Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan

konsepsi (pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel

sperma), maka kontrasepsi dapat diartikan sebagai cara untuk mencegah

pertemuan antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi

pembuahan dan kehamilan (Endang, 2015). Terdapat beberapa jenis

kontrasepsi yang terbagi dalam dua kategori, yaitu metode kontrasepsi

modern dan tradisional. Metode kontrasepsi modern meliputi sterilisasi, pil

KB, suntik KB, implan, kondom, kontrasepsi darurat, sedangkan metode

tradisonal terdiri dari pantang berkala (kalender), metode amenorrhea

laktasi (MAL) dan senggama terputus. Pil KB dan suntik KB merupakan

metode kontrasepsi yang paling dikenal oleh masyarakat persentase

masing-masing 97% dibanding 98%. Di antara metode KB modern yang

dipakai, suntik KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak yang digunakan

oleh wanita yang sudah menikah (32%), diikuti pil KB (13,6%) dan IUD

(3,9%) (Badan Pusat Statistik, 2012). Setiap metode kontrasepsi memiliki

kekurangan dan kelebihan masing-masing. KB suntik merupakan alat

kontrasepsi yang dapat bekerja dalam waktu lama dan tidak memerlukan

pemakaian setiap hari jenis kontrasepsi suntik yang sering digunakan

adalah Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) yang diberikan

1
setiap 12 minggu (3 bulan) dengan cara disuntik intramuskular. (Endang,

2015).

Pil kombinasi adalah metode kontrasepsi hormonal dalam bentuk

padat yang terdiri dari estrogen dan progesteron atau perbedaan

kontrasepsi antara estrogen dan progesteron di gunakan dengan cara oral

(faraser, 2011)

Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2015

jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke 4 (empat) di dunia

setelah Cina, India, dan Amerika dengan jumlah penduduk 238.315.176

jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk 1,25% per tahun, tanpa

pengendalian kependudukan diperkirakan angka itu akan semakin

membengkak dan akan mencapai angka 270 juta jiwa pada tahun 2015

(Sirait, Augusta, 2011). Bahkan saat ini Indonesia sedang menghadapi

lampu kuning masalah kependudukan. Pertumbuhan penduduk rata-rata

masih 2,6 juta jiwa per tahun. Jika tidak dilakukan tindakan pengendalian,

11 tahun yang akan datang atau tahun 2026 diperkirakan penduduk

Indonesia akan mencapai 261 juta jiwa. Tingginya laju pertumbuhan yang

tidak diiringi peningkatan kualitas penduduk ini terus dilakukan upaya

penanganan yaitu dengan progran keluarga berencana. (BKKBN, 2015).

Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016, cakupan KB aktif

sebesar 74,87%. Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada

tahun 2016 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak

48.536.690. Peserta KB baru sebesar 6.663.156 (13,73%) meliputi suntik

sebanyak 3.433.666 (51,53%) pil KB sebanyak 1.544.079 (23,17 %)


kondom sebanyak 318.625 (4,78%) implant sebanyak 757.928 (11,37%),

IUD (Intra Uterine Device) 481.564 (7,23%) Metode Operasi Wanita

(MOW) sebanyak 115.531 (1,73%) Metode Oprasi Pria (MOP) sebanyak

11.765 (0,18%).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0

dengan aseptor kb pil kombinasi

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengangkat kasus KB pil kombinasi dan menerapkan asuhan

kebidanan apa yang diberikan pada akseptor KB pil kombinasi melalui

pendekatan manajemen kebidanan menurut Helen Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu mengkaji asuhan kebidanan Asuhan Kebidanan

Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan aseptor KB pil kombinasi

b. Mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan Asuhan

Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan aseptor KB pil

kombinasi

c. Diagnosa dan masalah potensial Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27

tahun P2A0 dengan aseptor KB pil kombinasi

d. Tindakan segera Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0

dengan aseptor KB pil kombinasi

e. Perencanaan Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0

dengan aseptor KB pil kombinasi


f. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0

dengan aseptor KB pil kombinasi

g. Evaluasi Asuhan Kebidanan Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan

aseptor KB pil kombinasi

D. Manfaat

1. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai kontribusi dalam menanamkan minat,

motivasi dan sikap Mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar.

2. Bagi pembaca

Agar menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca mengenai

Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Akseptor

KB pil kombinasi..
BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Teori Umum

1. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah prinsip mencegah

sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau

mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat dan

berkembang didalam Rahim) (Endang, 2015).

2. Tujuan KB

Menurut Yuhedi dan Kurniawati tahun 2015, tujuan umum

program KB nasional adalah memenuhi permintaan masyarakat akan

pelayanan KB dan kesehatan reproduksi. Keduanya menyatakan

bahwa pelayanan keluaraga berencana yang berkualitas, berguna

dalam menurunkan (AKI) dan (AKB) serta penanggulangan masalah

kesehatan reproduksi untuk membentuk keluarga kecil berkualitas.

Tujuan khusus KB adalah meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi

dan kesehatan KB dengan cara pengaturan jarak kelahiran

(Purwoastuti, 2015).

3. Definisi Kontrasepsi

Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan

konsepsi (pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel
sperma). Kontrasepsi dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah

atau menolak pertemuan sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi

pembuahan dan kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat

pula bersifat permanen (Purwoastuti, 2015).

4. Syarat kontrasepsi

Menurut Firdayanti tahun 2012, menyatakan bahwa tidak ada

satupun alat kontrasepsi yang sepenuhnya aman dan efektif, masing-

masing memilki kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien

sebagai pemakai. Meskipun demikian Firdayanti menyatakan bahwa

secara umum syarat metode kontrasepsi yang ideal yaitu aman dan

pemakaiannya dipercaya, lama kerja dapat diatur menurut keinginan,

tidak banyak efek samping, harganya terjangkau, cara penggunannya

sederhana, tidak menganggu hubungan suami istri, tidak memerlukan

kontrol yang ketat selama pemakaian. (Firdayanti 2012).

5. Macam-macam metode Kontrasepsi

Menurut Firdayanti tahun 2012, macam-macam metode kontrasepsi

dibagi atas antara lain:

a. Metode Tradisional

Metode yang sudah lama digunakan akan tetapi memiliki tingkat

keberhasilan yang rendah. Metode tradisional ini antara lain

penggunaan semprot vagina, senggama terputus dan penggunaan

alat pembersih vagina.


b. Metode alamiah yang tanpa alat

Metode alamiah yang tanpa alat antara lain metode kalender,

metode suhu basal badan, metode lendir servik, metode pantang

berkala, metode amenorae laktasi, metode senggama terputus.

c. Metode alamiah dengan alat (Metode Barier)

Metode barier merupakan metode alamiah yang menggunakan alat

terdiri atas kondom, spermiside, diafragma, kap serviks.

d. Metode Modern

Metode modern terdiri dari metode kontrasepsi hormonal dan non

hormonal. Metode hormonal terdiri dari pil KB, suntik dan implan

dan metode non hormonal terdiri dari IUD.

e. Metode mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.

B. Teori khusus

1. Pengertian Pil Kombinasi

Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon sintesis

estrogen dan progesteron. Pil kombinasi dapat digunakan pada klien

yang pasca keguguran, Anemia karena haid berlebih, riwayat

kehamilan ektopik, Siklus haid tidak teratur. Jenis dari pil kombinasi

ada 3 macam yaitu

a. Monofasik adalah pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.


b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam dua dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen/ progestin (E/P) dalam tiga dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

2. Cara kerja pil kombinasi yaitu

a. Menekan hormon ovarium selama siklus haid normal, sehingga

juga menekan releashing –faktor diotak dan akhirnya mencegah

ovulasi.

b. Mencegah implantasi karena terjadinya perubahan kelenjar dalam

endometrium timbul lebih awal dan dengan intensitas lebih besar

sehingga endometrium tidak berada pada fase yang sesuai dengan

ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang dilepaskan dan

mengalami fertilisasi.

c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.

3. Keuntungan dari menggunakan pil kombinasi

a. Efektivitas tinggi bila digunakan setiap hari

b. Mudah diperoleh.

c. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

d. Risiko anemia lebih sedikit karena haid lebih sedikit.

e. Mengurangi disminorea.

f. Memberi perlindungan terhadap osteoporosis.


g. Memberi perlindungan terhadap kanker endometrium, kista

ovarium.

h. Mengurangi penyakit radang panggul.

i. Mengurangi kelainan jinak pada payudara

j. Menurunkan risiko penyakit tiroid kurang aktif atau overaktif.

4. Keterbatasan pil kombinasi

a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap

hari.

b. Mual

c. Pusing

d. Nyeri payudara.

e. Berat badan naik sedikit.

f. Berhenti haid.

g. Mengurangi ASI.

h. Meningkatkan tekanan darah dan tetensi cairan, sehingga resiko

stroke dan gangguan pembekuan darah vena dalam sedikit

meningkat.

i. Tidak mencegah IMS.

5. Indikasi pil kombinasi

a. Wanita dalam usia reproduksi

b. wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui

c. wanita yang ingin metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

d. wanita pasca keguguran/abrtus


e. wabita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan

anemia

6. Kontraindikasi pil kombinasi

a. Kehamilan (diketahui atau dicurigai).

b. Menyusui.

c. Perdarahan pervaginam atau uterus yang tidak terdiagnosis.

d. Trombosis vena dan trombosis arteri pada saat ini atau masa lalu.

e. penyakit kardio vaskuler dan jantung iskemik.

f. Gangguan lipit.

g. Migrain fokal dan kresendo

h. Perdarahan otak

i. Penyakit hati aktif.

j. Neoplasma bergantung estrogen

k. 4 minggu sebelum pembedahan mayor atau pembedahan tungkai;

l. Perokok dengan usia >35 tahun

m. Diabetes mellitus

n. Penyakit sel sabit

o. Depresi berat

p. Penyakit radang usus tahap remisi

q. Penyakit dengan terapinya mempengaruhi efektivitas pil kombinasi

(Epilepsi da Tuberkulosis).

7. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

a. Setiap saat saat haid

b. Hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid


c. Jika pada siklus haid hari ke 8, perlu menggunakan kontrasepsi

yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak

melakukan hubungan seksual sampai paket pil habi

d. Setelah melahirkan

e. Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif

f. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui

g. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)

h. Bila bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan

tanpa perlu menunggu haid.

8. Efek samping dan penanganan pil kombinasi

a. Amenorea:

1) Periksa dalam atau tes kehamilan. Bila tidak hamil dan klien

minum pil dengan benar maka tenang aja karena masih aman.

Tidak datangnya haid kemungkinan besar karena efek estrogen

terhadap endometrium kurang adekuat. Pada kondisi ini tidak

memerlukan pengobatan khusus

2) Coba berikan pil dengan dosis tetap, tetapi dosis peogestin

dikurangi,

3) Bila klien hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien

bahwa pil yang telah diminum tidak menimbulkan efek pada

janin.

b. Mual, pusing, atau muntah


Tes kehamilan atau lakukan pemeriksaan ginekologi. Bila tidak

hamil disarankan minum pil saat makan malam atau sebelum

tidur.

c. Perdarahan pervaginam

1) Tes kehamilan atau lakukan pemeriksaan ginekologi,

2) Disarankan minum pil pada waktu yang sama, jelaskan bahwa

perdarahan/spotting merupakan hal yang biasa terjadi pada tiga

bulan pertama yang lambat laun akan berhenti,

3) Apabila perdarahan tetap terjadi, ganti pil dengan dosis

estrogen lebih tinggi (50 µg atau ganti dengan metode

kontrasepsi lain).

9. Jadwal kunjungan Pil Kombinasi

Kunjungan Pertama : Berbagai topik yang dapat diangkat pada saat

kunjungan pertama, antara lain: riwayat medis yang lau dan saat ini

untuk menemukan setiap kontraindikasi absolut atau relatif, obat yang

sedang dikonsumsi saat ini, untuk mengetahui efektivitas pil oral

kombinasi, tekanan darah, berat badan, tinggi badan dan indeks masa

tubuh, riwayat merokok, riwayat kontrasepsi sebelumnya: metode apa

yang sebelumnya digunakan dan masalah apa yang dihadapi selama

menggunakan metode tersebut, metode kontrasepsi yang digunakan

baru-baru ini, hari pertama haid terakhir, tanggal terakhir melakukan

uji apusan serviks, perubahan rabas vagina normal (keputihan),

ansietas seksual dan masalah seksual. Selanjutya memberikan

informasi mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan pil oral


kombinasi, bagaimana menggunakan pil, kapan memulainya, kapan

menerapkan kewaspadaan ekstra. Kunjungan berikutnya adalah Setiap

kunjungan perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan berat badan

untuk mengetahui tetap pada batas normal, memastikan apakah

terdapat riwayat medis relevan baru untuk klien atau keluarga klien, 28

28 apakah ada masalah pada siklus haidnya. Kunjungan tindak lanjut

yaitu memastikan klien minum pil dengan benar, Jika tidak ada

masalah dapat diberikan resep pil oral kombinasi untuk 6 bulan,

Dorong klien untuk menggunakan kondom bila perlu.


BAB III

ANALISA SKENARIO KASUS

A. Kasus

Seorang ibu umur 27 memiliki 2 orang anak, usia kedua 3,5 tahun datang

ke klinik bidan menanyakan tentang metode kontrasepsi yang cocok untuk

dirinya, ibu mengaku sebelumnya belum pernah menggunakan KB

apapun, tetapi ibu ingin menggunakan KB yang efektif dan tingkat

kesuburannya cepat kembali, ibu ingin menunda kehamilan dikarenakan

saat ini suami belum bekerja dan suami kurang dapat bekerja sama dalam

urusan KB. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal. KB apakah yang

cocok untuk ibu ?

B. Klasifikasi Istilah

1. Kontrasepsi: cara untuk mencegah pertemuan antara sel telur dan sel

sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan

2. Efektif :suatu usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil dan target

yang diharapkan.

3. KB :Keluarga Berencana

4. TTV : Tanda-Tanda Vital

C. Identifikasi Masalah

1. Seorang ibu umur 27 memiliki 2 orang anak, usia kedua 3,5 tahun

datang ke klinik bidan menanyakan tentang metode kontrasepsi yang

cocok untuk dirinya

2. ibu mengaku sebelumnya belum pernah menggunakan KB apapun


3. ibu ingin menggunakan KB yang efektif dan tingkat kesuburannya

cepat kembali

4. ibu ingin menunda kehamilan dikarenakan saat ini suami belum

bekerja dan suami kurang dapat bekerja sama dalam urusan KB

5. Hasil pemeriksaan TTV dalam batas normal

D. Analisa Masalah

Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan aseptor kb pil kombinasi

1. Apa itu Kb pil kombinasi?

Jawaban: Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon sintesis

estrogen dan progesteron.

2. Apa saja keuntungan dan keterbatasan kb pil kombinasi?

Jawaban:

Keuntungan dari menggunakan pil kombinasi

a. Efektivitas tinggi bila digunakan setiap hari

b. Mudah diperoleh.

c. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

d. Resiko anemia lebih sedikit karena haid lebih sedikit.

e. Mengurangi disminorea dan menoragi.

f. Memberi perlindungan terhadap osteoporosis.

g. Memberi perlindungan terhadap kanker endometrium, kista

ovarium.

h. Mengurangi penyakit radang panggul.

i. Mengurangi kelainan jinak pada payudara

j. Menurunkan resiko penyakit tiroid kurang aktif atau overaktif.


Keterbatasan pil kombinasi

a. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya setiap

hari.

b. Mual

c. Pusing

d. Nyeri payudara.

e. Berat badan naik sedikit.

f. Berhenti haid.

g. Mengurangi ASI.

h. Meningkatkan tekanan darah dan tetensi cairan, sehingga resiko

stroke dan gangguan pembekuan darah vena dalam sedikit

meningkat.

i. Tidak mencegah IMS.

3. Waktu mulai menggunakan pil kombinasi adalah?

Jawaban:

a. Setiap saat saat haid

b. Hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid

c. Jika pada siklus haid hari ke8, perlu menggunakan kontrasepsi

yang lain (kondom) mulai hari ke-8 sampai hari ke-14 atau tidak

melakukan hubungan seksual sampai paket pil habi

d. Setelah melahirkan

e. Setelah 6 bulan pemberian ASI ekslusif

f. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui

g. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)


h. Bila bila berhenti menggunakan kontrasepsi injeksi, dan ingin

menggantikan dengan pil kombinasi, pil dapat segera diberikan

tanpa perlu menunggu haid

E. Bagan Alur

Ny.A mengatakan ingin


Ny.A usia 27 tahun dating menggunakan kb yang
ke klinik bidan efektif dantingkat
kesuburannya cepat kembali

Efek samping kb pil kombinasi:

a. Amenorea
a. Menekan hormon ovarium
b. Mual, pusing atau munta selama siklus haid normal,

c. Perdarahan perfaginam. sehingga juga menekan

releashing –factor diotak dan

akhirnya mencegah ovulasi.

b. Mencegah implantasi karena

terjadinya perubahan kelenjar

dalam endometrium timbul lebih

awal dan dengan intensitas lebih

besar sehingga endometrium

tidak berada pada fase yang

sesuai dengan ovulasi dan kurang

dapat mendukung ovum yang

dilepaskan dan mengalami

fertilisasi.

F. Hipotesis

Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan aseptor kb pil kombinasi


BAB IV

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY’A

USIA 27 TAHUN P2A0 DENGAN PIL KOMBINASI

Tanggal pengkajian : 10-11-2020

Jam pengkajian : 11.00 WIT

Oleh : Mhs. Helen jalmav

LANGKAH I : PENGKAJIAN DATA DASAR

A. Data Subjektif

1. Biodata

Nama istri : Ny. A Nama suami : Tn H

Umur : 27 Tahun Umur : 27 Tahun

Agama :kristen Agama :

kristen

Suku/Bangsa : Sentani/ Suku/Bangsa : Sentani/

Indonesia Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat :Btn Matoa Alamat : Btn Maoa

2. Alasan kunjungan :

Ibu ingin menanyakan metode kontrasepsi apa yang cocok untuk

dirinya.
18

3. Keluhan Utama

Tidak ada

4. Riwayat menstruasi

a. Menarche : 12 Tahun

b. Siklus : 28 Hari

c. Lama :4-5 hari Hari

d. Volume : 2x ganti pembalut/hari

e. Sifat darah : Encer

f. Dismenorhea : Tidak ada

5. Riyawat obstetric yang lalu

P Persalinan Ni Nifas
Anak Penyulit
Penolon
ke persalinanJe jenis TempatB BB P PB JK ASI Keluhan
g
3

PKM 3,000 Gr49 48 cm


1 Tidak adaS spontan
Bi Bidan ♀ ASI Tidak ada
Sentani C

G
22 2 RS.3, 3,600
Tt Tidak adaS spontanBi Bidan 50cm ♂ ASI Tidak ada
2 Yowari Gr

6. Riwayat kesehatan

1
a. Sekarang : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit menular

(TBC, Hepatitis), Menahun (Stroke, Jantung),

eturunan (Diabetes Melitus, Asma)

b. Yang lalu : Ibu mengatakan yang lalu tidak menderita

penyakit menular (TBC, Hepatitis), Menahun

(Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes Melitus,

Asma)

c. Keluarga : Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang

menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis),

Menahun (Stroke, Jantung), Keturunan (Diabetes

Melitus, Asma)

7. Riwayat social ekonomi

a. Riwayat pernikahan

Status pernikahan : Sah

Umur istri saat menikah : 24 tahun

Umur suami saat menikah : 24 tahun

Lama menikah : 4 tahun

b. Kesadaran psikososial

1) Suami dan keluarga sangat mendukung ibu untuk ber-KB

2) Kebiasaan ibu hidup sehat : Ibu mengatakan tidak memiliki

kebiasaan merokok dan minum-

minuman beralkohol

8. Riwayat perekonomian
a. Pekerjaan suami : Swasta

b. Pendapatan suami : Cukup untuk kebutuhan sehari-hari

c. Pekerjaan istri : IRT

9. Pola kebutuhan sehari-hari

NO
Pola kebutuhan Sebelum ber-KB Sesudah ber-KB
.
1 Nutrisi

Frekuesi Makan 3x/hari 3x/hari

Nafsu Makan Baik Baik

Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur

Frekuensi Minuman 3-5x/hari 3-5x/hari

Jenis Minuman Air putih, teh Air putih, teh


22 2. Eliminasi BAB

Frekuensi 1x/hari 1x/hari

Bau/warna Khas/kuning kecoklatan Khas/kuning kecoklatan

Eliminasi BAK 3x/hari 3x/hari

Frekuensi Amoniak/kuning jernih Amoniak/kuning jernih

Bau/Warna
3. Pola istirahat

3. Tidur siang 1-2 jam/hari 1-2 jam/hari

Tidur malam 8 jam/hari 8 jam/hari


4. Personal hygiene

Frekuensi mandi 2x/hari 2x/hari

Sikat gigi 2x/hari 2x/hari

4. Bersihkan alat kelamin Saat mandi, BAB, BAK Saat mandi, BAB, BAK

Ganti pakaian dalam Setelah mandi, jika Setelah mandi, jika lembab

lembab
B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tinggi badan : 155cm

Berat badan : 52kg

2. TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/m

SB : 36,50C

R :23 20x/m

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

Warna rambut : Hitam

Nyeri tekan : Tidak ada

b. Wajah

Oedem : Tidak ada

Pucat : Tidak ada

c. Mata

Bentuk : simetris

Konjungtiva : merah muda

Sklera : putih

Penglihatan : tidak kabur

d. Telinga
Bentuk : simetris

Nyeri tekan : tidak ada

Pengeluaran : tidak ada

e. Mulut dan gigi

Stomatitis : tidak ada

Karies : tidak ada

Mukosa mulut : lembab

f. Leher

Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran

Kelenjar linfe : tidak ada pembesaran

Vena jugolaris : tidak ada pembekakan

g. Dada

Bentuk :datar

Pernafasan : teratur

h. Abdomen

Nyeri tekan : tidak ada

i. Genetalia dan anus : tidak dilakukan

j. Ekstremitas atas : simetris kiri/kanan

Kelengkapan jari : lengkap kiri/kanan

Gerakan : +/+ kanan/kiri

k. Ekstremitas bawah

Kelengkapan : lengkap kiri/kanan

Oedema : tidak ada

Gerakan : +/+ kanan/kiri


LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR/DIAGNOSA

Diagnosa : Ny.”A” umur 27 tahun P2A0 dengan KB pil kombinasi

DS : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB yang efektif dan tingkat

kesuburannya cepat kembali.

DO :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/m

SB : 36,50C

R : 23x/m

LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL

Tidak ada

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

LANGKAH V : PERENCANAAN

1. Beritahu ibu tentang kondisi saat ini

R/ Agar ibu mengetahui kondisinya

2. Beri konseling tentang jenis-jenis KB

R/ Agar ibu mengetahui kenis-jenis KB

3. Berikan konseling kepada ibu tentang KB Pil Kombinasi

R/ Agar ibu mengetahui efek dari KB pil kombinasi


4. Beritahu ibu efek samping dari KB pil kombinasi

R/ Agar ibu mengetahui lebih dulu efek samping dari KB pil kombinasi

5. Beritahu ibu tentang kelebihan dan kekurangan KB pil kombinasi

R/ Agar ibu mengetahui keuntungan dan kerugian KB pil kombinasi

6. Beritahu ibu indikasi dan kontraindikasi KB pil kombinasi

R/ Agar ibu mengetahui indikasi dan konraindikasi KB pil kombinasi

7. Lakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register

R/ Agar petugas mengetahui riwayat KB ibu yang lalu

8. Beritahu ibu tanggal kunjungan ulang

R/ Agar ibu datang tepat waktu sebelum kinerja obat habis

LANGKAH VI : PELAKSANAAN

1. Memberitahu ibu kondisi saat ini

TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/m

SB : 36,50C

R : 23x/m

2. Memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB

a. IUD ( Intrauterin device

b. KB Pil (Hormonal)

c. Implant

d. Kondom

e. Suntik KB

f. Tubektomi
3. Memberitahu konseling tentang KB pil kombinasi

Pil kb kombinasi, menggunakan gabungan dari estrogen dan progestin

yang bekerja untuk tubuh dalam mencegah ovulasi. Pil KB kombinasi

terdiri dari tiga minggu pil KB yang mengandung hormone dan satu

minggu pil placebo yang diminum pada saat menstruasi.

4. Memberitahu ibu tentang efek samping dari KB pil kombinasi

a. Mual

b. Pengerasan payudara

c. Perubahan mood dan emosi

d. Peningkatan berat badan

e. Asam lambung naik

5. Memberitahu ibu kelebihan dan kekurangan KB pil kombinasi

Kelebihan KB pil kombinasi:

a. Bias langsung program hamil setelah berhenti mengkonsumsi pil KB

b. Sama sekali tidak menggu seks karena dikonsumsi dengan cara

diminum

c. Melindungi anda dari penyakit radang panggul

d. Priode menstruasi lebih teratur

Kekurangan KB pil kombinasi

a. Tidak melindungi dari penyakit kelamin

b. Harus diminum setiap hari di jam yang sama

c. Menyebabkan sakit kepala, mual, perubahan mood yang drastic di

awal pemakaian.

6. Memberitahu ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil kombinasi


Indikasi pil kombinasi

a. Wanita dalam usia reproduksi

b. wanita setelah melahirkan dan tidak menyusui

c. wanita yang ingin metode kontrasepsi dengan efektifitas tinggi

d. wanita pasca keguguran/abrtus

e. wabita dengan perdarahan haid berlebihan sehingga menyebabkan

anemia

Kontraindikasi pil kombinasi

a. Kehamilan (diketahui atau dicurigai).

b. Menyusui.

c. Perdarahan pervaginam atau uterus yang tidak terdiagnosis.

d. Trombosis vena dan trombosis arteri pada saat ini atau masa lalu.

e. penyakit kardio vaskuler dan jantung iskemik.

f. Gangguan lipit.

g. Migrain fokal dan kresendo

h. Perdarahan otak

i. Penyakit hati aktif.

j. Neoplasma bergantung estrogen

k. 4 minggu sebelum pembedahan mayor atau pembedahan tungkai;

l. Perokok dengan usia >35 tahun

m. Diabetes mellitus

n. Penyakit sel sabit

o. Depresi berat

p. Penyakit radang usus tahap remisi


q. Penyakit dengan terapinya mempengaruhi efektivitas pil kombinasi

(Epilepsi da Tuberkulosis).

7. Melakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register

8. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang jika ada keluhan

LANGKAH VII : EVALUASI

1. Ibu telah mengerti tentang kondisinya saat ini

2. Ibu telah mengetahui jenis-jenis KB

3. Ibu telah mengetahui konseling KB pil kombinasi

4. Ibu telah mengerti efek samping dari KB pil kombinasi

5. Ibu sudah mengerti tentang kerugian dan kekurangan KB pil kombinasi

6. Ibu telh mengetahui indikasi serta kontraindikasi KB pil kombinasi

7. Telah dilakukan pencatatan pada kartu ibu dan buku register

8. Ibu sudah sudah mengerti dan bersedia untuk kunjungan ulang.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana adalah Asuhan yang

diberikan menurut 7 langkah Varney. Pada kasus ini dilakukan

Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny. A umur 27 tahun dengan aseptor

KB pil kombinasi

1. Setelah dilakukan pengkajian yang terdiri dari data subjektif yaitu ibu

mengatakan bahwa ibu, Ibu mengatakan ingin menggunakan KB yang

efektif dan tingkat kesuburannya cepat kembali dan tanda-tanda vital

dalam batas normal

2. Dengan menyimpulkan data dilakukan pengkajian untuk ditetapkan

diagnose Ny. A umur 27 tahun P2A0 dengan aseptor KB pil kombinasi

3. Diagnose atau masalah potensial tidak ada masalah potensial yang

akan terjadi.

4. Tidak dilakukan tindakan segera atau kolaborasi

5. Membuat perencanaan sesuai kebutuhan pasien

a. Beritahu ibu efek samping dari KB pil kombinasi

b. Beritahu ibu tentang kelebihan dan kekurangan KB pil kombinasi

c. Beritahu ibu indikasi dan kontraindikasi KB pil kombinasi


6. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. A umur 30 tahun P1A0

pelepasan KB Implan yaitu:

a. Memberitahu ibu kondisi saat ini

TTV

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/m

SB : 36,50C

R : 23x/m

b. Memberitahu ibu tentang jenis-jenis KB

1) IUD ( Intrauterin device

2) KB Pil (Hormonal)

3) Implant

4) Kondom

5) Suntik KB

6) Tubektomi

c. Memberitahu konseling tentang kb pil kombinasi

Pil KB kombinasi, menggunakan gabungan dari estrogen dan

progestin yang bekerja untuk tubuh dalam mencegah ovulasi. Pil

kb kombinasi terdiri dari tiga minggu pil KB yang mengandung

hormone dan satu minggu pil placebo yang diminum pada saat

menstruasi.

d. Memberitahu ibu tentang efek samping dari KB pil kombinasi

1) Mual

2) Pengerasan payudara
3) Perubahan mood dan emosi

4) Peningkatan berat badan

5) Asam lambung naik

6) Memberitahu ibu kelebihan dan kekurangan KB pil kombinasi

e. Kelebihan KB pil kombinasi:

1) Bias langsung program hamil setelah berhenti mengkonsumsi

pil KB

2) Sama sekali tidak menggu seks karena dikonsumsi dengan

cara diminum

3) Melindungi anda dari penyakit radang panggul

4) Priode menstruasi lebih teratur

Kekurangan KB pil kombinasi

1) Tidak melindungi dari penyakit kelamin

2) Harus diminum setiap hari di jam yang sama

3) Menyebabkan sakit kepala, mual, perubahan mood yang

drastic di awal pemakaian.

f. Melakukan pencatatan pada kartu KB ibu dan register

g. Memberitahu ibu tanggal kunjungan ulang jika ada keluhan

7. Setelah melakukan perencanaan Asuhan maka klien dapat mengerti

informasi yang di berikan oleh petugas kesehatan.

B. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai kontribusi dalam menanamkan minat, motivasi

dan sikap Mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar.


2. Bagi pembaca

Agar menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca mengenai

Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Dengan Akseptor

KB pil kombinasi
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Bira dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Pt Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2012.

BKKBN. “Konferensi 1 hari KB Pasca Persalinan”, Situs Resmi KB Pasca

Persalinan Pilihanku, (diakses tanggal 28 April 2018)

Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta: EGC, 2012.

Nurhayati, dkk. Konsep Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika, 2013.

Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanaan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono

Prawihardjo, 2014.

Romauli, Suryati. Buku Ajar ASKEB 1:Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.

Yogyakarta: Nuha Medika, 2011.

Varney, Helen dkk. Buku Saku Bidan, Jakarta: EGC, 2002.

Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. Buku Ajar Kependudukan dan

Pelayanan Kb. Jakarta: EGC, 2013.

Anda mungkin juga menyukai