Shock
Suatu kondisi klinis dengan
karakteristik tanda dan gejala
yang terjadi akibat
ketidakseimbangan antara
suplai oksigen (O2 delivery)
dengan kebutuhan (O2
consumption) yang
mengakibatkan terjadinya
hipoksia di jaringan.
Shock → Hipoksia
CaO2 = Cardiac
DO2 = Arterial Oxygen Content x Output
SaO2 x 1.34 x Hb SV x HR
Mekanisme Aksi
▪ Epinefrin mengaktifkan reseptor adrenergic: α1, α2, β1, β2.
▪ Meningkatan kontraktilitas dan HR, tetapi SVR dapat turun,
stabil atau meningkat secara dramatis tergantung dosis.
▪ CO biasanya meningkat, ttp pada peningkatan dosis tinggi,
aktivasi α1 reseptor dapat menyebabkan vasokonstriksi
hebat dapat menyebabkan penurunan SV karena afterload
yang tinggi.
Indikasi
• Epinefrin digunakan secara intravena dalam keadaan
yang mengancam jiwa, termasuk pengobatan henti
jantung, kolaps pembuluh darah dan anafilaksis.
• Bronkospasme juga dapat diobati dengan pemberian
subkutan.
• Menurunkan pelepasan antigen yang diinduksi zat
bronchospastic endogen dari sel mast dan sangat
berguna dalam reaksi anafilaksis.
• Pemilihan dosis dan rute pemberian ditentukan oleh
indikasi penggunaan dan kegawatdaruratan
• Dosis:
Perhatian !!
1. Takikardia dan aritmia.
2. Iskemia organ, terutama ginjal, dapat mengakibatkan
vasokonstriksi sekunder.
3.Bisa terjadi vasokonstriksi paru yang menyebabkan hipertensi
pulmonal
4. Resiko iskemia miokard. Inotropic positif dan takikardia
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard dan mengurangi suplai
oksigen.
5.Ekstravasasi dari IV kanula perifer dapat menyebabkan
nekrosis; dengan demikian, vena sentral lebih baik.
6. Dapat menyebabkan peningkatan glukosa darah dan laktat .
Hal ini ditekankan pada penderita diabetes.
7. Terjadi peningkatan K+ dalam plasma karena hepatic release
diikuti oleh penurunan K+ karena pengambilan otot skeletal
2 EFEDRINE