Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KOMPEREHENSIF ASUHAN KEBIDANAN

NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


DI BPM SUDJIATI FRANS, SST

Disusun Oleh:

Made Ayu Cintya


011813243006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Periode pasca persalinan meliputi masa transisi krisis bagi ibu, bayi, dan
keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial, baik di negara maju maupun negara
berkembang. Perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju pada masa
kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru merupakan
kebalikannya, oleh karena resiko kesakitan dan kematian ibu serta bayi lebih sering
terjadi pada masa pasca persalinan. Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi
ekonomi, di samping ketidaktersediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas
kesehatan dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya
kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi
kesehatan dan deteksi dini serta penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan
penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2009).
Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian
ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini
juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4
minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari
setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan
hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Sebagian besar (56%) kematian bayi terjadi pada masa neonatal (umur 0-28
hari). Pelayanan kesehatan memerlukan perhatian khusus karena masa neonatal
terutama hari-hari pertama kehidupan merupakan masa yang sangat rentan karena
penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin. Kejadian kematian
neonatal sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh
perawatan pada saat kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan dan perawatan bayi
baru lahir.
Dalam upaya penurunan angka kematian neonatal diperlukan upaya bersama
tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan, keluarga, dan masyarakat untuk
memberikan asuhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru

2
lahir. Dengan adanya pemeriksaan dan deteksi dini yang adekuat akan membantu
menurunkan angka kematian neonatal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
bayi baru lahir.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum


Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas fisiologis
dan bayi baru lahir fisiologis dengan menerapkan pola pikir manajemen kebidanan
kompetensi bidan di Indonesia dan pendokumentasian asuhan menggunakan SOAP.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mahasisiwa mampu menjelaskan konsep dasar nifas fisiologis dan bayi baru lahir
fisiologis
b. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan obyektif pada
ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa aktual dan masalah pada ibu nifas
fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis
d. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis
e. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada ibu nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis
f. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan ibu nifas dan bayi baru lahir
g. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi terhadap asuhan yang diberikan pada ibu
nifas fisiologis dan bayi baru lahir fisiologis
h. Mahasiswa dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan nifas dan bayi baru
lahir dengan menggunakan dokumentasi SOAP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


Neonatus bayi yang baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin . Beralih dari ketergantungan mutlak
pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan
fungsi dan proses vital neonates yaitu maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu
pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam
morbiditas dan mortalitas. Tiga aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling cepat
yaitu sistem pernafasan, sirkulasi dan kemampuan metabolisme glukosa.
2.1.1 Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat bayi lahir antara
2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak
ada kelainan kongenital (cacat bawaan).
Menurut Kristiyanasari (2009) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir 2500
gram sampai 4000 gram.
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bayi baru lahir normal
adalah bayi lahir yang dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterine ke ektrsuterin.
2.1.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal
Menurut Varney(2002), cirri-ciri bayi baru lahir normal adalah:
1. Berat badan 2500- 4000 gram
2. Panjang badan 48-53 cm
3. Lingkar dada 30,5-33 cm
4. Lingkar kepala 31-35,5 cm
5. Nadi 120-150 kali per menit
6. Pernafasan 30-60 kali per menit
7. Tekanan darah 80-60/ 45-40 mmHg pada saat lahir dan 100-50 mmHg
sampa hari kesepuluh
8. Warna kulit bayi merah muda bersih
9. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
10. Genetalia perempuan labia mayor tidak menutuoi labia minor, dan pada
genetalia laki-laki penis menonjol, testis telah turun sempurna dan lubang
penis ditengah
11. Beberapa Reflek pada bayi sudah dapat terlihat seperti :
 Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-
konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi.
Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan.
 Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi
seperti menggenggam.
 Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh
kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan
membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk menyusu.
 Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.
12. Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam
pertama
13. Umur kehamilan 37-42 minggu
2.1.3 Penilaian bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR score
Penilaian bayi baru lahir dengan menggunakan APGAR score bertujuan
untuk mengetahui apakah bayi baru lahir tersebut asfiksia atau tidak selain itu
nilai APGAR merupakan suatu metode sederhanan yang dipakai oleh bidan
untuk menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Penilaian dilakukan pada menit
1 dan menit kelima dengan menilai frekuensi jantung (pulse), usaha
nafas( respiration), tonus otot (activity ), warna kulit ( appearance), dan reaksi
terhadap rangsangan (Grimace). Dari hasil tersebut dapat diketahui apakah bayi
tersebut normal ( nilai APGAR 7-10). Asfiksia sedang-ringan ( nilai APGAR 4-
6), atau bayi menderita asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3).

Tabel 1. Penilaian APGAR score


Tanda Nilai Jumlah
0 1 2 1’ 5’
Appearance pucat Badan merah, Seluruh tubuh
ektrimitas biru kemerah merahan
Pulse Tidak ada <100 >100
Grimace Tidak ada Sedikit Menangis, batuk,
gerakan bersin
Activity lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
sedikit fleksi
Respiration Tidak ada Lemah, tidak Menangis kuat
teratur
Sumber : Rustam mochtar, 2011

2.1.4 Manajemen bayi baru lahir


Pada bayi baru lahir perlu dilakukan manajemen bayi baru lahir untuk
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas bayi baru lahir. Manajemen bayi
baru lahir terdiri beberapa langkah yang tergambar dalam bagan berikut:
Bagan 1. Manajemen Bayi Baru lahir

Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2010


2.1.5 Manajemen bayi baru lahir normal
Setelah dilakukan penilaian dan manajemen bayi baru lahir
selanjutnya apabila bayi baru lahir tersebut normal, maka dapat dilakukan
manajemen bayi baru lahir normal.
Bagan 2. Manajemen Bayi Baru Lahir Normal

Sumber: Kementerian Kesehatan RI 2010

2.1.6 Masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir


Menurut WHO (2009) masalah yang sering timbul pada bayi baru lahir
yaitu :
1. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) adalah bayi baru lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram. Perawatan bayi dengan BBLR dilakukan
menyerupai bayi prematur.
2. Asfiksia adalah kegagalan bernafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir
3. Infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit
penyakit.
4. Cacat bawaan adalah cacat yang dibawa sejak lahir, atau cacat sejak
dalam kandungan
5. Trauma jalan lahir: Chepalhematoma, caput succedaneum

2.1.7 Tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bayi muda
Tanda dan gejala sakit berat pada bayi baru lahir dan bayi muda sering tidak
spesifik. Tanda ini dapat terlihat pada saat atau sesudah bayi lahir, saat bayi
baru lahir datang atau saat perawatan di rumah sakit. Pengelolaan awal bayi
baru lahir dengan tanda ini adalah stabilisasi dan mencegah keadaan yang
lebih buruk. Tanda ini mencakup:
 Tidak bisa menyusu
 Kejang
 Mengantuk atau tidak sadar
 Frekuensi napas < 20 kali/menit atau apnu (pernapasan berhenti
selama >15 detik)
 Frekuensi napas > 60 kali/menit
 Merintih
 Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
 Sianosis sentral.

2.1.8 Tatalaksana kegawadaruratan berdasarkan tanda bahaya


 Beri oksigen melalui nasal prongs atau kateter nasal jika bayi muda
mengalami sianosis atau distres pernapasan berat.
 Beri VTP dengan balon dan sungkup dengan oksigen 100% (atau udara
ruangan jika oksigen tidak tersedia) jika frekuensi napas terlalu lambat (<
20 kali/menit).
 Jika terus mengantuk, tidak sadar atau kejang, periksa glukosa darah. Jika
glukosa < 45 mg/dL koreksi segera dengan bolus 200 mg/kg BB
dekstrose 10% (2 ml/kg BB) IV selama 5 menit, diulangi sesuai
keperluan dan infus tidak terputus (continual) dekstrosa 10% dengan
kecepatan 6-8 mg/kg BB/menit harus dimulai. Jika tidak mendapat akses
IV, berikan ASI atau glukosa melalui pipa lambung.
 Beri fenobarbital jika terjadi kejang
 Beri ampisilin (atau penisilin) dan gentamisin jika dicurigai infeksi
bakteri berat (lihat bagan dosis obat bayi baru lahir).
 Rujuk jika pengobatan dan fasilitas tidak tersedia
 Pantau bayi dengan ketat.

2.2 KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


2.2.1 Pengkajian (Data Subjektif, Data Objektif)
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan klien.
Data yang dikumpulkan meliputi data subjektif dan data objektif serta data
penunjang (bila ada).

a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu
pendapatan terhadap suatu kejadian.
1. Biodata
a. Nama bayi : untuk mengetahui identitas bayi
b. Umur bayi : untuk mengetahui berapa umur bayi yang
nanti akan disesuaikan dengan tindakan yang akan dilakukan
c. Tanggal /jam : untuk mengetahui kapan bayi batu lahir,
sesuai atau tidak dengan perkiraan lahirnya
d. Jenis kelamin : untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan
membedakan dengan bayi lain
e. Nama ibu /ayah : untuk mengetahui nama penanggungjawab
f. Umur ibu/ ayah : untuk mengetahui umur penanggungjawab
g. Agama : mengetahui agama atau keyakinan apa yang
dianut pasien
h. Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan
i. Pekerjaan : untuk mengetahui gambaran keadaan sosial
ekonomi
j. Alamat : untuk mengetahui gambaran tentang temoat
dimana pasien tinggal
2. Anamnesa
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang menyebabkan ibu
merasa ada yang tidak sesuai dengan bayinya.
b. Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui keadaan pada saat hamil, usia kehamilannya
maupun taksiran kelahiran bayinya.
c. Riwayat persalinan sekarang
Untuk mengetahui riwayat persalinan yang meliputi: tempat
persalinan, penolong, jenis persalinan, lama persalinan, keadaan
anak, ketuban, apakah ada komplikasi atau penyulit.
d. Riwayat penyakit
Untuk mengetahui apakah ibu menderita penyakit sebelumnya
pada saat hamil maupun sebelum kehamilanya. Hal ini bertujuan
untuk mendeteksi dini adanya kelainan yang mungkin timbul pada
saat persalinan maupun pada bayinya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga yang menderita
penyakit menular maupun penyakit keturunan keluraga.
f. Riwayat psikososial dan budaya
 Status perkawinan
Untuk mengetahui riwayat perkawinan orang tua bayi
 Keadaan psikologi
Untuk mengetahui keadaan psikis orang tua terhadap bayinya
 Budaya
Untuk mengetahui tradisi dan budaya yang dilakukan orang
tua bayi yang akan dilakukan ketika menjelang maupun saat
kelahiran bayi
b. Data Objektif
Data ini sebagau penguat data subjektif yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung interpretasi data yang pemeriksaannya meliputi
pemeriksaan dari kepala sampai ke kaki (varney,2007)
1. Penilaian menggunakan APGAR score
Penilaian APGAR score bertujuan untuk mengetahui keadaan untuk
menilai keadaan bayi sesaat setelah lahir. Penilaian dilakukan pada
menit 1 dan menit kelima dengan menilai frekuensi jantung (pulse),
usaha nafas( respiration), tonus otot (activity ), warna kulit
( appearance), dan reaksi terhadap rangsangan (Grimace). Dari hasil
tersebut dapat diketahui apakah bayi tersebut normal ( nilai APGAR 7-
10). Asfiksia sedang-ringan ( nilai APGAR 4-6), atau bayi menderita
asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3).(lihat Tabel 1.)

2. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi dari penilaian APGAR
score atau bisa didapatkan dari penilaian awal pada bayi baru lahir
pada manajemen bayi baru lahir.
b. Mengetahui tanda- tanda vital
 Frekuensi pernafasan : waktu bayi tenang, hitung pernafasan
selama 60 detik. Frekuensi yang normal adalah 30-60 kali per
menit
 Denyut jantung : hitung denyut jantung selama 60 detik
, normalnya adalah 120-160 kali per menit
 Suhu : kisaran suhu bayi yang normal yaitu
36.5-37.5 oC. apabila < 36.5 oC dapat terjadi hipotermia dan >
37.5 oC. bisa terjadi hipertermia.
3. Pemeriksaan Antropometri
 Lingkar kepala : untuk mengetahui pertumbuhan otak.
Normalnya 31-35,5 cm. apabila kurang bisa karena mikrosefali
dan apabila lebih bisa karena hydrocephalus
 Lingkar dada : untuk mengetahui keterlambatan
pertumbuhan dan indikasi kekurangan energy kronis.
Normalnya 30,5-33 cm.
 Panjang badan : Normalnya 48-53 cm
 Berat badan : normalnya 2500-4000 gram. Apabila <2500
gram indikasi BBLR dan apabila > 4000gram merupakan bayi
makrosomnia biasanya didapatkan pada ibu yang menderita
Diabetes mellitus
4. Pemeriksaan fisis sistematik
a. Kulit
periksa menyeluruh keadaan kulit bayi baru lahir apakah kemerahan,
biru (sianosis) atau ikterik
b. Kepala
adakah caput succadenum, chepalo hematom, serta hidrochepalus
c. Ubun-ubun
Berdenyut atau tidak, apakah cekung atau cembung. Apabila cekung
bisa disebabkan karena dehidrasi dan apabila cembung bisa karena
infeksi bakteri pada otak bayi.
d. Muka
Simetris atau tidak
e. Mata
Periksa bagian sclera pucat atau kuning dan konjungtiva apakah
merah muda atau tidak
f. Telinga
Menilai adanya kelainan congenital seperti microtia, simetris atau
tidak apakah terdapat low seat ear, ada serumen atau tidak.
g. Hidung
Untuk mengetahui adanya polip atau tidak, simetris atau tidak, ada
secret atau tidak
h. Mulut
Untuk mengetahui mukosa mulut, kemampuan refleks menghisap,
ada pigmen atau tidak, bibir ada kelainan konegnital atau tidak
seperti labiogplatoskizis
i. Leher
Apakah ada pemebesaran kelenjar tiroid atau limfe
j. Dada
Untuk mengetahui simetris atau tidak, apakah ada retraksi dada atau
tidak
k. Abdomen
Untuk mengetahui distensi abdomen, tali pusat apakah ada organ
perut yang keluar dan untuk melihat bentuk abdomen
l. Punggung
Adakah kelainan yang terjadi misalnya lekuk tulang belakang
ataupun tonjolan seperti spina bifida
m. Ekstremitas
Apakah ada kelainan pada jari bayi seperti polidakti ( jari tangan >
5), sindaktil ( ada selaput antar jari) ataupun kelainan pada warna
kulit ekstremitas misalnya sianosis perifer.
n. Genetalia
Melihat jenis kelamin bayi. Pada bayi perempuan apakah labia
mayora sudah menutupi labia minor. Pada bayi laki-laki apakah
testis sudah turun ke skrotum.
o. Anus
Adakah lubang pada anus atau tidak
5. Pemeriksaan refleks
 Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-
konyong digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi.
Lengan dan tangannya terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi
lengan.
 Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi
reaksi seperti menggenggam.
 Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan
menoleh kearah sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh,
dia akan membuka mulut dan berusaha mencari puting untuk
menyusu.
 Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.
6. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan untuk memperoleh data penunjang selain pemeriksaan fisik.
Data penunjang meliputi pemeriksaan Hb dan golongan darah serta
USG dan rongten ( Manuaba, 2007).

2.2.2 Interpretasi Data (Diagnosis, Masalah,Kebutuhan)


Diagnosa (aktual) diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis kebidanan.
Data dasar yang sudah dikumpulkan dintrepetasi sehingga ditemukan
masalah atau diagnose yang spesifik. Misalnya : Neonatus/ bayi baru lahir,
aterm/preterm/posterm, SMK( Sesuai masa kehamilan)/KMK ( Kecil masa
kehamilan)/BMK(Besar masa kehamilan), usia.
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengelaman klien dari
hasil pengkajian yang menyertai diagnose dan tetepa membutuhkan
penanganan.
Kebutuhan menurutut varney (2007) adalah hal-hal yang dibutuhkan
klien dan belum teridentifikasi dalam diagnose dan masalah disapatkan
dengan analisa data.
2.2.3 Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Mengidentifikasi diagnose potensial atau masalah potensial
berdasarkan diagnose yang sudah didentifikasi. Langkah ini membutuhkan
antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan
dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diganosa ini menjadi benar-benar
terjadi.

2.2.4 Identifikasi tindakan segera/kolaborasi/rujukan


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan untuk
dikonsultasikan bersama dengan tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan
harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan bayi.

2.2.5 Perencanaan tindakan


langkah ini merupakan merupakan lanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. asuhan
terhadap klien dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) mencakup setiap
hal yang berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. semua keputusan
yang dikembangkan dalam memberikan asuhan menyeluruh harus rasional
dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date
serta sesuai dengan asumsi dengan apa yang dilakukan klien.

2.2.6 Pelaksanaan tindakan


Rencana secara menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah
kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan
sepenuhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehaatan lainnya. meskipun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, memastikan
lamgkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.

2.2.7 Evaluasi
Melakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai kebutuhan yang telah diidentifikasi dalam diagnose dan
masalah.
Dapat ditulis di catatan perkembangan dan evaluasi dengan dokumentasi
S: (Data subjektif)
O: (Data Objektif)
A: (Hasil analisis diagnose masalah)
P: (Penatalaksanaan yang dilakukan)

DAFTAR PUSTAKA
Edukia. 2013. Masalah Pembelajaran Kesehatan Ibu dan Anak. Retrieved from :
http://www.edukia.org/web/kbanak/4-6-tanda-bahaya-pada-bayi-baru-lahir-dan-
bayi-muda/
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta: Bakti
Husada

Konsep Dasar Bayi baru lahir. Retrieved from : http://eprints.undip.ac.id/43163/2/BAB_II.pdf

Mocthar, Rustam. 2012. Sinopsis Obstetri jilid I. Jakarta: EGC


Prawirohardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sholeh, M. 2009. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Varney, Hellen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai