Anda di halaman 1dari 5

Pemberian Antibiotika

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN


RSUD UNDATA ½

DITETAPKAN OLEH :
DIREKTUR RSUD UNDATA PALU
STANDAR
PROSEDUR TANGGAL TERBIT :
OPERASIONAL
(SPO)
dr. I Komang Adi Sujendra,Sp.PD.,
FINASIM
NIP. 196503251990031014
Pemberian antibiotik adalah cara pemberian anti bakteri
PENGERTIAN (bakteriostatik maupun bakterisid) yang sesuai dengan kemungkinan
jenis bakteri penyebab penyakit.
Menurunkanangkakesakitan
TUJUAN
Sesuai SK Direktur RSUD Undata Palu No.
KEBIJAKAN
PROSEDUR Antibiotik diberikan sesuai dengan Drug of Choice dari tiap-tiap
jenis penyakit (sesuai diagnosa).
Cara pemberian antibiotik untuk Poli Gigi
Golongan Peniccilin dan derivatnya
 Diberikan dalam dosis terbagi tiap 8
jam selama 5 hari (kecuali belum sembuh/ada kasus baru).
Kotrimoxksazol diberikan dalam dosis terbagi tiap 12 jam minimal 5
hari. Kloramfenikol diberikan dalam dosis terbagi tiap 6 – 8 jam
selama 10 – 14 hari.
Metronidazole diberikan dalam dosis terbagi tiap 8 jam selama 5
hari.
Golongan Quinolon
 Ciprofloxacin diberikan dalam dosis
terbagi tiap 12 jam selama 5 hari.
Amoxicillin
Indikasi :
 Infeksi telinga, hidung dan tenggorok seperti otitis media
yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae,
Stafilokokus yang tidak memproduksi penisilinase dan
Haemophillus Influenza.
 Infeksi saluran kencing yang disebabkan oleh Escherichia
coli, Proteus mirabilis dan Streptococcus faecalis.
 Infeksi kulit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh
Streptokokus, Stafilokokus dan Escherichia coli.
 Infeksi saluran napas dan bronchitis kronis yang disebabkan
oleh Streptococcus pneumoniae, Stafilokokus yang tidak
memproduksi penisilinase dan Haemophillus Influenzae.
 Gonorhea, infeksi akut saluran kencing yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhoeae.
 Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Shigella,
Salmonella (termasuk S. typhosa).
 Profilaksis terhadap infeksi pada tindakan pencabutan gigi,
contoh: endokarditis.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 8 jam
 Bayi BB < 6 kg : 25 – 50 mg tiap 8 jam.
 Bayi BB 6 – 8 kg : 50 – 100 mg tiap 8 jam.
 Anak BB < 20 kg : 20 – 40 mg/kg/hari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam.
 Anak BB > 20 kg : sama dengan dewasa.
2. Suntikan IM :
 Dewasa : 500mg tiap 8 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
3. Suntikan IV atau infus :
 Dewasa : 1 gr tiap 6 jam
 Anak : 50 – 100 mg/kg/hari
Cara Pemberian :
 Lama Pengobatan : pengobatan diteruskan paling sedikit 48
– 72 jam setelah gejala hilang atau setelah bakteri
terberantas. Untuk infeksi betastreptokokus haemolitik perlu
diobati paling sedikit 10 hari untuk mencegah demam
rematik dan glomerulonefritis.
 Amoxicillin cukup aman diberikan pada wanita hamil atau
menyusui.

Phenoximethyl Penicillin
Indikasi :
 Faringitis, Skarlatina.
 Demam reumatik.
 Profilaksis sebelum tonsilektomi atau ekstraksi gigi pada
kasus demam reumatik.
 Otitis media akut dan mastoiditis.
 Endokarditis : yang disebabkan Streptococcus viridans yang
sensitif terhadap penisillin.
 Fuso – Spirochaeta : infeksi ringan, misalnya gingivo
stomatitis.
 Profilaksi terhadap infeksi karena Streptococcus pyogenes
group A.
 Profilaksis terhadap kambuhnya demam reumatik.
 Profilaksis terhadap pembedahan pada pasien dengan
kelainan katup jantung.
cth. Terhadap tindakan pencabutan gigi → pencegahan
komplikasi endokaeditis bacterial subakut karena bakteremia
selintas.
Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 250 – 500 mg tiap 6-8 jam,
dosis dapat dinaikkan sampai
750 mg tiap 6-8 jam pada
infeksi berat.
 Anak sampai 1 tahun : 62,5 mg tiap 6-8 jam
 Anak 1 – 5 tahun : 125 mg tiap 6-8 jam
 Anak 6 – 12 tahun : 250 mg tiap 6-8 jam

Chloramfenicol
Indikasi :
 Infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
 Infeksi berat yang disebabkan oleh Salmonella, Haemophilus
influenzae (terutama infeksi meningeal)
 Infeksi mata konjungtivitis bacterial.

Dosis :
 50 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6 jam.
 Bayi (<2 minggu) : 25 mg/kg/hari dalam dosis terbagi tiap 6
jam

Cara Pemberian :
 Bayi dan anak dengan gangguan proses metabolic : kurangi
dosis oral dan IV sampai 25 mg/kg/hari, diikuti dengan
pemeriksaan kadar kloramfenikol dalam darah. Kadar
terapeutik : 15 – 25 µg/ml.
 Infeksi mata superficial yang mengenai konjungtifa dan /atau
kornea : oleskan sedikit salep mata pada konjungtifa bagian
bawah, lebih sering bila perlu, teruskan pengobatan siang
dan malam dalam 24 jam pertama, sesudah itu interval
pemberian dapat dijarangkan. Pengobatan diteruskan paling
sedikit 48 jam setelah mata tampak normal.
 Keamanan pada wanita hamil belum terbukti dan hati – hati
bila diberikan pada ibu menyusui.
Ciprofloxacin
Ciprofloxasin merupakan anti infeksi yang efektif terhadap bakteri
yang resisten terhadap antibiotika lain misalnya Aminoglikosida,
Penisilina, Sefalosporin dan Tetrasiklina, serta efektif terhadap
bakteri gram negative dan gram positif.
Indikasi :
 Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
 Infeksi saluran pernafasan kecuali pneumonia oleh
Streptococcus
 Infeksi kulit dan jaringan lunak
 Infeksi tulang dan sendi
 Infeksi saluran pencernaan termasuk demam tifoid dan
paratifoid.
 Uretritis dan servisitis gonoroe.

Dosis dan Cara Pemberian :


 Infeksi ringan/sedang saluran kemih : sehari 2 X 250
mg
 Infeksi berat saluran kemih : sehari 2 X 500
mg
 Infeksi ringan / sedang saluran nafas : sehari 2 X 500
mg
 Infeksi berat saluran nafas : sehari 2 X 750
mg
 Infeksi saluran pencernaan : sehari 2 X 500
mg
 Pada gonoroe akut, cukup pemberian dosis tunggal sehari
250 mg.
 Dosis untuk pasien dengan fungsi ginjal yang terganggu bila
Creatinine Clearance kurang dari 20 ml/menit maka dosis
normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau
dikurangi separuh bila diberikan sehari 2X

Cotrimoxazole
Indikasi :
 Infeksi saluran pernafasan, saluran kemih dan ginjal,saluran
pencernaan dan jaringan kulit serta jaringan lunak yang
disebabkan oleh Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,
Haemophillus Influenzae, Neisseriae, Eschericia coli,
Proteus mirabilis, P. vulgaris, Bordetella, Salmonella,
Klebsiela-Aerobacter, Shigella, Vibrio cholerae, Brucella,
Pseudomonas pseudomallei, P.cepacia, Serratia marcescens,
Pneumocystis carinii, Yersinia dan Nocardia
 Uretritis gonorkokal
 Tipus dan paratipus, serta keadaan karier
 Disentri basiler
 Kolera (sebagai pengobatan tambahan terhadap perbaikan
cairan dan elektrolit)
 Osteomielitis akut dan kronik
 “South American” blastomycosis

Dosis :
1. Oral
 Dewasa : 160 mg Trimethoprim + 800 mg
Sulfamethoxazole, 2 X sehari ( pagi dan sore ), pada kasus
yang lebih berat dosis dapat dinaikkan 50% lebih tinggi
 Anak (6 – 12 tahun) : 80 mg Trimethoprim + 400
mg Sulfamethoxazole, 2 X
sehari ( pagi dan sore )
 Anak (6 bulan – 5 tahun) : 40 mg Trimethoprim + 200
mg Sulfamethoxazole, 2 X
sehari ( pagi dan sore )
 Bayi ( 2 – 6 bulan) : 20 mg Trimethoprim + 100
mg Sulfamethoxazole

Cara Pemberian dan penyesuaian dosis


 Dosis anak – anak tersebut setara dengan dosis Trimethoprim
6 mg dan Sulfamethoxazole 30 mg/kg BB.
 Pada infeksi yang berat pada anak-anak, dosis dapat
dinaikkan 50% lebih tinggi.
 Pada infeksi akut, Kotrimoksazol harus diberikan sekurang-
kurangnya 5 hari atau sampai penderita 2 hari bebas gejala.
 Kontraindikasi untuk ibu hamil dan menyusui.

Metronidazole
Indikasi :
 Trichomoniasis simptomatik, setelah trichomonas dipastikan
oleh pemeriksaan laboratorium
 Trichomoniasis asimptomatik, disertai endoservisitis,
servisitis atau erosi servikal.
 Pengobatan untuk pasangan (asimptomayik) dari penderita
yang sedang diobati.
 Amoebiasis dan giardiasis intestinal.
 Abses hati amebic.

Dosis :
1. Oral
 Untuk kasus Trichomoniasis simptomatik dan
asimptomatik :
Dewasa : 250 mg 3X sehari selama 7 hari.
Bila penderita tidak hamil 2 gr dosis
tunggal, atau terbagi dalam 2 dosis dari
masing – masing 1 gr, selama 1 hari
 Untuk amoebiasis intestinal dan abses hati :
Dewasa : 750 mg 3X sehari selama 8 – 10 hari.
Anak : 30 – 50 mg/kg/24 jam , dalam dosis terbagi
3 selama 10 hari
 Untuk giardiasis intestinal :
Dewasa dan anak 15 mg/kg BB/24 jam dalam dosis
terbagi selama 5 hari.

Cara Pemberian :
 Pengobatan ulang : tunggu sampai 4 – 6 minggu dan
pastikan kembali diagnosis dengan pembiakan sebelum
pengobatan ulang diberikan.
 Kontra indikadi untuk ibu hamil dan menyusui.
Ruang obat
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai