Anda di halaman 1dari 5

A.

Keluarga Berencana (KB)


1. Definisi KB
Menurut WHO Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu
atau pasangan suami istri untuk mendapatkan obyek-obyek tertentu, menghindqari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga
(Hartanto, 2013)
Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan Keluarga Sejahtera adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketabahan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum dan Sujiyatini, 2011).
Keluarga berencana merupakan usaha untuk mengukur jumlah anak dan jarak
kelahiran anak yang diinginkan. Maka dari itu, Pemerintah mencanangkan program
atau cara untuk mencegah dan menunda kehamilan (Sulistyawati, 2009).
2. Tujuan Program KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Sulistyawati, 2009).
Tujuan program KB lainnya yaitu untuk menurunkan angka kelahiran yang
bermakna, untuk mencapai tujuan tersebut maka diadakan kebijakaan yang
dikategorikan dalam tiga fase (menjarangkan, menunda, dan menghentikan) maksud
dari kebijakaan tersebut yaitu untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan
pada usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua
(Hartanto, 2013).
3. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keluarga berencana
b. Kesehatan reproduksi remaja
c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
e. Keserasian kebijakan kependudukan
f. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
g. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.
4. Sasaran Keluarga Berencana
1) Ibu dengan penyakit kronis.
2) Usia ibu <20 tahun atau >30 tahun dengan jumlah anak >3 orang.
3) Ibu yang sudah pernah melahirkan > 5x melahirkan.
4) Ibu dengan riwayat persalinan yang buruk.
5) Keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang memadai.
5. Ciri-ciri Kontrasepsi Yang Dianjurkan
1) Reversibilitas yang tinggi artinya kembalinya masa kesuburan
dapat terjamin hampir 100%, karena pada masa ini peserta
belum mempunyai anak.
2) Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan
terjadinya kehamilan dengan risiko tinggi dan kegagalan ini
merupakan kegagalan program.
3) Menjarangkan kehamilan. Periode usia istri antara 20 – 30 / 35
tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan,
dengan jumlah anak dua orang dan jarak antara kelahiran adalah
2 – 4 tahun. Ini dikenal sebagai catur warga
Alasan menjarangkan kehamilan :
1. Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia yang terbalik untuk mengandung
dan melahirkan.
2. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD
(Intra Uterine Divice) sebagai pilihan utama.
3. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak
atau kurang berbahaya karena yang bersangkutan pada usia mengandung dan
melahirkan yang baik.
4. Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
6. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
1) Efektivitas cukup tinggi
2) Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi.
3) Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang
direncanakan.
4) Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian
anak
7. Macam-macam KB
1) Metode sederhana meliputi :
1. Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu
Basal (Termal), Metode lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan
Coitus Interuptus (Hanafi, 2001).
2. Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra-vaginal
(Diafragma),Kap Serviks (Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita]
dan kimiawi [Spermisid (Vaginal cream, Vaginal foam, Vaginal Jelly, Vaginal
suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal soluble film].
2) Metode modern
1. Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil,
Morning-after pill], Injeksi atau suntikan [DMPA, NET-EN, Microspheres,
Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant (Alat kontrasepsi bawah kulit =
AKBK), Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-1435,
Implanon), Implant Biodegradable (Capronor, Pellets).
2. Intra uterie devices (IUD, AKDR)
3) Kontrasepsi mantap : pada wanita (tubektomi) dan pada pria (vasektomi).

B. Pasangan Usia Subur (PUS)


Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15
sampai dengan 49 tahun atau pasangan suami istri yang istri berumur kurang dari 15 tahun
dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun, tetapi masih haid (datang bulan)
(Kurniawati, 2014). PUS yang menjadi peserta KB adalah pasangan usia subur yang
suami/istrinya sedang memakai atau menggunakan salah satu alat atau cara kontrasepsi
modern pada tahun pelaksanaan pendataan keluarga. (BKKBN, 2011)
Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi
dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai dengan 44
tahun. Batasan umur yang digunakan disini adalah 15 sampai 44 tahun dan bukan 15–49
tahun. Hal ini tidak berarti berbeda dengan perhitungan fertilitas yang menggunakan batasan
15–49, tetapi dalam kegiatan keluarga berencana mereka yang berada pada kelompok 45–49
bukan merupakan sasaran keluarga berencana lagi. Hal ini dilatarbelakangi oleh pemikiran
bahwa mereka yang berada pada kelompok umur 45–49 tahun, kemungkinan untuk
melahirkan lagi sudah sangat kecil sekali (Wirosuhardjo, 2004)
DAFTAR PUSTAKA

Arum & Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta : Nuha Medika.
BKKBN, 2011. Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2011. Jakarta: Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Direktorat Pelaporan dan Statistik
Hartanto H. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Sulistyawati A. 2009. Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Wirosuhardjo, K. 2004. Dasar-dasar Demografi. FEUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai