Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN

KEPERAWATAN
PNEUMONIA
KELOMPOK 2
DEFINISI
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim
paru yang terjadi pada masa anak-anak dan sering
terjadi pada masa bayi. Penyakit ini timbul sebagai
penyakit primer dan dapat juga akibat penyakit
komplikasi. (A. Aziz Alimul : 2006).
KLASIFIKASI
Pneumonia Lipid
Pneumonia Kimiawi
Pneumonia karena extrinsik allergic alveolitis
Berdasarkan Pneumonia karena obat
penyebab: Pneumonia karena radiasi

Pneumonia Lobaris
Pneumonia Interstisial
Berdasarkan
Anatomik:
Bronchopneiimonin

Pneumonia komunitas atau community acquired pneumonia


Berdasarkan Pneumonia nosokomial atau hospitality acquired pneumonia
asal penyakit:
ETIOLOGI
Pneumonia yang pneumonia juga bisa di
disebabkan oleh infksi sebabkan oleh bahan-
antara lain: bahan lain/non infeksi:

Pneumonia
Bakteri
Lipid

Pneumonia
Virus
Kimiawi

Extrinsik allergic
Fungi alveolitis
Inhalasi

Pneumonia
karena obat
FAKTOR RESIKO

Infeksi Saluran Nafas Atas


Individu yang mengidap HIV
(ISPA), usia lanjut.
Individu yang terpajan ke
Alkoholisme, rokok,
aerosol dan air yang lama
kekurangan nutrisi, Umur
tergenang Individu yang
dibawah 2 bulan, Jenis
mengalami aspirasi isi
kelamin laki-laki, Gizi kurang.
lambung Karena muntah air
Berat badan lahir rendah,
akibat tenggelam Bahan yang
tidak mendapat ASI
teraspirasi
memadai, polusi udara.
PATOFISIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di
udara, atau kumnan di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru.
Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain,
misainya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit
penyakit) yang masuk akan dilawan oleh berbagai sistem
pertahanan tubuh manusia misalnya dengan batuk-batuk, atau
perlawanan oleh selesei pada lapisan lendir tenggorokan, hingga
gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus
( lendir ) tersebut keluar.
MANIFESTASI KLINIK
Batuk non produktif
Ingus (nasal discharge)
Suara napas lemah
Retraksi intercosla
Penggunaan otot bantu nafas
Demam
Krekels
Cyanosis
Leukositosis
Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
Batuk
Sakit kepala
Kekakuan dan nyeri otot
Sesak nafas
Menggigil
Berkeringat
Lelah.
KOMPLIKASI
Empisema
Gagal nafas
Perikarditis
Meningitis
Hipotensi
Delirium
Asidosis metabolik
Dehidrasi
PENATALAKSANAAN
Pertahankan suhu tubuh dalam batas nomai melalui
pemberian kompres.
Latihan bentuk efektif danfisiotheraphy paru.
Pemberian oksigenasi (oksigen 1-2 liter/menit).
Mempertahankan kehutuhan cairan (IVFD dektrose 10 %; NaCI
0.9%).
Pemberian nutrisi. apabila ringan tidak perlu diberikan
antibiotik, tetapi apabila penyakit berat dapat dirawat inap,
maka perlu pemberian antibiotik berdasarkan usia, keadaan
umum, kemungkinan penyebab, seperti pemberian ampicilin
dan kloramfenikol.
Penatalaksanaan medis dengan cara pemberian pengobatan
KONSEP ANAK
Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa.
Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu
mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir
dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak
tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang
normal (Berk, 2003).
KONSEP PENGKAJIAN ANAK
Pengkajian.
Identitas
Riwayat Masuk
Riwayat Penyakit Dahulu.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kehamilan dan persalinan
Riwayat imunisasi
Riwayat alergi
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Pemeriksaan fisik
Sistem Integumen
Sistem pulmonal
Sistem Kardiovaskuter
Sistem Muskuloskletal
Sistem Genitourianaria
Sistem digestif
Studi Laboratorik.
ANALISA DATA
NO Symptom Etilogi Problem
1 DS : Batuk Pola nafas tidak
Ibu Pasien mengatakan anaknya efektif
batuk pilek dan sesak Penumpukan
DO : sputum dalam jalan
Pasien tampak sesak, restraksi dada nafas
+, wheezing +, ronchi +
Suplai O2 berkurang

Sesak safas

2 DS : Distress Defisit volume cairan

Ibu pasien menyatakan anaknya pernapasan


sering merasa haus dan demam
DO : Pernapafan cepat
Suhu 380C dan demam

Intake cairan
berkurang
3 DS : Nyeri dada saat Prubahan rasa
Ibu pasien menyatakan anaknya bernafas nyaman
rewel dan gelisah
Suplay oksigen
DO : berkurang
Suhu tubuh di atas normal (37-380C)
Sesak napas

Gelisah
4 DS : Penurunan intake Intoeransi aktivitas
Ibu pasien menyatakan anaknya cairan dan demam
lemas
Kelemahan fisik
DO :
Pasien rewel Intoleransi aktivitas
5 DS : Distress Kecemasan
Ibu pasien menyatakan anaknya pernapasan
menangis ingin pulang
Gelisah, rewel
DO :
Pasien gelisah dan menangis Hospitalisasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan
produksi sputum
Defisit volume cairan berhubungan dengan distres pernafasan,
penurunan intake cairan, akibat pemafasn cepat dan demam.
Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala,
nyeri dada.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan distress pernafasan,
letargi, penurunan intake dan demam.
Kecemasan berhubungan dengan hospitalisasi, distress
pernafasan.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Catatan Perkembangan
DX Tujuan Kriteria hasil (NOC) NIC Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan a. Lakukan pengkajian a. Evaluasi dan
tiap 4 jam terhadap reasessment
keperawatan selama 3 x 24 RR, suhu dan tanda- terhadap
jam diharapkan pola napas tanda keefektifan tindakan yang
jalan napas akan/telah
efektif dengan kriteria : b. Lakukan terapi dada dilakukan
- Tidak terdapat batuk, sesak secara terjadwal b. Mengeluarkan
sekresi jalan
- Suara paru bersih dan sama napas dan
pada dua sisi mencegah
obstruksi
c. Berikan oksigen c. Meningkatkan
lembab, kaji suplai oksigen
keefektifan terapi jaringan paru
d. Kolaborasi pemberian d. Pemberantasan
antibiotik dan kuman sebagai
antipiretik, kaji faktor causa
keefektifan (ruam, gangguan
diare)
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Catatan Perkembangan
DX Tujuan Kriteria hasil (NOC) NIC Rasional
2 Setelah dilakukan tindakan a. Catat intake dan a. Evaluasi ketat
keperawatan selama 3 x 24 output, berat diapers kebutuhan
jam diharapkan pasien dapat untuk output intake dan
cairan yang adekuat dengan output
kriteria: b. Kaji dan catat suhu b. Menyakinkan
-Intake kuat, baik oral setiap 4 jam, tanda terpenuhinya
maupun IV devisit cairan dan kebutuhan
-Suhu tubuh dalam batas kondisi IV line cairan
normal 36,5-37,20C c. Catat BJ urine tiap 4 c. Evaluasi
jam atau bila perlu obyektif
sederhana
devisit volume
cairan
d. Lakukan perawatan d. Meningkatkan
mulut tiap 4 jam kebersihan
saluran cerna,
meningkatkan
nafsu
makan/minum
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Catatan Perkembangan
DX Tujuan Kriteria hasil (NOC) NIC Rasional
3 Setelah dilakukan tindakan 3 a. Anjurkan ibu untuk a. Posisi yang
x 24 jam diharapkan rasa memberikan anaknya nyaman
nyaman terpenuhi dengan posisi yang nyaman mengurangi
kriteria : keluhan pasien
-Pasien tidak mengeluh sakit b. Pantau tanda-tanda b. Untuk
-kepala dan nyeri dada vital menentukan
akibat batuk status
kesehatan
pasien
a. Ciptakan suasana c. Pasien dapat
lingkungan yang beristirahat
nyaman dan tenang
dengan mengurangi
jumlah pengunjung
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Catatan Perkembangan
DX Tujuan Kriteria hasil (NOC) NIC Rasional
4 Setelah dilakukan tindakan a. Anjurkan ibu dan a. Mengantisipasi
keperawatan selama 3 x 24 keluarganya untuk terjadinya
jam diharapkan pasien mengontrol pasien kelelahan
dapat melakukan aktivitas ketika sedang
bermain dengan kriteria : bermain kecil
-Ibu melaporkan batuk dan b. Anjurkan ibu untuk b. Mengembalika
sesak anaknya berkurang tetap memberikan n kondisi pulih
-Suhu tubuh dalam batas istirahat yang cukup
normal c. Tetap memantau c. Mengetahui
tanda-tanda vital status
kesehatan
pasien
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Catatan Perkembangan
DX Tujuan Kriteria hasil (NOC) NIC Rasional
5 Setelah dilakukan tindakan a. Informasikan kepada a. Keluarga
keperawatan selama 3 x 24 ibu dan keluarga kooperatif
jam diharapkan pasien tidak tentang tindakan terhadap
terlihat cemas dengan yang akan dilakukan semua
kriteria: terhadap pasien tindakan
-Ibu melaporkan anaknya keperawatan
tidak rewel dan gelisah b. Anjurkan pada ibu b. Untuk
-Ibu melaporkan kemajuan untuk tetap mempercepat
anaknya memberikan pemulihan
lingkungan yang pasien
nyaman pada
anaknya
c. Anjurkan ibu dan c. Agar klien tidak
keluarga untuk merasa jenuh
menciptakan suasana
yang menyenangkan
IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan
keperawatan oleh perawat dan pasien dengan tujuan
untuk membantu pasien dan mencapai hasil yang telah
ditetapkan yang mencakup perawatan, kesehatan,
pencegahan peyakit, pemeliharaan kesehatan dan
memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
EVALUASI
Selanjutnya perkembangan respon pasien dituangkan
kedalam catatan perkembangan pasien yang diuraikan
secara SOAP:
S :Keluhan-keluhan pasien ( apa yang dikatakan pasien).
O :Apa yang dilihat, dicium, diraba, diukur oleh perawat.
A :Kesimpulan perawat tentang kondisi pasien
P :Rencana tindakan keperavatan untuk mengatasi masalah
Pasien.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Identitas pasien
Nama : An. M
Umur : 1 tahun, 10 Bulan
Tempat/Tanggal Lahir : Monjok, 29 Maret 2008
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Sasak/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Monjok Kebon Jaya
Diagnosa Medis : Pneumonia
Nama Penanggung Jawab : Tn. S
Hubungan dengan pasien : Bapak
Pekerjaan : Swasta
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Sesak nafas, batuk pilek
Keluhan saat dikaji : Sesak nafas, disertai retraksi dada,
demam dan batuk pilek
Riwayat penyakit sekarang : ibu pasien menyatakan bahwa
anaknya sesak nafas dan batuk pilek disertai demam sejak dua
hari yang lalu oleh ibunya dibawa ke Puskesmas Karang
Taliwang dan dinyatakan harus di rawat inap
Riwayat penyakit dahulu : ibu pasien menyatakan bahwa
anaknya sejak lahir tidak pernah menderita penyakit apapun
Riwayat penyakit keluarga : ibu pasien menyatakan bahwa
suaminya juga menderita penyakit yang sama
Riwayat kesehatan lingkungan : ibu pasien menyatakan rumah
yagn ditempati sempit dan kurang bersih.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemak, kesadaran composmentis
Tanda tanda vital :
Nadi : 100 x/menit
RR : 40 x/menit
Suhu : 370C

Pemeriksaan Head To Toes


Kepala
Inspeksi : bentuk simetris, rambut tebal dan hitam
Palpasi : tidak terdapat lesi, dan tidak ada nyeri
Mata
Inspeksi : sclera mata putih, kornea bening, isokor
Palpasi : Konjungtiva merah muda, palpebra tidak
bengkak, tidak ada nyeri tekan.
Hidung
Inspeksi : simetris, terpasang selang O2, ada pernafasan
cuping hidung
Palpasi : tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan dan
terdapat secret
Telinga
Inspeksi : simetris, sejajar dengan mata, tidak ada serumen
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : mukosa lembab, bibir berwarna merah muda, gigi
belum lengkap
Palpasi : -
Leher
Inspeksi : simetris, tidak ada lesi dan tampak bersih
Palpasi : tidak ada pembesaran vena dan kelenjar tyroid
Dada
Inspeksi : simetris, ada retraksi dada
Palpsi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : ada stridor, wheezing +/+, ada ronchi
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi, bentuk cembung
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
Inspeksi : terpasang infus di tangan kiri, tidak ada oedema
Palpasi : tidak ada tekan
Auskultasi : peristaltik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah
1. HB : 11,0 gram%
2. Leukosit : 11.600 /cmm
3. Diff. count : - / - / 70 / 30
4. Trombosit : 210.000 /cmm
ANALISA DATA
NO Symptom Etilogi Problem
1 DS : Batuk Pola nafas tidak
Ibu Pasien mengatakan anaknya efektif
batuk pilek dan sesak Penumpukan
DO : sputum dalam jalan
Pasien tampak sesak, restraksi dada nafas
+, wheezing +, ronchi +
Suplai O2 berkurang

Sesak safas

2 DS : Distress Defisit volume cairan

Ibu pasien menyatakan anaknya pernapasan


sering merasa haus dan demam
DO : Pernapafan cepat
Suhu 380C dan demam

Intake cairan
berkurang
Diagnosa Keperawatan
1. Pola jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan penurunan
intake cairan
Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan Rencana Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan 1. Jelaskan pada 1. Pengetahuan
ibu pasien untuk
keperawatan selama 3 x 24 jam tentang melakukan
diharapkan pola napas efektif kegunaan batuk intervensi
efektif 2. Memungkinkan
dengan kriteria : 2. Bantu pasien ekspansi paru
Menunjukkan batuk yang efektif batuk efektif lebih luas
3. Kaji frekuensi ke 3. Mengetahui
dan tidak ada penumpukan sputum dalam tingkat
pernafasan dan pernafasan
tetraksi dada 4. Sekret kental
4. Auskultasi paru sulit diencerkan
sebelum dan dan dapat
sesudah batuk menyumbat
5. Tingkatkan mucus
masukan cairan 5. Menghindari
6. Observasi pengentalan
pemberian secret
oksigen 6. Untuk
oksigenasi
jaringan
Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan Rencana Rasional
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau intake dan 1. Untuk
output cairan mengindentifikasi
keperawatan selama 3 x 24 jam 2. Timbang berat kemajuan-
badan setiap hari kemajuan atau
diharapkan pasien dapat cairan 3. Amati kondisi kulit penyimpangan
dan membran dari sasaran yang
yang adekuat dengan kriteria:
mukosa setiap hari diharapkan (2 dan
a. Pasien tidak mengeluh kehausan 4. Berikan terapi 3)
intravena sesuai 2. Dengan adanya
b. Suhu tubuh normal 360C dengan anjuran demam kebutuhan
5. Berikan cairan cairan akan
peroral sekurang- meningkat
kurangnya tiap 2 3. Cairan membantu
jam sekali distribusi obat-
6. Lapor dokter jika obatan dalam
ada tanda-tanda tubuh dan
kekurangan cairan membantu
menetap penurunkan
demam
4. Merupakan tanda-
tanda mulai
timbulnya
komplikasi
Implementasi Keperawatan
No.
Jam/Tgl Tindakan Respon Hasil Paraf
Dx
1 27/1/10 1. Menjelaskan pada ibu dan 1. Keluarga pasien paham
08.05 pasien tentang kegunaan kegunaan batuk efektif
08.10 batuk efektif 2. Keluarga mendukung
08.20 2. Membantu pasien batuk tindakan yang dilakukan
efektif 3. Retraksi dada
08.30 3. Mengkaji frekuensi berkurang
kedalaman pernafasan dan 4. Terdengar ronchi, dan
retraksi dada wheezing
08.40 4. Melakukan auskultasi paru 5. Keluarga pasien paham
sebelum dan sesudah batuk dengan penjelasan yang
08.45 5. Menjelaskan kepada diberikan perawat
keluarga tentang 6. Pasien tidur dengan
pentingnya posisi semi posisi netral terlentang
fowler untuk mengurangi 7. O2 terpasang 2
sesak liter/menit
08.50 6. Menyiapkan pasien untuk 8. Pasien dapat obat
posisi semi fowler puyer berupa : GG,
09.00 7. Mengobservasi pemberian Salbutamol, dan
oksigen pracetamol sirup
09.10 8. Menyiapkan obat minum
pasien
Implementasi Keperawatan
No.
Jam/Tgl Tindakan Respon Hasil Paraf
Dx
2 09.30 1. Memantau intake dan output cairan 1. Tetesan infus
09.35 lancar yaitu 10
2. Mengamati kondisi kulit dan tts/mnt dan BAK
membran mukosa setiap hari lancar
2. Kulit dan mukosa
09.45 3. Menyiapkan alat timbangan berat agak kering
badan 3. Berat badan
pasien normal
09.55 4. Menimbang berat badan setiap hari 4. Berat badan 10,3
10.00 5. Menyiapkan obat suntikan pasien kg
10.30 5. Pasien mendapat
6. Memberikan obat suntikan sesuai suntikan
dengan anjuran dokter ampisilin 3x 150
mg/hari
10.40 7. Memberitahukan kepada ibu pasien 6. Disuntikkan
untuk memberikan minum melalui selang
infus (IV)
sekurang-kurangnya tiap 2 jam 7. Ibu pasien
sekali tanggap dan rajin
memberi minum
10.45 8. Menyiapkan makan siang pasien obat anaknya
8. Pasien hanya
mau makan bila
disuapi ibunya
Evaluasi
No, Jam/Tnaggal Evaluasi Paraf
Dx
1 27/01/10 S : Ibu pasien menyatakan anaknya masih batuk pilek dan
sesak nafas

O : 1. Pasien tampak sesak, batuk


09.45 pilek
09.50 2. Terdapat retraksi dada,
terdengar wheezing dan
10.00 ronchi
3. Masih terpasang oksigen 2
11.00 liter/menit
4. Pasien tampak rewel dan
gelisah
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi keperawatan
dipertahankan
1. Mengkaji frekuensi/kedalaman
pernafasan dan retraksi dada
2. Melakukan auskultasi paru
sebelum dan sesudah batuk
3. Memberikan pasien posisi
semi fowler
4. Mengobservasi pemberian
oksigen
Evaluasi
No, Jam/Tnaggal Evaluasi Paraf
Dx
2 27/01/10 S : Ibu pasien menyatakan anaknya masih panas
O:
1. Suhu tubuh meningkat 380C
2. Terpasang infus RL 10 tts/mnt
10.30 3. Kulit dan mukosa masih agak kring
11.00 4. Pasien mau minum air putih
11.30 5. Berat badan pasien turun (9,3 kg)
12.00 6. Pasien rewel dan susah tidur
13.00 A : Masalah belum teratasi
13.30 P : Intervensi keperawatan dipertahankan
1. Memantau intake dan output cairan
2. Mengamati kondisi kulit dan membran mukosa
setiap hari
3. Menimbang berat badan setiap hari
4. Memberikan obat suntikan sesuai dengan anjuran
dokter
5. Memberitahukan kepada ibu pasien untuk
memberikan minum sekurang-kurangnya tiap 2 jam
sekali
6. Memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga
pentingnya istirahat yang cukup untuk kesembuhan
pasien
7. Menciptakan suasana lingkungan yang tenang dan
nyaman dengan membatasi jumlah pengunjung

Anda mungkin juga menyukai