Disusun Oleh:
2
lahir. Dengan adanya pemeriksaan dan deteksi dini yang adekuat akan membantu
menurunkan angka kematian neonatal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
bayi baru lahir.
1.2 TUJUAN
2.1.7 Tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bayi muda
Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak
spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi
baru lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang
lebih buruk. Tanda ini mencakup:
Tidak bisa menyusu
Kejang
Mengantuk atau tidak sadar
Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti
selama >15 detik)
Frekuensi napas > 60 kali/menit
Merintih
Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
Sianosis sentral.
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu
pendapatan terhadap suatu kejadian.
1. Biodata
a. Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi
b. Umur bayi : untuk mengetahui berapa umur bayi yang
nanti akan disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan
c. Tanggal /jam : untuk mengetahui kapan bayi batu lahir,
sesuai atau tidak dengan perkiraan lahirnya
d. Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan
membedakan dengan bayi lain
e. Nama ibu /ayah : untuk mengetahui nama penanggungjawab
f. Umur ibu/ ayah : untuk mengetahui umur penanggungjawab
g. Agama : mengetahui agama atau keyakinan apa yang
dianut pasien
h. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan
i. Pekerjaan : untuk mengetahui gambaran keadaan sosial
ekonomi
j. Alamat : untuk mengetahui gambaran tentang temoat
dimana pasien tinggal
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan ibu
merasa ada yang tidak sesuai dengan bayinya.
b. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui keadaan pada saat hamil, usia kehamilannya
maupun taksiran kelahiran bayinya.
c. Riwayat persalinan sekarang
Untuk mengetahui riwayat persalinan yang meliputi: tempat
persalinan, penolong, jenis persalinan, lama persalinan, keadaan
anak, ketuban, apakah ada komplikasi atau penyulit.
d. Riwayat penyakit
Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit sebelumnya
pada saat hamil maupun sebelum kehamilanya. Hal ini bertujuan
untuk mendeteksi dini adanya kelainan yang mungkin timbul pada
saat persalinan maupun pada bayinya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit menular maupun penyakit keturunan keluraga.
f. Riwayat psikososial dan budaya
Status perkawinan
Untuk mengetahui riwayat perkawinan orang tua bayi
Keadaan psikologi
Untuk mengetahui keadaan psikis orang tua terhadap bayinya
Budaya
Untuk mengetahui tradisi dan budaya yang dilakukan orang
tua bayi yang akan dilakukan ketika menjelang maupun saat
kelahiran bayi
b. Data Objektif
Data ini sebagau penguat data subjektif yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung interpretasi data yang pemeriksaannya meliputi
pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (varney,2007)
1. Penilaian menggunakan APGAR score
Penilaian APGAR score bertujuan untuk mengetahui keadaan untuk
menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Penilaian dilakukan pada
menit 1 dan menit kelima dengan menilai frekuensi jantung (pulse),
usaha nafas( respiration), tonus otot (activity ), warna kulit
( appearance), dan reaksi terhadap rangsangan (Grimace). Dari hasil
tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal ( nilai APGAR 7-
10). Asfiksia sedang-ringan ( nilai APGAR 4-6), atau bayi menderita
asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3).(lihat Tabel 1.)
2. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi dari penilaian APGAR
score atau bisa didapatkan dari penilaian awal pada bayi baru lahir
pada manajemen bayi baru lahir.
b. Mengetahui tanda- tanda vital
Frekuensi pernafasan : waktu bayi tenang, hitung pernafasan
selama 60 detik. Frekuensi yang normal adalah 30-60 kali per
menit
Denyut jantung : hitung denyut jantung selama 60 detik
, normalnya adalah 120-160 kali per menit
Suhu : kisaran suhu bayi yang normal yaitu
36.5-37.5 oC. apabila < 36.5 oC dapat terjadi hipotermia dan >
37.5 oC. bisa terjadi hipertermia.
3. Pemeriksaan Antropometri
Lingkar kepala : untuk mengetahui pertumbuhan otak.
Normalnya 31-35,5 cm. apabila kurang bisa karena mikrosefali
dan apabila lebih bisa karena hydrocephalus
Lingkar dada : untuk mengetahui keterlambatan
pertumbuhan dan indikasi kekurangan energy kronis.
Normalnya 30,5-33 cm.
Panjang badan : Normalnya 48-53 cm
Berat badan : normalnya 2500-4000 gram. Apabila <2500
gram indikasi BBLR dan apabila > 4000gram merupakan bayi
makrosomnia biasanya didapatkan pada ibu yang menderita
Diabetes mellitus
4. Pemeriksaan fisis sistematik
a. Kulit
periksa menyeluruh keadaan kulit bayi baru lahir apakah kemerahan,
biru (sianosis) atau ikterik
b. Kepala
adakah caput succadenum, chepalo hematom, serta hidrochepalus
c. Ubun-ubun
Berdenyut atau tidak, apakah cekung atau cembung. Apabila cekung
bisa disebabkan karena dehidrasi dan apabila cembung bisa karena
infeksi bakteri pada otak bayi.
d. Muka
Simetris atau tidak
e. Mata
Periksa bagian sclera pucat atau kuning dan konjungtiva apakah
merah muda atau tidak
f. Telinga
Menilai adanya kelainan congenital seperti microtia, simetris atau
tidak apakah terdapat low seat ear, ada serumen atau tidak.
g. Hidung
Untuk mengetahui adanya polip atau tidak, simetris atau tidak, ada
secret atau tidak
h. Mulut
Untuk mengetahui mukosa mulut, kemampuan refleks menghisap,
ada pigmen atau tidak, bibir ada kelainan konegnital atau tidak
seperti labiogplatoskizis
i. Leher
Apakah ada pemebesaran kelenjar tiroid atau limfe
j. Dada
Untuk mengetahui simetris atau tidak, apakah ada retraksi dada atau
tidak
k. Abdomen
Untuk mengetahui distensi abdomen, tali pusat apakah ada organ
perut yang keluar dan untuk melihat bentuk abdomen
l. Punggung
Adakah kelainan yang terjadi misalnya lekuk tulang belakang
ataupun tonjolan seperti spina bifida
m. Ekstremitas
Apakah ada kelainan pada jari bayi seperti polidakti ( jari tangan >
5), sindaktil ( ada selaput antar jari) ataupun kelainan pada warna
kulit ekstremitas misalnya sianosis perifer.
n. Genetalia
Melihat jenis kelamin bayi. Pada bayi perempuan apakah labia
mayora sudah menutupi labia minor. Pada bayi laki-laki apakah
testis sudah turun ke skrotum.
o. Anus
Adakah lubang pada anus atau tidak
5. Pemeriksaan refleks
Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-
konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi.
Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi
lengan.
Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi
reaksi seperti menggenggam.
Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan
menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh,
dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk
menyusu.
Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.
6. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk memperoleh data penunjang selain pemeriksaan fisik.
Data penunjang meliputi pemeriksaan Hb dan golongan darah serta
USG dan rongten ( Manuaba, 2007).
2.2.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnose dan
masalah.
Dapat ditulis di catatan perkembangan dan evaluasi dengan dokumentasi
S: (Data subjektif)
O: (Data Objektif)
A: (Hasil analisis diagnose masalah)
P: (Penatalaksanaan yang dilakukan)
DAFTAR PUSTAKA
Edukia. 2013. Masalah Pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak. Retrieved from :
http://www.edukia.org/web/kbanak/4-6-tanda-bahaya-pada-bayi-baru-lahir-dan-
bayi-muda/
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Bakti
Husada