Anda di halaman 1dari 3

A.

Patofisiologi
Pleuritis sering mengakibatkan nyeri dada. Dari dua lapisan pleura,

hanya pleura parietal yang dapat merasakan nyeri ketika terjadi peradangan,

karena di persarafi oleh saraf somatik. Pleura visceral tidak mempunyai

reseptor nyeri. Peradangan yang terjadi di pinggiran parenkim paru dapat

meluas ke rongga pleura dan melibatkan pleura parietal, sehingga

mengaktifkan reseptor nyeri somatik dan mengakibatkan nyeri pleuritik. Nyeri

dirasakan seperti teriris-iris dan tajam, yang dapat menjadi semakin berat

apabila gejala disertai batuk, bersin, dan perubahan pola napas. Pasien

sering bernapas cepat dan dangkal. 5,8,9


Gambar 2. Patofisiologi Pleuritis

Penyebab utama nyeri pleuritik ini adalah infeksi paru atau infark.

Pasien dengan pneumototaks atau atelektasis berat kadang dapat

mengalami nyeri dada yang diduga akibat tarikan pada pleura parietalis

karena adanya perleketan dengan pleura viseralis. Peradangan pada pleura

juga dapat menyebabkan perubahan permeabilitas kapiler yang disebabkan

oleh respon inflamasi sehingga dapat menyebabkan penumpukan cairan

pada rongga pleura dan akhirnya dapat menyebabkan efusi pleura. 2,4,7

B. Diagnosis

Diagnosis pleuritis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan

fisik yang tepat. Selain itu, dibutuhkan juga pemeriksaan penunjang berupa

pemeriksaan laboratorium maupun radiologi.

Anamnesis
Pada anamnesis ditanyakan mengenai riwayat sakit dada, seperti di

mana sakitnya, berapa lama, dan pengobatan apa yang telah dilakukan. 5

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, kelainan yang akan dijumpai tergantung dari

organ yang terlibat. Pada pleuritis akibat tuberculosis paru, kelainan yang

didapat tergantung dari luas kelainan struktur paru. Pada pemeriksaan fisik

dapat ditemukan antara lain suara napas bronchial, suara napas melemah,

ronkhi basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma, dan mediastinum. 2


Permukaan dari pleura parietal dan visceral yang biasanya halus

menjadi kasar karena peradangan. Seperti permukaan yang bergesekan satu

sama lain, suara menggaruk kasar, atau menggosok gesekan, dapat di

dengar saat inspirasi dan ekspirasi.Friction rub adalah gambaran khas dari

pleuritis. Hal ini juga dapat terjadi pada sekitar 4 % pasien dengan

pneumonia dan 4 % pasien dengan emboli paru.

Temuan fisik tambahan pada pemeriksaan paru mungkin termasuk

suara napas menurun, terutama pada pasien dengan penyebab pneumonia.7

Temuan pemeriksaan fisik lainnya yang menimbulkan kecurigaan klinis untuk

kondisi tertentu termasuk gesekan pericardial karena perikarditis serta

penurunan gerakan dinding yang terjadi pada pneumotoraks.

Anda mungkin juga menyukai