Anda di halaman 1dari 22

GAGAL NAFAS

O L E H : W I DJAYANTI (17 36 01 57)

Pembimbing: dr. Imam Ghozali Sp.An


SMF ILMU ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017
DEFINISI

Gagal nafas adalah kegagalan sistem


respiratori untuk mempertahankan oksigenasi
darah (dalam pertukaran O2 dan CO2) dalam
jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan
pada kehidupan.
KLASIFIKASI

• Gagal nafas akut


Gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya
normal secara struktural maupun fungsional sebelum
awitan penyakit timbul
• Gagal nafas kronik
Pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti
bronkitis kronik dan emfisema
KLASIFIKASI

Gagal napas Gagal napas Gagal napas


tipe 1 tipe 2 tipe 3
• Kegagalan • Kegagalan Gabungan kegagalan
oksigenasi, ventilasi, arterial oksigenasi dan
hypercapnia ventilasi
hipoksemia arteri
• PaO2 < 60 mm Hg • PaCO2 > 50 mmHg • penurunan PaO2 dan
peningkatan PaCO2
ETIOLOGI
1. Depresi sitem saraf pusat
Pusat pernafasan yang mengendalikan pernafasan terletak
dibawah batang otak (pons dan medula), sehingga
pernafasan lambat dan dangkal dan ventilasi tidak adekuat.
2. Kelainan neurologi primer
Penyakit pada saraf seperti gangguan medulla spinalis, atau
pertemuan neuromuskular yang terjadi pada pernafasan
akan mempengaruhi ventilasi
3. Efusi pleura, hemothoraks, dan pneumothorak
Kondisi ini menghambat ekspansi paru.
4. Trauma
Kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala,
ketidaksadaran, dan perdarahan hidung dan mulut dapat
mengarah pada obstruksi jalan nafas dan depresi pernafasan
5. Penyakit akut paru
Asma bronkial, atelektasis, embolisme paru dan edem paru
adalah beberapa konsisi lain yang menyebabkan gagal
nafas.
PATOFISIOLOGI
• Penyebab terpenting gagal nafas adalah ventilasi
yang tidak adekuat dimana terjadi obstruksi jalan
nafas atas.
• Pusat pernafasan yang mengendalikan pernapasan
terletak di bawah batang otak (pons dan medulla).
Pada kasus pasien dengan anestesi, cidera kepala,
stroke, tumor otak, ensefalitis, meningitis, hipoksia
dan hiperkapnia mempunyai kemampuan menekan
pusat pernafasan. Sehingga pernafasan menjadi
lambat dan dangkal.
• Pada periode postoperatif dengan anestesi bisa
terjadi pernafasan tidak adekuat karena terdapat
agen menekan pernafasan dengan efek yang
dikeluarkanatau dengan meningkatkan efek dari
analgetik opioid. Pnemonia atau dengan penyakit
paru-paru dapat mengarah ke gagal nafas akut.
PATHWAYS
MANIFESTASI KLINIS
Gagal nafas total
- Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat di dengar/dirasakan
- Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supraklavikula
dan sela iga serta tidak ada pengembangan dada saat
inspirasi
Gagal nafas parsial
- Terdengar suara nafas tambahan gargling, snoring, growing
dan wheezing
- Ada retraksi dada
MANIFESTASI KLINIS
Suara napas
Apnoe Sianosis
tambahan

Batuk Takikardi/Bradi
Dispnoe
berdahak kardi

Hipertensi/ Gangguan Gangguan


Hipotensi Irama Jantung kesadaran

Diagnosis pasti : pemeriksaan analisa gas darah


PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisa gas darah (AGD) adalah prosedur pemeriksaan medis yang
bertujuan untuk mengukur jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam
darah. AGD juga dapat digunakan untuk menentukan tingkat
keasaman atau pH darah.
• Nilai Normal Analisa Gas Darah
- pH darah arteri
menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah.
pH < 7,0 = asam, menunjukkan kadar karbon dioksida yang lebih tinggi
pH > 7,0 = basa menunjukkan bahwa kadar bikarbonat yang lebih
tinggi.
pH darah normal (arteri): 7,35-7,45
- Bikarbonat adalah bahan kimia yang membantu mencegah pH darah
menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Bikarbonat (HCO3): 22-28 miliekuivalen per liter

- Tekanan parsial oksigen adalah ukuran tekanan oksigen terlarut


dalam darah.
Tekanan parsial oksigen: 75-100 mmHg

- Tekanan parsial karbon dioksida adalah ukuran tekanan karbon


dioksida terlarut dalam darah
Tekanan parsial karbon dioksida (pCO2): 38-42 mmHg

- Saturasi oksigen adalah ukuran dari jumlah oksigen yang dibawa oleh
hemoglobin dalam sel darah merah.
Saturasi oksigen: 94 sampai 100 persen.
Analisa gas darah

< 38 mmHg >42 mmHg < 22 mmHg > 28 mmHg


Adapun hasil abnormal dapat menjadi tanda dari
kondisi medis tertentu, sebagai berikut:
• pH darah: < 7,35, Bikarbonat: Rendah, pCO2: Rendah
=> Asidosis Metabolik, contohnya pada gagal ginjal,
syok, dan ketoasidosis diabetik (KAD).
• pH darah: < 7,35, Bikarbonat: Tinggi, pCO2: Tinggi =>
Asidosis Respiratorik, contohnya pneumonia atau
PPOK.
• pH darah: > 7,45, Bikarbonat: Tinggi, pCO2: Tinggi =>
Alkalosis Metabolik, contohnya pada muntah kronis,
kalium darah rendah (hipokalemia).
• pH darah: > 7,45, Bikarbonat: Rendah, pCO2: Rendah
=> Alkalosis Respiratorik, contohnya pada Bernapas
terlalu cepat, rasa sakit, atau kecemasan.
2. pemeriksaan rontgen dada
Untuk melihat keadan patoligik atau kemajuan proses
penyakit.
3. EKG
• Mungkin memperlihatkan regangan jantung disisi
kanan
• Disritmia
MANAGEMENT GAGAL NAFAS

• Penanganan awal harus dilakukan pada pasien


gagal nafas kerana gagal nafas merupakan mayor
utama pasien dimasukkan ke ICU dan penyebab
kematian.
• Indikasi daripada penanganan gagal nafas adalah,
pertama, adalah untuk fungsi jantung, paru dan
organ lain yang terlibat, manakala mengidentifikasi
dan mengobatinya penyebab adalah indikator
kedua.
MANAGEMENT GAGAL NAFAS

1. Airway Management
Penting
- Endotracheal intubasi jika:
- Kecukupan O2 ke paru
 Indikasi
- Pembuangan sekret
- kondisi Hypoxemia
- Ventilasi adekuat
- Perubahan status
mental
2. Koreksi Hypoxemia
- Pemberian O2 Via nasal, face mask, intubation dan
mechanical ventilator
Tujuan: Adekuat pengiriman O2 ke jaringan
Saturasi oksigen >90 %
3. Koreksi hiperkapneu
- kontrol penyebab
- kontrol suplai O2
- Suplai O2 untuk mempertahankan O2 saturasi > 90%
4. Penatalaksanaan kausatif/ spesifik
Pengobatan spesifik ditujukan pada etiologinya sehingga
pengobatan masing-masing penyakit berlainan

Anda mungkin juga menyukai