Teknologi Neurodiagnostik adalah spesialisasi dalam pelayanan kesehatan

Jenis-jenis Test Neurodiagnostik:

1. EEG
Merekam aktivitas elektrik pada otak. Dalam hal mempersiapkan pasien dalam tes EEG, ahli teknologi
neuordiagnostik akan menempatkan elektroda pada tempat yang telah terukur di bagian kepala pasien.
EEG dapat dilakukan pada pasien dewasa maupun anak. Keseluruhan proses pemeriksaan EEG rata-rata
membutuhkan waktu 90 menit. Seringkali perekaman dapat berjalan dengan lancar ketika pasien dalam
keadaan tidur, sehingga pasien diminta untuk tetap terjaga pada semalam sebelum test EEG.
EEG digunakan untuk membantu dalam mendiagnosa epilepsi atau untuk mengevaluasi efek trauma
kepala ataupun penyakit menular akut. EEG juga dapat membantu untuk menentukan penyebab berbagai
gejala penyakit seperti: sakit kepala, pusing, kejang, kehilangan kesadaran, stroke, ataupun gejela
penyakit lainnya
Deborah Gulledge (Neurodiagnostic Technologist) Ketika telah selesai melaksanakan test EEG, kemudian
epileptologist akan membaca test dan pada saat itu juga menginformasikan hasil tes kepada pasien.
2. Long-Term Monitoring
Pemantauan EEG Jangka Panjang memerlukan adanya mesin di rumah sakit dan melibatkan secara
bersamaan video rekaman EEG dan video rekaman behaviour untuk jangka waktu yang panjang, mulai
dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Dokter Carol Ulloa (Direktur Comprehensive Epilepsy Center) salah satu tujuan dari Long-Term Monitoring
adalah untuk menangkap kejang pada saat pasien berada di rumah sakit, ketika pasien melakukan test
EEG ataupun ketika terdapat kamera video di dalam ruangan. Dengan cara tersebut, saya bisa
mendapatkan informasi lengkap yang dapat dilihat secara fisik apa yang terjadi pada pasien melalui video
dan saya dapat melihat gelombang otak ketika pasien tersebut mengalami kejang.
Long-Term Monitoring memberi kelayakan bagi dokter untuk mendiagnosa pasien yang jarang mengalami
gangguan neurologis atau untuk mendiagnosa tingkat lanjut kejang epilepsi ataupun untuk mengevaluasi
perubahan pengobatan.
3. Intraoperative neuromonitoring
Intraoperative neuromonitoring may include EEG for work potential recording perform during surgery.
You may not even realize it is happening but it is very important to monitor neurological structure at risk
during neuro surgerical procedure. IOM helps let the surgeon to certain kind of neurological complication
and promotes positive neurological outcomes after surgery.
(Callan Broderick, CNIM) the roles of neuro diagnostic takes provide life feedback during surgery,
unfunctional integrity of nervous system, including spinal cord, the brain and the blood supply to it back
to the surgeon so that they are aware about the patients and handling the procedure.
Some of surgeries that commonly include IOM are spinal surgery for scoliosis, tumors and aneurysms,
vascular surgery and ENT surgeries
4. Evoked Potentials
This recording electrical activity from the brain, spinal nerves and sensory receptor in response to external
stimulation. This external stimulation is painless could be a mirror automatically click or visual pattern
changed. Tough Evoked Potential are similar to IOM that we do in the outpatient setting, again certain
nerves of muscle group are recorded, and the information is given back to physician. This test is viable
evaluating neurological problem such as spinal cord injuries, hearing loss, blurred vision or blind spots,
acoustic neuroma and optic neuritis.
5. Nerve conduction studies
Nerve conduction studies evaluate profound neuro function. This studies performed by placing electrode
position on the skin and then delivering an electrical signal to the correct nerves to produce response.
NCS are typically recorded on patient, either in outpatient and inpatient setting. We do sensory and
motor testing of the nerve conduction to find out the lossity as well as impetude. Patient to undergo the
NCS typically suffer numbness, tingling, muscle pain or weakness, muscle cramping, abnormal movement,
 pain or loss of sensation. This studies help your doctor to determine the cause of the symptom and how
the best possible treatment.
6. Autonomic Testing
The nerves systems consist of three parts, motor, sensory and autonomic. The autonomic nerves system
controls such a thing blood pressure, blood flow and sweating. Autonomic test would determine of the
autonomic nerves system is working properly. One of the more common autonomic test is the head up tilt
table which help to determine how blood pressure and heart rate change in response to body position.
The test show for example if patient spouse a low blood pressure or defining during his visit logic event
7. MEG
this is test that record changing magnetic field associated with electrical activity in the brain. MEG is
complementary to EEG. The MEG can tell you so shy activity which is deeper in the brain than EEG. EEG
can tell you girus activity. The two together can actually give you a holistic image of the brain and its
activity. MEG is useful to determine functionality of very can be help evaluating patient for epilepsy
surgery.

Masing-masing tes neurodiagnostik memiliki persiapan yang berbeda. Pasien setelah melakukan registrasi akan
dikenalkan kepada neurdiagnostic technologist sebagai bagian penting dari tim kesehatan pasien. Neurodiagnostik
technologis membantu pasien untuk merasa nyaman dalam menjalani test. Neurodiagnostik technologis akan
menjelaskan prosedur serta memberikan informasi yang lengkap untuk menghilangkan rasa takut pasien dalam
menjalani tes. Langkah selanjutnya Neurodiagnostik technologist mempersiapkan tes dengan terlebih dahulu
bertanya kepada pasien terkait riwayat kesehatan, riwayat pengobatan serta riwayat kesehatan keluarga.

Neurodiagnostik technologis telah dilatih untuk memahami situasi emergensi, sehingga keselamatan pasien telah
menjadi prioritas. Neurodiagnostik technologis akan selalu menjaga privasi pasien. Neurodiagnostik technologis
kemudian melakukan test dan memberikan data kepada dokter untuk interpretasi.

Peran Neurodiagnostik technologist sangatlah penting. Secara umum dokter tidak dapat bekerja sendiri tanpa
bantuan dari Neurodiagnostik technologist. Hal tersebut karena keahlian Neurodiagnostik technologist dalam
melakukan tes, sehingga semakin ahli Neurodiagnostik technologist, hasil tes neurodiagnostik akan semakin bagus
dan mampu memberikan informasi yang memadai. Jadi peran Neurodiagnostik technologist sebagai lini pertama
dalam memberikan diagnosis yang akurat .

Neurodiagnostik technologist berada di ruangan test bersama dokter untuk memantau konsistensi dari berbagai
fungsi saraf seperti saraf motorik, saraf tulang belakang, saraf bicara, dsb. Neurodiagnostik technologist
memberikan umpan balik kepada dokter sebagai bagian dari kerja tim.

Credentials independently documenting a technologist expertise may be earned in every aspect of neurodiagnostic