAKA
1. Levitt M.A, Pena A. Anorectal Malformations. In Pediatric Surgery. 7th Edition.
Elsevier Inc. Philadelpia, Amerika Serikat. 2012. Hal. 1289-1309.
2. Alamo L, Meyrat B, Meuwly JY, Meuli RA, Gudinchet F. Anorectal
Malformations: Finding the Pathway out of the Labyrinth. Radiographics. 2013.
3. Zachariou Z. Anorectal Malformations. In Pediatric Surgery Digest. Springer-
Verlag Berlin Heidelberg, Jerman. 2009. Hal. 474-93. Tersedia pada URL:
https://books.google.co.id/books?id=w7v3VpnbgKYC. Akses 01 November 2015.
4. Tareen F, Coyle D, Aworanti OM, Gillick J. Delayed Diagnosis of Anorectal
Malformation – A Persistent Problem.
5. Balanescu RN, Topor L, Moga A. Anomalies Associated with Anorectal
Malformations. Chirurgia. 2013.
6. Sadler T.W. Digestive System. In Langman’s Medical Embryology 9th ed.
Lippincott Williams & Wilkins, Amerika Serikat. 2003. Hal. 285-320.
7. Pena A. Anorectal anomalies. In Pediatric Surgery, Diagnosis and Management.
Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Jerman. 2009. Hal. 463-76. Tersedia pada
URL: https://books.google.co.id/books?id=8A70xzrxK9EC. Akses 01 November
2015.
8. Thapa B, Basnet B, Pun MS, Thapa A. Management of Ano-rectal Malformation
in a Tertiary Level Children’s Hospital of Nepal. Journal Nepal Paediatric Soc.
2013.