Anda di halaman 1dari 33

BAHAS TUNTAS :

OKSIGENASI

NOVA KRISTINA LT
Pengertian
 PENGERTIANmemberikan aliran O2 lebih dari 21% pada tekanan 1 atm sehingga konsentrasi
oksigen meningkat dalam tubuh

 TUJUANMenyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida, dan Untuk


memperoleh O2 agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh & mengeliminasi CO2 yg dihasilkan oleh sel

 SISTEMNYA : Saluran nafas atas (hidung, laring, faring, epiglottispenyaring, penghangat,


pelembab) , saluran nafas bawah (trakea, bronkus, bronkiolusmengalirkan udara dan memproduksi
surfaktan), paru (pertukaran O2 dan Co2), system kardiovaskuler

 PROSES : Ventilasi, Difusi, Transportasi


 VENTILASIproses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer
yang terjadi saat respirasi (inspirasi-ekspirasi)

 DIFUSIpertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2, di kapiler dengan alveol

 TRANSPORTASI GAS  proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh
ke kapiler. Pada proses transportasi, oksigen akan berikatan dengan hb membentuk oksihemoglobin (97 %)
dan larut dalam plasma (3 %) sedangkan co2 akan berikatan dengan hb membentuk karbominohemiglobin
(3o%) dan larut dalm plasma (50%) dan sebagaian menjadi Hco3 berada pada darah (65%)
Gangguan fungsi pernafasan
 Pernapasan Cheyne Stokessiklus pernapasan yang amplitudonya mula mula dangkal, makin naik, kemudian
menurun dan berhenti, lalu pernapasan dimulai lagi dengan siklus yang baru (CHF, Peningkatan TIK, OD Obat),
fisiologi : bayi tidur, ketinggian 12.000 – 15.000 kaki diatas permukaan air laut

 Pernapasan Biotpernapasan yang mirip dengan pernapasan cheyne stokes, tetapi amplitudonya rata dan
disertai apnea (radang selaput otak)

 Pernapasan Kussmaul pernapasan yang jumlah dan kedalamannya meningkat dan sering melebihi 20
kali/menit (asisdosis metabolik, gagal ginjal)

 Takipneafrekuensinya meningkat lebih dari normal

 Bradipnea frekuensinya menurun, kurang dari normal

 Insufisiensi pernapasanregurgitasi pulmonal

 Hipoksia kekurangan oksigen di dalam jaringan


Pengkajian
 Indentitas

 Riwayat kesehatan masalah pernafasan (dulu dan sekarang), riwayat penyakit (nyeri, paparan lingkungan, batuk,
bunyi nafas, factor resiko penyakti paru, infeksi pernafasan, penyakti paru masa lalu, penggunaan obat), Kebiasaan
promosi kesehatan(kebiasaan merokok, kebiasaan dalam bekerja yang dapat memperberat masalah oksigenasi),
Stressor yang dialami, Status mental dan atau kondisi kesehatan

 Pemeriksaan fisik :

 inspeksi (kesadaran, KU, postur tubuh, turgor kulit dan membaran mukosa, Dada (kontur rongga interkosta,
diameter anteroposterior, struktur toraks, pergerakan dinding dada), Pola napas (frekuensi dan kedalaman
pernapasan, durasi inspirasi dan ekspirasi)

 Palpasi Taktil fremitus taktil pada dada dan punggung pasien dengan memintanya menyebutkan “tujuh-tujuh”
secara ulang. Normalnya, fremitus taktil akan terasa pada individu yang sehat dan meningkat pada kondisi
konsolidasi. Getaran meningkat : pneumonia, penumpukan sekret, atektasis yang belum totalm infark atau fibrosis
paru. Getaran menurun : efusi pleura, pneumothorak, penebalan pleura, emfisema atau sumbatan bronkus
Pengkajian (Cont..)
 Palpasi Dinding thorak: adakah pulsasi, rasa nyeri, tumor, cekungan ? Serta bandingkan perbedaan dinding
thorak bagian kanan dan kiri.

 Perkusi untuk menentukan ukuran dan bentuk organ dalam serta mengkaji adanya abnormalitas, cairan / udara
dalam paru. Normalnya, dada menghasilkan bunyi resonan / gaung perkusi.

1. SonorSuara normal terdengar di seluruh lapang paru-paru

2. RedupSuara yang timbul akibat konsolidasi paru (pemadatan); tumor, atalektasis, atau cairan

3. Hipersonorlebih keras dibandingkan dengan suara sonor; akibat udara berlebihan di paru-paru

4. Timpani. Suara yang terdengar nyaring seperti jika memukul gendang. Normalnya terdengar di bawah diafragma kiri,
dimana terletak lambung dan usus besar. Namun jika terdengar di dinding thorak, artinya tidak normal; akibat
adanya udara
Pengkajian (Cont..)
 Auskultasi pengkajian dalam mendeteksi bunyi S1dan S2 normal/tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi
gesekan. Auskultasi juga digunakan untuk mengidentifikasi bunyi bruit di atas arteri karotis, aorta abdomen,
dan arteri femoral.

 Auskultasi bunyi paru dilakukan dengan mendengarkan gerakan udara di sepanjang lapangan paru. Suara
napas tambahan terdengar, jika suatu daerah paru mengalami kolaps, terdapat cairan atau terjadi obstruksi

 Pemeriksaan diagnostic

 Penilaian ventilasi dan oksigenasi : uji fungsi paru, pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri, pemeriksaan
darah lengkap

 Tes struktur sistem pernapasan : sinar- x dada, bronkoskopi, scan paru

 Deteksi abnormalitas sel dan infeksi saluran pernapasan : kultur kerongkongan, sputum, uji kulit
torakosintesis
TERAPI OKSIGEN  intervensi medis berupa upaya
pengobatan dengan pemberian O2 untuk mencegah atau
memerbaiki hipoksia jaringan dan mempertahankan oksigenasi
jaringan agar tetap adekuat, mengoptimalkan oksigenasi
jaringan dan mencegah respirasi respiratorik, mencegah
hipoksia jaringan, menurunkan kerja napas dan kerja otot
jantung, serta mempertahankan PaO2 > 60 % mmHg atau SaO2
> 90 %.

INDIKASI :
• Dewasa dan anak, dan bayi >1 bulan (Pa O2 <60 mmHg,
SaO2 <90% saat istirahat dan bernafas dengan udara
ruangan)
• Neonatus (Pa O2 <50 mmHg, SaO2 <88% saat istirahat
dan bernafas dengan udara ruangan
• kecurigaan klinik hipoksia
• Pasien perioperative
• kondisi-kondisi yang menyebabkan peningkatan
kebutuhan jaringan terhadap O2, seperti pada luka bakar,
trauma, infeksi berat, penyakit kega nasan, kejang demam
TERAPI O2 JANGKA PANJANGpasien hipoksemia
TERAPI O2 JANGKA PENDEKterapi yang dibutuhkan (PaO2 < 55 mmHg atau Sa O2 < 88%), terapi oksigen (O2)
pada pesien-pasien dengan keadaan hipoksemia akut. O2 diberikan secara terus menerus selama 24 jam dalam satu
harus adekuat, jika tidak menimbulkan kecacatan dan hari. Mulai dari konsentrasi rendah (FiO2 24-28%) dan
kematian. FiO2 60-100% dalam jangka waktu pendek dapat ditingkatkan bertahap berdasarkan hasil AGD untuk
sampai kondisi membaik mengoreksi hipoksemia dan menghindari penurunan pH
<7,26 (pasien PPOK)

TERAPI O2 dosis tinggi pada px PPOK dengan gagal nafas


Tp II mengurangi efek hipoksik untuk pemicu gerakan
bernapas dan meningkatkan ketidaksesuaian venti lasi dan
perfusi. Hal ini akan menyebabkan retensi CO2 dan akan
menimbulkan asidosis respiratorik
KRITERIA TEKNIK DAN ALAT TERAPI O2 :
• Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen (O2) (FiO2) udara inspirasi
• Tidak menyebabkan akumulasi karbon dioksida (CO2)
• Tahanan terhadap pernapasan minimal
• Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen (O2).
• Diterima dan nyaman digunakan oleh pasien

ARUS RENDAH : sebagian dari volume tidal berasal dari udara


kamar, fraksi oksigen (O2) (FiO2) 21%-90%, digunakan pada pasien
dengan kondisi stabil, volume tidalnya berkisar antara 300-700 ml
pada orang dewasa dan pola na pasnya teratur.
CONTOH : nasal kanul, nasal kateter, sungkup muka tanpa atau
dengan kantong penampung dan oksigen (O2) transtrakeal

ARUS TINGGI : mempunyai kemampuan menarik udara kamar pada


perbandingan tetap dengan aliran oksigen sehingga mampu
memberikan aliran total gas yang tinggi dengan fraksi oksigen (O2)
(FiO2) yang tetap
CONTOH : Sungkup Venturi
PEDOMAN PEMBERIAN
• Tentukan status oksigenasi pasien dengan pemeriksaan
klinis, analisa gas darah dan oksimetri
• Pilih sistem yang akan digunakan untuk memberikan
terapi oksi-gen (O2)
• Tentukan konsentrasi dikehendaki: rendah (di bawah
35%), sedang (35 sampai dengan 60%) atau tinggi (di atas
60%).
• Pantau keberhasilan terapi oksigen (O2) dengan
pemeriksaan fisik pada sistem respirasi dan
kardiovaskuler
• Lakukan pemeriksaan analisa gas darah secara periodik
dengan selang waktu minimal 30 menit.
• Apabila dianggap perlu maka dapat dilakukan perubahan
terhadap cara pemberian terapi oksigen (O2)
• Selalu perhatikan terjadinya efek samping dari terapi
oksigen (O2) yang diberikan.
BAHAS TUNTAS :

ANALISA GAS DARAH

NOVA KRISTINA LT
PENGERTIAN :
Prosedur pemeriksaan medis yang bertujuan untuk mengukur
jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah. AGD juga
dapat digunakan untuk menentukan tingkat keasaman atau pH
darah.

TUJUAN :
Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
Menilai kondisi fungsi metabolisme tubuh.

INDIKASI :
Pasien PPOK, edema pulmo, ARDS, infark miokard, Pneumonia,
syok, Post pembedahan coronary arteri baypass, Resusitasi Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya
cardiac arrest, perubahan status respiratori, Anestesi terlalu lama. tidak digunakan jika masih ada alternatif
lain, karena tidak mempunyai sirkulasi
LOKASI : kolateral yang cukup untuk mengatasi
Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s bila terjadi spasme atau trombosis.
test), Arteri brakialis , Arteri femoralis, Arteri tibialis posterior, Sedangkan arteri temporalis atau axillaris
Arteri dorsalis pedis sebaiknya tidak digunakan karena adanya
risiko emboli otak
KOMPLIKASI :
Apabila jarum sampai menebus periosteum tulang akan
menimbulkan nyeri, Perdarahan, Cidera syaraf, dan Spasme
arteri

CARA ALLEN TEST :


Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan
tekanan langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien
untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada arteri,
observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test
allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat,
menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif,
hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
Faktor yang mempengaruhi hasil AGD
 GELEMBUNG UDARATekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel
darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari
158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.

 ANTIKOAGULANAntikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian


heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek
penurunan CO2 terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin

 METABOLISMESebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena
itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung
diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam

 SUHUAda hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2.
Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
PARAMETER SAMPEL ARTERI SAMPEL VENA

Ph 7,35-7,45 7,32-7,38

PaCO2 35-45 mmHg 42-50 mmHg

PaO2 80-100mmHg 40 mmHg

Saturasi 95%-100% 75%

BE + atau -2 + atau -2

HCO3 22-26 mEq/L 23-27 mEq/L


Cara membaca
 Ketahui Nilai AGD Normal (PH, CO2, HCO3)

 Menentukan posisi setiap komponen (interpretasi PH sama dengan HCO3)

 Interpretasikan hasil AGD


Kompensasi
 Menentukan tingkat kompensasi

 Jika PH Normal, PaCO2 dan HCO3 ABNORMAL TERKOMPENSASI PENUH

 Jika PH ABNORMAL, PaCO2 DAN HCO3 ABNORMALTERKOMPNESASI SEBAGIAN

 Jika PH ABNORMAL, PaCO2 ATAU HCO3 ABNORMALTIDAK TERKOMPENSASI


CONTOH SOAL
Cara membaca
 menentukan penyebab primer gangguan. Hal ini dilakukan dengan mengevaluasi PaCO2 dan HCO3
dalam hubunganya dengan pH.
 pH > 7.4 (alkolisis)
 jika PaCO2 < 40 mmHgalkolisis respiratorik (situasi ini timbul jika pasien mengalami hiperventilasi
dan blow’s off terlalu banyak CO2)
 jika HCO3 > 24 meq/Lalkolisis metabolik (situasi ini timbul jika tubuh memperoleh terlalu banyak
bikarbonat
 pH < 7.4 (asidosis)
 jika PaCO2 > 40 mmHgasidosis respiratorik (jika pasien mengalami hipoventilasi dan karenanya
menahan terlalu banyak karbondioksida suatu substansi asam)
 jika HCO3 < 24 meq/L asidosis metabolik (jika kadar bikarbonat tubuh turun baik karena kehilangan
langsung bikarbonat atau bikarbonat atau karena penambahan asam seperti asam laktat atau keton)
 Selanjutnya, tentukan apakah kompensasi telah terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat nilai selain
gangguan primer. Jika nilai ini bergerak ke arah yang sama dengan nilai primer
 Buat penafsiran tahap akhir (gangguan asam basa sederhana, gangguan asam basa campuran)
Kondisi yang kerap ditemukan
 ASIDOSIS RESPIRATORIKpH rendah dengan kadar PCO2 tinggi dan kadar HCO3- juga tinggi sebagai
kompensasi tubuh terhadap kondisi asidosis tersebut (kegagalan otot pernafasan, gangguan pusat pernafasan,
atau intoksikasi obat, hiperkatabolisme). Ginjal melakukan kompensasi dengan meningkatkan ekskresi H+ dan
retensi bikarbonat. Setelah terjadi kompensasi, PCO2 akan kembali ke tingkat yang normal

 ALKALOSIS RESPIRATORIKmenurunnya PCO2, pH meningkat (nyeri hebat, cemas, dan iatrogenik akibat
ventilator). Kompensasi ginjal adalah dengan meningkatkan ekskresi bikarbonat dan K+ jika proses sudah kronik.

 ASIDOSIS METABOLIKkadar HCO3- turun, pH menjadi turun. Biasanya disebabkan oleh kelainan metabolik
seperti meningkatnya kadar asam organik dalam darah atau ekskresi HCO3- berlebihan. Pada kondisi ini, paru-paru
akan memberi respon yang cepat dengan melakukan hiperventilasi sehingga kadar PCO2 turun (nafas kusmaul)

 ALKALOIS METABOLIKpH yang meningkat dengan HCO3- yang meningkat pula. Adanya peningkatan PCO2
menunjukkan terjadinya kompensasi dari paru-paru (penyebab pemberian furosemide, hipokalemia, atau
hipovolemia kronik )
SOAL PRE TEST PERTEMUAN 6

1. Seorang anak laki-laki berusia 4 tahun dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit dan dirawat di ruang anak dengan keluhan sesak napas. Keluhan tersebut
di sertai demam tinggi, dan batuk berdahak. Klien tampak gelisah dan menangis. Hasil dari pemeriksaan fisik di temukan bahwa Suhu 38,9 0C,
frekuensi napas 44 x/menit, frekuensi nadi 72 x/menit, sianosis pada kulit, terdapat penurunan bunyi napas. Tindakan apa yan g harus dilakukan
perawat untuk mengatasi hal tersebut?
a. Berikan kompres pada anak dengan air hangat
b. Segera pasangkan alat bantu nafas ETT
c. Berikan antipiretik
d. Berikan antibiotic
e. Berikan terapi oksigen dan lakukan terapi nebulizer
Jawaban : E
Intervensi yang harus diberikan kepada anak adalah memberikan terapi oksigen dan nebulizer, karena data menunjukkan bahwa anak sesak nafas,
batuk berdahak, tampak gelisah dan menangis, RR 44 x/m, sianosis dan penurunan bunyi nafas.

2. Seorang pasien anak usia sekolah dasar dibawa ke UGD karena muntah dan kesadaran menurun. Pasien nampak bernapas lambat dan dalam,
nampak lesu, mudah marah terhadap respon stimulasi. Pasien nampak dehidrasi, kedua mata sayu dan mukosa membrane kering. Pasi en memiliki
riwayat polidipsi, poliuria, dan kehilangan BB selama 2 pekan terakhir. Hasil pengukuran ABG menunjukkan Ph 7,0, PaO2 90 mmHg, PaCO2 23
mmHg dan HCO3 12 mmol/L. Hasil lainnya Na + 126mmol/L, K + 5mmol/L dan CL-95. Apakah hasil assessment pasien?
a. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
b. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
c. Alkalosis metabolic terkompensasi penuh
d. Asidosis metabolic terkompensasi sebagian
e. Alkalosis metabolic terkompensasi sebagian
Jawaban:D
PH ASIDOSIS
PaCO2 ALKALOSIS
HCO3 ASIDOSIS
Interpretasi ASIDOSIS METABOLIK
Selanjutnya, Nilai PH, PaCO2 dan HOC3 tidak normal terkompensasi sebagian
Kesimpulan  ASIDOSIS METABOLIK TERKOMPENSASI SEBAGIAN

3. Seorang pasien berusia 54 tahun dibawa ke RS setelah terjatuh saat membersihkan teras. Pasien mengeluh tiba-tiba merasakan nyeri dada dengan
durasi 15 menit, 5 menit berhenti dan kemudian sakit lagi. Hasil pemeriksaan menunjukan TD 190/100 mmHg, frekuensi nadi 104x/menit, frekuensi
napas 26x/menit dan suhu 36,5ºc. Pasien kemudian dirujuk ke ICU dan perawat memasangkan monitor dan menghubungkannya ke dada pasien. Apa
intervensi prioritas untuk pasien nyeri dada dengan kadar PO2 89%..
A. Berikan nitrogliserin sublingual
B. Posisikan semi fowler
C. Kolaborasi morfin
D. Pasang O2
E. Rekam EKG
Jawaban : D
Pemberian oksigen kepada pasien adalah prioritas pertama. Berikan oksigen untuk meningkatkan SpO2 sampai lebih dari 90% untuk membantu
mencegah kerusakan jantung lebih lanjut. Jawaban a dan c biasanya diberikan setelah oksigen. Jawaban b dilakukan bersamaan dengan
pemasangan oksigen atau sesaat setelah pemasangan oksigen. Jawaban e sudah terekam saat perawat memasang monitor.

4. Pria 45 tahun diagnosa GGK, tampak sesak nafas, lemah dan edema. TD 90/60, N 100 x/m, RR 28 x/m, Sa 94%. Terpasang O2 dan cairan. Hasil AGD
PH 7,55, PaO2 89mmHg, PaCO2 30 mmHg, HCO3 23 mEq/L. apakah yang dialami pasien tersebut
A. Asidosis metabolik
B. Alkalosis metabolik
C. Alkalosis respiratorik
D. Alkalosis respiratorik terkompensasi sebagian
E. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
Jawaban : C
PH ALKALOSIS
PaCO2 ALKALOSIS
HCO3 NORMAL
Interpretasi ALKALOSIS RESPIRATORIK

5. Pasien dengan hasil pemeriksaan AGD PH 7,32 ; PaO2 89 mmHg, PaCO2 46 mmHg, HCO3 22 mEq/L. apakah yang dialamai pasien tersebut
A. Asidosis respiratorik
B. Alkalosis respiratorik
C. Asidosis metabolik
D. Alkalosis metabolik
E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban : A
PH ASIDOSIS
PaCO2 ASIDOSIS
HCO3 NORMAL
Interpretasi ASIDOSIS RESPIRATORIK

6. Pasien dengan hasil pemeriksaan AGD PH 7,49 ; PaCO2 40 mmHg, HCO3 29 mEq/L. apakah yang dialamai pasien tersebut
A. Asidosis respiratorik
B. Alkalosis respiratorik
C. Asidosis metabolik
D. Alkalosis metabolik
E. Asidosis respiratorik terkompensasi
Jawaban : D
PH ALKALOSIS
PaCO2 NORMAL
HCO3 ALKALOSIS
Interpretasi ALKALOSIS METABOLIK

7. Pria 55 tahun telah seminggu mendapatkan terapi O2 konsentrasi tinggi. Apakah potensi bahaya yang harus diwaspadai..
A. Tracheitis
B. Pneumonia
C. Nekrosis CO2
D. Keracunan oksigen
E. Henti jantung
Jawaban : D
Toksisitas oksigen adalah kondisi yang muncul akibat efek-efek berbahaya dari molekul oksigen pada tekanan parsial yang tinggi. Menggunakan
oksigen medis secara berlebihan bisa menyebabkan keracunan oksigen. Tingkat oksigen yang terlalu tinggi dapat membahayakan ja ringan paru-
paru. Kantung udara kecil (alveoli) di paru-paru dapat terisi dengan cairan dan bisa membuat paru-paru tidak lagi mengembang (paru-paru kolaps).
Paru-paru kemudian tidak bisa menghirup udara secara normal. Hal ini dapat mempersulit paru-paru untuk mengirim oksigen ke dalam darah.

8. Seorang perempuan usia 35 tahun dirawat di RS karena keluhan sering batuk dan sesak nafas. Pasien mengatakan sesak nafas semakin mengganggu
karena ia tidak mampu mengeluarkan secret, penumpukan secret yang sulit dikeluarkan juga menyebabkan pasien merasa tidak nafsu makan, pasien
juga merasa lemah dan sulit untuk tidur. Pada pemeriksaan tekanan darah 130/90mmHg. Frekuensi nadi 80X/m. frekuensi Respiratori 28X/m dan suhu
badan 360C. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
A. Bersihan jalan nafas tidak efektif
B. Pola nafas tidak efektif
C. Gangguan pola tidur
D. Gangguan nutrisi
E. Intoleransi aktivitas
Jawaban : A
Dengan kondisi klinis pasien diatas, ia memiliki masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif (sering batuk dan sesak nafas, tidak
mampu mengeluarkan sekret, tidak nafsu makan dan menyebabkan tidur pasien terganggu)

9. Seorang laki-laki usia 25 tahun mengalami kecelakaan bagian os frontal kepala membentur jalan, hasil pengkajian dilakukan setelah 2 jam ke jadian
ditemukan data bahwa pasien tidak sadarkan diri, tampak darah segar dimulut, pernafasan grugling, nilai GCS E2 M2 V2, saturasi oksigen
85%.Tindakan untuk jalan nafas definitif yang bisa dilakukan pada pasien tersebut adalah?
a. Suction
b. Pasang Ventilator
c. Pemasangan OPA
d. Intubasi (dan pasang ETT)
e. Pemasangan NPA
Jawaban : D
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus keperawatan. Hal pertama
yang harus dilakukan pada pasien dengan trauma adalah manajemen jalan nafas. Pengelolaan jalan nafas merupakan tata cara untuk menjaga
jalan nafas tetap terbuka. Manajemen untuk mempertahankan jalan nafas pasien menjadi monuver yang penting dalam menyelamatkan jiwa
seseorang khususnya pasien dengan kondisi trauma. Manajemen jalan nafas definitif adalah dengan pemasangan intubasi.

10. Hasil AGD


PH 7,25
PaCO2 32
HCO3 19
Apa interpretasi kasus diatas ..
a. Asidosis respiratorik tidak terkompensasi
b. Asidosis respiratorik terkompensasi sebagian
c. Alkalosis metabolic terkompensasi penuh
d. Asidosis metabolic terkompensasi sebagian
e. Alkalosis metabolic terkompensasi sebagian
Jawaban:D
PH ASIDOSIS
PaCO2 ALKALOSIS
HCO3 ASIDOSIS
Interpretasi ASIDOSIS METABOLIK
Selanjutnya, Nilai PH, PaCO2 dan HOC3 tidak normal terkompensasi sebagian
Kesimpulan  ASIDOSIS METABOLIK TERKOMPENSASI SEBAGIAN
SOAL POST TEST PERTEMUAN 6

1. Pasien dengan TB paru mengeluh sesak nafas. Perawat mengatur posisi semi fowler. Apa rasional tindakan tersebut..
a. Memaksimalkan ekspansi paru
b. Menurunkan gerakan sekret jalan nafas bagian bawah
c. Membantu meningkatkan difusi o2 dalam paru
d. Menutup area atelektasis
e. Meminimalkan ekspansi paru
Jawaban : A
Posisi fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikan kepala dan dada setinggi 450-900 tanpa fleksi lutut. Posisi semifowler bertujuan
untuk mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskuler. Manfaat Posisi Semi Fowler 1) Memenuhi mobilisasi pada pasien 2)
Membantu mempertahankan kestabilan pola nafas 3) Mempertahankan kenyamanan, terutama pada pasien yang mengalami sesak nafas 4 )
Memudahkan perawatan dan pemeriksaan klien

2. Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dibawa orang tuanya ke rumah sakit dan dirawat di Ruang Anak dengan keluhan sesak nafas. Berdasarkan hasil
pemeriksaan diperoleh data tampak batuk dan pilek, wajah tampak kebiruan jika menangis, akral dingin, frekuensi napas 50 x/menit cepat dan dangkal,
frekuensi nadi 135 x/menit, suhu 38,5oC, hipertrofi ventrikel kanan dan defek pada septum ventrikel. Apa intervensi keperawatan yang utama dilakukan
pada anak tersebut?
A. Batasi aktivitas
B. Berikan oksigen
C. Cegah anak sering menangis
D. Lakukan kompres dingin
E. Beri penkes orang tuanya
Jawaban : B
Anak sesak nafas, batuk pilek, wajah tampak kebiruan jika menangis, akral dingin, frekuensi napas 50 x/menit cepat dan dangka l, frekuensi nadi
135 x/menit, suhu 38,5oC, hipertrofi ventrikel kanan dan defek pada septum ventrikel. Anak dengan masalah diatas harus segera d iberikan
okseigen

3. Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di RS dengan keluhan sesak nafas dan memberat ketika beraktivitas. Pasien riwayat bronkhitis lama, bentuk
dada barrel chest, terdapat retraksi supraklavikula, nafsu makan menurun. Dari anamnese keluarga, ternyata pasien sudah 4 kali masuk RS dengan
keluhan yang sama, selain itu pasien memiliki riwayat merokok sejak usia 17 tahun. Pemeriksaan AGD : PH = 7, PaCO2 = 102 mmHg, PaO2 = 55
mmHg, SpO2 = 92%. Apakah diagnosa keperawatan utama kasus diatas ?
A. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
B. Ketidakefektifan pola napas d. Gangguan pola tidur
C. Gangguan pertukaran gas e. Ketidakseimbangan perfusi jaringan perifer
Jawaban : C
Maslaah keperawatan utama pada kondisi klinis pasien diatas adalah gangguan pertukaran gas. Hal ini dilihat dari nilai AGD pasien yang tidak
normal. Masalah lain belum bisa diangkat karena data tidak lengkap.

4. Tn. G berumur 45 tahun sejak 6 bulan yang lalu dinyatakan menderita tuberkulosis . Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital :TD: 110/70 mmHg, N: 72
X/menit, S: 37 C, R: 28 X/ menit. BB : 50 kg. Isteri Tn. G mengatakan suaminya sering batuk berlendir. Apakah rencana tindakan yang dilakukan
perawat sesuai dengan kasus diatas ?
A. Bantu/ajarkan batuk efektif dan latihan nafas dalam
B. Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
C. Anjurkan untuk sering minum air hangat
D. Pertahankan intake cairan
E. Lakukan fisioterapi dada
Jawaban : A
Intervensi yang harus dilakukan pada pasien dengan batuk berlendir atau susah mengeluarkan dahak adalah mengajarkan batuk efektif dan latihan
nafas dalam
5. Seorang laki-laki berusia 45 tahun larikan ke UGD seteleah mengalami trauma dada karena kecelakaan . Pasien mengalami sesak nafas dan terdengar
ngorok. Hasil perkusi dada pada bagian kiri menunjukkan hipersonor dan ekspansi dada tidak simetris. Nadi tidak teraba dan a kral dingin. Tindakan
apa yang harus segera dilakukan di UGD ?
A. Beri O2 sungkup, napas spontan dan dekompresi jarum
B. Beri O2 sungkup, napas bantu dan dekompresi jarum
C. Intubasi, O2 sungkup, napas spontan dan dekompresi jarum
D. Intubasi, O2 sungkup, napas bantu dan dekompresi jarum
E. Langsung dekompresi jarum
Jawaban : D
Tindakan utama yang harus dilakukan pada kondisi pasien diatas adalah intubasi, beri oksigen dengan sungkup, lalu bantu nafas dan dekompresi
dengan jarum

6. Bayi 6 bulan riwayat jatuh dari tempat tidur, dirawat di RS, riwayat kejang sehari sebelum masuk RS. Dari hasil scan ada edema otak. Manakah
tindakan yang tepat untuk mencegah terjadinya kejang berulang pada bayi ini...
A. Beri o2
B. Beri lasix
C. Pantau spo2
D. Batasi pemberian cairan
E. Beri albumin
Jawaban : A
Terapi oksigen adalah tindakan medis untuk menyalurkan oksigen ke dalam tubuh lewat alat bantu. Tujuannya adalah kadar oksigen di dalam
tubuh tercukupi sehingga fungsi organ berjalan lancar. Pada tingkat sel, oksigen dibutuhkan oleh mitokondria untuk menghasilk an energi. Pasien
dengan riwayat kejang berulang harus diberikan oksigen. Lasix dan albumin bukan obat untuk pasien kejang. Cairan juga tidak prioritas untuk
pasien kejang.

7. Seorang wanita berusia 50 tahun mengalami sesak nafas dan nyeri dada, dibawa ke UGD. Pernapasan 24 x/menit, nadi 100 x/menit. Saturasi oksigen
pada oxymetry menunjukkan angka 90 mmhg. Manakah pemberian oksigen yang palin tepat?
A. Masker sederhana
B. Kanule hidung
C. Masker rebreathing
D. Masker ventury
E. Semua benar
Jawaban : B
Sebelum tersedia analisa gas darah, gunakan kanul hidung 1-2L/menit dengan target saturasi awal 88-92% untuk pasien dengan faktor risiko
hiperkapnia, tetapi tanpa riwayat asidosis respiratorik

8. Seorang lanjut usia dibawa ke UGD, nafas cepat dan dangkal, disorientasi, kulit kering dan panas. Apakah tindakan pertama yang paling tepat untuk
pasien ini..
A. Kaji jalan nafas, pernapasan dan sirkulasi
B. Kaji riwayat penyakit dan pencetusnya
C. Pasang infuse dan lakukan pengkajian fisik
D. Lakukan suction
E. Berikan oksigen dan segera lakukan pengkajian
Jawaban : E
Hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah memberikan oksigen kemudian dilakukan pengkajian (TTV, keluhan utama, riwayat sakit, dll).
Pilihan lain tidak tepat

9. Seorang anak laki-laki umur 2 tahun di rawat. Menurut ibu klien anaknya sesak dan batuk –batuk, panas, rewel. Hasil pengkajian didapatkan bayi
didapatkan sesak, batuk, retraksi dada, pernafasan 30 kali permenit nadi 100 kali permenit, suhu tubuh 38°C, terdapat ronkhi, terpasang O2 1liter/menit
dengan nasal kanul. Berapakah konsentrasi oksigen yang di dapatkan..
A. 24 %
B. 44 %
C. 30%
D. 60%
E. 40%
Jawaban : A
Jumlah aliran dan FiO2
1 Liter/ menit 24
2 Liter/ menit 28
3 Liter/ menit 32
4 Liter/ menit 36
5 Liter/ menit 40
6 Liter/ menit 44

10. Hasil agd ph 7,21, po2 80, pco2 60, hco3 30. Intrepretasinya adalah..
a. Asidosis respiratorik
b. Asidosis metabolik
c. Alkalosis respiratorik
d. Alkalosis metabolik
e. Semua benar
Jawaban : A
Kondisi diatas menjelaskan bahwa pasien menderita asidosis respiratorik

Anda mungkin juga menyukai