Anda di halaman 1dari 17

PERIAPPENDICULAR

INFILTRATE
Pembimbing:
dr. Jefferson Marampe, SpB

Disusun Oleh:
Fadhila Ayu Safirina
1102013101
Definisi
◦ Suatu bentuk komplikasi dari appendicitis akut
◦ Terbentuknya massa pada appendix berisi abses atau
phlegmon akibat perlengketan appendix yang tertutup oleh
omentum, dinding usus halus, atau adneksa lain di sekitar
appendix
◦ Periappenicular Infiltrate dapat terjadi dengan maupun tanpa
perforasi

Garba, E.S et al. 2008. Management of Appendiceal Mass. Nigeria. Annals of African Medicine, Vol. 7, No. 4; 2008:
200 – 204
Etiologi
◦ Semua etiologi yang menyebabkan appendisitis akut, yaitu
obstruksi lumen appendix.
◦ Obstruksi dapat disebabkan: fecalith, appendicolith, makanan
yang tidak tercerna, pembesaran kelenjar limfe
◦ Perforasi pada appendisitis akut disebabkan oleh reaksi
inflamasi yang telah mencapai dinding appendix dan iskemia
akibat distensi dari appendix yang menekan aliran darah ke
organ tersebut
◦ Jika tanpa perforasi  akibat perlengketan oleh fibrin yang ada
pada appendicitis yang terinflamasi
◦ Terbentuknya massa berisi abses disebabkan oleh
terbendungnya abses dari appendix yang telah ruptur oleh
dinding omentum, dinding usus halus, atau adneksa sekitarnya
Appendisitis
Akut

Perforasi

Jika daya tahan Jika daya tahan


tubuh rendah: tubuh bagu:
Peritonitis Massa

Periappendicular
BM, Jaffe and Berger DH. 2005. Schwartz’s Principles of Surgery Infiltrate
Volume 2. 8th edition. New York: McGraw Hill Companies Inc.
2005:1119-34
Epidemiologi
◦ Dari semua kasus appendisitis akut, 20% - 30% kasus akan terjadi
perforasi diakibatkan diagnosis yang terlambat.
◦ Komplikasi perforasi terjadi paling tinggi pada anak-anak
dibawah 5 tahun (45%) dan lansia di atas 65 tahun (51%)
◦ Dari semua kasus perforasi, 10% akan terjadi kasus
Periappendicular Infiltrate

BM, Jaffe and Berger DH. 2005. Schwartz’s Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. New York: McGraw Hill Companies Inc.
2005:1119-34
Aranda-Narvaez, J.M et al. 2010. Conservative approach versus urgent appendectomy in surgical management of acute
appendicitis with abscess or phlegmon. Malaga. Revisita Espanola de Enfermedades Digestivas ;102 (11): 648 – 652
Patofisiologi

https://clinicalgate.com/appendicitis-3/
https://clinicalgate.com/appendicitis-3/
Manifestasi Klinis
◦ Penumpukan mukus akibat obstruksi akan mengakibatkan
distensi appendix  menekan saraf afferen  Nyeri epigastrium,
nyeri difus, mual, muntah
◦ Proses inflamasi yang terus berlanjut mengakibatkan distensi
bertambah  menekan pembuluh darah  iskemia  bakteri
invasi serosa hingga peritoneum  Nyeri RLQ, spasm pada RLQ,
demam (Low Grade Fever)
◦ Perforasi  nyeri bertambah parah, demam tinggi (39° C)
◦ Jika terjadi peritonitis umum  Spasme otot di seluruh lapang
abdomen
◦ Jika terbentuk massa  teraba massa pada RLQ
◦ Pada beberapa kasus, gejala dapat reda setelah terjadi
perforasi
BM, Jaffe and Berger DH. 2005. Schwartz’s Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. New York: McGraw Hill Companies Inc.
2005:1119-3
Jones, Daniel B. 2018. Pocket Surgery: 2nd edition. Philadelphia. Wolters-Kluwers.
KP, Lally et al. 2004. Sabiston Texbook of Surgery. 17th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004: 1381-93
Diagnosis
Tanda-Tanda dan
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
◦ Pasien lebih nyaman dengan posisi
berbaring, gerak lambat
◦ Akut ,tanpa komplikasi 
mild leukocytosis (10.000 –
◦ TTV: pada fase awal demam dengan suhu
≤ 38°, pada fase perforasi dapat 18.000)
mencapai 39°
◦ Akut, terjadi gangren 
◦ Nyeri titik McBurney disertai defans
muskuler Leukosit 13.000 -18.000
◦ Rovsing Sign: nyeri di kanan bawah saat ◦ Perforasi  Leukosit >18.000
ditekan di sisi kiri
◦ Blumberg Sign: nyeri di kanan bawah saat ◦ USG: tampak perforasi
dilepas secara tibatiba setelah ditekan appendix dan
◦ Psoas Sign: nyeri kanan bawah saat pembentukan abses
dilakukan hiperekstensi pinggang kanan
(retrocaecal appendix)
◦ Obturator Sign: nyeri kanan bawah saat
dilakukan fleksi paha kanan dan
endorotasi (anterocaecal,pelvic
appendix)
◦ Teraba massa; jika massa besar. Kadang
USG: Appendisitis Akut tanpa
perforasi
• Appendix proksimal
tampak normal
• Appendix distal
tampak dilatasi
• Ujung appendix
mengarah ke arah
pelvis
(Anterocaecal
Appendix)
• Tidak tampak
fecolith atau
appendicolith

Case courtesy of Dr Maulik S Patel, <a href="https://radiopaedia.org/">Radiopaedia.org</a>. From the case <a
href="https://radiopaedia.org/cases/26853">rID: 26853</a>
USG: Appendisitis Perforasi
• Tampak perforasi
pada dinding
appendix distal
• Tidak tampak fecolith
atau appendicolith

Case courtesy of Dr Maulik S Patel, <a href="https://radiopaedia.org/">Radiopaedia.org</a>. From the case <a
href="https://radiopaedia.org/cases/26853">rID: 26853</a>
USG: Periappendicular Infiltrate
Sebelum drainase: tampak
pembentukan abses pada
daerah retrocaecal, dinding
appendix telah terjadi
perforasi

Case courtesy of Dr Maulik S Patel, <a href="https://radiopaedia.org/">Radiopaedia.org</a>. From the case <a
href="https://radiopaedia.org/cases/26853">rID: 26853</a>
Diagnosis Banding
Appendicitis Akut
◦ Meckel’s Diverticulosis
◦ Keganasan dengan perforasi
◦ BSK
◦ Gynecologic: PID, Kehamilan ektopik, kista ovarium, Torsi
ovarium

Jones, Daniel B. 2018. Pocket Surgery: 2nd edition. Philadelphia. Wolters-Kluwers.


KP, Lally et al. 2004. Sabiston Texbook of Surgery. 17th edition. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2004: 1381-93
Tatalaksana
Positif massa KONSERVATIF

Tanda peritonitis
umum:
• Generalized Jika abses < 4cm
defans  lanjutkan
musculaire Drainase. KECUALI konservatif tanpa
• High fever bila ada tanda jika abses 4-6 cm perlu drainase
• Leukositosis peritonitis umum
>18.000

Jika diputuskan
Butuh interval untuk tidak
Lanjutkan appendectomy: dilakukan IA 
konservatif hingga 6- terutama jika (+) tetap follow up
12 minggu appendicolith dan
usia >40 tahun

Tannoury J, Abboud B. Treatment options of inflammatory appendiceal masses in adults. World Journal of
Gastroenterology : WJG. 2013;19(25):3942-3950. doi:10.3748/wjg.v19.i25.3942.
Tatalaksana
◦ Biasanya pasien dengan massa appendix datang dengan
gejala akut yang telah bertahan lama, yaitu sekitar 5-7 hari.
Namun untuk memastikan diagnosis tetap harus dilakukan
imaging (USG)
◦ Pada pasien dengan gejala akut yang terdeteksi massa tidak
direkomendasikan untuk langsung dilakukan tindakan operasi
karena komplikasi dan morbiditas yang tinggi.
◦ Tujuan dilakukannya Interval Appendectomy (IA): untuk
mencegah kekambuhan. Namun angka kekambuhan setelah
terapi konservatif yang berhasil pun terbilang rendah
◦ Dalam perkembangannya, Laparaomy langsung setelah
tatalaksana konservatif lebih dipilih daripada Interval
Appendectomy
Tatalaksana
• Terapi konservatif terdiri dari:
resusitasi cairan + pemberian
antibiotik + drainase abses +
diet biasa
• Beberapa sumber
menambahkan bedrest
dengan posisi Fowler
• Pada anak-anak bila gejala
tidak membaik setelah selesai
terapi konservatif  operasi.
Terutama jika ditemukan
tanda peritonitis umum,
lakukan laparatomi
• Pada anak-anak bila terdapat
perbaikan  disarankan
interval appendectomy

BM, Jaffe and Berger DH. 2005. Schwartz’s Principles of Surgery Volume 2. 8th edition. New York: McGraw Hill
Companies Inc. 2005:1119-34
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai