Anda di halaman 1dari 18

Patofisiologi dan

Askep ISPA pada


Anak
Kelompok 3
Dosen Pengampu : Biyanti Dwi Winarsih, Ns., M.Kep
Members
01. 02. 03.
Dilla Dzurriya Malthuf
Fadilla Putri A.
Ameliasari L.T
2020012228 2020012234 2020012239

04. 05. 06.


Linda Laenaya
Fitri Ambarwati Gangga Noviati
F.
2020012243 2020012244 2020012250
Apa sih ISPA itu?
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau
bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum penyakit yang
berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah
dan mematikan, tergantung pada pathogen, penyebabnya faktor lingkungan.
Lalu bagaimana etiologic dari ISPA?
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa
bakteri ke dalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet
infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung
dengan mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut bisa
masuk ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan yang
mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan
sebagainya.
Selain bakteri dan virus ISPA juga dapat dipengaruhi oleh
banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan. ketersediaan dan
efektifitas pelayanan kesehatan serta langkah-langkah
pencegahan infeksi untuk pencegahan penyebaran, faktor
penjamu, dan karakteristik pathogen.
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya Bagaimana
virus dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen kesaluran
pernapasan akan menyebabkan silia yang terdapat pada Patofisiologi
permukaan saluran napas bergerak ke atas mendorong virus ke
arah faring atau dengan suatu rangkapan refleks spasmus oleh
laring.
ISPA?
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi
sekunder bakteri. Infeksi sekunder bakteri tersebut
menyebabkan sekresi mukus berlebihan atau bertambah banyak
dapat menyumbat saluran napas dan juga dapat menyebabkan
batuk yang produktif. Infeksi bakteri dapat dipermudah dengan
adanya faktor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Karena
menurunnya daya tahan tubuh penderita maka bakteri pathogen
dapat melewati mekanisme sistem pertahanan akibatnya terjadi
invasi di daerah-daerah saluran pernafasan atas maupun bawah
Pemeriksaan Penunjang
Foto
Pemeriksaan
Rontgen
Darah Rutin
Toraks

Kultur Virus
Analisa Gas
dilakukan untuk
Darah
menemukan
(AGD)
RSV

Baby Gram (RO Dada)


Terapi Medis
Non-Farmakologis

Perbanyak
Irigasi Nasal
Minum
Memperbanyak minum sebanyak Irigasi nasal dengan salin dapat
8 gelas atau lebih dapat meningkatkan kemampuan mukosa
menurunkan sekresi mukosa dan nasal untuk melawan agen infeksius,
menggantikan kehilangan cairan dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat
meningkatkan fungsi mukosiliar
Kompres dengan meningkatkan frekuensi
gerakan siliar.
Hangat
Lakukan kompres hangat pada daerah
wajah untuk membuat pernapasan lebih
nyaman, mengurangi kongesti, dan
membuat drainase lebih baik pada
rhinosinusitis.
Terapi Medis
Farmakologis
Guaifenesin
Terapi Simptomatik Guaifenesin adalah mukolitik yang
berfungsi untuk mengurangi sekresi
Dekongestan oral atau topikal dapat
membantu mengurangi keluhan pada pasien
nasofaring. Guaifenesin dinilai dapat
dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan menurunkan sekresi dan meningkatkan
diberikan pada anak di atas 2 tahun karena drainase pada pasien nasofaringitis
efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, atau rinosinusitis, namun bukti klinisnya
dan takikardia masih terbatas.

Antihistamin Antiviral
Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak
Anithistamin oral generasi satu dinilai diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada pasien
memiliki efek antikolinergik sehingga influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi
dapat digunakan untuk mengurangi outbreakinfluenzae dimana manfaat lebih
banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan
rhinorrhea dan bersin
pada pasien yang berisiko tinggi mengalami
perburukan gejala.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan.
b. Riwayat penyakit sekarang: Dua hari sebelumnya klien mengalami demam
mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
c. Riwayat penyakit dahulu : Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit
sekarang.
d. Riwayat penyakit keluarga : Menurut pengakuan klien,anggota keluarga ada
juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut
e. Riwayat sosial : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang
berdebu dan padat penduduknya
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : membran mukosa hidung faring tampak kemerahan, tonsil tampak kemerahan dan edema, tampak
batuk tidak produktif, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak tampak penggunaan otot otot pernafasan
tambahan, pernafasan cuping hidung.
b. Palpasi : demam, teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/ nyeri tekan pada nodus limfe
servikalis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi : suara paru normal (resonance)
d. Aukultasi : suara nafas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
b. Hipertermi berhubungan invansi mikroorganisme
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan dalam memasukkan dan mencerna
makanan
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan
dengan kurang informasi
Intervensi Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
a) Posisikan pasuen untuk memaksimalkan ventilasi
b) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
c) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
d) Keluarkan sekret dengan batuk / suction
e) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
f) Lakukan suction pada mayo
g) Berikan bronkodilator bila perlu
h) Berikan pelembab udara kassa basah NACL lembab
i) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
j) Monitor respirasi dan status O2
k) Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea
l) Pertahankan jalan nafas yang paten
m) Atur peralatan oksigenasi
n) Monitor aliran oksigen
o) Pertahankan posisi pasien dan Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
p) Monitor adanya kecemasan pada pasien terhadap oksigenasi
Intervensi Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan invansi mikroorganisme

a) Monitor suhu sesering mungkin


b) Monitor warna dan suhu kulit
c) Monitor tekanan darah, nadi, dan RR
d) Monitor intake dan output dan Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
e) Berikan pasien kompres air hangat, hindari kompres dingin
f) Tingkatkan sirkulasi udara
g) Kolaborasi pemberian cairan intravena
h) Ajarkan pasien untuk mencegah keletihan akibat panas
i) Kolaborasi pemberian antipiretik
j) Identifikasi penyebab perubahan vital sign
Intervensi Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukkan
dan mencerna makanan
a) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
b) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
c) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
d) Berikan makanan yang terpilih dan Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
e) Berikan informasi trntang kebutuhan nutrisi dan Kaji
kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
f) BB pasien dalam batas normal
g) Monitor turgor kulit, Monitor mual dan muntah, Monitor kadar
albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
h) Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Intervensi Keperawatan
Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan
dengan kurang informasi
a) Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
b) Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
c) Gambarkan tanda dan gejala yang muncul pada penyakit, dengan cara yang
tepat
d) Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
e) Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
f) Diskusikan dnegan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses
pengontroloan penyakit
g) Diskusikan pilihan terapi atau penanganan dan Intruksikan pasien mengenai
tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai