Anda di halaman 1dari 2

Kerangka yang banyak dipakai untuk menganalisis faktor penentu fertilitas secara skematis dapat dilihat

di Gambar 2.1. Berdasarkan mekanisme kerjanya, variable yang mempengaruhi (faktor penentu)
fertilitas menjadi dua, sebagai berikut:

1. Faktor penentu langsung, yaitu variable yag langsung mempengaruhi fertilitas atau disebut juga
sebagai variable antara yaitu variable yang menjadi perantara dari faktor penentu tidak langsung
ke variable fertilitas
2. Faktor penentu tidak langsung merupakan faktor-faktor yang peng pengaruhnya terhadap
fertilitas melalui mekanisme faktor penentu langsung

David dan Blake (1956) menyebut variable antara sebagai intermediet variable. Kemudian David dan
Blake berpendapat bahwa ada tiga tahap penting dalam proses reproduksi manusia, yaitu tahap
hubugan kelamin (sexual intercourse), tahap pembuahan (intercourse) dan tahap kehamilan (gestation).
Dari ketiga tahap tersebut, David dan Blake menyebutkan 11 variabel antara dan menyebutnya
intermediate fertility variable, yaitu:

1. Tahap hubungan kelamin atau sexual intercourse. Terdiri dari 6 variabel antara, yaitu usia kawin
pertama, selibat permanen, lama berstatus kawin, abstinensi sukarela, abstinensi terpaksa dan
frekuensi hubungan kelamin
2. Tahap pembuahan atau conception. Terdiri dari tiga variable antara, yaitu, fekunditas atau
infenkunditas karena disengaja, fekunditas atau infekunditas yang terjadi karena sebab-sebab
yang tidak disengaja atau kontrasepsi
3. Tahap kehamilan atau gestation. Terdiri dari dua variable antara, yaitu keguguran dan aborsi

Bongaarts (1978) memberikan alternative kerangka analisis yang lebih sederhana dengan
mengklasifikasikan sebelas variable antara tersebut menjadi delapan variable. Selanjutnya variable
antara ini disebut sebagai proximate determinant, yang terbagi tiga kelompok, yaitu:

1. Exposure Factor
Exposure Factors adalah kelompok faktor yang menentukan terjadinya hubungan seksual.
Diasumsikan bahwa kelahiran hanya akan terjadi di dalam perkawinan, walaupun tidak menutup
kemungkinan bahwa globalisasi yang sedang berlangsung akan mengubah norma perkawinan
yang ada selama ini terdapat di Indonesia. Oleh sebab itu, variable sexual exposure merupakan
salah satu variable antara yang penting. Mereka yang tidak berisiko berhubungan seks tidak
akan pernah melahirkan. Dengan mengetahui status kawin perempuan, para analis dapat
meduga apakah mereka berisiko melakukan hubungan seks atau tidak
2. Kelompok Fertilitas Alamiah
Terdiri dari dua aspek, yaitu aspek biologis dan tingkah laku, sehingga variable sosio ekonomi
dapat mempengaruhi fertilitas alamiah pada dua aspek tersebut. Aspek biologis fertilitas
alamiah berkaitan dengan kemampuna fisik seseorang perempuan untuk melahirkan atau
disebut dengan fekunditas. Perbaikan status kesehatan dan gizi dapat menurunkan kematian
janin atau keguguran dan juga memperpendek masa tidak subur setelah melahirkan, yang
berarti dapat meningkatkan fekunditas. Membaiknya status kesehatan dan gizi juga dapat
memperpanjang masa subur seorang perempuan, yang ditandai dengan makin awalnya
menarche (pertama kali mengalami menstruasi) dan makin lambatnya menopause (menstruasi
terakhir)
Sedangkan faktor yang berkaitan dengan tingkah laku yaitu tabu melakukan hubungan seks
ketika istri sedang menyusui dapat menghalangi jumlah maksimum anak yang dilahirkan
3. Kelompok Pengaturan Fertilitas Secara Disengaja
Di dalam perkawinan, pasangan suami istri secara sengaja atau tidak sengaja dapat mengukur
kelahiran anak-anak. Bila kelahiran anak diatur secara sadar atau sengaja, maka ada sejumlah
kelahiran yang tercegah dan menurut Bongaart kelompok ini disebut kelompok variable
pengaturan kelahiran, yang terdiri dari dua variable yaitu penggunaan kontrasepsi dan aborsi

Anda mungkin juga menyukai