EFUSI PLEURA
DI SUSUN OLEH
CI INSTITUSI
DI SUSUN OLEH
CI INSTITUSI
d. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap contoh
cairan yang diperoleh melalui torakosentesis (pengambilan
cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela
iga ke dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan
lokal).
e. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan
penyebabnya, maka dilakukan biopsi, dimana contoh lapisan
pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan
pemeriksaan menyeluruh, penyebab dari efusi pleura tetap
tidak dapat ditentukan.
f. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan
sumber cairan yang terkumpul.
10. Penatalaksanaan Medis
a. Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik
(Betadine).
b. Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura
setelah aspirasi.
c. Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika efusi
menimbulkan gejala subyektif seperti nyeri, dispnea, dll.
Cairan efusi sebanyak 1 – 1,2 liter perlu dikeluarkan segera
untuk mencegah meningkatnya edema paru, jika jumlah
cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutya
baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.
d. Antibiotika jika terdapat empiema
e. Operatif
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan kriteria
Intervensi
keperawatan hasil
Ketidakefektifan Setelah dilakukan a. Posisikan pasien
pola nafas tindakan keperawatan untukmemaksimalkan
selama 3x24 jam ventilas
pasien menunjukkan b. Identifikasi pasien perlunya
keefektifan jalan nafas pemasangan alat jalan nafas
dibuktikan dengan buatan
kriteria hasil : c. Lakukan fisioterapi dada jika
a. Frekuensi perl
pernafasan sesuai d. Keluarkan sekret dengan
yang diharapkan batuk atau suctio
b. Ekspansi dada e. Auskultasi suara nafas, catat
simetris. adanya suara tambahan
c. Bernafas mudah. f. Monitor respirasi dan status
d. Pengeluaran oksigen.
sputum g. Posisikan pasien untuk
e. Tidak didapatkan mengurangi dispneu.
penggunaan otot
tambahan. Respiratory monitoring
f. Tidak didapatkan a. Monitoring frekuensi, irama
ortopneu dan kedalaman nafas.
g. Tidak didapatkan b. Monitoring gerakan dada,
nafas pendek. lihat kesimetrisan.
c. Monitor pola nafas : takipneu
d. Beri terapi pengobatan
respirasi.
Nyeri akut NOC : Pain management :
berhubungan Setelah dilakukan a. Kaji pengalaman nyeri
dengan agen tindakan keperawatan pasien sebelumnya, gali
injury fisik selama 3 x 24 jam, pengalaman pasien tentang
nyeri hilang/terkendali nyeri dan tindakan apa
dengan kriteria hasil: yang dilakukan pasien
a. Mengenali faktor b. Kaji intensitas, karakteristik,
penyebab onset, durasi nyeri.
b. Mengenali lamanya c. Kaji ketidaknyamanan,
sakit (skala, pengaruh terhadap kualitas
intensitas, frekuensi istirahat, tidur, ADL.
dan tanda nyeri) d. Kaji penyebab dari nyeri
c. Menggunakan e. Monitoring respon
metode non- verbal/non verbal
analgetik untuk f. Atur posisi yang senyaman
mengurangi nyeri mungkin, lingkungan
d. Melaporkan nyeri nyaman
berkurang dengan
menggunakan Pain control :
manajemen nyeri Ajarkan teknik relaksasi
e. Menyatakan rasa
nyaman setelah Management terapi :
nyeri berkurang Kelola pemberian analgetik
f. Tanda vital dalam
rentang normal
Ketidakseimban NOC NIC
gan nutrisi Setelah dilakukan Nutritional management
kurang dari tindakan keperawatan Aktifitas:
kebutuhan selama 2x24 jam a. Kaji adanya alergi makanan
tubuh diharapkan klien dapat b. Kolaborasi dengan ahli gizi
berhubungan terpenuhi kebutuhan untuk menentukan jumlah
dengan nutrisinya, dengan kalori dan nutrisi yang
ketidakmampua kriteria hasil: dibutuhkan pasien
n memasukkan, a. Intake zat gizi c. Berikan makanan yang
mencerna dan (nutrien) terpilih
mengabsorpsi b. Intake zat makanan d. Monitor jumlah nutrisi dan
makanan dan cairan kandungan kalori
c. Berat badan normal e. Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Nutritional management:
a. Timbang berat badan secara
rutin
b. Monitor turgor kulit
c. Monitor mual dan muntah
d. Monitor kalori dan intake
nutrisi
Intoleransi NOC : NIC
aktivitas Setelah dilakukan Activity therapy
berhubungan tindakan keperawatan Observasi :
dengan selama 3 x 24 jam, a. Monitor respon fisik, emosi,
ketidakseimban klien dapat melakukan social dan spiritual
gan suplai aktivitas dengan baik b. Sediakan penguatan positif
dengan dengan kriteria hasil: bagi yang aktif beraktivitas.
kebutuhan a. Berpartisipasi
oksigen dalam aktivitas fisik Mandiri :
tanpa disertai a. Bantu klien untuk
penignkatan mengidentifikasi aktivitas
tekanan darah,nadi yang mampu dilakukan
dan RR b. Bantu untuk memilih aktivitas
b. Mampu melakukan konsisten yang sesuai
aktivitas sehari-hari dengan kemampuan fisik,
secara mandiri psikologis dan sosial.
c. Tanda-tanda vital c. Bantu untuk mengidentifikasi
normal aktivitas yang disukai
d. Level kelemahan d. Bantu pasien untuk
e. Status mengembangkan motivasi
kardiopulmonary diri dan penguatan.
adekuat
f. Status respirasi : Health education :
pertukaran gas dan a. Ajarkan untuk penggunaan
ventilasi adekuat teknik relaksasi
b. Ajarkan Tindakan untuk
mengehemat energi.
Kolaborasi :
a. Kolaborasikan dengan
tenaga rehabilitasi medik
dalam merencanakan
program terapi yang tepat
b. Rujuk pasien ke pusat
rehabilitasi jantung jika
keletihan berhubungan
dengan penyakit jantung.
Resiko infeksi NOC : NIC
berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan tindakan keperawatan a. Pantau tanda dan gejala
tindakan selama 3 x 24 jam, infeksi (misalnya, suhu
invasive: infeksi tidak terjadi tubuh, denyut jantung,
pemasangan dengan kriteria hasil: drainase, penampilan luka,
WSD (Water a. Tanda – tanda vital sekresi, penampilan urin,
Seal Drainage) klien terutama suhu suhu kulit, lesi kulit,
dalam batas normal keletihan, dan malise)
b. Tidak terdapat b. Kaji faktor yang dapat
tanda – tanda meningkatkan kerentanan
infeksi pada daerah terhadap infeksi (misalnya,
pemasangan WSD usia lanjut, usia kurang dari 1
c. Nilai laboratorium tahun, luluh imun, dan
terutama leukosit malnutrisi )
dalam batas normal c. Pantau hasil laboratorium
( leukosit normal : (hitung darah lengkap, hitung
5000 – 10.000 granulosit, absolut, hitung
rb/ul ). jenis, protein serum, dan
algumin)
d. Amati penampilan praktik
higiene Personal untuk
perlindungan terhadap infeksi
Mandiri
a. Lindungi pasien terhadap
kontaminasi silang dengan
tidak menugaskan perawat
yang sama untuk pasien lain
yang mengalami infeksi dan
memisahkan ruang
perawatan pasien dengan
pasien yang terinfeksi
b. Bersihkan lingkungan
dengan benar setelah
dipergunakan masing-masing
pasien
Kolaborasi
a. Ikuti protokol institusi untuk
melaporkan suspek infeksi
atau kultur positif
b. Berikan terapi antibiotik, bila
di perlukan
Health education
a. Jelaskan kepada pasien dan
keluarga mengapa sakit atau
terapi meningkatkan resiko
terhadap infeksi
b. Instruksikan untuk menjaga
higiene personal untuk
melindungi tubuh terhadap
infeksi (misalnya, mencuci
tangan)
4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan dari
rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Dalam mengevaluasi, perawat harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memahami respon terhadap intervensi
keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang
tujuan yang dicapai, serta kemampuan dalam menghubungkan
tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Evaluasi keperawatan
pada asuhan keperawatan Efusi Pleura yaitu :
a. Bersihan jalan nafas kembali efektif
b. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
c. Nyeri akut teratasi
d. Tidak terjadi resiko tinggi infeksi
e. Aktivitas sehari-hari kembali baik
DAFTAR PUSTAKA