Anda di halaman 1dari 4

FISIOLOGI FETUS

I. FETUS
A. Percenaan Fetus

Pada pertengahan kehamilan fetus mulai menelan dan menyerap cairan


amnion (ketuban). Pada 2-3 bulan terakhir sebelum persalinan, fungsi tractus
Gastrointestinal fetus sudah menyerupai bayi. Pada akhir kehamilan, fetus mulai
menghasilkan mekonium, yang disekresikan ke dalam cairan amnion. Mekonium
berisi sisa cairan amnion yang tertelan, mucus, dan sisa produk lapisan mukosa
dan kelenjar tractus gastrointestinal. Hepar fetus/neonates belum cukup matang
untuk melakukan gluconeogenesis. Konsentrasi glukosa darah neonates pada
kisaran 30-40 mg%. Neonatus dapat memanfaatkan simpanan lemak dan protein
sebagai sumber energy pada 2-3 hari pertama sampai dengan tersedianya ASI.
Kemampuan neonatus untuk mensintesis protein sangat tinggi. Hampir seluruh
intake asam amino (90%) digunakan untuk membentuk protein. Proporsi tersebut
lebih tinggi daripada orang dewasa.

1. Sekresi amilase pancreas


Sekresi amilase pancreas neonatus belum optimal, sehingga
kemampuan neonatus mencerna kanji (pati) terbatas.
2. Absorbsi lemak
Absorbsi lemak neonatus kurang dibandingkan anak yang lebih tua,
sehingga susu yang mengandung lemak tinggi (seperti susu sapi)
diabsorbsi secara inadekuat.
3. Konsentrasi glukosa darah
a. Dalam kehidupan minggu pertama neonatus, fungsi hepar belum
sempurna, sehingga konsentrasi glukosa dalam darah masih belum
stabil dan masih rendah
b. Sebelum lahir, fetus mendapatkan hamper seluruh energy dari glukosa
Ibu
c. Glukosa yang disimpan sebagai glikogen hepar dan otot rangka fetus
cukup untuk kebutuhan energi neonatus beberapa jam saja pasca
persalinan

B. Metabolisme Fetus

Sumber energy utama fetus adalah glukosa (didapat dari ibu). Fetus
mempunyai kemampuan untuk deposisi protein dan lemak. Lemak fetus
terutama berasal dari : glukosa (yang didapat dari ibu) dan lemak (juga dari
ibu).
II. NEONATUS
A. Hepar Neonatus
Fungsi hepar neonatus belum sempurna karena :
1. Konjugasi bilirubin dengan asam glukoronat masih kurang  ekskresi
bilirubin sedikit
2. Sintesis plasma protein (PP)  PP turun 15-20% dari nilai normal 
edema
3. Glukoneogenesis  KGD turun menjadi 40% dari nilai normal
4. Sintesis faktor koagulasi
5. Terjadi peningkatan tajam akumulasi kalsium dan fosfat pada tubuh fetus
yang berlangsung pada 4 minggu terakhir kehamilan
a. Deposisi kalsium 22,5 gram dan fosfat 13,5 gram pada fetus pada
akhir kehamilan yang bersamaan dengan osifikasi cepat tulang fetus
dan peningkatan tajam berat badan fetus

B. Neonatus & Vitamin D

Neonatus berada dalam fase osifikasi cepat, sehingga diperlukan


ketersediaan kalsium yang cukup dalam dietnya. Akan tetapi, tanpa ketersediaan
vitamin D, absorbsi kalsium pada tractus gastrointestinal kurang. Kemampuan
absorbsi kalsium pada bayi premature kurang dari bayi normal.

C. Besi Pada Fetus & Neonatus

Akumulasi besi pada fetus berlangsung lebih cepat dibandingkan


akumulasi kalsium dan fosfat. Sebagian besar besi fetus dalam bentuk
hemoglobin (Hb). Hb dibentuk pada embrio minggu ke-3 pasca fertilisasi.
Sejumlah besi juga terdapat dalam endometrium ibu hamil, bahkan sebelum
implantasi blastokista. Besi tersebut akan dimanfaatkan oleh embrio melalui
trofoblas, antara lain sebagian bahan pembentukan sel darah merah.

D. Vitamin Pada Fetus & Neonatus


Fetus membutuhkan vitamin sebagaimana orang dewasa.
1. Vitamin B (terutama asam folat & vitamin B12)  pembentukan sel darah
merah, system saraf, dan pertumbuhan secara umum
2. Vitamin C  pembentukan materi interselular, terutama matriks tulang
dan serabut jaringan ikat
 Tidak disimpan secara adekuat dalam jaringan tubuh
 Susu bukan sumber vitamin c yang baik (susu sapi ¼ ASI)
3. Vitamin D  pertumbuhan tulang normal fetus dan absorbs kalsium ibu
 Vitamin D ibu yang berlebihan akan disimpan dalam hepar fetus,
sehingga dapat dimanfaatkan selama masa neonatus
4. Vitamin E  perkembangan normal embrio
 Defisiensi vitamin E memicu abortus spontan pada hewan coba
E. Vitamin K dan Neonatus

Vitamin K ibu digunakan oleh hepar fetus untuk membentuk faktor VII,
prothrombin, dan beberapa faktor koagulasi.

1. Vitamin K secara normal dibentuk oleh bakteri flora normal pada colon ibu
2. Apabila vitamin K ibu insufisien, maka terjadi defisiensi faktor VII dan
prothrombin pada fetus dan ibu
3. Neonatus tidak mempunyai sumber vitamin K pada minggu pertama
kehidupan sampai terjadinya flora normal pada colon neonatus
4. Diperlukan simpanan Vitamin K ibu pada hepar fetus untuk mencegah
perdarahan pada fetus/bayi akibat saat/pasca persalinan (seperti
perdarahan kepala)

III. ABSORBSI KARBOHIDRAT


A. Sekresi amilase saliva sudah ada pada bayi premature pada usia gestasi 34
minggu, akan tetapi tidak ada sekresi amilase pancreas sebelum usia 4-6
bulan
B. α-glukosidase (glukoamilase, sukrase-isomaltase) sudah dapat dideteksi
pada usia gestasi 20 minggu
C. Aktivitas lactase memuncak pada bayi baru lahir aterm, akan tetapi kemudian
menurun menjadi 25% pada usia 1 tahun
IV. ABSORBSI PROTEIN

Pencernaan dan penyerapan protein berlangsung efisien bahkan pada bayi


premature. Enterokinase muncul relative lambat pada usia gestasi 28 minggu dan
pada saat lahir hanya mencapai kadar 10% orang dewasa. Aktivitas kimotripsin dan
tripsin dimulai pada usia gestasi 26 minggu. Oligopeptidase pertama kali dideteksi
pada usia 10-16 minggu gestasi. Pada bayi baru lahir, absorbsi peptide terutama
berlangsung di sel crypta usus :

1. Ketika lahir, berukuran sangat kecil, sehingga crypta terpajan denga nisi
lumen
2. Seiring dengan berkembangnya vili, crypta menjadi kurang terpajan dengan
kimus, sehingga laju absorbsi peptide yang tinggi saat lahir akan mengalami
penurunan (closure), kira kira pada usia 6 bulan
3. Apabila orang tua menunda pemberian peptide-peptida yang dapat
menimbulkan alergi pada bayi  saluran pencernaan dapat berkembang dan
berkurang kemungkinan untuk pembentukan antibody
4. Salah satu antigen penyebab paling umum terhadap munculnya alergi
makanan adalah gluten, suatu komponen gandum (sereal)

Closure uptake protein atau polipeptida pascanatal ditengarai dalam pengaruh


hormone, seperti kortikosteroid. Pemberian kortikosteroid pada bayi baru lahir
akan mengurangi durasi usus menyerap protein atau polipeptida

V. ABSORBSI LEMAK
Pada bayi baru lahir, sekresi lipada pancreas dan garam garam empedu
relatif tidak memadai. Bayi yang mendapat susu formula tidak menyerap 10-15%
lemak dalam makanan. Bayi yang mendapat ASI secara bermakna menyerap
lebih banyak lemak karena adanya lipase unik di dalam ASI yang melewati
lambung dan kemudian diaktifkan oleh garam empedu di usus  hidrolisis 2/3
intake lemak. Sintesis lipoprotein & pembentukan kilomikron tidak terganggu dan
tidak membatasi penyerapan lemak pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai