Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

KIE DAN KONSELING PUS (Pasangan Usia Subur)

Disusun Oleh:

INTANIA KUSUMA

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri berumur antara
15 sampai dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau
usia istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2013). Pada pasangan
suami istri usia subur yang baru menikah atau ingin mendapatkan anak lagi, kehamilan
merupakan saat-saat yang paling ditunggu. Hal itu juga merupakan saat yang menegangkan
ketika sebuah kehidupan baru bertumbuh dan berkembang di dalam rahim (Sunarsih, 2011).
Perawatan kesehatan yang baik, penting untuk perkembangan dan kesejahteraan janin,
sehingga berada dalam kondisi kesehatan yang prima sebelum kehamilan menjadi hal yang
penting . Perawatan prakonsepsi yang dimulai sebelum kehamilan dapat menjadi strategi
efektif untuk mengurangi gangguan bawaan dan meningkatkan kesehatan wanita usia subur .
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) (2006) merekomendasikan
bahwa selama periode reproduktif wanita, terutama mereka yang merupakan bagian dari
perawatan prakonsepsi, seharusnya mencakup konseling tentang perawatan kesehatan dan
perilaku untuk mengoptimalkan hasil kehamilan. Pada wanita yang menerima perawatan
prakonsepsi lebih cenderung mengadopsi perilaku sehat, sehingga memiliki hasil kehamilan
yang baik .
Perawatan prakonsepsi tidak hanya untuk wanita, tetapi juga untuk pria. Perawatan
prakonsepsi untuk pria juga penting yaitu untuk meningkatkan hasil kehamilan yang sehat.
Masalah umum dalam perawatan prakonsepsi yaitu keluarga berencana, mencapai berat
badan yang sehat, skrining dan pengobatan untuk penyakit menular, memperbarui imunisasi
yang tepat, meninjau obat untuk efek teratogenik, konsumsi suplemen asam folat untuk
mengurangi risiko cacat tabung saraf bagi wanita yang ingin hamil, dan pengendalian
penyakit kronis sangat penting untuk mengoptimalkan hasil kehamilan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pasangan Usia Subur (PUS)


A. Pengertian Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur adalah Pasangan suami istri yang saat ini hidup bersama,
baik bertempat tinggal resmi ataupun tidak, dimana usia istri antara 20 tahun sampai 45
tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal
terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
B. Konsep Partisipasi
1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Participation adalah pengambilan bagian
atau pengikutsertaan. Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta
fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam
proses belajar mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab
atas keterlibatannya.
C. Konsep Akseptor Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian Akseptor
Akseptor yaitu pasangan usia subur (PUS) yang salah seorang dari padanya
menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan
kehamilan baik melalui program maupun non program. Akseptor adalah orang yang
menerima serta mengikuti (pelaksanaan) Keluarga Berencana. Akseptor merupakan
peserta KB, pasangan usia subur yang salah satu diantaranya menggunakan salah satu
cara atau alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, memutuskan jumlah
dan jarak anak serta waktu kelahiran.
2. Jenis Akseptor Keluarga Berencana (KB)
a. Akseptor Baru
Pasangan subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu alat kontrasepsi.
b. Akseptor Lama
Pasangan usia subur yang melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan usia
subur yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke cara
atau alat yang lain.
c. Akseptor Aktif (Current User-CU)
Pasangan usia subur yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara atau
alat kontrasepsi.
d. Akseptor Aktif Kembali
Pasangan usia subur yang teah berhenti menggunakan cara atau alat kontrasepsi
selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan
kembali menggunakan alat kontrasepsi.
3. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana (KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran yang bisa dilakukan dengan penggunaan
alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran.
4. Sasaran Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga
sejahtera.
5. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
6. Manfaat Keluarga Berencana
a. Bagi pasangan suami istri manfaat KB daoat menurunkan risiko kehamilan,
menurunkan risiko kanker pada wanita, tidak mengganggu tumbuh kembang
anak, menjaga kesehatan mental
b. Bagi anak manfaat KB untuk anak: Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan
kesehatannya, Memperoleh perhatian, Perencanaan masa depan dan pendidikan
yang baik.
7. Kontrasepsi
Kontrasepi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan sel telur yang matang dengan sel sperma.
8. Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukan
ke dalam liang vagina.
2. Pil KB adalah pil yang berisi kombinasi hormon progesterone dan estrogen yang
bisa disebut pil kombinasi atau hanya berisi hormone sintetis, progesteron saja
yang sering disebut sengan minipil.
3. IUD adalah benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan
tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukan kedalam rahim melalui
vagina dan mempunyai benang.
4. Suntik KB adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal.
5. Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang
hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan
reversibel untuk wanita.
6. Tubektomi adalah prosedur pemotongan atau penutupan tuba falopi atau saluran
indung telur yang menghubungkan ovarium ke rahim.
7. Vasektomi adala metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran
sperma (vas deferens) yang membawa sel sperma dari testis ke penis, dengan
metode ini sperma tidak bisa keluar bersama air mani saat pria ejakulasi.
BAB III

KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Asuhan KB dilakukan dengan memberikan konseling kepada ibu
tentang alat kontrasepsi yang akan digunakan.serta menjelaskan jenis – jenis
alat kontrasepsi, baik manfaat dan efek samping penggunaan alat kontrasepsi.
Sehingga akseptor mengerti serta dapat memilih akseptor yang ingin di
gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, E. 2014. Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Wanita Usia Subur (WUS) Tidak
Menggunakan Alat Kontrasepsi. Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto. Vol. 5 No. 2
Desember 2014. Hlm. 99-108.

BKKBN Jatim. 2015. Cara-Cara Kontrasepsi Yang Digunakan Dewasa Ini. Diakses: 23 April
2015. http://www.bkkbn-jatim.go.id/.

Kemenkes RI. 2013. Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana Tahun 2014-2015.
Jakarta: Kemenkes RI.

Kurniawati, T. 2014. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

Sofyan, S. 2011. Konseling Keluarga. Bandung: Alfabeta.

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai