Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA DI RUANG PEDIATRIC INTENSIVE


CARE UNIT (PICU) RSD GUNUNG JATI

Oleh :
RINA HARDIANTI
R230417043

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
INDRAMAYU PROGRAM PROFESI NERS
CIREBON
2024
A. Definisi
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu
atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabk yang disebabkan oleh bakteri, virus, oleh bakteri, virus,
jamur dan jamur dan benda asing benda asing (Wijayaningsih, 2013).
Bronkopneumonia adalah cadangan pada parenkim paru yang meluas
sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru
melalui melalui cara penyebaran penyebaran langsung langsung melalui melalui
saluran saluran pernapasan pernapasan atau melalui hematogen sampai melalui
hematogen sampai ke bronkus (Riyadi & Sukarmin, 2009).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing (
Ngastiyah, 2005). Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada
jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau
melalui hematogen sampai ke bronkus (Riyadi sujono & Sukarmin, 2009).
B. Etiologi
Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan pertahanan tubuh terhadap terhadap virulensi virulensi
organisme organisme patogen. patogen. Orang normal dan sehat memiliki
mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek
glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman
keluar dari organ dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia
disebabkan oleh bakteri virus dan jamur, antara lain :
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella
2. Virus : Legionella Pneumoniae
3. Jamur : Aspergillus Spesies, Candida Albicans
4. Aspirasi makanan makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke
dalam pari-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama (Nurarif & Kusuma, 2015).

C. Klasifikasi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi :
1. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris melibatkan seluruh atau satu
bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, terkena,
maka dikenal dikenal sebagai sebagai pneumonia pneumonia bilateral bilateral
atau “ganda”.
2. Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Bronkopneumonia terjadi pada
ujung akhir bronkiol akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen
untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya.
Pneumonia interstisial Proses implamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar
(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular ( Nurarif serta
interlobular ( Nurarif dan Kusuma, 2013)
D. Patofisiologi
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan
oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan
sehingga terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai
adanya penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi
positif dan mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka
komplikasi yang terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas,
dan napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan
penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk
melembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus dalam
rongga paru) adalah tindak paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.
Atelektasis mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan
mengakibatkan terjadinya gagal napas. (Smeltzer & Suzanne C, 2012)
E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Manifestasi klinis yang muncul pada penderita bro
penderita bronkopneumonia nkopneumonia menurut menurut ( Nurarif
dan Kusuma, 2013), ialah :
1. Biasanya didahului infeksi traktus respiratori bagian atas
2. Demam (39 -40 derajat celcius) kadang-kadang disertai kejang
karena demam yang tinggI.
3. Anak sangat gelisah, adanya nyeri dada yang terasa ditusuk-
tusuk, yang dicetuskan saat bernafas dan batuk.
4. Pernafasan cepat dan dangkal di sertai pernafasan cuping hidung
dan sianosis sekitar hidung dan mulut.
5. Kadang-kadang disertai muntah dan diare.
6. Adanya bunyi tambahan pernafasan seperti ronchi, wheezing.
7. Rasa lelah akibat reaksi peradangan dan hipoksiaap abila
infeksinya serius.
8. Ventilasi mungkin berkurang akibat penimbunan mokus yang
menyebabkan atelectasis absorbsi.
F. Pathway
F. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi yang disebabkan oleh bronkopneumonia yaitu :
1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps
/ paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.
2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah didalam
rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.
3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang.
4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak ( Nurarif dan
Kusuma, 2013).

G. Penatalaksanaan
Ada dua jenis penatalaksanaan pada pasien bronkopneumonia yaitu
secara asuhan keperawatan medis (Nugroho, 2015) :
1. Asuhan keperawatan
a. Melakukan fisioterapi dada atau mengajarkan batuk efektif pada anak
yang mengalami gangguan bersihan jalan nafas
b. Mengatur posisi semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi
c. Memberikan kompres untuk menurunkan demam
d. Pantau input dan output untuk memonitor balance cairan
e. Bantu pasien memenuhi kebutuhan ADL
f. Monitor tanda-tanda vital
g. Kolaborasi pemberian O2
h. Memonitor status nutrisi dan berkolaborasi dengan ahli gizi
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan radiologi yaitu foto thoraks, terdapat konsolidasi satu atau
beberapa lobus yang bebercak-bercak.
2. Pemeriksaan laboratorium biasanya terjadi peningkatan leukosit.
3. Pemeriksaan AGD untuk mengetahui status kaardiopulmuner yang
berhubungan dengan oksigen.
4. Pemeriksaan gram/kultur sputum dan darah : untuk mengetahui
mikroorganisme penyebab dan obat yang cocok diberikan (Nugroho,
2015).

I. Asuhan
Keperawatan
Pengkajian Primer
1. Airway
a. Peningkatan sekresi pernapasan
b. Bunyi nafas terdengar bunyi crackles, ronkhi dan wheezing
2. Breathing
a. Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung, takipneu/bradipneu,
adanya retraksi.
b. Menggunakan otot bantu pernapasan
c. Kesulitan bernafas : diaforesis dan sianosis
3. Circulation
a. Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
b. Sakit kepala
c. Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah, kacau mental, mengantuk
d. Papil edema
e. Penurunan haluaran urine
4. Disability
Perhatikan bagaimana tingkat kesadaran klien, dengan penilain GCS,
dengan memperhatikan refleks pupil, diameter pupil.
5. Eksposure
Penampilan umum klien seperti apa, apakah adanya udem, pucat,
tampak lemah, adanya perlukaan atau adanya kelainan yang didapat
secara objektif.

Pengkajian Sukender

1. Sistem kardiovaskuler
Tanda : Takikardia, irama ireguler, terdapat bunyi jantung S3,S4/ Irama
gallop dan murmur, Hamman’s sign (bunyi udara beriringan dengan
denyut jantung menandakan udara di mediastinum), hipertensi atau
hipotensi
2. Sistem pernafasan
Gejala : riwayat trauma dada, penyakit paru kronis, inflamasi paru ,
keganasan, batuk
Tanda : takipnea, peningkatan kerja pernapasan, penggunaan otot
asesori, penurunan bunyi napas, penurunan fremitus vokal, perkusi :
hiperesonan di atas area berisi udara (pneumotorak), dullnes di area
berisi cairan (hemotorak); perkusi : pergerakan dada tidak seimbang,
reduksi ekskursi thorak.

3. Sistem integumen
Sianosis, pucat, krepitasi sub kutan, gangguan mental, cemas, gelisah,
bingung, stupor
4. Sistem musculoskeletal
Edema pada ektremitas atas dan bawah, kekuatan otot dari 2- 4.
5. Sistem endokrin
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid
6. Sistem gastrointestinal
Adanya mual atau muntah, kadang disertai konstipasi.
7. Sistem neurologi
Sakit kepala
8. Sistem urologi
Penurunan haluaran urine
9. Sistem reproduksi
Tidak ada masalah pada reproduksi. Tidak ada gangguan pada
rahim/serviks.
10. Sistem indera
a. Penglihatan : penglihatan buram, diplopia, dengan atau tanpa
kebutaan tiba-tiba.
b. Pendengaran : telinga berdengung
c. Penciuman : tidak ada masalah dalam penciuman
d. Pengecap : tidak ada masalah dalam pengecap
e. Peraba : tidak ada masalah dalam peraba, sensasi terhadap
panas/dingin tajam/tumpul baik.
11. Sistem abdomen
Biasanya kondisi disertai atau tanpa demam.
12. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : nyeri pada satu sisi, nyeri tajam saat napas dalam, dapat menjalar
ke leher, bahu dan abdomen, serangan tiba-tiba saat batuk
Tanda : Melindungi bagian nyeri, perilaku distraksi, ekspresi meringis.
13. Keamanan
Gejala : riwayat terjadi fraktur, keganasan paru, riwayat
radiasi/kemoterapi
14. Penyuluhan/pembelajaran - Gejala : riwayat factor resiko keluarga
dengan tuberculosis.
J. Analisa Data

Tanggal, Data Senjang Penyebab/Etiologi Masalah Tanda Tangan dan


jam (DS dan DO) Keperawatan Nama Jelas
(SDKI)
23-02- DS : Jmamur, Virus, Bakteri Gangguan Nunik Handayani
2024 1. Dispnea Pertukaran Gas
2. Pusing (D.0003)
3. Penglihatan kabur Saluran pernafasan atas

DO: Kuman berlebih di


1. PCO2 bronkus
meningkat/menurun
2. PO2 menurun Edema antar kapiler &
3. Takikardi alveoli
4. Ph arteri
meningkat/menurun Edema paru
5. Bunyi napas
tambahan
Pergeseran dinding paru
6. Sianosis
Suplai O2 menurun

Hipervemtilasi

Dispnea

Retraksi dinding
dada/cuping hidung

Gangguan pertukaran
gas

23-02- DS : Jamur, virus, bakteri Bersihan Jalan Nunik Handayani


2024 1. Dispnea Napas Tidak
2. Sulit Bicara Efektif (D.0001)
Saluran pernafasan atas
3. Ortopnea
DO:
1. Batuk tidak efektif Kuman berlebih di
2. Tidak mampu batuk bronkus
3. Sputum berlebih
Proses peradangan
4. Mengi, wheezing, Akumulasi sekret di
dan ronkhi kering bronkus
5. Gelisah
6. Sianosis Ketidakefektifan
7. Bunyi napas, bersihan jalan
menurun nafas
8. Frekuensi napas
berubah
9. Pola napas berubah

23-02- DS : Jaamur, virus, bakteri Gangguan Nunik Handayani


2024 1. Dispnea Ventilasi
Spontan
Saluran pernafasan atas (D.0004)
DO :
1. Penggunaan otot Kuman berlebih di
bantu napas menigkat
bronkus
2. Volume tidak
menurun
3. PCO2 meningkat Edema antara kapiler &
4. PO2 menurun alveoli
5. SaO2 menurun
6. Gelisah Edema paru
7. Takikardia
Gangguan
pengembangan paru

Ventilasi dan perfusi


tidak seimbang

Gangguan difusi dan


retensi CO2

O2 menurun, CO2
meningkat, SaO2
menurun, volume tidak
menurun

Dispnea, sianosis,
pernapasan pendek,
penggunaan otot bantu
pernapasan

Gangguan Ventilasi
Spontan

J. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi – perfusi d.d


dispnea, pusing, penglihatan kabur, PCO2 meningkat/menurun, PO2 menurun,
takikardi, bunyi napas tambahan
2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d perubahan sirkulasi d.d dispnea, sulit
bicara, ortopnea, batik tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebih,
mengi,wheezing, ronkhi, gelisah, sianosis, bunyi napas menurun, frekuensi
napas berubah pola napas berubah.
3. Gangguan ventilasi spontan b.d Gangguan metabolisme d.d penggunaan alat
bantu napas meningkat, volume tidal menurun, PCO2 meningkat, PO2
meningkat.
K. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional
Keperawatan
Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :
Napas Tidak keperawatan selama … x 24 jam a. Monitor pola a. Untuk
Efektif (D.0001) diharapkan bersihan jalan napas napas mengetahui pola
tidak efektif dapat membaik napas
dengan kriteria hasil: b. Monitor bunyi b. Untuk
Indikator IR ER napas mengetahui bunyi
1. Mengi 2 5 napas
2. Wheezing 2 c. Monitor sputum c. Untuk
3. Dispnea 1 5 (jumla,warna, mengetahui
4. Ortopnea 1 5 aroma) sputum pasien
5. Frekuensi 1 5 Terapeutik : Terapeutik :
napas a. Pertahankan
6. Pola napas 1 5 kepatenan jalan
napas dengan a. Untuk mengjaga
head tilt&chin lift kepatenan jalan
(jaw trust jika napas
ada trauma
servikal)
b. Berikan
minuman hangat b. Untuk
meningkatkan
c. Lakukan sirkulasi
fisioterapi dada c. Untuk mengatasi
permasalahan
yang
berhubungan
dengan saluran
d. Lakukan pernapasan
penghisapan d. Untuk
lendir mempertahankan
e. Berikan oksigen jalan napas
Edukasi : e. Agar tidak sesak
a. Anjurkan asupan Edukasi :
cairan 200 ml/hari a. Agar
tidak dehidrasi
Kolaborasi :
a. Kolaborasi Kolaborasi :
pemberian a. Untuk meredakan
bronkodilator keluhan akibat
penyempitan
saluran
pernapasan.

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :


Ventilasi keperawatan selama … x24 jam a. Identifikasi a. Untuk
Spontan diharapkan gangguan ventilasi adanya kelelahan mengetahui
(D.0004) spontan dapat membaik dengan otot bantu napas adanya kelelahan
kriteria hasil: otot bantu napas
Indikator IR ER b. Identifikasi efek b. Untuk
perubahan posisi mengetahui efek
1. Volume tidal 1 5
2. Dispnea 1 5 terhadap status perubahan posisis
3. Penggunaan 1 5 pernapasan terhadap status
alat bantu pernapasan
napas
4. PCO2 1 5 c. Monitor status c. Untuk
5. PO2 1 5 respirasi dan mengetahui status
oksigenasi respirasi dan
oksigenasi

Terapeutik : Terapeutik :
a. Pertahankan a. Untuk
kepatenan jalan mempertahankan
napas pernapasan pasien
b. Berikan b. Agar pasien
oksigenasi sesuai masih bisa
kebutuhan bernapas

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi : Observasi :


Pertukaran Gas keperawatan selama … x24 jam a. Monitor a. Untuk
(D.0003) diharapkan gangguan pertukaran frekuensi, irama, mengetahui
gas dapat membaik dengan kedalamaan dan frekuensi, irama,
kriteria hasil: upaya napas kedalaman, dan
Indikator IR ER upaya napas
1. Tingkat 1 5 b. Monitor pola b. Untuk
kesadaran 1 5 napas mengetahui pola
2. Dispnea 1 5 napas
3. Bunyi napas c. Monitor adanya c. Untuk
tambahan produksi sputum mengetahui
4. PCO2 1 5 adanya produksi
5. PO2 1 5 sputum
d. Monitor d. Untuk
sumbatan jalan mengetahui
napas sumbatan jalan
napas
e. Monitor saturasi e. Untuk
oksigen mengetahui
saturasi oksigen
f. Monitor nilai f. Untuk
AGD mengetahui nilai
AGD
Terapeutik : Terapeutik :
c. Atur interval c. Untuk
pemantauan pemantauan
respirasi sesuai
respirasi sesuai dengan kondisi
kondisi pasien pasien
d. Untuk
d. Dokumentasikan pendokumentasia
hasil pemantauan n hasil
pemantauan

Edukasi :
Edukasi : a. Agar mengetahui
a. Jelaskan tujuan tujuan dan
dan prosedur prosedur
pemantauan. pemantauan
b. Agar mengetahui
b. Informasikan hasil pemantauan
hasil pemantaun
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan (2012) Proses Proses Keperawatan Keperawatan Penerapan Penerapan


Konsep Dan Kerangka Kerangka Kerja.Yogyakarta: Gosyen Publishing
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/respirasi/bunyi-nafas/

Nugroho, Nugroho, T (2015) Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan


Maternitas, Maternitas, Anak, Bedah dan Penyakit Penyakit Dalam
Yogyakarta: Nuha Medika

Nursalam Nursalam (2008) Konsep Konsep dan Penerapan Penerapan


Metodologi Metodologi Penelitian Penelitian Ilmu Keperawatan Jakarta:
Salemba Medika

Nurarif, A. Huda dan Hardhi Kusuma (2015) Aplikasi Aplikasi Asuhan


Keperawatan Asuhan Keperawatan Berdasarkan Berdasarkan Diagnosa
Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC NIC-NOC jilid 1 Yogjakarta:
Mediaction

Riyadi dan Sukarmin (2009) Asuhan Asuhan Keperawatan Keperawatan pada


Anak Edisi pertama Yogyakarta: Graha Ilmu

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai