Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN ISPA (INFEKSI

SALURAN PERNAFASAN AKUT) PADA


ANAK
Kelompok 3

Amelia Kurnia Putri (P031814401003)


Desi Dwi Rahmadhani (P031814401006)
Dina Alifia (P031814401008)
Fikri Erwanto (P031814401011)
Frisky Cecillia (P031814401012)
Ridho Kurniawan (P031814401029)
Sylvia Friska Septama (P031814401036)
Defenisi
• ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut mengandung dua unsur, yaitu infeksi
dan saluran pernafasan. Pengertian infeksi adalah masuknya kuman atau
mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga
menimbulkan gejala penyakit (Gunawan, 2010).
• Menurut Amin (2011) ISPA bila mengenai saluran pernapasan bawah, khususnya
pada bayi, anak-anak dan orang tua, memberikan gambaran klinik yang berat dan
jelek, berupa bronchitis, dan banyak yang berakhir dengan kematian.
Istilah ISPA meluputi tiga unsur yakni antara
lain :
a) Infeksi
merupakan masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b) Saluran Pernafasan
Saluran pernapasan merupakan organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ aksesorinya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
c) Infeksi Akut
Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas hari ditentukan untuk
menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat
digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Etiologi
ISPA disebabkan oleh adanya infeksi pada bagian saluran pernapasan. ISPA dapat
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara:
• Pada umumnya ISPA disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan
pneumonia adalah Streptococcus pneumonia, Mycoplasma pneumonia,
Staphylococcus aureus, dan bekteri yang paling sering menyebabkan ISPA adalah
Streptococcus pneumonia.
• ISPA yang disebabkan oleh virus dapat disebabkan oleh virus sinsisial pernapasan,
hantavirus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, virus herpes
simpleks, sitomegalovirus, rubeola, varisella.
• ISPA yang disebabkan oleh jamur dapat disebabkan oleh candidiasis, histoplasmosis,
aspergifosis, Coccidioido mycosis, Cryptococosis, Pneumocytis carinii.
• ISPA yang disebabkan oleh polusi, antara lain disebabkan oleh asap rokok, asap
pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan industri serta
kebakaran hutan dan lain-lain (WHO, 2007)
Patofisiologi
Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus
streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemofillus, bordetella dan
korinebakterium dan virus dari golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus
para influenza dan virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus,
herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet infection).
Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses pernapasan
maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan,
yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan sebagainya (Marni,
2014).
Manifestasi klinis
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi semua penyakit ISPA yang
umumnya disertai batuk sebagai berikut:
a) ISPA berat : ditandai sesak nafas yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah
kedalam (chest indrawing) pada waktu inspirasi (secara klinis ISPA berat=Pneumonia
berat).
b) ISPA sedang : ditandai oleh adanya nafas cepat :
• Umur 2 bulan – 1 tahun : 50X per menit atau lebih.
• Umur 1 tahun – 5 tahun : 40X per menit atau lebih. (Secara klinis ISPA
sedang = pneumonia)
c) ISPA ringan : ditandai oleh batuk, pilek yang bisa disertai demam, tetapi tanpa tarikan
dinding dada ke dalam dan tanpa nafas cepat. (Secara Klinis ISPA ringan = bukan
pneumonia) Rinofaringitis, faringitis dan tonsillitis tergolong bukan pneumonia.
Klasifikasi ISPA dalam program P2 ISPA juga dibedakan untuk golongan umur
kurang dari 2 bulan dan golongan umur balita 2 bulan – 5 tahun.
Untuk golongan umur kurang dari 2 bulan ada 2 klasifikasi yaitu :
1. Pneumonia Berat
Anak dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam atau nafas cepat (60X
per menit atau lebih). Anak dengan tarikan dinding dada ke dalam, mempunyai
resiko meninggal yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya menderita
pernafasan cepat. Penderita pneumonia berat juga mungkin disertai tanda- tanda
lain seperti :
a) Napas cuping hidung, hidung kembang kempis waktu bernafas.
b) Suara rintihan
c) Sianosis (Kulit kebiru-biruan karena kekurangan oksigen).
d) Wheezing yang baru pertama dialami.
 
2. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan adanya tarikan kuat ke dalam dinding dada bagian bawah
atau nafas cepat yaitu < 60 kali per menit (batuk,pilek,biasa). Tanda bahaya untuk
golongan umur kurang dari 2 bulan ini adalah : kurang bisa minum, kejang,
kesadaran menurun, stridor, wheezing, gizi buruk, demam/dingin. Untuk golongan
umur 2 bulan – 5 tahun ada 3 klasifikasi, yaitu :
a) Pneumonia Berat, bila disertai nafas sesak dengan adanya tarikan dada bagian
bawah ke dalam waktu anak menarik nafas, dengan catatan anak harus dalam
keadaan tenang, tidak menangis dan meronta.
b) Pneumonia, bila hanya disertai nafas cepat dengan batasan :
• Untuk usia 2 bulan – kurang 12 bulan = 50X per menit.
• Untuk usia 1 tahun – 5 tahun = 40X per menit atau lebih
Pemeriksaan Penunjang
a) CT-Scan
b) Pemeriksaan ini untuk melihat penebalan dinding nasal, penebalan
konka dan penebalan mukosa yang menujukkan common cold.
c) Foto polos
d) Pemeriksaan ini untuk melihat perubahan pada sinus
e) Pemeriksaan sputum
f) Pemeriksaan ini mengetahui organisme penyebab penyakit
Penatalaksanaan Umum dan Keperawatan
Somantri (2008) adapun penatalaksanaan keperawatan dari ispa yaitu:
a) Istirahat total
b) Peningkatan intek cairan jika tidak ada kontra indikasi
c) Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai penyakit
d) Memberikan kompres hangat bila demam
e) Pencegahan infeksi lanjut
f) Penatalaksaan medis ispa
g) Simtomatk ( sesuai dengan gejala yang muncul) sebab antibiotik efektif untuk infeksi virus
h) Obat kumur untuk menurunkan nyeri tengorokan
i) Antihistamin untuk menurunkan rhinorrhea
j) Vitamin c dan ekspektoran
k) Vaksinasi
Asuhan Keperawatan Teoritis Home Care Pada
Anak dengan ISPA
1. Pengkajian
Pengkajian menurut (Amalia Nurin, dkk, 2014):
a) Identitas Pasien
• Umur
• Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak usia dibawah 3
tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak
pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut.
• Jenis kelamin
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, dimana
angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki
• Alamat
b) Riwayat Kesehatan
• Riwayat kesehatan sekarang
• Riwayat kesehatan dahulu
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat social
c) Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum
• Tanda vital
• Kepala
• Wajah
• Mata
• Mulut
• Leher
Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada
Pengkajian Sistem Pernafasan
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan anak dengan ISPA anatar lain adalah:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi saluran
pernafasan
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis,
inflamasi, peningkatan sekresi,nyeri
3. Defisit Volume cairan berhubungan dengan asupan cairan yang tidak adekuat
dan kesulitan menelan.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake (pemasukan) dan menurunnya absorsi makanan dan cairan,
anoreksia.
5. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Intervensi Keperawatan
1) Dx : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi saluran pernafasan
Noc :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 hari pasien menunjukkan keefektifan pola nafas,
dibuktikan dengan kriteria hasil:
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dg mudah, tidakada pursed lips).
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
• Tanda tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
Nic :
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
• Lakukan fisioterapi dada jika perlu
• Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
2. Dx : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi,
peningkatan sekresi,nyeri
Noc :
setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari pasien menunjukkan
keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil
• Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
• Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik,irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Nic :
• Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam
• Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan
yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan
sumber-sumber yang dimiliki klien. Implementasi di prioritaskan sesuai
dengan kemampuan klien dan sumber yang dimiliki klien. (Friedman,
2010).
5. Evaluasi
Penyusunan evaluasi dengan menggunakan SOAP yang operasional,
dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang
dirasakan saat implemantasi. O adaah objektif dengan pengamatan
objektif perawat setelah implementasi. A merupakan analisa perawat
setelah mengetahui respon subjektif dan objektif keluarga yang
dibandingkan dengan kriteria dan standar mengacu pada intervensi
keperawatan keuarga. P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat
meakukan analisa. (Kucoro Fadli,2013).
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT
ISPA

Narasi kasus
Ny. Y membawa anaknya yaitu An.T yang berusia 2 tahun ke Rumah Sakit karena mengalami sesak nafas
untuk mendapatkan pertolongan yang sesuai. Ny.Y mengeluhkan bahwa an.T demam dan batuk sejak 6 hari
yang lalu, dan sesak sejak 3 hari yang lalu. Ny.Y juga mengatakan an.T tidak nafsu makan sejak seminggu
terakhir. Ny.Y juga sudah memberikan minum obat batuk yang dibeli dari apotik terdekat, namun sesak tidak
kunjung sembuh.
Setelah dilakukan pemeriksan oleh dokter, maka An.T disarankan untuk rawat inap di rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan darah. Selama di rumah sakit an.T telah mendapatkan terapi antipiretik untuk
menurunkan suhu tubuhnya. Sehari setelah dirawat inap, hasil pemeriksaan darah an.T sudah keluar dengan
hasil yaitu HB : 11,4g/dL dan HCT : 34,8%. Oleh karena itu, Ny.Y meminta untuk melakukan perawatan
dirumah karena an.T merupakan kelompok rentan pada masa pandemic saat ini. Dokter pun mengizinkan klien
untuk pulang dengan saran perawatan dirumah diilakukan oleh perawat Home Care. Dokter pun memberikan
special order untuk kebutuhan perawatan tersebut yaitu obat-obat bronkodilator untuk an.T yang dituliskan
dalam resume pemulangan klien.
Kesokan harinya, perawat home care datang kerumah klien untuk melakukan pengakajian dan
melaksanakan intervensi yang sesuai.
Pengkajian anak
A. Biodata
1) Identitas Klien
a) Nama/Nama Panggilan: an.T
b) Tempat tgl lahir/usia : Pekanbaru, 01 Januari 2019/ 2 tahun
c) Jenis kelamin : Perempuan
d) Agama : Islam
e) Alamat : Jl. Sehati nurani
f) Tanggal masuk :
g) Tanggal pengkajian : 20 Januari 2021
h) Diagnosa medis : ISPA
Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan

1. DS : Bakteri, jamur, virus Bersihan Jalan Nafas tidak


efektif
 Ibu klien mengatakan klien ↓
sesak nafas
 Ibu klien mengatakan klien Invasi saluran pernafasan atas
batuk
  ↓

DO : Proses Peradangan

 Penafasan Cepat
RR : 38x/m Meningkatnya produksi mucus
 Suara nafas ronchi
 Irama nafas tidak teratur ↓
 
Penumpukan sekresi mucus pada
jalan nafas

Obstruksi jalan nafas
2. DS: Bakteri, jamur, virus Defisit Nutrisi

 Ibu klien mengatakan nafsu ↓


makan klien menurun
 Ibu klien mengatakan Invasi saluran pernafasan atas
makan hanya sedikit yaitu
3x sehari dan habis ⅓ porsi ↓
DO : Proses Peradangan
 TB : 72 cm ↓
BB : 10 kg
BB Ideal = 2n+8 Kesulitan/sakit saat mengunyah
BB ideal = (2x2+8) = 12 kg ↓
 HB : 11,4g/dL Anoreksia
HCT : 34,8%
 Konjungtiva anemis dan ↓
Mukosa bibir lembab
Intake tidak adekuat
 
Diagnosa Keperawatan

• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan


obstruksi (adanya penumpukan sekret)
• Defisit nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat
Intervensi keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
No Diagnosa
. Keperawatan
  Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan dilakukan tindakan 1) Kaji respirasi rate
berhubungan dengan obstruksi (adanya keperawatan 3x24 jam diharapkan 2) Auskultasi suara nafas
1. penumpukan sekret) 3) Lakukan fisioterapi dada
bersihan jalan nafas efektif dengan 4) Berikan Oksigen
    kriteria hasil : 5) Anjurkan pasien untuk
istirahat
6) Atur posisi pasien yang
     irama nafas teratur,
memungkinkan untuk
 sesak nafas berkurang, pengembangan maksimal
     RR dalam batas normal 20- rongga dada (Fowler/Semi
   
30x/menit, fowler)
7) Anjurkan asupan cairan
 suara nafas vesikuler. 1300ml/hari
 
    8) informasikan kepada
  keluarga untuk tidak
    merokok didalam ruangan
  9) Edukasi keluarga tentang
    fungsi oksigen didalam
 
tubuh dan posisi yang tepat
      bila terjadi sesak nafas
10) Kolaborasi pemberian terapi
      nebulizer
 
 
   

 
Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan dilakukan tindakan 1) Kaji adanya alergi makanan
intake tidak adekuat keperawatan 3x24 jam diharapkan 2) Monitor turgor kulit
intake adekuat dengan kriteria hasil : 3) Monitor adanya mual dan muntah
  4) Monitor berat badan
 BB ideal 12 kg, HB : 12 g/dL, 5) Anjurkan hidangkan makanan dalam
 konjungtiva merah, porsi hangat dan menarik
 mukosa bibir lembab, 6) Anjurkan makan sedikit tapi sering
 CRT <2 dtk, 7) Jelaskan jenis makanan yang bergizi
 makan 3 x sehari habis 1 porsi tinggi, namun tetap terjangkau
dan 8) Edukasi keluarga tentang gizi yang
 nafsu makan baik atau dibutuhkan untuk menunjang tumbuh
meningkat. kembang anak pada masa Golden Age
Implementasi keperawatan
No.Dx TTD
Hari/Tanggal dan Tindakan Keperawatan Evaluasi (per hari)
Jam
Rabu, 20 januari   S:
2021  
1.    Ibu klien mengatakan anaknya masih batuk tetapi
  1) Mengkaji respirasi rate setelah diberi uap batuk anaknya berkurang
 
2) Mengauskultasi suara nafas O:
09.00 WIB
  3) Mengatur posisi pasien semi fowler
  4) Memberikan Oksigen 3liter permenit  Kedaan umum : lemah

 
5) Menganjurkan pasien untuk istirahat Kesadaran : composmentis
    6) Menganjurkan asupan cairan >1300ml/hari  Auskultasi : ronki
(Sesuai Kebutuhan anak usia 2tahun)  Terdapat tarikan dinding dada
 
 
7) Memberikan Edukasi (Pendidikan Kesehatan)  Klien tampak sesak
  kepada keluarga tentang :  Terpasang Oksigen 3liter/menit
   Bahaya merokok disekitar aanak-anak dan  Hidung terdapat secret
 
menganjurkan untuk tidak merokok didalam  RR : 36x/m, N : 98x/m, S : 37 c
    rumah A:
 Fungsi oksigen didalam tubuh dan
   
mengajarkan posisi yang tepat bila terjadi  Masalah bersihan jalan nafas tidak efektif teratasi  

  sesak nafas sebagian


  P:
 
 
 
 Intervensi dilajutkan
 
 
 

   
 

   

 
 
 
 
 

 
11:00 WIB   8) Memberikan terapi nebulizer sesuai    

 
advis dokter (Ventolin 1mg (½ ampul) +
Pulmicort 1mg (½ampul) +NaCl 2,5 cc)
   

15:00 WIB 9) Melakukan fisioterapi dada


Rabu,   S:
 
20 Januari 2021    Ibu klien mengatakan nafsu makan
09:00 WIB
1) Mengkaji adanya alergi makanan klien masih menurun
2) Memonitor turgor kulit
3) Memonitor adanya mual dan muntah  Ibu klien mengatakan makan hanya
sedikit yaitu 3x sehari dan habis ⅓
porsi
O:

 Keadaan umum : lemah


2 Memberikan edukasi (Pendidikan  Kesadaran : composmentis  
Kesehatan) kepada keluarga tentang :  Klien terpasang infus RL 10tpm
Jenis makanan yang bergizi tinggi,
namun tetap terjangkau  RR : 40x/m, N : 102x/m, S : 37 c
Gizi yang dibutuhkan untuk A:
menunjang tumbuh kembang anak
pada masa Golden Age  Masalah defisit nutrisi teratasi
sebagian
P:

 Intervensi dilanjutkan
 
11:30 WIB   1) Menganjurkan hidangkan makanan   P:  

dalam porsi hangat dan menarik Intervensi dilanjutkan


2) Menganjurkan makan sedikit tapi
sering
 

Kamis,   S:
 
21 Januari 1) Mengkaji respirasi rate  Ibu klien mengatakan batuk anaknya
2) Mengauskultasi suara nafas berkurang
09:00 WIB 3) Mempertahankan posisi pasien semi O:
fowler
4) Memantau pemberian Oksigen 3liter  Keadaan umum : cukup baik
permenit  Kesadaran : composmentis
5) Menganjurkan pasien untuk istirahat  Auskultasi : vesikuler tidak ada suara
6) Menganjurkan asupan cairan ronki
>1300ml/hari  Terdapat tarikan dinding dada
1 (Sesuai Kebutuhan anak usia 2tahun)  Terpasang oksigen 3liter/m  
 
 Sesak pasien tampak berkurang
 Batuk tampak berkurang
 Secret tampak berkurang
 RR : 35x/m, N : 98x/m, S : 37 c
A:

 Masalah bersihan jalan nafas teratasi


sebagian
P:

 Intervensi dilanjutkan
Kamis,   S:
 
21 Januari 1) Mengkaji respirasi rate  Ibu klien mengatakan batuk anaknya
09:00 WIB 2) Mengauskultasi suara nafas berkurang
3) Mempertahankan posisi pasien O:
semi fowler
4) Memantau pemberian Oksigen  Keadaan umum : cukup baik
3liter permenit  Kesadaran : composmentis
5) Menganjurkan pasien untuk  Auskultasi : vesikuler tidak ada suara
istirahat ronki
6) Menganjurkan asupan cairan  Terdapat tarikan dinding dada
>1300ml/hari  Terpasang oksigen 3liter/m
(Sesuai Kebutuhan anak usia  Sesak pasien tampak berkurang
2tahun)  Batuk tampak berkurang
11:00 WIB  Secret tampak berkurang  
 RR : 35x/m, N : 98x/m, S : 37 c
7) Memberikan terapi nebulizer A:
sesuai advis dokter (Ventolin  Masalah bersihan jalan nafas teratasi
1mg (½ ampul) + Pulmicort sebagian
1mg (½ampul) +NaCl 2,5 cc) P:
15.00 WIB
 Intervensi dilanjutkan
8) Melakukan fisioterapi
dada
Kamis, 21   S:
Januari 2021  
1) Memonitor turgor kulit  Ibu klien menagatakan anaknya sudah mulai
09:00 WIB 2) Memantau cairan intravena mulai mau makan
3) Memonitor adanya mual dan muntah  Ibu klien mengatakan makan hanya sedikit
  4) Memonitor berat badan yaitu 3x sehari dan habis
O:

 Keadaan umum : cukup baik


5) Menganjurkan hidangkan makanan  Kesadaran : composmentis
dalam porsi hangat dan menarik  Klien terpasang infus RL 10tpm
11:30 WIB  BB : 10kg
6) Menganjurkan makan sedikit tapi  RR : 35x/m, N : 98x/m, S : 37 c
sering  Turgor kulit baik
A:

 Masalah defisit nutrisi teratasi


P:

 Intervensi dihentikan
 
Jumat, 22 2      
Januari 2021  
1) Mengkaji respirasi rate S:
09:00 WIB 2) Mengauskultasi suara nafas
3) Mempertahankan posisi pasien semi  Ibu pasian mengatakan anaknya batuk
fowler anaknya sudah mulai reda dan sudah bisa
4) Memantau pemberian Oksigen 3liter tenang dan beristirahat
permenit O:
5) Menganjurkan pasien untuk istirahat
6) Menganjurkan asupan cairan  Keadaan umum : baik
>1300ml/hari  Kesadaran : composmentis
(Sesuai Kebutuhan anak usia 2tahun)  Auskultasi : vesikuler
 Tidak terdapat tarikan dinding dada
11:00 WIB 7). Memberikan terapi nebulizer  Klien tidak tampak sesak
sesuai advis dokter (Ventolin 1mg (½  Oksigen dihentikan
 RR : 30x/m, N : 98x/m, S : 37c
ampul) + Pulmicort 1mg (½ampul) A:
+NaCl 2,5 cc)
 Masalah bersihan jalan nafas teratasi
P:
8)Melakukan fisioterapi dada
   Intervensi dihentikan
15:00 WIB

Anda mungkin juga menyukai