Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

BRONCHOPNEUMONIA
A. KONSEP MEDIK
1. Definisi
Bronchopneumoia adalah suatu peradangan paru yang biasanya
menyerang di bronkeoli terminal. Bronkopneumonia adalah suatu
peradangan pada paru-paru dan bronkiolus, virus (influenza), jamur
candida albican/aspirasi karena makanan/benda asing
Bronkopneumonia adalah suatu peradangan pada paru-paru yang lebih
menyebar sifatnya dan melibatkan cabang tengkorak dalam paru-paru itu
sendiri yang membawa udara ke sel-sel yang sangat halus (alveoli) dari
paru-paru itu sendiri. (Suddarths and brunner 2001).
2. Etilogi
Secara umum bronchopneumoni diakibatkan penurunan mekanisme
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang normal
dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ
pernapasan terdiri atas reflek, glotis danbatuk, adanya lapisan mukus,
gerakan silia yang menggerakan kuman keluar dari organ dan sekresi
humeral setempat. Timbulnya bronchopneumonia diesebabkan oleh :
a. Bakteri
Organisme gram positif yang menyebabkan pneumonia bakteri adalah
steprokokus pneumonia, streptococcus aureus dan streptococcus
pyogenis.
b. Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia yang paling umum ini
disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi
droplet. Cytomegalovirus yang merupakan sebagai penyebab utama
pneumonia virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur seperti histoplasmosis menyebar
melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya
ditemukan pada kotoran burung.
d. Protozoa

Ini biasanya terjadi pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti


pada pasien yang mengalami imunosupresi seperti pada penderita
AIDS.
3. Patofisiologi
Faktor-faktor penyebab seperti virus, bakteri, mikroplasma, jamur dan
aspirasi makanan yang melalui inhalasi droplet akan teraspirasi masuk ke
saluran nafas atas kemudian masuk ke saluran nafas bagian bawah dan
selanjutnya akan menginfeksi jaringan interstisial parenkim paru. Dengan
daya tahan tubuh yang menurun, terjadilah infeksi pada traktus
respiratorius atau jalan nafas. Adanya infeksi jalan nafas akan timbul
reaksi jaringan berupa edema alveolar dan pembentukan eksudat. Hal
tersebut akan mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke
bronkioli, alveoli dan paru-paru. Terjadinya proliferasi mengakibatkan
sumbatan dan daya konsolidasi pada jalan nafas sehingga proses
pertukaran O2 dan CO2 menjadi terhambat dan terjadilah gangguan
ventilasi. Rendahnya masukan O2 ke paru-paru terutama pada alveolus
menyebabkan terjadi peningkatan tekanan CO2 dalam alveolus atau yang
disebut dengan hiperventilasi yang akan menyebabkan terjadi alkalosis
respiratorik dan penurunan CO2 dalam kapiler atau hipoventilasi yang
akan

menyebabkan

terjadi

asidosis

respiratorik.

Hal

tersebut

menyebabkan paru-paru tidak dapat memenuhi fungsi primernya dalam


pertukaran gas yaitu membuang CO2 sehingga menyebabkan konsentrasi
O2 dalam alveolus menurun dan terjadilah gangguan difusi dan akan
berlanjut menjadi gangguan perfusi dimana oksigenasi ke jaringan tidak
memadai. Jika gangguan ventilasi, difusi dan perfusi tidak segera
ditanggulangi akan menyebabkan hipoksemia dan hipoksia yang akan
menimbulkan beberapa manifestasi klinis.
4. Manifestasi Klinik
Adapun manifestasi klinis yang ditimbulkan antara lain cyanosis, nafas
cuping hidung, takikardia, dipsnea, gelisah, stridor, retraksi otot dada dan
sesak, dimana tanda dan gejala tersebut dapat menimbulkan masalah
kerusakan pertukaran gas dan pola nafas tak efektif. Tanda dan gejala lain

yang timbul adalah kelemahan, keletihan, kelelahan yang akan


menimbulkan masalah intoleransi aktifitas. Jika kuman terbawa bersama
makanan akan masuk ke lambung dan terjadi peningkatan asam lambung,
hal inilah yang menyebabkan mual, muntah dan anoreksia, sehingga
timbul masalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu
bisa juga terjadi demam dan berkeringat yang dapat menimbulkan
masalah risiko kekurangan volume cairan dan hipertermia. Batuk dan
pilek merupakan reaksi tubuh akibat adanya infeksi traktus respiratori
yang akan menimbulkan masalah bersihan jalan nafas tak efektif. Masalah
risiko penularan infeksi juga dapat terjadi jika kuman sudah masuk ke
dalam alveoli dan bronkiolus. Dengan timbulnya tanda dan gejala dan
disertai dengan kurangnya pemahaman orangtua sehingga keluarga
bertanya-tanya tentang penyakit pasien, maka timbullah masalah
kecemasan orangtua.
5. Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. pemeriksaan darah
b. pemeriksaan sputum
c. analisa gas darah
d. kultur darah
e. sampel darah, sputum dan urin
2. Pemeriksaan Radiologi
a. Rontegenogram Thoraks
b. Laringoskopi/bronkoskopi
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keperawatan yang

dapat

diberikan

pada

bronkopneumonia adalah:
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:
a. Pemberian antibiotik sesuai program
b. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)

klien

c. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
d. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk transpor muskusilier
e. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
7. Komplikasi
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau
kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk
hilang. Terjadi apabila penumpukan sekret akibat berkurangnya daya
kembang paru-paru terus terjadi. Penumpukan sekret ini akan
menyebabkan obstruksi bronchus intrinsik. Obstruksi ini akan
menyebabkan atelektasis obstruksi dimana terjadi penyumbatan
saluran udara yang menghambat masuknya udara ke dalam alveolus.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam
rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang
meradang
d. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. Ini disebabkan
apabila terjadi penyebaran virus hemofilus influenza melalui
hematogen ke sistem saraf sentral. Penyebaran juga bisa dimulai saat
terjadi infeksisaluranpernapasan.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Fokus Pengkajian
Usia bronkopneumoni sering terjadi pada anak. Kasus terbanyak
sering terjadi pada anak berusia dibawah 3 tahun dan kematian
terbanyak terjadi pada bayi berusia kurang dari 2 bulan, tetapi pada
usia dewasa juga masih sering mengalami bronkopneumonia.
b. Keluhan Utama : sesak nafas
c. Riwayat Penyakit
1. Pneumonia Virus
Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran nafas, termasuk renitis
(alergi) dan batuk, serta suhu badan lebih rendah daripada
pneumonia bakteri.
2. Pneumonia Stafilokokus (bakteri)

Didahului oleh infeksi saluran pernapasan akut atau bawah dalam


beberapa hari hingga seminggu, kondisi suhu tubuh tinggi, batuk
mengalami kesulitan pernapasan.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas riwayat
penyakit fertusis yaitu penyakit peradangan pernapasan dengan
gejala bertahap panjang dan lama yang disertai wheezing (pada
Bronchopneumonia).
d. Pengkajian Fisik
1. Aktivitas/istirahat.
Gejala:Kelemahan, kelelahan, tidak bisa tidur.
Tanda: Letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat adanya gagal jantung kronik.
Tanda : Takikardia, penampilan kemerahan atau pucat.
3. Makanan/cairan
Gejala : Kehilangan nafsu makan, mual/muntah.
Tanda:Distensi abdomen, hiperaktif bunyi usus, kulit kering
dengan turgor buruk, penampilan kaheksia (mal nutrisi).
4. Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal (influensa).
Tanda : Perubahan mental (bingung somnolen).
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Sakit kepala, nyeri dada meningkat saat batuk, mialgia,
atralgia.
Tanda : Melindungi area yang sakit.
6. Pernafasan
Gejala : Riwayat PPOM, takipnea, dipsnea, pernafasan dangkal,
pelebaran nasal.
Tanda : Sputum (merah muda, purulen), perkusi (pekak diatas area
yang konsolidasi), fremitus (traktil dan vocal bertahap meningkat
dengan konsolidasi), bunyi nafas (menurun atau tidak ada), warna
(pucat atau cyanosis bibir/kuku).
7. Keamanan
Gejala : Riwayat gangguan sistem imun, demam.
Tanda : Berkeringat, menggigil, gemetar, kemerahan.
8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat penyakit ISPA.
Tanda : Gelisah, bertanya-tanya.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
b. Gangguan pertukaran gas
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh
d. Intoleran aktivitas
e. Resiko kekurangan volume cairan

4. Rencana Intervensi Keperawatan


3.

4. Diagnosa Keperawatan

5. NOC

6. NIC

N
7.

8. Ketidakefektifan

bersihan

jalan napas (00031)


9. Domain 11 : Keamanan /
perlindungan

19. NOC :

22. Intervensi :

Mengontrol pengambilan nafas

23. Manajemen Jalan Napas

Keadaan pernafasan: jalan nafas

20.

11. Definisi : Ketidakmampuan

selama 3x 24 jam diharapkan nyeri

membersihkan

mengeluarkan
(gangguan)

atau
secret

dari

dilakukan

diangkat

atau

rahang

ditinggikan.

intervensi
2.

Memposisikan

pasien dapat teratasi atau berkurang.

mendapatkan

21.

maksimal.

Kriteria Hasil pasien akan :

ventilasi

yang

untuk

dan suara nafas yang bersih, tidak

berdasarkan penghirupan nafas yang

kebersihan

ada sianosis dan dyspneu (mampu

potensial pada jalan nafas.

mengeluarkan

sputum,

mampu

12. Batasan karateristik :

bernafas dengan mudah, tidak ada

Tidak adanya batuk

pursed lips)

Perubahan nilai nafas

Menunjukkan jalan nafas yang

4.

Mengidentifikasi

agar

Mendemonstrasikan batuk efektif

jalan nafas.

3.

pasien

daerah

pernafasan
mempertahankan

Setelah

Membuka jalan nafas dengan cara


dagu

yang jelas

10. Kelas 2 : Cedera Fisik


untuk

1.

pasien

Penghirupan nafas melalui mulut


atau nasopharing.

5.

Memberikan terapi fisik pada dada.

6.

Mengeluarkan sekret dengan cara

Perubahan irama pernafasan

paten (klien tidak merasa tercekik,

Dyspnea

irama nafas, frekuensi pernafasan

Kelebihan dahak/sputum

Batuk yang tidak efektif

Orthopnea

Kurang istirahat

a. Faktor yang berhubungan :


1. Lingkungan :
Penyimpanan secret
2. Penghalang Pada jalan Nafas;
Kelebihan mucus
Adanya benda asing di jalan

batuk atau penyedotan.


7.

dalam rentang normal, tidak ada

dalam,

suara nafas abnormal)

batuk.

Mampu mengidentifikasikan dan


mencegah

factor

yang

menghambat jalan nafas

8.
9.

bolak-balik,

yang
dan

Menginstruksikan bagaimana batuk


Membantu

rangsangan

pada

spirometer.
10.

Mendengarkan

bunyi

nafas,

mancatat daerah yang mangalami


penurunan atau ada tidaknya ventilasi
dan adanya bunyi tambahan.
11.

13.

12.

Melakukan

penyedotan

pada

endotrakea atau nasotrakea.

14.

Memeriksa bronchodilators dengan


tepat.

13.

16.
17.

lambat,

pernapasan

yang efektif.

dapat

nafas
3. Fisiologi :
Infeksi

15.

Mendorong

Mengajarkan

pasien

bagaimana

penghirupan nafas yang tepat.


14.

Memberikan perawatan ultrasonic.

18.

15.

Memberikan oksigen yang tepat.

16.

Memberikan cairan yang teratur


agar

memperoleh

keseimbangan

cairan dalam tubuh.


17.

Memposisikan

pasien

untuk

mengurangi dyspnea.
18.

Memeriksa keadaan pernafasan dan


oksigen.

19.

Kolaborasi pemberian terapi irigasi


atau Proetz displacement therapy
sebagai terapi tambahan

24.

Penurunan Tingkat Kegelisahan

1. Penggunaan teknik penenangan


2. Hasil yang diharapkan dari sikap
pasien
3. Menjelaskan semua prosedur,
termasuk sensasi selama menjalani
prosedur
4. Mengartikan perspektif pasien

menghadapi situasi yang


menengangkan
5. Memberikan informasi yang factual
melalui diagnosa, intervensi, dan
ramalan
6. Menemani pasien untuk
memberikan keamanan dan
mengurangi rasa takut
7. Mendorong pasien tinggal bersama
anaknya
8. Memberikan contoh symbol
ketidakamanan
9. Menggosok-gosok punggung atau
leher pasien
10. Mengurangi tindakan pasien yang
tidak kompetitif
11. Menjaga alat-alat keperawatan
12. Mendengarkan dengan baik
13. Memperkuat sikap

14. Menciptakan atmosfir untuk


membangun rasa percaya
15. Perawat dapat merasakan perasaan,
persepsi, dan rasa takut pasien
16. Mengidentifikasi perubahan tingkat
kecemasan pasien
17. Mengalihkan kegiatan untuk
mengurangi tekanan
18. Membantu pasien mengidentifikasi
situasi yang dapat menyebabkan
timbulnya kegelisahan
19. Menginstruksikan pasien dalam
penggunaan teknik relaksasi
20. Memberikan obat untuk
25.
2

26. Gangguan pertukaran gas


(00030)
27. Domain : 3 Eliminasi dan
Pertukaran

mengurangi kecemasan.
33. Airway Managemen

31. NOC :
Respiratory Status :Gasiexchage
vital sign status
32. Setelah

dilakukan

tindakan

1. Buka jalan napas unakan tenknik


chin lift
2. posisikan

pasien

memaksimalkan ventilasi

untuk

28. Kelas : 4 Fungsi Pernapasan

keperawatan selama 3 x 24 jam

29. Definisi : Kelebihan atau

masalah gangguan pertukaran

defisit pada oksigen dan atau


eliminasi

karbon

dioksida

ngas teratasi dengan hasil


-

pada membran alveolar


kapiler.
30. Batasan Karakteristik :

pH darah arteri abnormal


pH arteri abnormal
Pernapasan abnormal
warna kulit abnormal
konfusi
sianosis
penurunan karbon dioksida
diaforesis
dispnea
sakit kepala saat bangun
hiperapnia
hipoksia
gelisah
somnolen
Perubahan membran alveolarkapiler

pemasangan

alat

bantu

napas

buatan
4. lakukan fisioterapi jika perlu
5. keluarkan secret dengan batuk atau

Mendoemonstrasikan
peningkatan

3. identifikasi pasien perlu adanya

ventilasi

dan

oksigenasi yang adekuat


Memelihara kebersihan paruparu dan bebas dari tanda-tanda

distres
Tanda tanda vital dalam

rentang normal
Mendemonstrasikan

batuk

efektif dan suara napasyang


bersih dan tidak ada sianosis.

suction
6. berikan bronjkodilator jika perlu
7. monitor respirasi dan status O2
8. monitorr rata-rata kedalaman irama
34. dan usaha repirasi
9. catat pergerakan dada, amati
kesimetrisan

penggunaan

otot

tambahan
10. monitor suana napas
11. monitor pola napas
12. auskultasi sura paru-paru setelah
tindakan

untuk

mengetahui

hasilnya
13. Auskultasi suara napas, catat area
penurunan/ tidak adanya ventilasi
dan suara tambahan.

35.

ventilasi perfusi
36. Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

47.

38. Kelas 1 : Makan


39. Definisi :
40. Ketidakseimbangan nutrisi

Nutritional status: Adequacy of

59. Nutritiont Management

nutrient.
Nutritional Status : food and Fluid

Intake
Weight Control
48.
49. Nutritional Status : food and

adalah asupan nutrisi yang


tidak mencukupi kebutuhan

Fluid Intake
-

Mampu mengidentifikasi

kebutuhan nutrisi.
Tidak ada tanda tanda malnutrisi
Tidak terjadi penurunan berat

metabolik.
41. Batasan Karateristik

Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menolak makan
Persepesi ketidakmampuan

untuk mencerna makanan.


Diare atau steatore
Kekurangan makanan
Bising usus hiperaktif
Membran mukosa pucat

58. NIC

tubuh (00002)
37. Domain 2 : Nutrisi

NOC

badan yang berarti.


50. Weight Control
-

Mengerti factor yang dapat

meningkatkan berat badan.


Mengidentfifikasi tingkah laku

dibawah kontrol klien.


Memodifikasi diet dalam waktu

Kaji makanan yang disukai oleh

klien
2. Kaji adanya alergi makanan
3. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori.
4. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
5. Pantau adanya mual atau muntah.
6. Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
8. Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
9. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

Tonus otot buruk


Kelemahan otot yang berfungsi
untuk menelan atau
mengunyah.
42.
43. Faktor yang berhubungan :
1. Ketidakmampuan untuk
menelan atau mencerna

yang lama untuk mengontrol

diet yang tepat bagi anak dengan

berat badan
Penurunan berat badan 1-2

sindrom nefrotik.

pounds/mgg
Menggunakan energy untuk

1. Anjurkan pasien untuk

aktivitas sehari hari

meningkatkan intake Fe
2. Anjurkan pasien untuk

51.

nurtien akibat faktor biologi :


Penyakit kronis
Kesulitan mengunyah atau

menelan
Intoleransi makanan
hilang nafsu makan
Mual/muntah

meningkatkan protein dan vitamin

52. Setela dilakukan tindakan


keperawatan selama 3 x 24 jam

makanan atau menyerap

60. Health Education

kebutuhan nutrisi terpenuhi


dengan kriteria hasil / NOC :

Laporkan nutrisi adekuat


Masukan makanan dan cairan

44.

adekuat
Energi adekuat
Massa tubuh normal
Ukuran biokimia normal

45.

53. Dengan skala :

46.

54. 1 = Sangat kompromi


55. 2 = Cukup kompromi
56. 3 = Sedang kompromi

C
3. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
4. Anjurkan klien untuk makan
sedikit namun sering.
5. Anjurkan keluarga untuk tidak
membolehkan anak makanmakanan yang banyak
mengandung garam.
61. Weight Management
1. Diskusikan bersama pasien
mengenai hubungan antara intake
makanan, latihan, peningkatan BB

57. 4 = Sedikit kompromi


5

= Tidak kompromi

dan penurunan BB.


2. Diskusikan bersama pasien
mengani kondisi medis yang dapat
mempengaruhi BB
3. Diskusikan bersama pasien
mengenai kebiasaan, gaya hidup
dan factor herediter yang dapat
mempengaruhi BB
4. Diskusikan bersama pasien
mengenai risiko yang berhubungan
dengan BB berlebih dan penurunan
BB
5. Perkirakan BB badan ideal pasien
62. Health Education
1. Dorong pasien untuk merubah
kebiasaan makan
63. Weight reduction Assistance
64.
1 Fasilitasi keinginan pasien untuk
2

menurunkan BB
Perkirakan bersama pasien

3
4

mengenai penurunan BB
Tentukan tujuan penurunan BB
Beri pujian/reward saat pasien
berhasil mencapai tujuan

65. Health Education


66.

67. Intoleran Aktifitas (00092)

68. Domain 4: Aktivitas /


istiraht
69. Kelas 4: Respon

83. NOC :

Toleransi Aktifitas
Penghematan Energi
Perawatan Diri (AKS)
84.

kardiovaskular/ pulmonal

85. Setalah dilakukan tindakan

70. Definisi:

Keperawatan 2x24 jam

71. Ketidakcukupan energu secara

diharapkan pasien mampu

fisiologis

mentoleransi aktivitas, dengan

72. maupun psikologis untuk

kriteria hasil

meneruskan atau
86.

73. menyelesaikan aktifitas yang


diminta atau aktifitas
74. sehari hari.
75. Batasan karakteristik :

87. Kriteria Hasil :

Pasien mampu mentoleransi


aktivitas yang biasa dilakukan,

1. Ajarkan pemilihan makanan


88. NIC :
89. Energy Management
1. Observasi adanya pembatasan klien
dalam melakukan aktivitas
2. Kaji adanya factor yang menyebabkan
kelelahan
3. Monitor nutrisi dan sumber energi
tangadekuat
4. Monitor pasien akan adanya kelelahan
fisik dan emosi secara berlebihan
5. Monitor respon kardivaskuler terhadap
aktivitas
6. Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
7. Kolaborasikan pemberian pengobatan
nyeri sebelum aktivitas.

76. a. melaporkan secara verbal

yang dibuktuikan dengan toleransi

adanya kelelahan

aktivitas, ketahanan, penghematan

1. Bantu klien untuk mengidentifikasi

energi.
Pasien mampu mengidentifikasi

aktivitas yang mampu dilakukan


2. Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan

adanya keterbatasan energi.


Pasien mampu menyeimbangkan

aktivitas dan istirahat.


Pasien Dapat mengatur pembatasan

77. atau kelemahan.


78. b. Respon abnormal dari
tekanan darah atau nadi
terhadap aktifitas
79. d. Adanya dyspneu atau
ketidaknyamanan saat

penggunaan enegri saat

80. beraktivitas.

81.
82. Faktor factor yang
berhubungan :

Tirah Baring atau imobilisasi


Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan antara suplei
oksigen dengan kebutuhan.

90. Activity Therapy

beraktivitas.
Mampu melakukan aktivitas sehari
hari (ADLs) secara mandiri

kemampuan fisik, psikologi dan social


3. Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
4. Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
5. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
6. Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
7. Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
8. Monitor respon fisik, emosi, social dan
spiritual
9. Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik

dalammerencanakan progran terapi


yang tepat.
91.
92. Bantuan Perawatan Diri
1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk
berpindah dari tempat tidur, berdiri,
ambulasi, dan melakukan AKS.
2. Eavaluasimotivasi dan keinginan pasien
untuk meningkatkan aktivitas.
3. Bantu pasien untuk mengubah posisi
secara berkala, bersandar, duduk,
berdiri, dan ambulasi sesuai toleransi.
4. Rencanakan aktivitas bersama pasien
dan keluarga yang meningkatakan
kemandirian dan ketahanan.
5. Ajarkan pada pasien dan orang terdekat
tenntang tehnik perawatan diri yang
93.
5

94. Resiko kekurangan volume


cairan (00028)
95. Domain 2 : Nutrisi

101.

NOC

1. Keseimbangan Elektrolit dan asam 1


basa

akan meminimalkan konsumsi oksigen


105.
Manajemen elektrolit
Pantau hasil labolatorium yang relevan
dengan keseimbangan cairan (misal;

96. Kelas 5 : Hidrasi

2. Keseimbangan cairan
3. Hidrasi
97. Definisi
4. Status nutrisi.
98. Resiko kekurangan Volume 102.
103. Tujuan dan Kriteria Hasil:
Cairan
Adalah
Kondisi
104.
Setelah
dilakukan
Individu
yang
beresiko
tindakan
keperawatan
mengalami dehidrasi Vaskular,
selama ...x24 jumlah cairan
selular, Intraselular
yang masuk dan keluar
99.
seimbang,
yang
dapat
100.
Faktor resiko
dibuktikan dengan indikator ;
Penyimpangan yang mempengaruhi
Keseimbangan elektrolit dan asam basa
akses untuk pemasukan atau
Pasien memiliki konsentrasi urine
absorpsi cairan.
yang normal
Kehilangan yang berlebihan melalui
Pasien memilki hemoglobin dan
rute normal ( Mis; Diare).
hematokrit dalam batas normal
Usia ekstrime (Bayi Baru Lahir Atau
Keseimbangan cairan
Lansia)
Pasien memiliki asupan cairan oral
Berat badan ekstrime ( Kurang atau
dan/atau intravena yang adekuat
Berlebih)
Hidrasi
Faktor
yang
mempengaruhi
Pasien tidak mengalami haus yang
Kebutuhan Cairan (Mis; Status

tidak normal

kadar

hematokrit,

BUN,

albumin,

protein total, osmolalitas serum, dan


berat jenis urine)
2 Laporkan abnormalitas elektrolit
106.
107.
1. Pantau

Manajemen cairan
Status

Hidrasi

(Mis;

Kelembapan Membran Mukosa, Ke


adekuatan Nadi, Dan Tekanan Darah
Ortostatik)
2. Pertahankan keakuratan catatan asupan
dan haluaran.
3. Pastikan bahwa
4.
5.
6.
7.
8.

pasien

terhidrasi

dengan baik sebelum pembedahan


Berikan terapi IV, Sesuai Program
Tingkatkan asupan oral jika perlu.
Berikan cairan sesuai keperluan
Pasang kateter jika perlu.
Tentukan jumlah cairan yang masuk
dalam 24 jam, hitung asupan yang di
perlukan sepanjang sif siang, sore dan
malam.

Hipermetabolik)
Defisiensi
Pengetahuan
berhubungan

Dengan

Pasien dapat menampilkan hidrasi


(Yang
Volume

Cairan).
Kehilangan Cairan Melalui Rute yang
tidak normal (Mis; Slang Kateter
Menetap)
Obat (diuretik)

108.

Pemantauan cairan

yang normal (membran mukosa 9. Pantau Warna, Jumlah, Dan Frekuensi


kehilangan cairan.
lembab dan mampu berkeringat)
Status nutrisi ; asupan makanan dan 10. Cek arahan lanjut
cairan
1. Pasien

klien

untuk

menentukan apakah penggantian cairan


memiliki

asupan

dan

pada

pasien

haluaran yang seimbang dalam 24

dilakukan

jam

109.

sakit

terminal

tetap

Manajemen

cairan/elektrolit
11. Kaji adanya vertigo atau hipotensi
postural
12. Identifikasi faktor terhadap bertambah
buruknya

dehidrasi

(misal;

obat-

obatan, demam, stres, dan program


pengobatan
13. Observasi

khususnya

terhadap

kehilangan cairan yang tinggi elektrolit


(misal ; diare, drainase luka, diaforesis)
110.

Manajemen hipovolemia

14. Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, bila di perlukan.


15. Pantau perdarahan ( Mis; Periksa
Seluruh sekret Dari adanya darah nyat
atau darah samar)
111.

Manajemen syok

16. Ubah Posisi pasien Trendelenburg


Atau tinggikan tungkai pasien bila
hipotensi, kecuali di kontra indikasikan
112.
17. Anjurkan

HE
pasien

untuk

menginformasika perawat bila haus

113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda NIC-NOC.


Jogjakarta : Mediakction
Herdman, Heather. 2013. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC
Wilkinson dan Ahern. 2009. Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Terjemahan Oleh
Esty Wahyuningsih. 2012. Jakarta : EGC
Anonim.
Askep
Bronchopneumonia
(http://Nisa_anagh_
bronchopneumonia. com.html) diakses tanggal 03 November 2015 (pukul
20.00 wita)

Anda mungkin juga menyukai