Anda di halaman 1dari 17

KONSEP MEDIS DAN ASUHAN

KEPERAWATAN ISPA
OLEH : KELOMPOK 2
ISPA
(INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT )
Definisi

Infeksi  saluran  pernafasan  akut  (ISPA)  adalah 


radang  akut  saluran pernafasan  atas maupun  bawah 
yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri
virus, maupun  reketsia  tanpa atau disertai dengan
radang parenkimparu.
KLASIFIKASI

WHO ( 1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat


keparahannya. Adapun pembagiannya sebagai berikut:

Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut:

 ISPA ringan, ditandai dengan satu atau lebih gejala


 ISPA sedang, meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih
gejala
 ISPA berat, meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih
gejala
ETIOLOGI

 ISPA  terdiri lebih  dari  300  jenis  bakteri,  virus,  dan 


jamur.
 Mayoritas penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi
lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA
untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil
 penyakit ISPA dibagi 4 tahap
PENYEBARAN ISPA

Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :


 Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
 Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.
 Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang
telah dicemari oleh jasad renik.
FAKTOR RISIKO

Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi


terjadinya ISPA :
Usia
Status Imunisasi
Lingkungan
Patofisiologi

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar,
bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu
maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan
melalui udara yang dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa
kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.
MANIFESTASI KLINIS

Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,


adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan
membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau
bahkan sama sekali tidak mau minum.
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
 Demam
 Meningimus
 Anorexia
 Vomiting
 Diare
 Abdominal pain
 Sumbatan pada jalan napas/nasal
 Batuk
 Suara napas
KOMPLIKASI 

ISPA ( saluran pernafasan akut sebenarnya merupakan self limited disease


yangsembuh sendiri dalam 5 ± 6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lain,
tetapi penyakit ISPAyang tidak mendapatkan pengobatan dan perawatan
yang baik dapat menimbulkan penyakitseperti : semusitis paranosal,
penutuban tuba eustachii, lanyingitis, tracheitis, bronchtis, dan brhonco
pneumonia dan berlanjut pada kematian karena danya sepsis yang meluas.
( Whaley and Wong, 2000 ).
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

 Aktivitas/istirahat
 Sirkulasi
 Integritas Ego
 Makanan/Cairan
 Neurosensori
 Nyeri/kenyaman
 Pernafasan
 Keamanan
DIAGNOSA KEPERAWATAN 

 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan proses inflamasi pada


saluran pernafasan, adanya secret.
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
mekanik dari jalan nafas oleh sekret, proses inflamasi, peningkatan
produksi secret.
 Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.
 Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
 Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
kehilangan cairan.
 Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak dan batuk.
 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia,
intake in adekuat.
INTERVENSI
KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS
BERHUBUNGAN DENGAN PROSES
INFLAMASI PADA SALURAN
PERNAFASAN, ADANYA SECRET
 Observasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam
pernafasan.
 Berikan posisi yang nyaman pada pasien
 Ciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.
 Anjurkan untuk tidak memberikan minum selama periode tachypnea.
 Kolaborasi
 Pemberian oksigen
 Nebulizer
 Pemberian obat bronchodilator
INTERVENSI
  KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN
NAFAS BERHUBUNGAN DENGAN OBSTRUKSI
MEKANIK DARI JALAN NAFAS OLEH
SEKRET, PROSES INFLAMASI, PENINGKATAN
PRODUKSI SEKRET

 Kaji bersihan jalan napas klien


 Auskultasi bunyi napas
 Berikan posisi yang nyaman
 Lakukan suction sesuai indikasi
 Anjurkan keluarga untuk memberikan air minum yang
hangat
 Kolaborasi
 Pemberian ekspectorant
 Rasional: Untuk mengencerkan dahak.
 Pemberian antibiotic
IMPLEMENTASI

Diagnosa 1 (a):
 Mengobservasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam
pernafasan.
 Memberikan posisi yang nyaman pada pasien
 Menciptakan dan pertahankan jalan nafas yang bebas.
 Menganjurkan untuk tidak memberikan minum selama periode tachypnea.
Diagnosa 2 (b):
 Mengkaji bersihan jalan napas klien.
 Mengauskultasi bunyi napas.
 Memberikan posisi yang nyaman.
 Melakukan suction sesuai indikasi.
 Menganjurkan keluarga untuk memberikan air minum yang hangat.
 Mengolaborasi dalam pemberian ekspectorant dan pemberian antibiotic.
EVALUASI

 Pola nafas kembali efektif ditandai dengan usaha nafas kembali normal dan
meningkatnya suplai oksigen ke paru-paru.
 Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret ditandai dengan jalan nafas yang
bersih dan patent, meningkatnya pengeluaran sekret, suara napas bersih.
 Nyeri terkontrol ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi
wajah rileks, klien tidak gelisah dan rewel.
 Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh ditandai dengan suhu tubuh dalam batan
norma, keluarga melaporkan anaknya tidak demam.
 Volume cairan tetap seimbang ditandai dengan turgor kulit baik, membrane
mukosa lembab, TTV dalam batas normal
 Pola tidur membaik ditandai dengan orang tua melaporkan anaknya sudah
dapat tidur, klien nampak segar.
 Nutrisi adekuat ditandai dengan nafsu makan klien meningkat, porsi makan
yang diberikan nampak dihabiska, tidak terjadi penurunan berat badan 15-20%.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai