Kultur Virus
Analisa Gas
dilakukan untuk
Darah
menemukan
(AGD)
RSV
Perbanyak
Irigasi Nasal
Minum
Memperbanyak minum sebanyak Irigasi nasal dengan salin dapat
8 gelas atau lebih dapat meningkatkan kemampuan mukosa
menurunkan sekresi mukosa dan nasal untuk melawan agen infeksius,
menggantikan kehilangan cairan dan berbagai iritan. Irigasi nasal dapat
meningkatkan fungsi mukosiliar
Kompres dengan meningkatkan frekuensi
gerakan siliar.
Hangat
Lakukan kompres hangat pada daerah
wajah untuk membuat pernapasan lebih
nyaman, mengurangi kongesti, dan
membuat drainase lebih baik pada
rhinosinusitis.
Terapi Medis
Farmakologis
Guaifenesin
Terapi Simptomatik Guaifenesin adalah mukolitik yang
berfungsi untuk mengurangi sekresi
Dekongestan oral atau topikal dapat
membantu mengurangi keluhan pada pasien
nasofaring. Guaifenesin dinilai dapat
dengan rhinorrhea. Sebaiknya dekongestan menurunkan sekresi dan meningkatkan
diberikan pada anak di atas 2 tahun karena drainase pada pasien nasofaringitis
efek sampingnya seperti gelisah, palpitasi, atau rinosinusitis, namun bukti klinisnya
dan takikardia masih terbatas.
Antihistamin Antiviral
Pada pasien ISPA, antiviral biasanya tidak
Anithistamin oral generasi satu dinilai diperlukan. Antiviral bisa dipakai pada pasien
memiliki efek antikolinergik sehingga influenza yang terkonfirmasi atau jika terjadi
dapat digunakan untuk mengurangi outbreakinfluenzae dimana manfaat lebih
banyak dibandingkan risiko. Antiviral diberikan
rhinorrhea dan bersin
pada pasien yang berisiko tinggi mengalami
perburukan gejala.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Klien mengeluh demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan.
b. Riwayat penyakit sekarang: Dua hari sebelumnya klien mengalami demam
mendadak, sakit kepala, badan lemah, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
batuk,pilek dan sakit tenggorokan.
c. Riwayat penyakit dahulu : Kilen sebelumnya sudah pernah mengalami penyakit
sekarang.
d. Riwayat penyakit keluarga : Menurut pengakuan klien,anggota keluarga ada
juga yang pernah mengalami sakit seperti penyakit klien tersebut
e. Riwayat sosial : Klien mengatakan bahwa klien tinggal di lingkungan yang
berdebu dan padat penduduknya
Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi : membran mukosa hidung faring tampak kemerahan, tonsil tampak kemerahan dan edema, tampak
batuk tidak produktif, tidak ada jaringan parut pada leher, tidak tampak penggunaan otot otot pernafasan
tambahan, pernafasan cuping hidung.
b. Palpasi : demam, teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/ nyeri tekan pada nodus limfe
servikalis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi : suara paru normal (resonance)
d. Aukultasi : suara nafas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
penurunan ekspansi paru
b. Hipertermi berhubungan invansi mikroorganisme
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidakmampuan dalam memasukkan dan mencerna
makanan
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan ISPA berhubungan
dengan kurang informasi
Intervensi Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
a) Posisikan pasuen untuk memaksimalkan ventilasi
b) Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
c) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
d) Keluarkan sekret dengan batuk / suction
e) Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
f) Lakukan suction pada mayo
g) Berikan bronkodilator bila perlu
h) Berikan pelembab udara kassa basah NACL lembab
i) Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
j) Monitor respirasi dan status O2
k) Bersihkan mulut, hidung dan sekret trakea
l) Pertahankan jalan nafas yang paten
m) Atur peralatan oksigenasi
n) Monitor aliran oksigen
o) Pertahankan posisi pasien dan Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
p) Monitor adanya kecemasan pada pasien terhadap oksigenasi
Intervensi Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan invansi mikroorganisme