HERPES ZOSTER Fadhila Ayu Safirina

1102013101
DEFINISI
Penyakit kulit akibat reaktivasi infeksi laten
endogen virus Varicella zoster di dalam neuron
ganglion sensoris radiks dorsalis, ganglion saraf
cranialis atau ganglion saraf autonomik yang
menyebar ke jaringan saraf dan kulit dengan
segmen yang sama
EPIDEMIOLOGI

•Terjadi sporadis sepanjang tahun, tanpa

mengenal musim
•Jumlah insiden: 2-3 kasus/1000 orang/tahun.
•Faktor resiko: usia tua, disfungsi imunitas selular,
jenis kelamin wanita, trauma pada daerah
dermatom yang terserang, dan ras kulit hitam.
•Daya tularnya kecil bila dibandingkan Varicella
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
•Gejala prodormal: nyeri otot/tulang, paraestesi
di dermatom, disertai hyperresthesia pada kulit
di dermatom yang terlibat. (1-10 hari)
•Erupsi kulit
• Makula kemerahan dan Papul eritematosa
• Vesikel jernih berkelompok (12-24 jam kemudian)
• Pustul (24 jam kemudian)
• Krusta (7-10 hari kemudian)
GEJALA KLINIS

Lesi muncul berkelompok dan hanya ada

pada satu daerah dermatom yang
terserang; unilateral
Predileksi: daerah dipersarafi N.
Trigeminal cabang N. Ophtalmicus dan
batang tubuh daerah dermatom T3-L2.
Zoster Sine Herpete: nyeri segmental tidak diikuti
erupsi kulit
Herpes Zoster abortif: erupsi kulit hanya berupa
eritema dengan atau tanpa vesikel yang langsung
mengalami resolusi. Apabila erupsi melewati garis
tengah  Herpes zoster aberans
Sindrom Ramsay-Hunt: virus menyerang nervus
facialis dan nervus auditorius, erupsi timbul di liang
telinga luar atau membran timpani dan disertai
paresis facialis, gangguan lakrimasi, gangguan
pengecap 2/3 anterior lidah, tinitus, vertigo, hingga
tuli.
Herpes zoster oftalmikus: virus menyerang cabang
pertama nervus trigeminus, muncul vesikel di puncak
hidung (tanda Hutchinson)
POST HERPETIC NEURALGIA

•Nyeri dermatomal yang menetap setelah

terjadi penyembuhan dan lesi sudah hilang
•Dapat menetap 1-6 bulan setelah lesi
menghilang.
•Keluhan: alodinia, rasa terbakar/perih/seperti
ditusuk
POST HERPETIC NEURALGIA

•Faktor resiko:
• Mengalami gejala prodormal nyeri
• Nyeri berat pada fase akut
• Lesi luas dan berat
• Herpes Zoster pada N. Ophtalmicus
DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis Diagnosis Banding

Tzanck smears Dermatitis Venenata
PCR: deteksi antigen Dermatitis Kontak
virus, antibodi spesifik Herpes Simpleks
IgM
Varicella
Direct
Immunofluorescent
antigen-staining
TZANCK SMEARS

•Sediaan diambil dari dasar vesikel yang

baru muncul  difiksasi dengan
acetone/methanole  diwarnai dengan
hematoxylin-
eosin/Giemsa/Papanicolou/Paragon
multiple stain
•Hasil: sel raksasa multinucleated, sel epitel
dengan inclusion bodies intranukleus
asidofilik.
PENGOBATAN: SISTEMIK

Antiviral
 Asiklovir 5x 800 mg/hari selama 7 hari
 Valasiklovir 3x1000 mg per hari selama 7 hari
 Famsiklovir 3×200 mg/hari selama 7 hari

Analgetik
 Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan
oleh virus herpes zoster.
 Obat yang biasa digunakan adalah asam mefenamat. Dosis asam
mefenamat adalah 1500 mg/hari diberikan sebanyak tiga kali,
atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri muncul.
PENGOBATAN: TOPIKAL

Pengobatan topikal bergantung pada

stadiumnya. Jika masih stadium vesikel diberikan
bedak dengan tujuan protektif untuk mencegah
pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi
sekunder.
Bila erosif diberikan kompres terbuka. Jika
terjadi ulserasi dapat diberikan salap antibiotik.
PENGOBATAN: TOPIKAL

Analgetik Topikal
 Kompres terbuka: solusio Burowi (alumuniun asetat 5%)
4-6x/hari selama 30-60 menit, solusio Calamin.
 Antiinflamasi Nonsteroid (AINS): Bubuk aspirin dalam
kloroform, krim Indometacin, krim Diklofenak, asam asetil
salisilat topikal.

Anestetik Lokal
 Diberikan di sepanjang jaras saraf yang terserang