GANGGUAN PANIK

 DEFINISI
Serangan panik secara tiba-tiba, kapan dan di mana saja, serta dialami
berulang-ulang.

 GEJALA
Serangan panic itu rupanya seperti apasih? Jadi serangan yang dirasakan itu
bisa berupa
o Jantung berdebar
o Sesak nafas
o Rasa tercekik
o Keringat dingin
o Nyeri dada
Seringkali pasien datang ke dokter dan bilang “Dok, tiba-tiba rasanya saya
kayak mau mati” karena datangnya yang tiba-tiba, tidak ada pemicu yang
jelas. Ya bisa diibaratkan seperti orang yang serangan jantung yang
datangnya tiba-tiba

 PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO

Genetik: Dalam beberapa kasus, gangguan panik dicurigai diturunkan
secara genetik.
Pengidap gangguan panik memiliki kekeliruan dalam menginterpretasikan
gerakan atau sensasi tubuh yang sebenarnya tidak membahayakan,
namun dianggap sebagai suatu ancaman
faktor lingkungan juga dianggap menjadi pemicu gangguan panic

Hal-hal apa saja yang bisa beresiko memicu gangguan panic? Biasana
faktor resiko nya adalah berbagai masalah yang cenderung menekan
mental seperti

 Stres merupakan pemicu paling utama;

 Riwayat kesehatan keluarga;
 Kejadian traumatis yang pernah dialami, seperti kecelakaan atau sakit
keras;
 Perubahan drastis dalam hidup, seperti bercerai atau memiliki anak;
 Mengonsumsi kafein dan nikotin yang terlalu berlebihan; dan
 Riwayat mengalami kekerasan fisik atau seksual

 PENGOBATAN
Kalo bapak/ibu sekalian merasakan hal seperti ini, cara terbaik adalah
konsultasi ke dokter ahli kesehatan jiwa Mengatasi gangguan panik
biasanya melalui psikoterapi, konsumsi obat, atau keduanya.
diskusikanlah dengan dokter untuk menemukan perawatan yang terbaik
sesuai kondisi

 PENCEGAHAN DAN STIGMA

Belum ada cara yang secara signifikan dapat mencegah terjadinya
gangguan panic. Namun ada beberapa cara mengurangi gejala-gejala
yang terjadi. Di antaranya:

 Hindari jenis-jenis makanan atau minuman manis, mengandung kafein,

atau beralkohol;
 Berhenti merokok dan tidak menyalahgunakan NAPZA;
 Melakukan aktivitas menyehatkan, seperti berolahraga;
 Mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat;
 Latihan manajemen stres dan teknik relaksasi, misalnya dengan
melakukan teknik pernapasan dalam dan panjang, yoga, atau
melemaskan otot-otot; dan
 Bergabung bersama komunitas yang memiliki permasalahan yang
sama. Hal ini untuk menciptakan kesadaran, pemahaman, hingga
membiasakan diri untuk menangani kepanikan.

Sekarang ini banyak stigma yang muncul di masyarakat “oh kalo berobat ke
dokter jiwa berarti dia gila dong”. Pemahaman seperti ini yang seharusnya
dihapuskan. Pasien dengan masalah kejiwaan bukan berarti orang gila.
Contoh nya seperti gangguan panik ini. Orang-orang dengan masalah seperti
ini sangat membutuhkan dukungan dari orang-orang sekitarnya, dan
lingkungannya. Jadi, jika bapak ibu sekalian memiliki kerabat yang memiliki
masalah mental ayok dirangkul, jangan dikucilkan. Kesehatan mereka sangat
bergantung dari dukungan dari orang-orang sekitarnya.
Dan juga banyak yang bilang “Ah masa masalah gitu aja dia panik” nah jangan
juga kita meremehkan masalah orang lain seperti ini. Pada orang gangguan
panik, tubuhnya secara otomatis merespon terhadap hal-hal kecil yang
mungkin pada orang normal masih baik-baik saja. Mereka tidak bisa kontrol
gejala panik nya. Yang seharusnya kita lakukan adalah mendampingi mereka,
agar mereka bisa lebih cepat tenang. Dan yang terpenting selalu memberikan
dukungan kepada mereka