Anda di halaman 1dari 12

Unit Pasangan Usia Subur

Kelompok 7
Olivia Pradimas
Yulna Rida
Intan Dwi Wahyuni
Definisi Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang sah terikat oleh
suatu pernikahan dimana usia istri antara 15 – 49 dan pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pasangan usia subur (PUS)
merupakan salah satu komposisi penduduk yang secara fisik dan seksual sudah
matang untuk melangsungkan kehamilan (Manuaba, 2010).

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami-istri yang istrinya berumur
15-49 tahun dan masih menstruasi, atau pasangan suami-istri yang istrinya berusia
kurang dari 15 tahun dan sudah menstruasi, atau istri sudah berumur lebih
dari 50 tahun, tetapi masih menstruasi (datang bulan). Namun dalam mini
survei dibatasi wanita PUS umur 15-49 tahun (BKKBN, 2011).
Kelompok Pasangan Usia Subur
Pasangan Usia Subur adalah pasangan suami istri yang usia istrinya antara 15 -
49 tahun yang kemudian dibagi menjadi 3 (tiga ) kelompok yakni:
1. Dibawah usia 20 tahun
2. Antara 20 - 35 tahun
3. Usia diatas 35 tahun
Berdasarkan pertimbangan fisik dan mental usia terbaik melahirkan adalah
antara 20 - 35 tahun, sehingga sangat dianjurkan bagi setiap wanita dapat
menikah diatas 20 tahun.
Masalah dan Kebutuhan yang Dialami
Pasangan Usia Subur
Masalah yang dapat dialami oleh pasangan usia subur antara lain:
1. Penggunaan Kontrasepsi
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang
dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi
adalah menghindari atau mencegah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan
antar sel yang matang dengan sel sperma.
2. Infertilitas
Infertilitas merupakan suatu ketidakmampuan pasangan untuk mencapai
kehamilan setelah 1 tahun hubungan seksual tanpa pelindung (Bumer dan
Suddarth, 2001). Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang
telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetap belum memiliki anak.
3. Kista
Kista adalah suatu kantong tertutup yang dilapisi oleh selaput (membran)
yang tumbuh tidak normal di rongga maupun struktur tubuh manusia.
Terdapat berbagai macam jenis kista, dan pengaruhnya yang berbeda terhadap
kesuburan.
4. Kanker
Kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-
sel jaringan tubuh yang tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak
terkendali), menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh sehingga
mempengaruhi organ tubuh
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS adalah penyakit infeksi yang ditularkan terutama melalui hubungan seksual
dan merupakan salah satu dari sepuluh penyebab pertama penyakit pada dewasa
muda laki- laki dan penyebab kedua terbesar pada dewasa muda perempuan di
negara berkembang. Kasus PMS di Indonesia sendiri sejak tahun 2013 terus
meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya penambahan
kasus baru akibat penularan melalui pengguna narkoba dengan jarum suntik.
Beberapa faktor penghambat dari perilaku PUS tentang PMS disebabkan masih
kurangnya informasi-informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan PMS itu
sendiri, dan sikap dari PUS tentang PMS tersebut.
6. Anemia Zat Besi Pada Ibu Hamil
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
kurang dari normal. Menurut World Health Organization (WHO) dikatakan anemia
jika kadar hemoglobin <11 gr/dl pada ibu kekurangan gizi karena pada masa
kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
janin yang di kandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil berpengaruh
terhadap terjadinya gangguan gizi seperti anemia.
dari PUS tentang PMS tersebut.
7. Kurang Energi Kronis
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja putri/wanita
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau
menahun. Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana remaja
putri/wanita mempunyai kecenderungan menderita KEK.
8. Pernikahan Dini
Di Indonesia masalah pernikahan dini menjadi masalah yang bisa dikatakan
serius. Masalah pernikahan dini ini juga menjadi salah satu masalah yang timbul
pada psanagan usia subur. Hukum perkawinan di negeri ini mengacu pada Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, yang mana salah satu poin
dalam undang- undang tersebut mensyaratkan, batas usia pernikahan adalah
minimal 16 tahun untuk perempuan.
Intervensi Nasional pada Agregat Pasangan
Usia Subur
1. Program Keluarga Berencana
Salah satu intervensi nasional pada agregat pasangan usia subur adalah
program keluarga berencana (KB). Keluarga Berencana merupakan suatu
usaha untuk merencanakan jumlah anak dan jarak kehamilan dengan memakai
alat kontrasepsi. Visi dari program KB (Keluarga Berencana) nasional pada tahun
2015 yaitu mewujudkan keluarga yang berkualitas. Keluarga berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
harmonis. Cara untuk mewujudkan keluarga berkualitas tersebut dengan cara
mengatur jarak kelahiran anak dengan menggunakan alat kontrasepsi.
2. Program ANC ( Antenatal Care)
Menurut Depkes RI (2010) pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya. Antenatal Care
merupakan pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu,
menegakkan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan risiko kehamilan.
Menurut standar WHO, seorang ibu hamil yang mendapatkan pelayanan
antenatal dengan minimal 4 kali selama kehamilannya, yaitu 1 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2 kali pada trimester ketiga untuk
memantau keadaan ibu dan janin secara seksama sehingga dapat mendeteksi
secara dini dan dapat memberikan intervensi secara tepat (WHO, 2007).
3. Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi merupakan
suatu kegiatan yang difasilitasi oleh tenaga kesehatan dilingkungan sekitar ibu
hamil dalam rangkan meningkatkan peran aktif keluarga dan masyarakat
dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapai
komplikasi dan tanda bahaya saat persalinan bagi ibu sehingga dapat melahirkan
bayi yang sehat.
4. Program Kunjungan Nifas
Program kunjungan nifas merupakan program pelayanan kesehatan untuk ibu
nifas mulai 6 jam sampai 42 hari pasca bersalin oleh tenaga kesehatan. Tujuan
program ini adalah untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas. Pemantauan
terhadap ibu nifas dilakukan dengan melakukan kunjungan minimal sebanyak 4 kali
kunjungan
5. Program Keluarga Harapan (PKH)
Program Keluarga Harapan merupakan program perlindungan sosial
melalui pemberian uang non tunai kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM)
yang memiliki ibu hamil/nifas/menyusui, dan/atau memiliki anak balita atau anak
usia 5-7 tahun yang belum masuk pendidikan SD, dan/atau memiliki anak usia SD
dan/atau SMP dan/atau anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikan
pendidikan dasar.
Peran Perawat Komunitas pada Agregat
Pasangan Usia Subur
1. Care Giver
Perawat memberikan asuhan keperawatan terhadap masalah yang dialami oleh
pasangan usia subur
2. Concelor
Perawat memberikan konseling kepada pasangan usia subur mengenai masalah-
masalah kesehatan yang dialami, misalnya mengenai KB (Keluarga Berencana).
3. Educator
Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasangan usia subur,
misalnya: mengenai pemilihan alat kontrasepsi sehingga pasangan usia subur dapat
mengontrol kehamilan.
4. Collaborator
Perawat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain, seperti bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada pasangan usia subur, sepeti: pemasangan alat
kontrasepsi; pemeriksaan ibu hamil; dan pasca melahirkan.
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
A. Data Inti
a. Sejarah
b. Demografi
a) Umur
b) Pekerjaan
c) Agama
d) Suku
B. Data Subsistem
a. Lingkungan fisik
1) Jarak rumah
2) Kebiasaan
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
c. Ekonomi
d. Politik dan pemerintahan
e. Komunikasi
f. Pendidikan
g. Keamanan dan transportasi
h. Rekreasi
3.2 Analisa Data
berisikan data objektif dan data subjektif pasien yang kita dapatkan dari hasil
wawancara dan pengamatan

3.3 Diagnosa Keperawatan


diagnosa yang mungkin muncul pada masalah ini yaitu kesiapan peningkatan
pengetahuan

3.4 Intervensi Keperawatan


intervensi yang dapat dilakukan seperti meningkatkan kepercayaan akan kesehatan
dan lain- lain
3.5 Implementasi
penerapan tindakan yang sudah direncanakan pada intervensi

3.6 Evaluasi
pada bagian ini berisikan bagaimana perkembangan selama dilakukan asuhan
keperawatan apakah ada perkembangan atau tidak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai