OLEH :
NELI HARTATI
NIM: PO71241200077
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di
negara berkembang dalam (Kurniarum, 2016 :1). Angka kematian ibu di Indonesia turun dari
4999 tahun 2015 dan jadi 4912 tahun 2016 dan di tahun 2017 ( Semester I) Sebanyak 1712
kasus dan jumlah kasus kematian bayi turun dari 33278 tahun 2015 menjadi 32007 pada
tahun 2016, dan di tahun 2017 semester 1 sebanyak 10294 kasus (Kemenkes Ri, 2017: 3).
memfasilitas hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina
hubungan saling percaya antara ibu dan anak,mendeteksi komplikasikomplikasi yang dapat
penting untuk menjamin agar proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan.
(Asrinah,dkk,2017).
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 dan SDKI 2012
capaian cakupan antenatal, persalinan oleh tenaga kesehatan dan cakupan pelayanan
neonatus adalah dari 66%, 46% dan 43,9% menjadi 95,7%, 83,1%, dan 48%. Selain itu, data
menunjukan bahwa kematian ibu dari 228 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 359 per
100.000 kelahiran hidup dan bayi 34 per 1000 kelahiran hidup 32 per 1000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2015) Di Jambi, angka kematian ibu yaitu 78 per 100.000 kelahiran hidup.
Data ini berdasarkan laporan profil Kesehatan Jambi tahun 2017 (Dinkes Prov Jambi, 2018).
Kematian ibu disebabkan oleh penyebab langsung obstetri yaitu kematian ibu yang
berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (hipertensi pada kehamilan
32%, komplikasi puerpurium 31%, perdarahan post partum 20%, lain-lain 7%, abortus 4%,
perdarahan antepartum 3%, kelainan amnion 2% dan partus lama 1%). Penyebab tidak
langsung yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh penyakit dan bukan karena kehamilan dan
persalinan. Penyakit tuberkulosis, anemia, malaria, sifilis, HIV, AIDS dan lain- lain yang
dapat mempererat kehamilan dan meningkatkan risiko terjadinya kesakitan dan kematian
Berdasarkan Profil Kesehatan Jambi tahun 2017, Cakupan K1 adalah ibu hamil yang
pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4 ibu hamil adalah ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar paling sedikit empat kali kunjungan
dengan distribusi, sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan. Pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K1 di Kabupaten
Muaro Jambi sebesar 109,82 % dan K4 sebesar 105,69 %. (Depkes Prov Jambi,2018).
peningkatan, yaitu dari 85,93% pada tahun 2009 meningkat menjadi 89,8% pada tahun 2013
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
Pada tahun 2017, rata-rata cakupan pelayanan ibu nifas di Provinsi Jambi sudah
mencapai 97, 54%, cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 1 sebesar 108,37 % dan untuk
cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Muaro jambi tahun 2017 sebesa 103,57%
sedangkan cakupan Kunjungan Neonatal (KN) 1 sebesa 133,65% (Dinkes Prov Jambi, 2018).
Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jambi tahun 2013, proporsi peserta KB Aktif dan
KB Baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi yang terbanyak adalah
jenis kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu Suntik untuk
peserta KB Aktif sebesar 44,10% sedangkan peserta KB Baru sebesar 52,40 %. Jenis
kontrasepsi paling sedikit yang digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) yaitu MOP, untuk peserta KB Aktif sebesar 0,19%, sedangkan peserta KB Baru
sebesar 0,08%. Sedangkan proporsi jumlah peserta KB aktif Kabupaten Muaro Jambi sebesar
Sistem Informasi Keluarga, yang dimaksud dengan program keluarga berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan,
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
Berdasarkan uraian latar belakang, maka batasan masalah studi kasus ini adalah asuhan
kebidanan komprehensif yang diberikan pada Ny. SP dengan hamil normal trimester III,
bersalin normal, nifas normal, bayi bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana yang
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
di PMB Neli Hartati yang meliputi asuhan kehamilan trimester III, bersalin, nifas, bayi
baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi pengumpulan data,
pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan di PMB Neli Hartati
tahun 2020.
data, interpretasi data dan identifikasi diagnosa masalah kebidanan, analisis masalah
pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan di PMB Neli Hartati
tahun 2020.
c. Diperolehnya gambaran asuhan kebidanan pada ibu nifas meliputi pengumpulan data,
pelaksanaan asuhan kebidanan dan evaluasi asuhan kebidanan di PMB Neli Hartati
tahun 2020.
D. Manfaat penulisan
Sebagai evaluasi dalam proses pembelajaran mahasiswa dan bahan masukan untuk
pengetahuan keterampilan dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester
III, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir, dan pelayanan keluarga berencana.
2. Bagi Penulis
kebidanan pada ibu hamil trimester III, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan
E. Ruang Lingkup
Manajemen asuhan kebidanan komprehensif pada kasus ini adalah langkah-langkah hasil
Kebidanan yang mengacu pada teori Varney yang dilakukan secara deskriptif dengan studi
kasus, sebagai subjek penelitiannya adalah Ny. SP umur 38 tahun G3P2A0 untuk mengetahui
Pengumpulan data dari bulan Desember dilakukan melalui anamnesa dan pemeriksaan
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Kehamilan
Menurut Marjati,dkk (2010 ; 37) proses kehamilan melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Fertilisasi
Fertilisasi yaitu bertemunya sel telur dan sel sperma. Tempat bertemunya
ovum dan sperma paling sering adalah didaerag ampulla tuba. Sebelum
keduanya bertemu, maka akan terjadi 3 fase yaitu:
1) Tahap penembusan korona radiata
Dari 200 – 300 juta hanya 300 – 500 yang sampai di tuba fallopi yang
bisa menembus korona radiata karena sudah mengalami proses
kapasitasi.
2) Penembusan zona pellusida
Spermatozoa lain ternyata bisa menempel dizona pellusida, tetapi hanya
satu terlihat mampu menembus oosit.
3) Tahap penyatuan oosit dan membran sel sperma
Setelah menyatu maka akan dihasilkan zigot yang mempunyai
kromosom diploid (44 autosom dan 2 gonosom) dan terbentuk jenis
kelamin baru (XX unutk wanita dan XY untuk laki - laki)
8
b. Pembelahan
Setelah itu zigot akan membelah menjadi tingkat 2 sel (30 jam), 4 sel , 8 sel,
sampai dengan 16 sel disebut blastomer (3 hari) dan membentuk sebuah
gumpalan bersusun longgar. Setelah 3 hari sel – sel tersebut akan membelah
membentuk morula (4 hari). Saat morula masuk rongga rahim, cairan mulai
menembus zona pellusida masuk kedalam ruang antar sel yang ada di massa
sel dalam. Berangsur – angsur ruang antar sel menyatu dan akhirnya
terbentuklah sebuah rongga/blastokel sehingga disebut blastokista (4 – 5
hari). Sel bagian dalam disebut embrioblas dan sel diluar disebut trofoblas.
Zona pellusida akhirnya menghilang sehingga trofoblast bisa masuk
endometrium dan siap berimplantasi (5 – 6 hari) dalam bentuk blastokista
tingkat lanjut.
c. Nidasi / implantasi
Yaitu penanaman sel telur yang sudah dibuahi (pada stadium blastokista)
kedalam dinding uterus pada awal kehamilan. Biasanya terjadi pada pars
superior korpus uteri bagian anterior/posterior. Pada saat implantasi selaput
lendir rahim sedang berada pada fase sekretorik ( 2 – 3 hari setelah ovulasi).
Pada saat ini, kelenjar rahim dan pembuluh nadi menjadi berkelok – kelok.
Jaringan ini mengandung banyak cairan.
3. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
1. Definisi persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu
dan janin (Dwi, dkk, 2012: 1).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan (37-42 minggu), atau hampir cukup bulan
di susul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu atau
persalinan adalah proses pengeluaran produk konsepsi yang variabel melalui
jalan lahir biasa (Dewi Setiawati, 2013: 53).
Dari kesimpulan di atas dapat di kemukakan bahwa persalinan normal
adalah proses pengeluaran janin yang cukup bulan, lahir secara spontan
dengan presentasi belakang kepala, di susul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput ketuban dari tubuh ibu, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin,
a. Bentuk persalinan berdasarkan tekhnik :
1) Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan
ibu sendiri melalui jalan lahir.
2) Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan section sesaria.
3) Persalinan anjuran, yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya
tetapi berlangsung setelah memecahkan ketuban, pemberian pitocin
prostaglandin (Ai yeyeh, dkk, 2014: 2).
2. Patofisiologi Persalinan
a. Tanda-tanda persalinan sudah dekat
Sebelum terjadi persalinan, beberapa minggu sebelumnya wanita
memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang di sebut
dengan kala pendahuluan. Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
1) Lightening
Pada minggu ke 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus
karena kepala bayi sudah memasuki pintu atas panggul yang
disebabkan oleh : Kontraksi braxton hicks, ketegangan otot,
ketegangan ligamentum rotundum dan gaya berat janin kepala kearah
bawah.
2) Terjadinya his permulaan
Makin tua usia kehamilan pengeluaran progesterone dan estrogen
semakin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi,
yang lebih sering yang disebut his palsu, sifat his palsu yaitu rasa
nyeri ringan dibagian bawah, datanganya tidak teratur, tidak ada
perubahan serviks, durasinya pendek, tidak bertambah jika
beraktivitas (Ai Nursiah, dkk, 2014: 6).
b. Tanda-tanda persalinan
1) Timbulnya his persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya
sebagai berikut : Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut
bagian depan, teratur, makin lama makin pendek intervalnya dan
makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan bertambah kuat, dan
mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
(Dewi Setiawati, 2013: 54).
2) Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir yang terdapat di
kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang
menjadikan darah sedikit (Ai Nursiah, dkk, 2014: 7).
3) Dengan pendataran dan pembukaan
Lendir dari canalis servikalis keluar di sertai dengan sedikit darah.
Perdarahan yang sedikit ini disebabnya karena lepasnya selaput janin
pada bagian bawah segmen bawah rahim hingga beberapa kapiler
terputus (Dewi Setiawati, 2013: 54).
4) Pengeluaran cairan
Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek.
Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap
tetapi kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil, hal ini di sebut
dengan ketuban pecah dini (Dewi Setiawati, 2013: 54).
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor ibu (power, passage, psikologis), faktor janin, plasenta dan air ketuban
(passenger), dan faktor penolong persalinan. Hal ini sangat penting,
mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi yang disebabkan oleh tidak
terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari factor-faktor tersebut (Ai
Nursiah, dkk, 2014: 31-32).
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
1) His (Kontraksi Uterus)
Merupakan kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim
bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah
kontraksi simetris, fundus dominial, terkordinasi dan relaksasi.
Kontraksi ini bersifat involunter karena berada dibawah saraf
intrinsic.
2) Tenaga mengedan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah atau dipecahkan,
serta sebagaian presentasi sudah berada di dasar panggul, sifat
kontraksinya berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu
dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunteer.
Keinginan mengedan ini di sebabkan karena, kontraksi otot-otot
dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra
abdominial dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan
menambah kekuatan untuk mendorong keluar, tenaga ini serupa
dengan tenaga mengedan sewaktu buang air besar (BAB) tapi jauh
lebih kuat, saat kepala sampai kedasar panggul timbul reflex yang
mengakibatkan ibu menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot
perut dan menekan diafragmanya kebawah, tenaga mengejan ini
hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling
efektif sewaktu ada his dan tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan
lahir.
b. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
tersebut harus normal (Widia, 2015: 16).
c. Passenger (Janin, Plasenta, dan Air Ketuban)
1) Janin
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberaapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap
dan posisi janin (Ai Nursiah, dkk, 2014: 39).
2) Plasenta
Plasenta juga harus melewati jalan lahir maka dia di anggab sebagai
bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan normal (Widia, 2015: 29).
3) Air ketuban
Amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran yang kuat
dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang menentukan
hampir semua kekuatan regangan membran janin, dengan demikian
pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptur atau robekan.
Penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya adalah
tekanan dari cairan amnion dan juga saat terjadinya dilatasi serviks
atau pelebaran muara dan saluran serviks yang terjadi di awal
persalinan, dapat juga karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan
amnion selama ketuban masih utuh (Widia, 2015: 29).
d. Factor Psikis (Psikologi)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah
benar-benar terjadi realitas, “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa
bangga bisa melahirkan atau memproduksi anak.
1) Psikologis meliputi : Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan
persiapan intelektual, pengalaman melahirkan bayi sebelumnya,
kebiasaan adat, dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
2) Sikap negative terhadap persalinan di pengaruhi oleh : Persalinan
semacam ancaman terhadap keamanan, persalinan semacam ancaman
pada self-image, medikasi persalinan, dan nyeri persalinan dan
kelahiran (Widia, 2015: 29-30).
e. Pysician (Penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan, yang
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin (Widia, 2015: 30). Tidak hanya aspek tindakan yang di berikan,
tetapi aspek konseling dan meberikan informasi yang jelas dibutuhkan
oleh ibu bersalin utuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga
(Ai Nursiah, dkk 2014: 48).
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I (Pembukaan)
1. Pengertian Kala I
Persalinan kala I meliputi fase pembukaan 1-10 cm, yang di
tandai dengan penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus
yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit), cairan lendir bercampur darah (show) melalui
vagina. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler serta
kanalis servikalis karena pergeseran serviks mendatar dan terbuka (Ai
Nursiah, dkk 2014:66).
Kala I dibagi atas 2 fase yaitu :
a) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai 3 cm, berlangsung dalam 7-8
jam.
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6
jam dan dibagi dalam 3 subfase, yaitu :
(1) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerai : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Nurul, 2017: 5-6).
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai
dibawah sympysis dan menjadi hypomochilion dan
kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir
searah dengan paksi jalan.
4. Langkah-langkah Pertolongan Persalinan (Widia, 2015: 152-161).
a. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II
1) Mendengar dan melihat tanda gejala kala II
a) Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran (doran)
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina (teknus)
c) Perineum tampak menonjol (perjol)
d) Vulva dan singter ani membuka (vulka)
b. Menyiapakan pertolongan persalinan
1) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolon persalinan dan menatalaksanakan
komplikasi ibu dan BBL.
2) Pakai celemek palastik
3) Mencuci tangan (sekitar 15 detik) dan keringkan dengan
tissue/handuk.
4) Pakai sarung tangan DDT pada tangan yang digunakan
untuk PD.
5) Masukkan oksitosin kedalam spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT/steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada spuit).
c. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
1) Membersihkan vulva dan perineum, mengusapnya dengan
hati-hati dari depan kebelakang dengan menggunakan
kapas DTT.
2) Lakukan pemeriksaan dalam (PD) untuk memastikan
pembukaan lengkap (bila selaput ketuban belum pecah dan
pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi).
3) Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
4) Periksa DJJ setelah kontraksi/ saat relaksasi uterus bahwa
DJJ dalam batas normal (120-160x/menit).
d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses
Bimbingan Meneran
1) Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi
yang nyaman dan seusuai dengan keinginannya.
2) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
(Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang
kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman).
3) Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan kuat untuk meneran
a) Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan
ektif.
b) Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai;
c) Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya, kecuali posisi terlentang dalam dalam
waktu yang lama; Anjurkan ibu untuk istirahat
diantara kontraksi;
d) Anjurkan keluarga memberi dukungandan semangat
untuk ibu; Berikan asupan peroral yang cukup;
e) Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai; Segera
rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir
stelah 120 menit meneran (primigravida) atau 60
menit meneran (multigravida).
4) Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit.
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
1) Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di
perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm.
2) Letakkan kain bersihyang di lipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu.
3) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
4) Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
f. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi Lahirnya Kepala Bayi
1) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva, maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
2) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi.
3) Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
Lahirnya Bahu
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal.
Lahirnya Badan dan Tungkai
1) Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
2) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta
pegang masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya.
g. Penanganan Bayi Baru Lahir
1) Lakukan penilaian selintas
a) Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan ?
b) Apakah bayi bergerak aktif ?
1. Pengertian
a. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
b. Masa nifas adalah masa sesudah kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
d. Masa Nifas (puerperium) adalah masa nifas mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
e. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
diberikan pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai dengan
bayi sehat.
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering
Pada fase ini bidan memastikan involusio uteri dalam keadaan normal, tidak
ada pendarahan, lokhia tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup
mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-
a. Memberikan dukungan yang terus menerus selama masa nifas yang baik
dan sesuai dengan kebutuhan ibu agar mengurangi ketegangan fisik dan
b. Sebagai promotor hubungan yang erat antara ibu dan bayi secara fisik dan
psikologis.
rasa nyaman.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-
c) Lochia Serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari
3) Uterus
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari dibawah pusat dan
beratnya kira-kira 200 gram. Pada hari ke 5 post partum uterus kurang
lebih setinggi 7 cm diatas simfisis dan beratnya ± 500 gram dan setalah 12
hari uterus tidak dapat diraba lagi di atas simfisis dan beratnya menjadi
4) Serviks
merah kehitaman. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk ke rongga
besar selama proses persalinan dan akan kembali secara bertahap dalam 6
6) Endometrium
pelepasan desidua, dan selaput janin setelah tiga hari mulai rata, sehingga
persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal. ini dan bila
terlalu mengganggu dapat diberikan obat – obat anti sakit dan anti mules
(Mochtar 1998, 116).
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara
berikut :
Setelah melahirkan ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi
bengkak terisi darah sehingga timbul rasa hangat, bengakak dan rasa sakit.
Sel-sel acini yang menghasilkan ASI juga mulai berfungsi. Ketika bayi
payudara ke duktus yang terdapat pada putting. Ketika ASI dialirkan karena
isapan bayi atau dengan pompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan
ASI lebih banyak. Reflex ini dapat berlanjut sampai waktu yang cukup lama
A. Puting Susu
B. Sel Otot: menyelubungi sel-sel
pembuat susu, berfungsi untuk
memerah ASI keluar.
C. Pembuluh: menghubungkan sel-
sel pembuat susu ke putting,
berfungsi sebagai selang air.
62
D. Areola: bagian payudara yang
berwarna gelap di sekitar putting.
E. Muara Saluran ASI: bagian
bawah (dalam) areola, tempat
bertemunya pembuluh-pembuluh
sebelum ASI mengalir menuju
putting.
F. Sel-sel Pembuat Susu: tempat
susu dibuat.
63
Gambar 4. Perubahan Payudara Sebelum Menyusui Menyusui
1) Tekanan darah
darah signifikan.
2) Suhu
pascapartum.
3) Nadi
pascapartum lambat.
4) Pernapasan
Supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit atau makanan
yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha ini
tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3 hari dapat ditolong dengan pemberian
huknah atau gliserin spuit atau diberikan obat laksan yang lain. (Wulandari
kadang puerperium mengalami sulit buang air kecil, karena sfingter uretra
ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama
persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi
obtruksi dari uretra sehingga sering terjadi retensio urin. Kandung kemih
sehinga kandung kemih penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal
urin residu (normal ± 15 cc). Sisa urin dan trauma pada kandung kencing
81).
persalinan. Setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat
besarnya uterus pada saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur
untuk sementara waktu. Pemulihan dibantu dengan latihan (Saleha 2009, 59).
1) Oksitosin
bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap tiga
2) Prolaktin
Pada wanita yang menyusui bayinya, kadar prolaktin tetap tinggi dan pada
2009, 83).
dapat dua kali lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan
tiba. Volume darah ibu relatife akan bertambah. Keadaan ini akan
dengan
timbulnya haemokonsentrasi sehingga volume darah kembali
i. Perubahan hematologi
dalam beberapa hari pertama dari masa post partum. Jumlah sel
darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000
dan masa post partum terjadi kehilangan darah sekitar 200 – 500
hal ini. Agar perubahan psikologi yang dialami tidak berlebihan, ibu
memerlukan asuhan khusus pada masa nifas ini, suatu variasi atau
a. Talking In Period
meningkat.
c. Letting Go Period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba di rumah. Ibu mulai secara
dirinya
1) Ambulasi dini
makan.
cairan.
sebagai berikut :
3) Personal hygiene
tersebut.
memperbanyak pendarahan.
5) Aktivitas seksual
satu dua jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri, maka ibu
aman untyuk memulai melakukan hubungan suami istri
bersangkutan.
6) Eliminasi
a) BAK
setelah hari kedua post partum. Jika hari ketiga belum juga
BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau per
7) Perawatan payudara
colostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap
8) Latihan
panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini
127).
pendarahan abnormal.
bayi sehari-hari.
dan bayi
1. Pengertian
Bayi yang baru lahir normal adalah pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat
badan 2500- 4000 gram (Saputra, 2016). Bayi yang baru lahir normal adalah
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badan 2500- 4000 gram (Saputra,
2016). Masa bayi baru lahir (neonatal) adalah saat kelahiran sampai umur 1
bulan, sedangkan masa bayi adalah saat bayi umur 1 bulan sampai 12 bulan
(Prawirohardjo, 2014)
2. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir Normal : Ciri-ciri bayi baru lahir normal (Tando,
2018) :
2) Panjang badan 48 - 52 cm
3) Lingkar dada 30 - 38 cm
4) Lingkar kepala 33- 35 cm
9) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
12) Reflex moro atau gerak memeluk jika dikagetkan sudah baik
Tabel 2.1
Tanda Apgar
Tanda 0 1 2
Appearance Seluruh tubuh Warna kulit Warna kulit
(Warna Kulit) bayi berwarna tubuh normal, seluruh tubuh
kebiruan tetapi tangan dan normal
kaki berwarna
kebiruan
Pulse (Denyut Denyut nadi <100 >100
jantung) tidak ada
Grimace (Tonus Tidak ada Wajah meringis Meringis,
Otot respon terhadap saat distimulasi menarik, batuk,
stimulasi atau bersin saat
distimulasi
Activity Tidak ada Sedikit Gerak Langsung
(Aktifitas) Menangis
Respiration Tidak ada Lemah/tidak Menangis
(Pernapasan) teratur
Sumber: Tando, 2013. Asuhan kebidanan neonatus, bayi dan anak balita.
14) Genetalia pada laki-laki ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan
penis yang berlubang, pada perempuan ditandai dengan adanya uretra dan
15) Eleminasi yang baik ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam
4) Identifikasi
6) Pemberian vitamin K.
4) Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit
setelah lahir
setelah IMD
8) Beri imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml, intramuskular, dipaha kanan
9) Pemberian identitas
11) Pemulangan bayi baru lahir normal, kinseling dan kunjungan ulang.
bayi secara teratur terutama setelah BAK dan BAB, serta tidak
Bounding attachment
dini secara langsung anatara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai
bounding attachment:
1) Sentuhan
2) Kontak mata
3) Suara
4) Aroma
5) Entraiment
6) Bioritme
7) Kontak dini
(Setiyaningrum, 2015)
3. Konseling Kb
Langka SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
d. Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat
diperolehnya
T : Tanya
d. Bantu klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan
TU : BANTU
a. Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
J : Jelaskan
U : Kunjungan Ulang
sujiyatini, 2016).
1) Cara kerja
a) Menekan ovulasi
terganggu
d) Menghambat transportasi
2) Efektifitas
penggunaan
3) Keuntungan:
d) Jangka panjang
4) Kerugian:
b) Mual sakit kepala,nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
yang digunakan oleh bidan dalam proses pemecahan masalah dalam pemberian
pelayanan asuhan kebidanan, atau merupakan proses pemecahan masalah yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Tahapan
keadaan klien. Yang termasuk data dasar adalah riwayat kesehatan klien,
pemeriksaan fisik, dan catatan riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang,
dalam perawatan bidan. Proses terus menerus ini menghasilkan data baru
tindakan harus disetujui klien, oleh sebab itu harus didiskusikan dengan
relevan dan diakui kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus
bidan dan sebagian dilaksanakan oleh ibu sendiri, dan anggota tim
dilakukan pada setiap langkah kebidanan. Pada tahap evaluasi bidan harus
a. Data subjektif
Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata mencakup nama,
diperoleh dari hasil wawancara langsung pada klien atau keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi,
laboratorium.
c. Assesmen/Diagnosa
ibu.
d. Planning/Perencanaan
Penanggung jawab
Nama : Tn. S Pekerjaan : Tani
Umur : 40 Tahun Alamat : Rt. 03 Sarang Burung
Hubungan dengn klien : Suami
No. Telp/HP :-
B DATA SUBYEKTIF
ALASAN KUNJUNGAN : Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
1
mengeluh nyeri punggung, sering BAK
Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 14 tahun darah haid : ± 100 cc ganti pembalut : 3x, siklus haid : 28 hari
2
Teratur/Tidak teratur Konsistensi : Cair HPHT: 10-03-2020 Perkiraan Partus: 17-12-
2020
Masalah lain: tidak ada
Riwayat perkawinan :
Perkawinan ke : 1 Kawin : pertama tahun dengan suami : 1 th, ke 13
3 Usia saat kawin : 25 tahun
Tahun : ke 13
89
No Tgl Tempat Umur Jenis Penolong Penyulit Anak Keadaan
Tahun Partus Hamil Persalina Persalina Kel/ Anak Sek
Partus n n BB
1. 2008 Bidan Aterm Normal Bidan Taa 3200 hidup
2. 20115s Bidan Aterm Normal Bidan Taa 3100 hidup
3 ini
Imunisasi :
√ TT : - Hepatitis
- Lain-lain :
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh selama kehamilan ini :
…SF,B6, B12, fem vit C, Kalk …………………………………………………………….
6 Riwayat penyakit/operasi yang lalu: (jenis penyakit, operasi, dimana dan kapan)
...tidak ada......................
7 Riwayat penyakit keluarga(Ayah, ibu, adik, paman, bibi) yang pernah menderita sakit
- Kanker - Penyakit hati √ Hipertensi - DM - Penyakit ginjal
- TBC - Epilepsi - Kelainan bawaan - Alergi - Hamil kembar
- Penyakit jiwa
- Lain-lain :
8 Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi
- Infentilitas - infeksi virus - PMS - Servisitis kronis - Endrometriosis
- Myoma - Polip servix - Kanker kandungan - Operasi kandungan Perkosaan
-
- Lain-lain : … …… ……………………………………………………….
9 Genogram (bila memungkinkan)
(bila terdapat gangguan pada pola makan minum, hitung secara kuantitas/kualitas di lembar lain)
12 Pola Eliminasi : BAK : 7-8 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
Kelainan/masalah yang ditemukan pada pola eliminasi : susah BAB dan tidak lancar, sering
kencing
13 Pola istirahat :
tidur : .......8.......... jam/hari : Tidur terakhir jam :.......22.00...........Wib
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola istirahat : tidak ada
14 Pola Seksualitas :
Frekuensi : 1 x/minggu
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola seksualitas :
15 RiwayatPsikososial
Psikososial: Penerimaan klien terhadap kehamilan ini :√… Diharapkan - Tidak
diharapkan
Alasan : …………………………..
Social support dari : √ Suami √ Orang tua √ Mertua √ Keluarga lain
Masalah psikososial :
Kekerasan RT : - Fisik - Psikologis - Dan lain lain: tidak ada
16 Perilaku kesehatan :
Penggunaan miras : - Ada √ Tidak
Penggunaan zat adiktif : - Ada √ Tidak
Merokok : - Ada √ Tidak
- Lain-lain :
B DATA OBYEKTIF
\
1 PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
- Lain-lain: …………………………………………………………………..
Abdomen :
- Bekas operasi : - Ada - Lokasi √ Tidak ada
- Striae : - Tidak ada - Livide √ Albikans
- Linia : -s Alba √ Nigra - Fusca
- TFU 29 cm, Letak punggung : kiri , Presentasi : kepala
Penurunan :U
- TBJ : 2.790 gram
- Lain-lain
4 ASSESSMENT
Diagnosa : G3P2A0H2 hamil 32 minggu , Data pendukung :
Janin tunggal hidup, inra uterin presentasi
kepala
4. Anjurkan pada ibu untuk melakukan 4. Dengan mengajarkan pada ibu senam
senam hamil hamil ibu tahu tentang manfaat senam
hamil
.
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi 5. Dengan menganjurkan ibu makan
makanan yang bergizi makanan yang bergizi maka ibu
memperoleh asupan gizi bagi ibu dan
bayi.
6. Jelaskan kepada ibu tentang cara 6. Dengan memberikan obat penambah
mengkonsumsi tablet fe darah untuk dikonsumsi selama
kehamilan diharapkan dapat mencegah
anemia dan janin selalu sehat
7. Diskusikan pada ibu tentang tanda-tanda
7. Dengan mendiskusikan tanda-tanda
bahaya TM 3
bahaya TM 3 ibu dapat mengetahui
tanda bahaya seperti titik2 sakit kepala
yang hebat pada muka dan kaki,
penglihatan kabur dan lain sebagainya
8. Diskusikan dengan ibu tentang tanda-
8. Dengan mendiskusikan tanda-tanda
tanda persalinan
persalinan ibu dapat mengerti apa saja
tanda-tanda persalinan seperti keluar
lendir bercampur darah di perut bagian
bawah menjalar ke pinggang dan ada
keinginan untuk meneran
9. Diskusikan kepada ibu tentang persiapan 9. Dengan mendiskusikan kepada ibu
persalinan tentang persiapan persalinan ibu dapat
mengerti apa saja yang harus
dipersiapkan sebelum persalinan
10. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 10. Dengan melakukan kunjungan ulang
yaitu satu minggu kemudian dapat memantau kesehatan ibu dan janin
serta dapat mendeteksi kesehatan
6. PELAKSANAAN
89
memberikan pengetahuan serta solusi terhadap
90
keluhan ibu serta mengatasinya
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi terutama makanan
yang mengandung serat
Rasionalisasi : Dengan memberikan konseling
tentang pelaksanaan keluhan ibu dapat
memberikan pengetahuan serta solusi terhadap
keluhan ibu serta mengatasinya
6. Menjelaskan kepada ibu tentang cara
mengkonsumsi tablet fe
Rasionalisasi : Dengan memberikan obat
penambah darah untuk dikonsumsi selama
kehamilan diharapkan dapat mencegah anemia
dan janin selalu sehat
7. Mendiskusikan pada ibu tentang tanda-tanda
bahaya TM 3
Rasionalisasi : Dengan mendiskusikan tanda-
tanda bahaya TM 3 ibu dapat mengetahui
tanda bahaya seperti titik2 sakit kepala yang
hebat pada muka dan kaki, penglihatan kabur
dan lain sebagainya
8. Mendiskusikan dengan ibu tentang tanda-
tanda persalinan
Rasionalisasi : Dengan mendiskusikan tanda-
tanda persalinan ibu dapat mengerti apa saja
tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir
bercampur darah di perut bagian bawah
menjalar ke pinggang dan ada keinginan untuk
meneran
9. Mendiskusikan kepada ibu tentang persiapan
persalinan
Rasionalisasi : Dengan mendiskusikan kepada
ibu tentang persiapan persalinan ibu dapat
mengerti apa saja yang harus dipersiapkan
sebelum persalinan
10. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan
senam hamil
Rasionalisasi : Dengan mengajarkan pada ibu
senam hamil ibu tahu tentang manfaat senam
hamil
11. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang
yaitu satu minggu kemudian
Rasionalisasi : Dengan melakukan kunjungan
ulang dapat memantau kesehatan ibu dan janin
serta dapat mendeteksi kesehatan
Evaluasi
1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu telah mengetahui tentang penatalaksanaan
keluhan yang dialaminya
3. ibu telah mengerti tentang pentingnya
manfaat makan makanan yang bergizi dan
yang terutama yang mengandung serat
4. Ibu telah mengerti tentang cara mengkonsumsi
tablet fe
5. Ibu telah mengerti tanda bahaya kehamilan
TM 3, seperti perdarahan pervaginam gerakan
janin bertambah atau berkurang ketuban pecah
sebelum waktunya, pandangan kabur
6. Ibu telah mengetahui tanda-tanda persalinan
7. cara mengetahui apa saja persiapan persalinan
8. Ibu mengerti manfaat senam hamil
9. Ibu telah mengerti dan mau melakukan
kunjungan ulang yaitu satu minggu kemudian
Atau jika ada keluhan
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN (INC)
S : Data Subyektif
Ibu datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang dengan disertai keluar lendir
bercampur darah
O : Data Obyektif
K/U : Baik
TD: 110/70
N : 80
P : 20
S : 36.5
His : +
Ket : +
L1 : 32 cm
L2 : Pu-ki
L3 : Preskeb
L4 :V
PD : 6 cm
A : Asessment
G3P2A0H2 Inpartu Kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala
Masalah :
Ibu merasa cemas
Kebutuhan
Asuhan Sayang Ibu
112
PERENCANAAN
113
senyaman mungkin senyaman mungkin untuk
mengurangi efek rasa
nyeri pada ibu dan tetap
memperhatikan posisi
yang baik dalam
penurunan kepala bayi.
6) Pantau kemajuan 6) Dengan partograf
persalinan dengan memudahkan dalam
partograf pengambilan keputusan
klinis dan rencana tindakan
selanjutnya terjadap klien.
7) Siapkan alat-alat, obat- 7) Ibu sudah berada pada fase
obatan serta keperluan aktif kala I yaitu pembukaan
ibu dan bayi 8 cm dan kemajuan
persalinan juga baik
sehingga perlu dilakukan
persiapan untuk pertolongan
persalinan ibu.
CATATAN PELAKSANAAN
Diagnosa/masalah : G3P2A0H2 Inpartu Kala I fase aktif janin tunggal hidup intrauterine
presentasi kepala
TANGGAL / S O A P
PKL
Kala II
Pukul :02.00 Ibu 1) Kepala bayi tampak di vulva 5-6 cm
PD : 10 Cm
WIB mengataka 2) Tahan perineum menggunakan tangan
n nyeri
kanan dengan doek steril
perut yang
semakin 3) Tangan kiri menahan puncak kepala
kuat dan 4) Setelah kepala bayi lahir periksa adakah
rasa ingin lilitan tali pusat
BAB 5) Jika tidak ada lilitan tali pusat lanjutkan
meletakan tangan secara biparietal
6) Melahirkan bahu anterior dengan
membawa bayi kearah perineum,
lahirkan bahu posterior dengan
membawa bayi kearah simpisis
7) Menyanggah kepala dan leher bayi
dengan tangan kanan
8) Tangan kiri menelusuri bahu sampai
bokong kaki lahir
12-12-2020
00.05 WIB 145 X/i (+) 6 cm H III 4x10’ 100/70 80 20 36,5 ± 200
40’’ ml
-
LAPORAN PERSALINAN
Nama : Ny. SP
Umur : 38 th
Ibu datang : Pukul 00.05 WIB Tgl : 12-12-2020
Keluhan : Ibu datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah menjalar kepinggang
dengan disertai keluar lendir bercampur darah
12-12-2020
Kala I Melakukan pemeriksaan dengan hasil
00.05 WIB K/U: baik, TD: 110/70 mmHg, S: 36,50C, N: 80 x/menit, P:20x/i,TFU : 32 Cm, DJJ :
145, PD: 6 cm
Kala II Terdapat tanda gejala Kala II, adanya dorongan ingin meneran adanya tekanan pada
02.00 WIB anus, perineum menonjol,ulva dan anus membuka,pembukaan lengkap, penurunan
0/5, persio tidak teraba, DJJ =143 x/mnt, Kepala crowning 5-6 cm dari vulva, ibu
dipimpin meneran , tangan kanan menahan perineum, tangan kiri menahan puncak
kepala, lahirkan berturut-turut UUK, UUB, dahi, hidung, muka, periksa adanya lilitan
tali pusat , tangan secara biporietal melahirkan bahu anterior dengan membawa bayi
kearah simpisis, tangan kanan menyanggah kepala dan leher bayi, tangan kiri
menelusuri bahu sampai bokong dan kaki lahir
BBL Bayi lahir normal segera menangis, mengeringkan dan menghangatkan bayi
02.23 WIB diletakkan diatas perut ibu, dengan memiringkan kepala bayi agar cairan yg ada
dimulut bayi bisa keluar dengan sendirinya, palpasi abdomen ibu untuk memastikan
tidak ada janin kedua, menyuntikkan oksitosin 10 U/IM paha atas ibu bagian luar,
periksa denyutan pada talli pusat dan pastikan sudah berkurang atau tidak ada,
kemudian klem tali pusat ±3-5 cm dari pangkal tali pusat, lalu klem dan potong tali
pusat, ikat tali pusat bayi, meletakan bayi tengkurap diantara kedua payudara ibu
untuk dilakukan IMD, selimuti ibu dan bayi diantara kedua klem, setelah itu anjurkan
ibu untuk segera melakukan IMD pada bayinya.
Kala III Memindahkan klem 5-6 cm dari vulva, melihat tanda pelepasan plasenta. Semburan
02.35 WIB darah mendadak, tali pusat memanjang dan perubahan pada uterus, melakukan PTT
dengan tangan kanan, tangan kiri menekan korpus uteri kearah dorso cranial saat
plasenta tampak di vulva, sambut dan putar plasenta searah jarum jam hingga selaput
plasenta terpilin. Plasenta dan selaput lahir, lakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta dengan kassa steril dan massase fundui ibu
BBL
BB : 3000 gr
JK : Laki-Laki
PB : 48 cm
Anus : (+) Cacat : (–)
Lahir Pukul 02.23 WIB
Tanggal 12-12-2020
FORMAT PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN POST PARTUM
S : Data Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya mules
2. ASI belum keluar.
3. Ibu masih cemas takut tidak bisa menyusui bayinya
O : Data Obyektif
- Tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
S : 36,50C
N : 80x/i
R : 24x/i
A : Asessment
6 jam
P3 A0 H3 post partum 2 jam
Masalah :
1. Ibu mengatakan perutnya mules
2. ASI belum keluar.
3. Ibu masih cemas takut tidak bisa menyusui
bayinya Kebutuhan : KIE
102
PERENCANAAN
2. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan rasa 2. Agar ibu tidak cemas dengan
mules yang ibu alami keluhannya bahwa rasa mules yang ibu
alami merupakan hal yang normal,
karena rahim yang keras dan mules
berarti rahim sedang berkontraksi yang
dapat mencegah terjadinya perdarahan
pada masa nifas
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya 4. ASI memberikan nutrisi optimal pada
dan mengajarkan ibu cara menyusui bayi baru lahir dan memberikan
yang benar perlindungan terhadap infeksi dan
membantu mempercepat proses involusi
uterus
6. Jelaskan tanda bahaya pada ibu nifas 6. Mengetahui tanda bahaya saat masa
nifas dapat membantu ibu yang baru
melahirkan dan orang di sekeliling untuk
lebih berhati-hati jika mengalami atau
melihat anda bahaya disarankan untuk
segera ke petugas kesehatan
7. Jelaskan kebutuhan pemenuhan nutrisi 7. Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan
ibu pada masa nifas untuk pemulihan kondisi kesehatan
setelah melahirkan cadangan tenaga
serta untuk memenuhi produksi asi
8. Memberikan penjelasan tentang personal 8. Dengan dilakukannya personal hygiene
hygiene dapat mencegah ibu dari resiko infeksi
masa nifas
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan rasa mulas yang ibu alami
merupakan hal yang normal karena rahim yang keras dan mules
berarti rahim sedang berkontraksi yang dapat mencegah terjadinya
perdarahan pada masa nifas.
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan
mengajarkan ibu cara menyusui yang benar yaitu dagu bayi
menempel pada payudara ibu mulut bayi terbuka lebar dan
menutupi areola mamae. Seluruh badan bayi tersangga dengan
baik tidak hanya kepala dan leher
5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti miring ke kanan
dan kiri agar dapat memperlancar pengeluaran lochea
mempercepat involusi alat kandungan, memperlancar sirkulasi
darah membantu proses pemulihan.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti demam tinggi keluar
cairan yang busuk pada kemaluan, sakit kepala hebat, oedema,
kejang, payudara merah dan bengkak
7. Memberitahu ibu tentang gizi yang seimbang agar kebutuhan bayi
dan masa laktasi bisa terpenuhi seperti makan sayuran buah-
buahan, ikan dan minum susu dan zat gizi yang banyak untuk
membantu melancarkan produksi asi
8. Memberitahu ibu tentang personal hygiene agar ibu terhindar dari
resiko infeksi masa nifas
9. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang nifas selanjutnya
10. Melakukan pendokumentasian semua asuhan yang diberikan
EVALUASI
109
- Dukungan membantu mempercepat proses involusi uterus
moril
Evaluasi :
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mengetahui tentang kebutuhan
gizi ibu menyusui dan bersedia
makan-makanan bergizi.
Evaluasi :
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu mengetahui tentang kebutuhan
gizi ibu menyusui dan bersedia
makan-makanan bergizi.
Komplikasi kehamilan
Pre eklampsia Perdarahan Ante Lain-lain : tidak ada
Partum Riwayat psikososial
Anak diharapkan : ya tidak, alasan
Bonding : ya tidak, alasan
Pemberian ASI : Segera setelah kelahiran
Nutrisi
ASI PASI Jumlah cc Lain-lain
Eliminasi
BAK : 3x/24 jam (ganti popok) segera setelah lahir belum tidak ada
Lain-lain
BAB : 1 x/24 jam mekonium cair-cair lembek padat
Kuning keju Kuning kehijauan lain-lain
Istirahat/tidur/aktivitas
Nyenyak menangis keras merintih sering menangis melengking
4. DATA OBYEKTIF (PEMERIKSAAN FISIK )
Keadaan Umum :
Tingkat kesadaran : lemah lethargie
Tanda-tanda vital : P P : 26 x/mnt N : 120x/.mnt S:36,6 0C
BB sekarang : 3000 Kg Turgor : baik kurang jelek
Kulit : normal sianosis pucat jaundice, hari
ke Keriput mengelupas lain-lain
Tanda lahir : tidak ada
oLanugo : tidak ada sedikit banyak
oFerniks kaseosa : tidak ada sedikit banyak
oRambut kepala : bersih kotor kaptut suksedaneum sefalhema
oFontanela anterior : lunak datar menonjol cekung
Lingkar kepala : 38 cm lain-lain
Mata : normal kelainan bentuk
Secret berlebihan perdarahan/sekhimosis, lokasi
Seklera ikterik
Muka : tdk. Tanpak kelainan paralysis,lokasi
Sembab kebiruan ikterik
Hidung : tdk. Tanpak kelainan asimetris lain-lain
Mulut : Mukosa : lembab kering lain-lain
Refleks :
Mencari : kuat lemah tidak ada
Mengisap : kuat lemah tidak ada
Menelan : kuat lemah tidak ada
5. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak dilakukan
SUMBER DATA
Ibu lain-lain : -
CATATAN (hal-hal lain yang perlu dicatat, tetapi belum tercantum di format)
S : Data Subjek
1. Ibu mengatakan baru melahirkan 4 hari yang lalu
2. Ibu mengatakan tidak mau hamil lagi untuk sementara waktu
O : Data Obyektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. TD : 110/80 mmHg
3. RR : 20x/i
4. S : 36,50C
5. TB : 154 cm
6. BB : 60 Kg
7. Ibu menyusui
A ; Asessment
Ibu calon akseptor KB Suntik
Masalah :
- Ibu mengatakan tidak ada keluhan
- Ibu mengatakan masih bingung memilih kontrasepsi
Kebutuhan :
- KIE
125
PERENCANAAN
D
NAMA &
TANGGAL/ DIAGNOSA/
PERENCANAAN PARAF
Pkl. MASALAH
15-12-2020 / Ibu calon akseptor 1. Lakukan informed consent
08.30 Wib KB Suntik Rasionalisasi : agar memperoleh
persetujuan atas tindakan yang akan
dilakukan
2. Lakukan pemeriksaan TTV dan
pemeriksaan fisik pada ibu
3. Rasionalisasi :agar mengetahui
keadaan ibu saat ini.
4. Bantu ibu untuk merencanakan
pemilihan ALKON dengan APBK
5. Jelaskan kembali efek samping dari
KB suntik
6. Rasionalisasi : agar ibu mengetahui
efek samping dari KB suntik dan ibu
tidak khawatir apabila mengalami efek
samping
7. Berikan dukungan emosional pada ibu
dan keluarga
8. Rasionalisasi : agar ibu tidak ragu
akan pilihan jenis kontrasepsinya
9. Buat janji temu untuk pelaksanaan
penyuntikkan KB suntik
10. Rasionalisasi : agar ibu mengetahui
jadwal suntik pasca melahirkan
TANGGAL / CATATAN PELAKSANAAN NAMA &
Pkl. PARAF
1.Melakukan informed consent
15-12-2020 /
2.Melakukan pemeriksaan TTV dan pemeriksaan fisik pada ibu
08.30 Wib
3.Memantu ibu untuk merencanakan
pemilihan ALKON dengan APBK
4.Menjelaskan kembali efek samping dari KB sunti
5.Memberikan dukungan emosional pada ibu dan keluarga
6.Membuat janji temu untuk pelaksanaan penyuntikkan KB
suntik
EVALUASI
129
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kehamilan
1. Pengkajian
menyeluruh. Data dasar ini meliputi riwayat, pemeriksaan fisik, melihat catatan
dan kondisi sosial ekonomi. Pengkajian tentang identitas ibu dan suami (nama,
umur, pekerjaan, agama, suku dan alamat) penting dilakukan karena menurut
ekonomi yang harus kita ketahui, misalnya untuk menentukan anjuran anjuran
apa yang akan diberikan. Umur juga meupakan hal yang penting karena ikut
menetukan prognosis kehamilan. Apabila umur terlalu lanjut atau terlalu tua
susah BAB dan sering kencing. Menurut Dewi (2011:151) menanyakan keluhan
mata ingin periksa hamil dan keluhan/masalah lain yang dirasakan. Keluhan
130
penting ditanyakan karena dapat membantu untuk mengetahui klien dalam
keadaan normal atau tidak serta mencegah terjadinya komplikasi dann dapat
hamil muda adalah mual, pinggang sakit, pusing dan masalah pada kehamilan
trimester III yaitu sering kencing, susah BAB dan nyeri punggung. Menurut
Dewi (2011:151) bertujuan untuk menetukan usia kehamilan dengan tepat dan
dapat merencanakan tindakan awal tentang keluhan kehamilun yang basa terjadi
untuk membantu mengelolah asuhan pada kehamilan ini (konseling khusus, tes,
(2014:141) yang terdiri dari pemeriksaan kepala, muka, mata, leher, dada, dan
pemeriksaan umum yang meliputi keadaan umum, tinggi badan, berat badan
seblum hamil, dan sesudah hamil, LILA dan tanda-tanda vital. Selama
kehamilan Ny. SP mengalami kenaikan berat badan normal adalah 7-10 kg.
apakah ibu kekurangan B1, bila refleks lutut negatif kemungkinan klien
hamil dianjurkan untuk pemeriksaan antenatal sebanyak 4 kali yaitu 1 kali pada
kehamilan normal. Kehamilan ini dikatakan normal karena usia kehamilan tidak
lewat dari 42 minggu, janin tunggal hidup, intauterin, dan presentasi kepala.
dan usus besar Relaksasi pada usus halus sehingga penyerapan makanan
menjadi lebih maksimal. Relaksasi juga terjadi pada usus besar sehingga
penyerapan air menjadi lebih lama. Peningkatan sensitivitas kandung kemih dan
pada tahap selanjutnya merupakan akibat kompresi pada kandung kemih. Pada
trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari panggul sejati
bergeser kearah atas. Kongesti panggul pada masa hamil ditunjukan oleh
mukosa kandung kemih mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat
menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih mencapai 1500 ml.
Pada saat yang sama, pembesaran uterus menekan kandung kemih,menimbulkan
rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya terisi sedikit urine.
atau kompresi akar saraf. Struktur ligamentum dan otot tulang belakang bagian
punggung.
Tidak ada diagnosa potensial pada Ny. SP karena Ny. SP dalam kondisi
fisiologi kehamilan.
Tidak ada penanganan tindakan segera pada Ny. SP karena tidak ada kasus
bahaya kehamilan, seperti pendarahan pervagina, sakit kepala yang berat dan
penglihatan kabur.
yang berat, penglihatan kabur, bengkak diwajah, dan jari-jari tangan, keluar
cairan pervagina, gerakan janin tidak terasa, dan nyeri abdomen yang hebat.
Tanda bahaya kehamilan trimester III ini sangat penting untuk diketahui ibu,
sehinggs ibu mengerti apa yang harus ia lakukan apabila mengalami salah satu
Anjurkan ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil, ibu hamil wajib mengikuti
kelas ibu hamil karena kelas ibu hamil. Menurut Kemenkes (2011:2) bertujuan
Kemenkes RI (2015:87) untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil
harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan
trimester III seperti nyeri ligment dan punggung, sakit kepala, keletihan, varises,
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), cairan lendir
pengeluaran air ketuban yang terjadi secara spontan (selaput ketuban pecah).
Memberi tahu ibu dan keluarga tentang hal-hal yang harus dipersiapkan
karena keinginan untuk memberikan ASI adalah faktor yang sangat penting
untuk kebersihan menyusui, dan salah satu penyuluhan dan dianjurkan adalah
Jelaskan pada ibu bahwa proses kelahiran sudah dekat biasa 2 minggu lebih
cepat dan bisa juga 2 minggu lebih lambat dari taksiran persalinan. Menurut
diberitahu bahwa ibu mungkin tidak akan melahirkan pada tanggal yang tepat
hingga 14, baik lebih awal maupun lebih lambat dari taksiran partus, dan kisaran
pertumbuhan janin.
6. Pelaksanaan
telah dibuat sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Menurut Varney
aman.
7. Evaluasi
dapat menjelaskan kembali materi yang dberikan bidan dari perencanan dan
B. Persalinan
1. Pengkajian
Pengkajian sudah ada tanda-tanda inpartu seperti nyeri perut bagian bawah
(2010:196) tanda-tanda inpartu diantaranya adalah adanya rasa sakit oleh adanya
his yang datangg lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah
(show) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, kadang-
berlangsung hampir atau hingga 12 jam dan fase aktif 1 cm perjam (nulipara
kesenjangan antara teori da praktik, hal ini normal karena dipantau memalui
Kala II berlangsung 23 menit dari kepala crowing sampai bayi lahir spontan,
menurut Saifudin kala II berlangsung selama 1 jam pada primipara dan 3 jam
pada multipara. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan hal dikarenakan oleh
beberapa faktor seperti paritas (multipara), his yang adekuat, faktor janin dan
faktor jalan lahir sehingga terjado proses pengeluaran janin yang lebih cepat.
terkendali dan masase fundus uteri. Plasenta lahir berlangsung 7 menit setelah
bayi lahir. Menurut Saifudin (2006:101) kala III dimulai segera setelah bayinya
vital batas normal, tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir 2 jari dibawah pusat,
tinggi fundus, kandung kemih, darah yang keluar, kontraksi, dan kandung kemih.
Persalinan dimulai dari tahap kala I, II, dan III dengan diagnose G3P2A0.
dengan persalinan normal, Hal ini sesuai dengan daftar nomenklatur kebidanan.
Pada kala 1, II, dan III keluhan yang muncul yaitu mules-mules serta keluar
Tidak ada masalah potensial pada Ny. SP karena masalah yang muncul
seperti nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang, dan keluar lendir
Tidak ada penangan tindakan segera pada Ny. SP karena tidak ada kasus
jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. Menurut Saifudin (2010:44)
bayi.
Anjurkan ibu untuk tetap makan dan minum. Menurut JNPK-KR (2013:53)
makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan memberi
dan membuat kontraksimenjadi tidak teratur dan kurang efektif. Anjurkan pada
diantara 2 his serta tidur memiring kekiri. Menurut JNPK-KR (2013:82) tidur
miring kekiri dapat membantu perbaikan posisi oksiput yang melintang untuk
berptitar menjadi posisi oksiput anterior. Siapkan ruangan, alat, dan obat-obatan.
perlu disiapkan ruangan yang bersih dan hangat, pastikan kelengkapan jenis dan
jumlah alat-alat dan obat-obatan dalam keadaan siap pakai pada setiap
posisi meneran yang nyaman untuk ibu. Menurut JNPK-KR (201380) bantu ibu
nmencari posisi meneran yang paling nyaman dan efektif. Ibu dapat mengubah-
ubah posisi secara teratur karena hal ini dapat membantu kemajuan persalinan.
dinilai dan dicatat secara seksama dalam partograf seperti denyut jantung janin,
frekuensi dan lamanya kontraksi uterus, nadi setiap 30 menit dan pembukaan
serviks, penurunan bagian bawah janin, tekanan darah dan temperatur tubuh
setiap 4 jam.
Pastikan adanya tanda dan gejala kala II. Menurut JNPK-KR (2013:75)
tanda dan gejala kala II seperti merasakan ingin meneran, adanya peningkatan
pada rectum dan vagina, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani dan
membuka serta mengeluarkan lendir bercampur darah. Memakai pelindung diri,
Meminpin ibu untuk meneran sambil memberi dukungan dan pujian pada
ibu, menolong persalinan kala II melahirkan bayi. Setelah tanpak kepala bayi
dengan diameter 5-6 cm membuka vulva tanan kana menahan perineum dengan
kain bersih dan kering. Tangan kiri menahan puncak kepala bayi untuk menanan
Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas sepat dan dangkal.
Setelah kepala bayi lahir dengan lembut, menyeka muka, mulut dan hidung bayı
dengan kain atau kasa yang bersih. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat,
menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan.
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayı secara
menarik kepala bayi kea rah perineum untuk melahirkan bahu anterior dan
menyelipkan jari telunjuk diantara ke 2 tungkai kaki bayi lalu meletakkan diatas
perut ibu.
kuat atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak kesulita. Keringkan
bayi mulai dari muka, kepala dan bagian lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah basah dengan handuk atau kain
plasenta akan dilahirkan. Memeriksa fundus untuk memastikan apakah ada janin
kedua atau tidak, melakukan manajemen aktif kala III. Menurut JNPK-KR
manajemen kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu pemberian oksitosin
dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan peregangan tali pusat, dan
10 unit IM pada bagian atas paha bagian luar dalam satu menit pertama bayi
lahir. Oksitosin merangsang fundus uteri untuk bekontraksi dengan kuat dan
kehilangan darah.
(2013:89) setelah bayi lahir gunakan klem DTT untuk melakukan penjepitan tan
pusat dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut bayi. Dari titik jepitan,
tekan tali pusat dengan 2 jari, kemudian dorong-dorong ii tali pusat kearah ibu,
setelah itu lakukan penjepitan kedua dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan
pertama. Pegang tali pusat diantara ke dua klem tersebut, memotong tali pusat
Melakukan inisiasi menyusu dini dengan cara meletakkan bayi diatas dada
ibu secara tangkurap dan kepala bayi berada diantara kedua payudara ibu.
untuk membina emosional antar ibu dan bayi. Anjurkan ibu memeluk bayinya
dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat dklem dan dipotong.
cara pindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva, letakkan tangan
yang lain pada abdomen ibu tepat diatas simfisis pubis. Gunakan tangan ini
penegangan pda tali pusat, setelah terjadi kontraksi yang sangat kuat tegangkan
tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain menekan uterus.
tanda pelepasan plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat
memanjang dan semburan darah mendadak, pada saat plasenta terlihat pada
introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat ke atas dan
pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut puter plasenta hingga
Melakukan masase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri sehingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras) kemudian mengajarkan kepada ibu dan
keluarga untuk melakukan sendiri, masase fundus uterí sudah di lakukan dan
fundus uteri stelah plasenta lahir dengan cara letakkan telapak tangan pada
fundus uteri. Periksa uterus setelah 1 hngga 2 menit untuk memastikan uterus
berkontraksi.
Memeriksakan jalan lahir dan robekan. Menurut JNPK-KR (2013:138)
setelah plasenta lahir perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserast
atau robekan perineum dan vagiana. Melakukan penjahitan pada luka robeka
pada jalan lahir. Menurut JNPK-KR (2013:151) tujuan menjahit laserasi adalah
untuk menyatuka kembali jaringa tubuh dan mencegah kehilangan darah yang
tidak perlu. Berikan anetesia lokal pada setia ibu yang memerlukan penjahitan
Membersihkan ibu dari darah dengan menggunakan air DTT dan melakukan
dekontaminasi tempat tidur dengan larutan clorin dan merendam alat- alat bekas
pakai saat pertolongan persalinan dalam larutan 0,5 % selama 10 menit. Menurut
dikontaminasikan alas plastik, tempat tidur dan matras dengan larutan clorin
0,5% keudian cuci denga deterjen dan bilas dengan air bersi lalu keringkan
kandung kemih, dan perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama postpartum
dan setia setiap 30 menit pada jam ke 2 post partum. Menurut JNPK-KR
(2013:139) sebagian besar kejadian kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan
oleh perdarahan pasca persalian terjadi selama 4 jam pertama setelah kehiran
bayi.oleh karena itu jika pemantau TTV, kontraksi uterus, dan kandung kemih
masih dalam batas normal setelah 2 jam pertama pasca persalinan mungkin ibu
Mengajarkan ibu cara masase fundus uteri agar tidak terjadi atonia uteri
yaitu dengan cara meletakkan tepalak tangan di fundus dan melakukan masase
kurang baik, hasilnya ibu dapat melakukan masase fundus uteri. Menurtu JNPK-
KR (2013:130) bahwa segera lakukan masese fundus uteri setelah plasenta lahir.
diminum 3x1. Caviplex 10 tab diminum 2x1. Menjelaskan tanda bahaya setelah
bersalin yaitu perdarahan, sakit kepala hebat, kejang, payudara merah dan
setiap 2 jam sekali di kedua payudara secara bergantian, hasilnya ibu berjanji
pemberian ASI ajarkan ibu cara menyusui yang benar, lalu jelaskan kepada ibu
bahwa membatasi lama bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang
6. Pelaksaan Asuhan
persalinan, pada tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan yang terjadi
7. Evaluasi
diagnosa dan masalah. Evaluasi berdasarkan hasil pengamatan pada kasus klien
seperti klein mengetahui hasil pemeriksaan dlam batas normal dan kondisi janin
dlam keadaan baik. Klien mengerti dan mengikuti setiap anjuran dan bimbingan
yang di berikan. Klien mengerti dan dapat menebutkan tentang informasi yang
di berikan seperti tanda-tanda persalinan, posisi dan teknik meneran yang efektif,
mengatur asupan cairan, nutrisi, pola makan dan istirahat yang cukup.
C. Nifas
1. Pengkajian
Data subjektif dilakukan pengkajian tentang keluhan pasien dan apa yang
dirasakan pasien saat ini. Menurut Dewi (2011:87) pengkajian meliputi data
subjektif seperti keluhan yang dirasakan ibu saat ini untuk mengetahui adakah
keluhan ibu dalam pemenuhan kebutuhan masa nifas ibu dan perawatan bayi
sehari-hari.
masa nifas. Menurut Dewi (2011:87) yang terdiri dari pemeriksaan keadaan
untuk memastikan tekanan darah, suhu, nadi, dan pernapasan dalam batas
mengtahui tinggi fundus dan kontraksi uterus ibu, kandung kemih, genitalia dan
infeksi, kebersihan perineum dan hemoroid pada anus, ekstremitas bawah serta
partum untuk mengkaji kehilangan darah pada saat melahirkan. Bila dilakukan
secara lengkap maka seandainya beresiko dapat di deteksi secara dini, maka
semakin lengkap pemeriksaan nifas semakin kecil resiko dan deteksi dini
Dewi (2011:4) yang mengatakan bahwa pada kebijakan nasional mass nifas
ibu dan adanya komplikasi. Saat-saat penting untuk kontak ibu dala masa
postpartum di tentukan mulai saat kunjungan awal yaitu 2-6 jam postpartum,
kunjungan kedua 2-6 hari postpartum, kunjungan ketiga 2-6 minggu postpartum
dan fisiologi dalam masa nifas ini terjadi sangat jelas dan dianggap normal.
Selama kunjungan nifas, beberapa masalah yang dialami seperti, perutnya masib
mmginformasikan ibu bahwa masa mules yang ibu rasakan meupakan hal wajar
dalam proses involusi uterus. Menurut Maryunani (2009:8) kontraksi uterus
meningkat secara bermakna setelah bayi keluar, yang perkirakan terjadi sebagai
yang kurang lancar merupakan hal yang wajar. Menurut Maryunani (2009:51)
prolaktin tetap tinggi sehingga merangsang alveoli untuk membuat air susu.
Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan ASI belum keluar pada hari
pertama setelah persalinan seperti kelelahan rasa nyeri dan kecemasan pada ibu.
Tidak ada penanganan tindakan segera pada Ny. SP karena tidak ada kasus
kegawat daruratan pada Ny. SP yang memerlukan tindakan segera pada masa
nifas.
(2009:6) tentang peruubahan fisiologi asa nifas seperti perubahan pada uterus,
pda sistem endoktrin, dan perubahan berat badan. Beritahu ini tanda-tanda
bahaya masa nifas, seperti perdarahan bertambah banyak, demam lebih dari 2.
hari, keluar cairan berbau, oedema, sakit kepala berat, kejang, payudara merah
beberapa tanda-tanda bahaya yang perlu di perhatikan pada masa nifas ini
seperti demam tinggi, perdarahan yang luar biasa disertai dengan bau yang
busuk, pembengkakan, sakit kepala parah teras mau pingsan, dan payudara
(2011:102) yang mengatakan bahwa setelah proses persalinan penting bagi ibu
Mobilisasi ini penting untuk membatu ibu dalam memperlancar proses involusi
uteri. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimas setiap 2
jam sekali atau setiap bayi menangis di kedua payudara secara bergantian.
Menurut Maryunani (2009:66) tentang pemberian ASI pada bayi minimal 2 jam
bayinya segera setlah lahir sampai 6 bulan tanpa memberikan apapun baik itu air
jam pertama setelah kelahiran hingga 6 bulan kedepan tanpa adanya makanan
memperlancar ASI atau membantu ibu untuk mengatasi rasa tidak nyamanya
melahirkan fisik ibu tentu dalam kondisi yang sangat melelahkan, maka dari itu
istirahat sangat perlu bagi ibu. Jelaskan pada ibu tentang personal hygine,
anjurkan untuk tetap menjaga kebersihan dengan mandi sedikitnya 2 kali sehari,
Menurut Saifuddin (2009:129) tentang alat kontrasepsi yang ibu pilih untuk ibu
portpartum seperti IUD, impalan, suntik 3 bulan, mini pil, dan kondom.
bayinya sangatlah penting. Hal ini di perlukan agar ibu dapat melakukan asuhan
baik.
6. Pelaksanaan Asuhan
buat sebelumnya, yang sesuai dengan kebutuhan ibu. Menurut Varney (2007:27)
Perencanaan ini biasa di lakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh
klien atau oleh anggota tim kesehatan lainnya, dalam melaksanakan pada ibu
7. Evaluasi
mengerti, bahkan ibu dapat menjelaskan kembali materi yang di berikan bidan
1. Pengkajian
Pengkajian bayi baru lahir dilakukan secara langsung melalui observasi dan
pemeriksaan fisik. Identifikasi bayi baru lahir telah dilakukan seperti penilaian
kebugaran bayi, apgar skor, menjaga kehangatan suhu tubuh buy. pencegahan
suntik Vit K, salep mata, dan suntikan Hepatitis B telah dilakukan dan tidak di
setelah bayi lahir dilakukan observasi dan pemeriksaan fisik, identifikasi bayi
baru lahir dilakukan seperti penilaian kebugaran bayı, apgar skor, menjaga
melakukan inisisasi menyusui dini, pemberian Vit K, salep mata, dan suntikan
hepatitis B. Memberikan asuhan segera, aman, dan bersih untuk bayı baru lair
penghiapan lendir dari mulut dan hidung bayi, stimulasi bayi dengan mengusap
telapak kaki dan punggung bayi tidak perlu dilakukan bila bayi dapat bernafas
spontan dengan kuat dan menangis. Penghisapan lendir ada baiknya tidak perlu
di lakukan pada bayi batu lahir normal karena karena jika terlalu dalam
Inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi Ny. SP dilakukan kurang dari 1 jam,
lahirkan, bayi diletakkan di dada atau atas perut ibu paling sedikit selama 1 jam
untuk member kesempatan pada bayi mencari dan menemukan putting susu
ibunya. Kemungkinan jika tidak di lakukan IMD akan terjadi perdarahan pasca
salin karena menyusui bayi segera setelah lahir merangsang uterus, mencegah
perawatan tali pusat pada Ny. SP dengan menggunakan kassa kering dan steril
tanpa alkohol dan betadin, terdapat kesenjangan dengan treori menurut JNFKE
KR (2013:99) tentang jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau
normal segera menangis setelah lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan
menangis spontan setelah lahir. Tidak di temukan masalah pada bayi baru lahir.
Tidak ada penanganan tindakan segera pada By. Ny. SP karena tidak ada
kasus kegawat daruratan pada By. Ny. SP yang memerlukan tindakan segera.
dilakukan seperti menjelaskan kepada ibu dan suami hasil pemeriksaan bahwa
bayi saat ini dalam keadaan baik. Menurut Saiffudin (2010:44) mendapatkan
terjadi pada yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera di keringkan
(2013:100) memulai pemberian ASI sedini mungkin dan eksklusif. Bayi baru
lahir harus mendapatkan ASI dalam waktu 1 jam seteelah lahir untuk membina
emosional antara ibu dan bayi. Anjurkan ibu memeluk bayinya dan mencoba
Menimbang berat badan, mengukur panjang badan bayi, lingkar kepala dan
lingkar dada bayi. Menurut JNPK-KR (2013:98) bahwa bayi baru lahir cepat
terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain. Melakukan perawatan tali pusat
dengan menggunakan kassa kering dan steril tanpa alkohol dan betadin, terdapat
membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau
sebelah kiri (1/3 distal anterior) dan setelah 1 jam injeksi HB0 secara IM dipaha
sebelah kanan (1/3 distal anterior). Menurut JNPK-KR (2013:106) bahwa semua
sebelah kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan pada bayi baru lahir
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir.
Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap
(2008:897) baru lahir seperti bayi lesu, tidak mau menyusu, tidak berkemih 24
mengeluarkan pus, suhu bayi dibawah 36 derajat celcius atau diatas 37 derajat
celcius, dan dan bagian putih mata bayi berwarna tampak kuning, coklat atau
jam pertama, tidak defekasi 48 jam, tali pusat mengeluarkan bau tidak enak atau
persik.
6. Pelaksanaan Asuhan
Menurut JNPK-KR (2013:95-98) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi
7. Evaluasi
pengamatan dan pemeriksaan pada bayi Ny. SP dalam batas normal dan kondisi
baik. Bayi Ny. SP telah di berika salep mata, injeksi vitamin K, imunisasi
1. Pengkajian
mengumpulkan data dasar yang menyeluruh. Data dasar ini meliputi pengkajian
dan meninjau data laboratorium serta membandingkan nya dengan data studi.
adalah untuk menentukan bahwa calon akseptor dalam keadaan hamil atau tidak,
efek samping kontrasepsi suntik 3 bulan perlu dikaji untuk mengetahui apakah
pasien pernah menderita atau menderita suatu penyakit. Menurut Saifuddin dkk
ketahui penyebabnya, tidak dapat menerima efek samping seperti haid, terutama
amenorea, riwayat atau penderita kanker payudara, dan diabetes mellitus disertai
bulan.
kontrasepsi efektif ini terdiri dari pil, suntik, AKBK, dan AKDR.
KB lain.
bulan seperti gangguan siklus haid, permasalahan berat badan, tidak menjamin
suntikan 3 bulan. Menurut APBK (2007:SP5) bahwa setelah ibu sudah siap
untuk memakai suntik 3 bulan siapak tempat, alat dan obat untu penyuntikan,
dan melakukan penyuntikan di bagian bokong setelah itu jangan mengusap area
penyuntikan. Pada tahap ini belum dilakukan karena klien masih dalam masa
6. Pelaksanaan Asuhan
rencana asuhan dilaksanakan secara efesien dan aman. Perencanaan ini bisa di
lakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien atau oleh anggota
disesuaikan dengan kondisi ibu. Pada tahap ini belum dilakukan karena klien
masih dalam masa nifas hari ke 4, tetapi penulis merencanakan janji temu untuk
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pengkajian
presentasi kepala
presentasi kepala
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Rencana Tindakan
f. Pelaksanaan Tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan dalam masa
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada Ny. SP dimulai pada masa kehamilan trimester
2. Persalinan
a. Pengkajian
Pengkajian persalinan telah dilakukan sesuai dengan teori karena tidak ada
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Rencana Tindakan
f. Pelaksanaan
kebutuhan ibu.
Asuhan yang diberikan pada Ny. SP dimulai dari kala 1 persalinan,kalaII dan
tindakan.
3. Nifas
a. Pengkajian
dengan teori
ke 4
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Rencana Tindakan
kebutuhan klien
f. Pelaksanaan
Asuhan yang diberikan pada Ny. SP pada masa nifas, dapat dilakukan dan di
mengerti.
a. Pengkajian
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Rencana Tindakan
Rencana asuhan pada bayi baru lahir disusun berdasarkan diagnosa masalah
f. Pelaksaan Tindakan
Pada langkah ini penulis melaksanakan semua rencana asuhan dalam bayi
g. Evaluasi
kebutuhan
5. Keluarga Berencana
a. Pengkajian
c. Masalah Potensial
d. Tindakan Segera
e. Rencana Tindakan
f. Pelaksanaan
g. Evaluasi
Asuhan yang diberikan pada Ny. SP pada masa keluarga berencana, dapat
B. Saran
Melengkapi sarana dan prasarana agar pelayanan dapat sesuai dengan standar
3. Bagi Penulis.
(continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.