ANESTESI pada
SISTEM PERNAFASAN
B. Mekanisme Pernafasan
C. Mekanika Paru-Paru
E. Tekanan Gas
F. Transpor Gas
G. Kontrol Pernafasan
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
B. MEKANISME PERNAFASAN
Ventilasi Spontan
Pada akhir ekspirasi, Pintrapleural -5
cmH2O, dan Palveolar 0 (no flow);
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
C. MEKANIKA PARU-PARU
1. Resistensi Elastik
b. Resistensi Jaringan
Disebabkan adanya tahanan viskoelastik (friksional) jaringan
terhadap aliran udara.
4. Work of Breathing
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
D. HUBUNGAN VENTILASI - PERFUSI
1. Ventilasi (V)
Adalah jumlah semua udara yang dihembuskan dalam 1
menit (minute ventilation). Pada dewasa = 5 L/m;
V = RR x Volume Tidal
Dead space terdiri dari anatomic dead space dan alveolar dead
space. Jumlah kedua ruang mati tersebut disebut physiological
dead space. Dead space pada dewasa = 150 mL (2 mL/kg).
1. Ventilasi (V)
Distribusi Ventilasi
Paru kanan menerima ventilasi yang lebih dibandingkan paru kiri
(53% vs 47%) dan bagian bawah paru mendapat ventilasi lebih
besar dibandingkan bagian atas oleh karena gravitasi.
Efek gravitasi terhadap komplians alveolar pada posisi tegak Faktor-faktor mempengaruhi dead space
2. Perfusi (Q)
5 L/menit darah mengalir melalui paru (70-100 ml/denyut);
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
E. TEKANAN GAS ALVEOLAR, ARTERI, & VENA
1. Oksigen
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
Oksigen Terlarut
Hukum Henry, menyatakan bahwa konsentrasi setiap gas
dalam larutan proporsional tehadap tekanan parsialnya
Konsentrasi gas = α x tekanan parsial. αO2 = 0,003 mL/dL/mmHg
Oksigen terlarut maksimum = 0,3 mL/dL;
Hemoglobin
Setiap gram hemoglobin dapat membawa O2 sampai 1,39
mL
1. Oksigen
Kandungan Oksigen
Total kandungan O2 darah merupakan jumlah dari oksigen
terlarut dan terikat Hemoglobin
Konten O2 (CaO2) =
([0,003 mlO2/dl darah per mmHg] x PO2)+(SO2 x Hb x 1,31 ml/dl darah)
Normal CaO2 = 19,5 ml/dl;
Transpor Oksigen
Distribusi total O2 ke jaringan tergantung dari konten O2
arteri dan curah jantung
1. Oksigen
Menggeser ke Menggeser ke
Kiri Kanan
Alkalosis Asidosis
Hipotermia Hipertermia
CO, HCN,
HNO3, NH3
Methemoglobin
Morgan, 2013
Faktor Pengaruhi Ikatan HbO2
Morgan, 2013;
Collins, 1996
Faktor Pengaruhi Ikatan HbO2
Collins, 1996
Faktor Pengaruhi Ikatan HbO2
Pengaruh suhu:
Otot skelet aktif menghasilkan panas menghangatkan
darah yang mengalir molekul Hb melepas lebih banyak
O2 yang dapat digunakan oleh serabut otot
Martini, 2012
Faktor Pengaruhi Ikatan HbO2
Ganong, 2012
Faktor Pengaruhi Ikatan HbO2
Cross, 2014
Content
1. Oksigen
Penyimpanan Oksigen
Pada dewasa ±1500 ml, yaitu: paru-paru (FRC),
hemoglobin, dan mioglobin
Jika sebelumnya bernapas di udara ruangan (FiO2 0,21),
maka dengan FRC ± 300 mL berarti hanya terdapat 480 mL
O2 dalam paru-paru. Hipoksemia berat dapat terjadi dalam
90 detik
Bila diberikan O2 100%, maka cadangan O2 dalam paru-
paru ±2300 mL, hipoksemia terjadi dalam 4-5 menit.
2. Karbon Dioksida
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
G. KONTROL PERNAFASAN
Kontrol Pernafasan
2. Sensor Sentral
Kemoreseptor, respon terhadap perubahan kadar ion
hidrogen dalam CSF (terletak di anterolateral medulla)
Meregulasi PaCO2, karena perubahan pada CO2 akan
mengakibatkan perubahan pada [H+];
CO2 + H2O ↔ H+ + HCO3-
Kontrol Pernafasan
1. Sensor Perifer
a. Kemoreseptor Perifer
Badan karotis dan badan aorta
Badan karotis sensitif terhadap perubahan PaO2, PaCO2, pH,
dan perfusi arteri (melalui N. Glossopharyngeal)
Paling sensitif terhadap perubahan PaO2, aktivitas reseptor
tidak meningkat hingga PaO2 di bawah 50 mmHg;
b. Reseptor Paru-Paru
Stretch receptor: (N.Vagus) respon inhibisi inspirasi jika
paru hiperinflasi (refleks inflasi Hering-Breuer) dan
pemendekan ekspirasi ketika paru deflasi (refleks deflasi)
Irritant receptor: gas berbahaya, asap, debu RR ↑,
bronkokonstriksi, dan batuk;
2. Efek Anestesi pada Kontrol Pernafasan
GA hipoventilasi, oleh karena depresi kemoreseptor dan
otot respirasi intercostal eksterna.
Hubungan normal antara PACO2 dan Hubungan antara PaO2 dan ventilasi per menit saat istirahat
ventilasi per menit dan dengan PaCO2 normal
Content
Fisiologi dan Anestesi pada Sistem Pernafasan
H. FUNGSI NON RESPIRASI PARU-PARU
Fungsi Non Respirasi Paru-Paru
1. Fungsi Filtrasi
• Filter terhadap debris pada aliran darah
• Heparin dan activator plasminogen
2. Fungsi Reservoir
• Reservoir volume darah dalam tubuh
3. Fungsi Metabolik
• Pneumosit mensintesis surfaktan
• Neutrofil dan makrofag menghasilkan O2 radikal bebas
• Endotel memetabolisme vasoaktif (norepinefrin, serotonin,
bradikinin, prostaglandin, leukotrien)
• Sintesis histamin
• Konversi angiotensin I menjadi angiotensin II
Content
Referensi
1. Butterworth, J.F., Mackey, D.C., Wasnick, J.D. 2013. Morgan & Mikhail’s
Clinical Anesthesiology Chapter 23 Respiratory Physiology & Anesthesia,
page 487-525. 5th ed. New York: McGraw Hill Education.
2. Collins, V.J., et.al. 1996. Physiologic and Pharmacologic Bases of
Anesthesia, Chapter 5: Transport of Oxygen and Carbon Dioxide.
Baltimore: Williams & Wilkins.
3. Slinger, P. 2015. Stoelting’s Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice,
Chapter 24: Gas Exchange. 5th ed. Philadephia: Wolters Kluwer.
4. Cross, M., Plunkett, E. 2014. Physics, Pharmacology and Physiology for
Anaesthetists Section 7 Respiratory Physiology. 2nd ed. New York:
Cambridge University Press.
5. Martini, F.H., Nath, J.L. 2012. Fundamentals of Anatomy & Physiology
Chapter 23 The Respiratory System. 9th ed. Boston: Benjamin Cummings.
6. Barret, K.E, et.al. 2012. Ganong’s Review of Medical Physiology Section
VI Respiratory Physiology. 24th ed. New York: McGraw Hill Education.