NEBULIZER
Oksigenasi
Akibatnya
Retraksi sternum dan interkostal
Stridor
Gelisah
Dispnea
Kondisi yang Mempengaruhi
udara masuk
Eupnea pernapasan normal tenang, berirama dan
tidak ada retraksi
Demam, asidosis metabolik, nyeri dan hipoksemia
Takipnea pernapasan cepat
Obat-obatan morfin atau obat penenang, metabolisme
alkalosis dan peningkatan teknan intrakranial
pernapasan lambat bradypnea
Penyakit pada otot-otot pernapasan, obat-obatan atau
anastesi hipoventilasi ventilasi alveolar tidak
adekuat napas lambat atau dangkal apneu
Laju dan kedalam respirasi ↑ >> CO2 dieliminasi
hiperventilasi asidosis metabolik pernapasan
kusmaul
Stress hiperventilasi
Penyakit kronis ↑ tekanan intrakranial Chyne-
Stokes (berkurangnya pernapasan dari sangat dalam ke
sangat dangkal)
Gangguan SSP nafas dangkal pernapasan Biot
Karena posisi tubuh orthopnea
Gangguan pernapasan dan jantung pernapasan
cepat, pendek dan dangkal dyspnea
Kondisi yang memengaruhi
difusi
Edema paru / atelektasis difusi di alveolar terganggu
PO2 << darah (hipoksia) sistem kardiovaskular
denyut jantung dan curah jantung ↑ supaya O2 jar.
Tercukupi
Sistem kardiovaskular gagal cidera seluler / kematian
Manifestasi klinis hipoksia:
Sianosis ( perubahan warna kulit dan kuku)
Saturasi menurun
Wajah cemas dan lelah
Clubbing finger hipoksia kronis
Kondisi yang memengaruhi
transportasi
Hipovolemia oksigenasi ke jaringan
dan tubuh tidak dapat mengkompensasi
hipoksemia
Tindakan keperawatan
Terapi oksigen
Memasukkan oksigen tambahan dari luar ke
paru melalui saluran pernafasan dengan
menggunakan alat sesuai kebutuhan
Indikasi
Pesien hipoksemia
Hiperventilasi
Kehilangan substansial jaringan paru
Anemia berat
Langkah pemeriksaan
Tanda-tanda vital
Saturasi oksigen
Sistim pengiriman oksigen
Sistem aliran rendah
Sistem aliran rendah menghantarkan oksigen
melalui tubing kecil
Macam: kanula hidung, masker wajah, tenda
oksigen, dan kateter transtrakeal
Sistem aliran tinggi
Sistem aliran tinggi memasok semua oksigen
yang dibutuhkan selama ventilasi dalam jumlah
yang tepat
Macam: masker venturi
Nasal kanul
Indikasi
Klien yang membutuhkan kadar konsentrasi oksigen
yang relatif rendah
Pemberian O2 yaitu 1 – 6 L/mnt dengan fraksi O2
antara 24-44%
Keuntungan
Perangkat tidak mahal dan umum digunakan
Tidak mengganggu kemampuan klien untuk makan
dan berbicara
Digunakan pada orang dengan kebutuhan konsentrasi
oksigen rendah
Kerugian
Ketidakmampuan untuk memberikan
konsentrasi oksigen yang lebih tinggi
Mengeringkan dan mengiritasi selaput lendir
Masker wajah
Menutupi hidung dan mulut klien
Inhalasi oksigen
Terdapat port pernapasan di sisi topeng yang berguna
untuk menghembuskan karbon dioksida.
Terdapat masker wajah yang memiliki kantong
penampung konsentrasi oksigen lebih tinggi
Menyediakan fraksi O2 sekitar 40-60% dengan aliran
sekitar 5-10 liter/menit.
O2 tidak boleh < 5 liter/menit mencegah CO2
terhirup kembali
Macam-macam masker wajah
Masker wajah sederhana (simple face
mask)
Konsentrasi oksigen dari 40% menjadi 60%
masing-masing aliran liter 5 hingga 8 L /
mnt
Kerugian
Tidak dapat memberikan fraksi O2 (FiO2) <
40%
Kesulitan untuk makan dan minum
Sungkup muka dengan kantung
penampung
Sungkup muka partial rebreathing
Tidak memiliki katup satu arah di antara sungkup dan
kantong penampung CO2 terhirup kembali saat
inspirasi
Menghantarkan O2 sebanyak 6-10 liter/menit dengan
fraksi O2 (FiO2) 40-60%
Saat inspirasi kantung jangan sampai mengipis
keracunan CO2 tambah aliran liter O2
HARUS SISAKAN 1/3 ATAU ½ PENUH UDARA
DI KANTUNG
Sungkup muka nonrebreathing
Sungkup yang memiliki katup satu arah antara
sungkup dan kantong penampung CO2 tidak
dihirup kembali
Dapat mengantarkan O2 sebanyak 10-15 liter/menit
Memberikan fraksi O2 (FiO2) 95 -100%
Oksigen (O2) transtrakeal.
O2 dialirkan langsung ke trakea
Dapat mengatasi hipoksemia refrakter
Menghemat penggunaan O2 sekitar 30 – 60%
Tidak ada iritasi muka ataupun hidung
Aliran O2 > 1 Liter/menit harus dilembabkan
Aliran O2 15 – 20 Liter / menit harus dari resep
dokter
Kerugiannya biaya tergolong tinggi, infeksi loka,
emfisema subkutan, bronkospasme, batuk
paroksismal dan infeksi stoma.
Face tent
Pengganti sungkup oksigen bila sungkup tidak dapat
ditoleransi
Konsentrasi oksigen 30 – 50 % atau 4 – 8
liter/menit.
Sering periksa kulit wajah klien dari kelembaban
Noninvasive Positive Pressure
Ventilation (NPPV)
Aliran O2 dibawah tekanan tanpa tabung invasif
Indikasi gagal nafas kronis, edema paru, COPD
dan obstruktif sleep apnea
Cara kerja memberikan tekanan selama inhalasi
CPAP
Peran perawat memastikan fungsi dan penggunaan
optimal pendidikan dan dukungan pada pasien.
Sungkup venturi
Penggunaan terapi oksigen (O2) dengan arus
tinggi
Pasien hipoksia
Prinsip jet mixing FiO2 sesuai yang
dikehendaki
Indikasi PPOK dan gagal nafas
Pedoman pemberian terapi
oksigen
Tentukan status oksigenasi pasien dengan
pemeriksaan klinis, analisa gas darah dan oksimetri.
Pilih sistem yang akan digunakan untuk memberikan
terapi oksi-gen (O2).
Tentukan konsentrasi oksigen (O2) yang dikehendaki:
rendah (dibawah 35%), sedang (35 sampai dengan
60%) atau tinggi (di atas 60%).
Pantau keberhasilan terapi oksigen (O2) dengan
pemeriksaan fisik pada sistem respirasi dan
kardiovaskuler.
Lakukan pemeriksaan analisa gas darah secara
periodik dengan selang waktu minimal 30 menit.
Apabila dianggap perlu maka dapat dilakukan
perubahan terhadap cara pemberian terapi oksigen
(O2).
Selalu perhatikan terjadinya efek samping dari terapi
oksigen (O2) yang diberikan.
Kondisi pasien untuk pemberian
terapi oksigen
Penyakit kritis yang Terapi oksigen awal:
membutuhkan kadar O2 tinggi - Masker dengan reservoir
- Henti jantung 15L/menit
- Trauma berat, syok, sepsis - Ketika stabil, kurangi
- Tenggelam oksigen.
- Syok anafilaktik - Pasien dengan PPOK atau
- Status epileptikus faktor risiko hiperkapnia
- Keracunan CO lain yang mengalami
penyakit kritis sebaiknya
menerima target saturasi
awal yang sama dengan
pasien penyakit kritis
lainnya
Penyakit berat yang • Terapi oksigen awal: kanula
membutuhkan kadar hidung 2-6L/menit atau
O2 moderat pada pasien masker wajah sederhana 5-
- Hipoksemik 10 L/menit; ubah ke masker
- Asma akut, pneumonia dengan reservoir
- Kanker paru, fibrosis paru • Pasien yang tidak memiliki
- Efusi pleura, pneumotoraks risiko gagal napas
- Gagal jantung akut nemia hiperkapnik namun dengan
berat saturasi <85%, terapi
sebaiknya diberikan dengan
masker reservoir 10-15
L/menit dan target saturasi
94-98%.
PPOK dan kondisi lain yang • Sebelum tersedia analisa gas
membutuhkan terapi O2 terkontrol darah, gunakan kanul hidung
atau dosis rendah 1-2L/menit dengan target
- PPOK saturasi awal 88-92% untuk
- Sistik fibrosis pasien dengan faktor risiko
- Obesitas morbid hiperkapnia, tetapi tanpa
riwayat asidosis respiratorik
• Ubah target saturasi menjadi
94-98% jika PaCO2 normal
dan cek ulang gas darah
setelah 30-60 menit
Pasien perlu pengawasan ketat • Jika hipoksemik, terapi O2 awal:
tetapi tidak butuh terapi O2 kecuali kanula hidung 2-6 L/menit atau
pasien masker wajah sederhana 5-
- Hipoksemik 10L/menit kecuali saturasi <85%
- Infark miokard (gunakan masker dengan
- Stroke, kelainan metabolik reservoir) atau jika ada risiko
- Kegawat daruratan kehamilan hiperkapnia
• Rekomendasi target saturasi
awal: 94-98%
SUCTIONING
Tindakan keperawatan yang berfungsi untuk
membersihkan jalan nafas meggunakan kateter
penghisap yang disambungkan ke alat penghisap.
Komplikasi:
Hipoksemia
Trauma pada saluran napas
Infeksi terkait nosokomial atau perawatan kesehatan
Disritmia jantung
INDIKASI
BAYI
PORTABLE UNIT
CHILDREN : 1 – 5 cmHg
ADULTS : 5 – 10 cmHg
LAMANYA PENGISAPAN
INFANTS: 3-5”
CHILDREN : 5-10 “
ADULTS : 1O-15 “
pengkajian
Gelisah, gelisah
Respirasi bising
Napas abnormal berbunyi saat dada
auskultasi
Perubahan status mental
Warna kulit
Tingkat dan pola respirasi
Denyut nadi dan ritme
Penurunan saturasi oksigen
Terapi inhasali
Terapi obat yang diberikan melalui jalur
inhalasi.
Memberikan semprotan halus yang
isisnya yaitu obat atau uap air ke klien
Jenis inhalasi yaitu
Atomisasi
Aerosolisasi
Tujuan terapi inhalasi
Mengencerkan sekret agar mudah
dikeluarkan
Melonggarkan jalan napas
Keuntungan terapi inhalasi
Onset kerja lebih cepat dibandingkan obat
oral
Dosis yang diberikan kecil
Obat langsung menuju paru-paru,
sehingga paparan sistemik minimal.
Efek samping sistemik lebih jarang dan
lebih ringan dibandingkan obat yang
diberikan secara sistemik.
Terapi dengan obat inhalasi cenderung
tidak menimbulkan nyeri,
Rangsangan oral inhalasi dapat
Kelemahan terapi inhalasi
Beberapa variabel (pola nafas yang benar,
tatacara penggunaan alat atau generator aerosol)
dapat mempengaruhi deposisi paru dan
reproduktifitas dosis.
Dosis yang tepat sering tidak tercapai sehingga
dapat terjadi kekurangan atau sebaliknya.
Deposisi orofaringeal dapat menyebabkan
absorbsi sistemik
Iritasi orofaringeal menyebabkan penyumbatan,
nausea, vomitus, dan aerofagi.
Membutuhkan peralatan khusus dan mahal.
Ketersediaan berbagai macam jenis alat
akan membingungkan pasien dan klinisi.
Keterbatasan informasi tentang
standarisasi teknik inhalasi kepada klinisi
akan mengurangi keefektifan.
Pemberian secara inhalasi lebih kompleks
dibandingkan oral.
Jenis-jenis Obat Inhalasi
Bronkodilator merelaksasi otot pernafasan dan
melebarkan jalan nafas (bronkus)
Agonis adrenergik inhalasi bronkospasme,
wheezing, dan obstruksi aliran udara
Antagonis kolinergik inhalasi terapi
pemeliharaan atau terapi kontrol dan terapi
serangan akut pada penyaki-penyakit obstruksi
saluran nafas
Anti Inflamasi Pada Saluran Nafas
Kortikosteroid Inhalasi mengurangi reaksi
inflamasi yang terjadi
Faktor yang mempengaruhi pengendapan
aerosol di saluran nafas
Jenisgenerator
Keadaan partikel
Cara pemberian
Pola nafas
Kondisi saluran nafas atas dan bawah
JENIS NEBULIZER
Jet Nebulizer
Alat ini menghasilkan aerosol dengan aliran
gas kuat yang dihasilkan oleh kompresor
listrik atau gas (udara atau oksigen) yang
dimampatkan
Keuntungan
Mampu membentuk aerosol semua cairan
(Solusio, suspensi, Minyak, Aerosol
dingin)
Mudah dibawa dan diganti
Kompresor Oksigen
Larutan aerosol , oleh karena tekanan
tinggi udara (tekanan + 10 l / menit)
Relatif lebih murah
Nebulizer ultrasonik
Menggunakan tenaga listrik untuk
menggetarkan lempengan (piezoelectric
crystal) yang kemudian menggetarkan
cairan di atasnya dan mengubahnya
menjadi aerosol.
Pemeriksaan alat
Kebersihan alat menjaga
keoptimalisasi terapi inhalasi
Cara memberikan tipe dan merk
Pembersihan alat
Menjaga agar setiap alat dapat berfungsi
dengan baik
Menjaga sterilitas
Mencegah efek samping oleh karena
aerosol yang dihasilkan
Harus diperhatikan setelah
pemakaian
Sisa obat yang ada harus dibuang
Bersihkan dengan air panas dan sabun
selesai penggunaan
Disimpan dalam kondisi tertutup
Bersihkan dengan disinfektan setiap 24
jam bila penggunaan setiap hari
Terima kasih