PENDAHULUAN
ventilator dan pertimbangan yang sama untuk penggunaan alat ini juga tidak ada.
dengan tahanan jalan napas dari normal dapat menjadi sangat tinggi. Oleh karena
itu faal ventilator juga mempunyai berbagai macam peranan, yakni dari sebagai
1
9. Bagaimana perawatan kolaboratif untuk pasien terpasang ventilator
mekanis?
Associated pneumonia/VAP) ?
1.3 Tujuan
mekanis
(Ventilator-Associated pneumonia/VAP)
2
13. Untuk mengetahui mekanisme patogen dan strategi pencegahan pada
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN
alat ini juga tidak ada. Tetapi dapat diramalkan tanpa penggunaan alat ini
maka keadaan gagalnya pernpasan akan semakin menjadi kritis dan dapat
sangat kecil, tiap upaya dan pertimbangan harus dibuat untuk menghindari
ventilasi mekanis:
2. Tindakan tepat institusi untuk mencegah atau mengatasi gagal nafas. (Hudak,
1997:518)
4
2.2 PRINSIP FISIOLOGIS
pasien; selain itu tekanan selama inspirasi adalah positif. Tekanan positif
ekspirasi akhir positif (TEAP), bahkan tekanan lebih besar diberikan selama
inspirasi. Selama ekspirasi, tekanan menurun ketingkat TEAP dan tetap positif
tonus vena perifer. Bila kondisi penurunan respon simpatis (mis, hipovolemia,
obat, dan usia lanjut) terjadi, hipotensi terjadi. Selain ituVT yang besar, lebih
besar dari 10 12 ml/kg, yang memberikan tekanan lebih besar dari 40 cm H2O,
pnemothoraks.
Gerakan udara melalui jalan nafas menimbulkan friksi atau turbulen. Makin
banyak aliran makin besar turbulen. Bila jalan nafas menyempit, friksi meningkat
juga. selain itu degan adanya inspirasi secara spontan, makin besar tekanan
negative harus dibuat spontan, makin besar tekanan negative harus dibuat untuk
memberikan aliran udara. Dengan ventilasi mekanis, tekanan positif lebih besar
diperluka untuk mengirimkan udara melalui jalan nafas yang sempit. Ini salah satu
penyebab tingginya laju mortalitas pada pasien dengan status asmatikus yang
2.2.2 Komplain
5
Bila melihat dari komplainnya, paru seringkali dibandingkan dengan balon.
maksimum (TIM). Peningkatan pada tekanan disebabkan oleh tahanan pada aliran
atau tahanan pada paru dan pengembangan dinding dada. Tekanan dinamis dan
TIM dapat memberikan indikasi aliran yang dimiliki oleh jalan nafas. (Hudak,
1997:519)
tekanan statis(TS). TS didapat dengan melipat jalur katup ekshalasi saat pasien
pada inspirasi maksimum. Ini dapat menahan aliran udara dada pasien dengan
mencegah ekshalasi. Tekanan dicatat pada saat ini adalah TS dan menunjukan
upaya yang perlu untu mengirimkan volume udara yang telah ditentukan ke pasien
6
Ventilator tekanan negatif mengeluarkan tekanan negatif pada dada
(Smeltzer,2001:657)
mengeluarkan tekanan positif pada jalan napas, dan dengan demikian mendorong
1. Tipe siklus tekanan (pressure cycle) , di mana udara mengalir kedalam paru
dengan tekanan tertentu dan kemudian titik waktu pengaliran udara ini akan
terhenti setelah mencapai tekanan tertentu dan kemudian pasien mulai ekspirasi
kembali. Oleh karena tekanan telah di setel atau diset maka jumlah udara yang
rumah sakit, oleh karena tekanan telah diset tidak selalu menjamin konsentrasi
O2, selain itu tekanan akhir ekspirasi juga positif. Ventilator ini banyak dipakai
sebagai terapi IPPB dan selanjutnya dipakai untuk pasien koma dan juga untuk
care)
2. Tipe siklus waktu (time cycle) di mana aliran inspirasi gas di ubah menjadi
inspiratory time. Volume tidal di atur oleh aliran dan waktu inspirasi. Biasanya
7
3. Tipe siklus volume (volume cycle), di mana semua ventilator yang di pakai
ialah berdasarkan siklus volume, terutama pada pasien dewasa yang di atur
oleh volume udara sampai di capai tekanan tertentu. Oleh karena volume yang
telah di atur telah di set maka tekanan inspirasi yang terjadi di dasarkan pada
compliance dan resisten paru dari pasien, sedangkan ventilator berada di pihak
lain. Alasan mengapa volume lebih banyak di gunakan adalah oleh karena
volume tidal selalu berada dalam keadaan tetap, sekalipun terjadi perubahan
tertutup, antara mesin dan jumlah udara yang masuk kedalam paru.
Dasar dari ventilators ini adalah waktu dan pencetus (trigger) dari
Dengan ventilator ini dapat diset dan diatur berdasarkan kemampuan pasien.
dari pasien. Bila frekuensi pernapasan terlalu lambat, maka kecepatan ventilator
dapat diambil alih oleh mesin. Biasanya di gunakan pada tahap pertama
8
Ventilator model ini merupakan gabungan antara yang spontan dan
dan sewaktu-waktu di ambil alih oleh ventilator. Bila pernapasan dari ventilator
waktunya di atur (are timed) , maka metode ini di sebut dengan IMV atau SIMV
yang tersinkronisasi.
SIMV dapat di gunakan untuk ventilasi. Keuntungan dari cara ini adalah
rendah, otot tidak begitu rendah , dan mudah di bersihkan. (Tabrani, 1996: 327-
328)
1. Untuk ventilasi mekais primer (seperti alternative dari mode control atau
assist/control mode).
gunakan selama inspirasi pasien masih dalam keadaan yang minimal. Dokter
9
pernapasan (respiratory rate), kecepatan aliran (flow rate) , dan masa inpirasi.
2.4.5 SIMV
tekanan udara rendah, otot tidak begitu lelah, dan mudah dibersihkan. (Tabrani,
1998: 208)
Sebagai contoh adalah Servo 900C dan Puritan Bennett 7200a. Yang diset
adalah tekanan inspirasi dan masa inspirasi. Ventilator ini akan berjalan sesuai
dengan aliran gas sesuai dengan tekanan tertentu tetapi tidak seperti A/C dimana
resisten dan complience paru dapat diatur sementara volume tidal bervariasi.
Dengan merubah tekanan maka dapat diatur perbandingan ratio I/E menjadi
spontan diperkuat dengan tekanan positif selama inspirasi. Inspiratory support ini
digunakan selama inspirasi pasien masih dalam keadaan minimal. Dokter dapat
(Tabrani,1998:210)
10
Perbandingan dari high-frequency ventilation dengan high-frequency
HFO
HFPPV HFJV
100-3000/menit
Kecepatan 60-100/menit 100-150 menit
1-2 cc/kg
Volume tidal 3-5 cc/kg 3-5 cc/kg
Interstisial empisema
Kebocoran udara paru
paru
Pemakaian Kebocoran udara paru Operasi laring
bronkoskopi PPHN
(Tabrani,1998:211)
2.5 INDIKASI
Parameter Nilai
16-20 x/mnt
28-40 x /mnt
pH <7,25
25-30
11
Aktivitas Kelelahan berat, penurunan toleransi aktifitas
berat.
cakra angka presentase aksigen, FiO2. Namun perawat tidak boleh berasumsi
bahwa karena 100% telah ditentukan, maka pasien menerinma 100%. Bila pasien
menerima konsentrasi FiO2 50% atau lebiih tinggi, ventilator perlu diperiksa lebih
sering untuk keakuratan analiser oksigen. Model yang lebih modern dari ventilator
Bear, dengan tampilan digital konsentrasi oksigen konstan. Namun model yang
lebih lama seperti MA-1 (Monaghan Medikal Corp, Plattsburgh, NYP) dan
onaghan tidak mempunyai analiser oksigen dalam sirkuit. Sehingga selama 50 psi
(Puond per square inch) udaara tekanan dihubungkan dan ventilator akan
seperti Monaghan frekuensi ditentukan untuk menit penuh. Dengan jam, dan
cakra angka diset dengan sesuai. Sehingga perawat tidak berasumsi, hanya karena
ventilator diset pada jumlah khusus untuk pernapasan per menitnya, dan jumlah
12
itu yang akan diberikan. Periksa ulang terhadap fungsi ventilator dengan jam yang
dengan pengaturan kecepatan aliran gas. Makin tinggi kecepatan aliran, makin
cepat tekanan puncak jalan napas dicapai dan makin pendek inspirasi. Makin
(Hudak, 1997:526)
Pada ventilator volume, cakra angka atau engkol diputar untuk jumlah
sentimeter kubik udara yang akan diberikan pada tiap pernapasan. Selain itu pada
Ini adalah besarnya aliran udara per unit dari waktu dan ditunjukkan sebagai
liter per menit. Pada ventilator volume, ini adalah sebuah tombol terpisah. Pada
ventilator tekanan, ini dimanipulasi, dan dengan kontrol waktu kecepatan aliran
inspirasi. Pemasangan katup demand pada ventilator volume yang lebih baru
yang lebih lama membuang udara pada kecepatan yang telah ditentukan (aliran
13
puncak). Katup demand, selain menurunkan turbulen jalan napas juga
Pada ventilator volume cycled, tombol ini membatasi tekanan tinggi yang
inspirasi dihentikan. Namun bila batas tekanan secara konstan tercapai, Vt yang
telah ditentukan tidak diberikan kepada pasien. Penyebab ini dapat membuat
Tombol TEAP mengatur tekanan yang dipertahankan dalam paru pada akhir
ini ditandai tekanan positif jalan napas kontinu (TPJK). TPJK menunjukkan
bahwa terjadi pernafasan spontan melalui sirkuit ventilator (bukan napas VMI)
dan bahwa pada akhir pernapasan ini, tekanan positif jalan napas dipertahankan.
Pada ventilator yang lebih baru, TEAP dibuat. Proses dimana kita mendapat
selama fase ekspirasi dengan tekanan sama dengan jumlah TEAP yang dibuthkan.
Banyak alat lain dapat digunakan untuk menerapkan TEAP secara eksternal
pada ventilator atau T-piece. Alat ini disusun dari diafragma berisi pegas dan
katup bola silinder plastik untuk tempat air. Alat ini dipakai pda ekshalasi di
14
sirkuit ventilator. Bila air digunakan, untuk tiap 1 cm ekshalasi selang
2.6.7 Sensitifitas
mengawali inspirasi, seperti yang ditunjukan oleh tarikan inspirasi negatif yang
1997:527)
Untuk memahami fungsi tombol ini, beberapa upaya awal ventilasi mekanis
harus dikaji ulang. Karena pernafasan normal terdiri dari Vt pada 5 ml/kgBB,
pasien mengawali ventilasi pada volume ini. Namun penelitian selanjutnya pada
Dalam upaya untuk membuat napas normal mode napas dalam telah
dihubungkan pada ventilator. Mode napas dalam memberikan napas lebih besar
untuk pasien pada volume dan frekuensi yang telah ditentukan perjam. Saat ini,
ventilasi mekanis dilakukan pada dua kali VT normal; dengan praktik ini,
kebutuhan untuk napas dalam telah ditiadakan kecuali pada kasus khusus seperti
15
mode napas dalam dihubungkan dengan 0,1000 O2 dianjurkan untuk hiperinflasi
jantung. Sistem pengiriman oksigen secara tradisional dibagi menjadi system liran
frekuensi aliran kurang dari volume inspirasi pasien. Sisa volume ditarik dari
udara ruangan. Karena oksigen ini dan udara ruangan bercampur , F1O2 aktual
yang diberikan pada pasien tidak diketahui. Alat oksigen aliran- rendah cocok
untuk pasien stabil dengan pola nafas, frekuensi dan volume ventilasi normal.
(Hudak, 1997:520).
unuk memberikan 2 atau 3 kali volume inspirasi pasien. Alat ini cocok untuk
pasien dengan pola napas pendek dan pasien yang sangat sensitif terhadap
oksigen pada peningkatan yang kecil meningkatkan PaO2 dan pada waktu yang
sama secara drastis meningkatkan PaCO2. Dengan kata lain, satu pihak hipoksia
1. Kanul nasal
16
2. Masker sederhana
3. Rebreather
4. Non-rebreather
1. Masker venture
2. Masker aerosol
3. Collar trakeostomi
4. T-piece
5. Sungkup
1. Atur mesin untuk memberikan volume tidal yang dibutuhkan (10-15 ml/kg)
tinggi dan secara bertahap dikurangi berdasarkan pada hasil pemeriksaan gas
darah arteri.
6. Catat volume satu menit dan ukur tekanan parsial karbondioksida (PaO2) dan
17
7. Sesuaikan pengesetan (FiO2 dan frekuensi) sesuai dengan hasil pemeriksaan
gas darah arteri atau sesuai dengan yang ditentukan oleh dokter.
8. Jika pasien mulai agitasi atau bingung atau mulai bucking ventilator karena
alasan yang tidak jelas, kaji terhadap hipoksemia dan ventilasikan manual pada
adanya perlengketan atau penyempitan jalan napas oleh sekret, juga menunjukkan
Sebelum penghisapan ambil nilai dasar tanda vital, irama dan bunyi
paru.Periksa tekanan penghisap tidak boleh lebih dari 100 sampai 120 mmHg.
Ukuran kateter penghisap harus tidak lebih dari setengah diameter selang
endotrakeal. Hiperoksigenasi dengan oksigen 100% dan hiperinflasi pada satu dan
setengah VT selama empat sampai lima perapasan sebelum dan sesudah tiap
18
mengeset ulang ventilator menjadi 0,100 dan menggunakan mode napas panjang.
memberikan oksigen 0,100 selama periode pra set dan secara otomatis kembali ke
kateter berada pada karina. Pada sentuhan, reflex batuk biasanya terangsang tarik
atelektasis bila anda kurang hati-hati memasuki jalan napas yang kecil. Bersamaan
dengan penarikan kateter, putar kateter dan secara berkala tutup dan buka pangkal
kateter. Ini mencegah penarikan mukosa trakeal dari dinding trakea oleh
penghisapan kateter. Pada saat kateter memasuki jalan napas pasien, anda harus
menahan napas anda; bila anda belum selesai pada waktu anda mengeluarkan
napas, berarti anda menghisap terlalu lama dan memajankan pasien terhadap
dishipoksia dan disritmia. Periode penghisapan tidak boleh lebih dari 10 detik.
Beri kesempatan pada pasien untuk istirahat beberapa waktu antara periode
(KVP) dan peningkatan frekuensi denyut jantung atau penurunan frekuensi denyut
stimulasi gagal oleh nodus AV. Setelah penghisapan selesai, kaji ulang pasien,
19
2.10 PERAWATAN KOLABORATIF UNTUK PASIEN TERPASANG
VENTILATOR MEKAN
Hasil Intervensi
Nilai gas darah arteri (GDA) dalam Beri bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi
klinis
Tekanan darah, denyut jantung, curah tekanan positif (mis, kemungkinan penurunan aliran
jantung, tekanan vena pusat (CVP), dan balik vena dan curah jantung)
tekanan arteri pulmonalis tetap stabil Pantau elektrokardiogram (EKG) untuk melihat
20
pada ventilasi mekanis. adanya disritmia akibat hipoksemia
Pengukuran asupan dan haluan (I&O) klinis, auskultasi, jumlah dan viskositas secret paru
seimbang Kaji berat badan pasien, total I&O, berat jenis urine,
Nilai elektrolit dalam batas normal atau osmolalitas serum untuk mengevaluasi
keseimbangan cairan
perinstruksi dokter
sesegera mungkin
21
bidai/penyokong yang tepat sesuai indikasi.
rumah sakit.
22
pereda tekanan dipermukaan duduk sedikitnya 1 jam
sekali
rumah sakit.
Pola BAB pasien teratur makan enteral atau perenteral, dimulai 48 jam
intubasi
23
Psikologis Dorong pasien untuk bangun dari tempat tidur dan
terkait dengan aktivitas harian pasien Buat jadwal harian untuk mandi, bangun tidur,
(mis, membalikkan badan, mandi). pengobatan, dan sebagainya dengan masukan dari
layanan kesehatan dan pengunjung Sediakan sarana untuk pasien menulis catatan dan
yang normal.
Penyuluhan/Rencana Pemulangan
Beri penjelasan kepada pasien/orang terdeat pasien
Pasien mau bekerja sama dan
tentang rasional penggunaan ventilasi mekanis.
menunjukkan pemahaman mengenai
Prosedur seperti pengisapan, perawatan hingga
kebutuhan akan ventilasi mekanis.
penyapihan dan ekstubasi
Pengkajian petensi kebutuhan
Lakukan kerja social dini untuk menyaring
pemulangan
kebutuhan, sumber-sumber, dan sistem dukungan
yang ada
(Morton,2012:697-700)
2.11 KOMPLIKASI
1. Kegagalan Kardiovaskular
24
Oleh karena tekanan intratoraks meningkat, terutama dengan tekanan positif
akhir ekspirasi, maka venous return menjadi menurun akibat dari tingginya
tekanan vena cava intratoraks. Cardiac output (curah jantung) juga mengalami
2. Barotrauma
Oleh karena adanya distensi dari alveoli, maka dapat terjadi pneumothoraks,
(Tabrani,1998:220-221)
3. Factor resiko
Tingkat PEEP, volume tidal, dan tekanan sistemik puncak (peak sistemik
25
dan frekuensi harus ditambah, sehingga menjaga agar tidak terjadi barotrauma.
(Tabrani,1998:220-221)
4. Dikompensasi respirasi
kegagalan ventilator.
5. Inhomogenitas
menyebabkan volume tidal tidak diterima dalam proporsi yang sama, sehingga
akibatnya alveolus yang satu mempunyai distensi yang lebih tinggi daripada yang
2) Pasien harus mentrigger ventilator pada model mesin ACV atau bernafas
3) Idealnya pasien sudah dalam keadaan sadar dan siap siaga apabila alat bantu
4) Status cairan elektrolit dan kadar gas darah harus adekuat, disamping itu PO2
harus 60mmHg apabila FiO2 sama dengan 0,5. (Tabrani, 1998: 217)
26
Melepaskan ventilator ke pernafasan spontas sering menimbulkan kesulitan
pada ICU yang disebabkan oleh karena faktor fisiologis dan psikologis. Hal ini
memerlukan kerja sama dari pasien, perawat, ahli respirasi, dokter. Untuk
menggunakan T-pieces.
2) Dengan bantuan IMV weaning, dimana pasien dapat dibantu secara mekanis,
secara periodik.
Hal yang paling penting adalah fungsi respirasi sendiri harus memenuhi :
ventilation.
4) Tekanan inspirasi negatif (negatif inspiratory pressure) lebih kecil atau sama
dengan -30cmH2O.
1998: 218)
Walaupun kriteria ini tidak dapat dicapai oleh pasien, akan tetapi lebih 30%
pasien dapat dibebaskan dari ventilator. Kriteria ini hanya digunakan untuk pasien
Kriteria untuk mencabut ventilator menururt Yang dan Tobin adalah sebagai
berikut :
27
1) Apabila rasio frekuensi pernafasan (F) dibagi dengan Volume tidal (TV)
pernafasan.
oxigenation (O) dan maksimal inspiratory pressure (P) sampai indeks tertentu.
Tampaknya kriteria Yang dan Tobin ini harus dibuktikan terlebih dahulu
dari pengalaman klinis. Untuk pasien yang telah dibebaskan dari ventilator
pengukuran kemampuan pasien, antara lain tensi, nadi, pernafasan, EKG, saturasi
oksigen dan kadar gas darah paling sedikit selama 30 menit. (Tabrani, 1998: 219)
meliputi :
Bila pasien dapat bernafas spontan selama 1 sampai 2 jam, maka ventillator
1998: 219)
28
2.13PNEUMONIA YANG BERKAITAN DENGAN ALAT VENTILATOR
(Ventilator-Associated pneumonia/VAP)
jam pada pasien dengan bantuan ventilasi mekanik baik itu melalui pipa
infiltrat baru dan menetap pada foto toraks disertai salah satu tanda yaitu, hasil
biakan darah atau pleura sama dengan mikroorganisme yang ditemukan di sputum
maupun aspirasi trakea, kavitasi pada foto torak, gejala pneumonia atau terdapat
dua dari tiga gejala berikut yaitu demam, leukositosis dan sekret purulen (Ibrahim
dkk, 2000).
ventilator mekanis, dengan prevalensi yang diperkirakan 6-52 kasus per 100
penyebab yang potensial termasuk pathogen MDR dan pathogen non-MDR, mana
yang paling mungkin dari berbagai patogen itu yang menjadi penyebab tergantung
pada lamanya perawatan dirumah sakit pada saat infeksinya. (Harrison, 2013:63)
merupakan penyebab kedua infeksi didapat dirumah sakit dan penyebab utama
29
Faktor-faktor yang menyebabkan pneumonia nosokomial antara lain kolonisasi,
posisi terlentang adalah beberapa faktor resiko terkait kasus pneumonia akibat
antasida atau penyekat reseptor hisstamin tipe 2 (H2) secara luas dapat mendorong
sedikitnya 48 jam pada saat diagnose ditetapkan. Pasien diduga diagnosis VAP
jika hasil sinar-X dada menunjukan infiltrasi yang baru atau progresif atau
infiltrasi menetap. Tanda dan gejala lainnya dapat meliputi demam tinggi lebih
dasar, seperti mencuci tangan sampai bersih dan mengenakan sarung tangan pada
saat melakukan prosedur pengisapan oral pada pasien atau slang endotrakeal,
30
penting dilakukan. Sarung tangan juga harus dikenakan ketika melakukan
kebersihan mulut yang buruk. Perawatan mulut untuk pasien yang terpasang
ventilasi mekanis antara lain menyikat gigi pasien (kira-kira setiap 2-4 jam)
menjaga integritas mukosa mulut, dan mengisap secret oral sampai bersih.
perawatan mulut guna mencegah VAP, diperlukan pada populasi individu yang
Pada pasien yang mendapat makanan secara enteral kepala tempat tidur
resiko aspirasi. Slang endotrakeal dan slang lambung jangka panjang (lebih dari 3
hari) harus dimasukkan melalui oral (kecuali ada kontraindikasi atau tidak dapat
penggunaan slang endotrakeal yang menjadi portal untuk aspirasi secret subglotis
31
Angka kematian yang tinggi berkaitan dengan awal pengobatan empiris
yang tidak memadai. Pengobatan spectrum luas sebaiknya diubah jika patogennya
diketahui. Gagal pengobatan VAP tidak jarang, terutaa jika ada keterlibatan
perawatan di ICU lebih lama, dan pneumonia nekrotisasi dengan pendarahan paru
(Harrison, 2013:64)
patogen
berkepanjangan
lambung
32
penderita lainnya mengandung alkohol; beri pendidikan cara
endotrakeal
panjang
- Pengaruh daya tahan saluran napas - Kontrol gula secara ketat, ambang transfusi
(Harrison, 2013:66-67)
33
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
multisystem, semuanya dapat mengarah pada gagal napas dan perlunya ventilasi
menimbulkan ansietas karena pasien intubasi tidak dapat bicara. Tiap pasien harus
diberitahu bahwa selang menyebabkan tak bisa bicara dan tidak ada masalah
dengan suaranya. Mungkin saja pasien dapat menulis atau menggunakan bahasa
tanda untuk menunjukan pesan, dan perawat dapat lebih mengenal komunikasi
Pasien yang kondisinya menjadi stabil harus dibantu untuk turun dari tempat
34
2. Nutrisi : Bila saluran gastrointestinal utuh, nutrisi dapat diberikan melalui
pada awalnya encer, dan kecepatan lambat. Pasien diobservasi terhadap efek
(Wilkinson,45:2014)
35
3.3 INTERVENSI
(Wilkinson,39:2014)
(2) Evaluasi gerakan dada dan auskultasi untuk bunyi napas bilateral
R: gerakan dada simetri dengan bunyi napas melalui area paru menunjukkan
letak slang tepat/ tak menutup jalan napas. Obstruksi jalan napas bawah
(3) Observasi letak selang endotrakeal. Amankan selang dengan hati-hati dengan
(4) Catat batuk berlebihan, peningkatan dispnea, bunyi alaram tekanan tinggi
peningkatan ronki
R: pasien intubasi biasanya mengalami reflek batuk tak efektif, atau pasien
36
kemampuan untuk batuk. Pasien ini tergantung pada pilihan seperti
(5) Priksa selang terhadap obstruksi, contoh terlipat atau akumulasi air. Alirkan
slang sesuai indikasi, hindari aliran ke pasien atau kembali kedalam wadah.
tekanan jalan napas. Air mencegah distribusi gas dan pencetus pertumbuhan
bakteri.
(6) Priksa fungsi alaram ventilator. Jangan matikan alaram, meskipun untuk
pengisapan. Pindahkan dari ventilator dan beri ventilasi secara manual bila
sumber alaram ventilator tak dapat dengan cepat diidentifikasi dan diralat.
R: ventilator mempunyai berbagai alaram visual dan audible, putar off/ gagal
untuk menyusun letak alaram pasien pada resiko kegagalan ventilator yang
(8) Hisap sesuai kebutuhan, batasi pengisapan 15 detik atau kurang. Pilih kateter
Kolaborasi
37
R: meningkatkan ventilasi pada semua segmen paru dan alat drainase sekeret.
(Doenges, 2010:178-179)
Tujuan: faktor resiko infeksi akan hilang dan terbhebas dari tanda dan
(2) Anjurkan pasien untuk latihan nafas dalam, batuk, dan sering mengubah
posisi
(3) Awasi dan batasi pengunjung. Hindari kontak dengan orang dengan ifeksi
infeksi.
(4) Anjurkan pasien menyiapkan wadah skali pakai untuk sputum, contoh tissu.
(5) Turunkan faktor resiko nosokomial melalui cuci tangan yang tepat pada
R: faktor ini paling sederhana tetapi paling penting untuk mencegah infeksi di
rumah sakit.
38
(6) Kolaborasi: ambil kultur sputum sesuai indikasi
yang kental, dan lengket diduga dehidrasi. Suhu yang tinggi merupakan
(Wilkinson,45:2014)
(1) Anjurkan pasien atau orang terdekat untuk mengakui dan menyatakan rasa
takut.
diterima.
(2) Akui ansietas dan takut terhadap situasi. Hidari pemberian keyakinan yang
(3) Tunjukan atau dorong penggunaan teknik relaksasi, contoh fokus pernafasan,
39
R: memberikan manajemen aktif situasi untuk menurunkan perasaan tak
berdaya.
(4) Berikan kesempatan untuk diskusi perasaan pribadi/ masalah dan harap yang
akan datang.
ini.
keputusan. (Wilkinson,443:2014)
R: kondisi fisik dapat mencegah pasien terlibat dalam perawatan sebelum dan
sesudah pulang. Orang terdekat/perawat dapat merasa tak adekuat dan takut
mesin dan mengalami keberatan tentang mampu untuk belajar atau menerima
situasi.
dengan tepat.
40
R: memfokuskan pada perhatian kembali pada aktifitas hidup yang normal,
(5)Tegaskan bahwa semua kebutuhan alat ada di tempatnya dan bahwa masalah
Rencana untuk potensial masalah meningkatkan rasa aman untuk pasien atau
41
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
42
DAFTAR PUSTAKA
Tabrani, Rab. (1998). Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung : P.T
Alumni.
43