Anda di halaman 1dari 132

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN SECARA CONTINUITY OF CARE (COC) PADA NY. S


DI PMB BIDAN SARTIKA

TAHUN 2021

Disusun Oleh :

SARTIKA

NIM : 200701129

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

ABDI NUSANTARA JAKARTA

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN SECARA CONTINUITY OF CARE (COC) PADA NY. R


DI PMB BIDAN SARTIKA

TAHUN 2021

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing I
(Tanda Tangan)

NUR SITI YAROH, S.SIT.M.Kes


NIDN 0401017404

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Secara Continuity Of Care (COC) Pada Ny. H Di PMB Bidan Suhernah
Tahun 2021” Dalam penyusunan Laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abadi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi
Nusantara Jakarta.
3. Ibu Nur Siti Yaroh, S.SIT.M.Kes Pembimbing yang telah banyak memberikan
masukan, pengarahan, dan bantuan kepada penulis dalam melakukan perbaikan-
perbaikan untuk ke sempurnaan laporan penulis.
4. Kedua orangtua tercinta, serta keluarga besar yang selalu mendoakan, memotivasi dan
membantu dengan tulus dan kasih sayang serta selalu memberi semangat kepada
penulis.

Dalam penulisan laporan, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga
laporan kasus ini dapat berguna bagi pembaca umumnya dan profesi kebidanan
khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.

Tangerang, 21 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


Lembar Persetujuan............................................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5
A. Asuhan Kebidanan Kehamilan .....................................................................
B. Asuhan Kebidanan Persalinan ......................................................................
C.Asuhan Kebidanan Neonatus.........................................................................
D. Asuhan Kebidanan Nifas ............................................................................
E.Asuhan Kebidanan KB ..................................................................................
BAB III Tinjauan Kasus .................................................................................... 23
A. Kehamilan ....................................................................................................
B. Persalinan .....................................................................................................
C. Bayi Baru Lahir.............................................................................................
D. Nifas..............................................................................................................
E.Kontrasepsi ....................................................................................................
BAB IV Pembahasan .......................................................................................... 31
A. Kehamilan ....................................................................................................
B. Persalinan .....................................................................................................
C. Bayi Baru Lahir.............................................................................................
D. Nifas .............................................................................................................
E.Kontrasepsi ....................................................................................................
BAB V Penutup ................................................................................................... 36
A. Kesimpulan ................................................................................................. 36

iii
B. Saran ............................................................................................................. 36
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin, dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai dengan tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB).
Menurut World Health Organization (WHO) sebanyak 99% kematian ibu
akibat masalah persalinan atau kelahiran yang terjadi di negara-negara berkembang.
Rasio kematian ibu di Negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan
450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup, jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di 9 Negara maju dan 51 negara persemakmuran.
Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
masih tinggi dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka kematian ibu (AKI)
228/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34/1.000 kelahiran
hidup.
Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,
2000) pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu (AKI) menurun sebesar tiga-
perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan angka kematian balita (AKABA)
menurun sebesar 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Berdasarkan hal itu Indonesia
mempunyai komitmen untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi
102/100.000 kelahiran hidup, angka kematian bayi (AKB) dari 68 menjadi 23/1.000,
dan angka kematian balita (AKABA) 97 menjadi 32/1.000 kelahiran hidup pada tahun
2015.
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2011,
angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tercatat 226 orang/100.000 kelahiran hidup.
Angka tersebut lebih rendah dari angka kematian ibu (AKI) di tahun sebelumnya yang
tercatat mencapai diatas 300 orang/100.000 kelahiran hidup. Angka-angka diatas

1
2

menunjukkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi
walaupun dari tahun ke tahun terdapat penurunan. Penyebab langsung kematian ibu
sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan (Survei
Kesehatan Rumah Tangga, 2001). Penyebab langsung kematian ibu adalah
perdarahan 28%, eklampsia 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5 %.
Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis pada
kehamilan 37% dan anemia pada kehamilan 40%.
Kehamilan akan mengalami komplikasi diperkirakan sebesar 20%.
Komplikasi yang tidak tertangani dapat menyebabkan kematian, namun sebagian
besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila ibu segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehatan, tenaga kesehatan melakukan 2prosedur penanganan yang sesuai,
tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini komplikasi, apabila komplikasi
terjadi maka tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan
tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan, proses rujukan yang efektif,
pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna (Kemenkes RI, 2015).
Intervensi yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian dan
kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui peningkatan pelayanan antenatal yang
mampu mendeteksi dan menangani kasus risiko tinggi secara memadai, pertolongan
persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca
persalinan dan kelahiran, pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar (PONED)
dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat waktu oleh
masyarakat yang membutuhkan (Kemenkes RI, 2015).
Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan
yaitu (janin, ketuban dan placenta) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar.
Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh
lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim tapi
masih cukup kecil untuk dapat melalui jalan lahir (Tando, 2012).
Menurut Kepmenkes tahun 2007, bidan merupakan salah satu tenaga
kesehatan yang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan AKI
dan AKB. Bidan mempunyai peran yang sangat penting dengan memberikan asuhan
kebidanan yang berfokus pada perempuan (woman centered care) secara
berkelanjutan (Continuity of Care).
Bidan Praktik Mandiri SARTIKA S.ST. memberikan pelayanan kebidanan
meliputi: pemeriksaan kehamilan (ANC), pertolongan persalinan normal (INC),
3

perawatan masa nifas (PNC), penanganan bayi lahir normal, menerapkan program
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada setiap persalinan normal dengan kondisi bayi yang
baik, imunisasi bayi dan, dan pelayanan keluarga berencana (KB). Dari pelayanan
kebidanan komprehensif yang diperoleh penulis di bidan praktik mandiri tersebut,
maka penulis diharuskan memantau sebuah perkembangan kasus dari seorang ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di bidan praktik mandiri tersebut dengan
pendekatan asuhan kebidanan komprehensif sejak kehamilan (ANC), persalinan
(INC), bayi baru lahir, dan nifas (PNC).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui
“Bagaimana Studi Kasus Asuhan Kebidanan dari Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan
KB Secara Continuity Of Care (COC) Pada Ny. “R” Di PMB Bidan “S”Tahun
2021?”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari melakukan
pengkajian, mendiagnosa, dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan
kondisi pasien, dan dibandingkan teori yang berkaitan dengan Asuhan
Kebidanan pada Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB Secara Continuity Of
Care (COC) Pada Ny. “R”
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiwa mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang
didapatkan dibandingkan teori pada Kasus Asuhan Kebidanan pada
Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB Secara Continuity Of Care
(COC) Pada Ny. “R”
b. Mahaiswa mampu membuat Assesment untuk : 1) menegakkan
mendignosa dan menentukan masalah 2) membuat diagnosa dan
masalah potensial 3) melakukan tindakan segera jika di butuhkan pada
kasus Asuhan Kebidanan pada Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB
Secara Continuity Of Care (COC) Pada Ny.”S”
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan , merasionalisasi
asuhan yang di berikan dan evaluasi pada kasus Asuhan Kebidanan
4

pada Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB Secara Continuity Of Care


(COC) Pada Ny. “R”

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Institusi Pendidikan
Untuk menamba literatur di perpustakaan kampus Asuhan Kebidanan pada
Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB Secara Continuity Of Care (COC)
2. Bagi BPM
Untuk mengkatan pengetahuan tentang bidan dalam memberikan Asuhan
Kebidanan pada Hamil, Bersalin, BBL , Nifas dan KB Secara Continuity Of
Care (COC)
3. Bagi Pasien
Untuk menambah wawasan/informasi sesuai dengan asuhan yang diberikan
oleh bidan dan mendapatkan pelayanan yang optimal.
5
6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional (FOGI), kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum,
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu menurut
calendar internasional. Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 semester, yaitu trimester
kesatu dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu), trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan (28-40 minggu) (Prawirohardjo, 2014).
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengidentifikasikan
adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi dapat menyebabkan kematian ibu.
Macam-macam tanda bahaya kehamilan antara lain (Varney, 2007 dan Kemenkes
RI, 2016):
a. Muntah-muntah dan tidak mau makan
Rasa mual dan muntah dapat terjadi 50-70% ibu hamil. Tetapi jika
keadaan tersebut berlebihan disebut hyperemesis, hal ini 7akan
menghambat asupan gizi pada ibu hamil berkurang shinga kondisi ibu
menjadi lemah, dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin,
oleh karena itu perlu segera ditangani.
b. Demam
Adanya demam menunjukkan adanya infeksi, hal ini berbahaya
bagi ibu maupun janin, olrh karena itu harus segera mendapat pertolongan
dari bidan atau dokter.
c. Bengkak kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala disertai kejang
7

Bengkak disebabkan oleh tekanan yang menghalangi sirkulasi


jaringan. Bengkak biasanya hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan
keluhan fisik yang lain dan bertahan lebih dari 24 jam. Oedema yang
terjadi terutama pada tangan dan wajah, sakit kepala yang hebat
merupakan gejala dari preeklamsi bila disertai hipertensi, sakit epigastrum,
sakit kepala, penglihatan kabur, mual dan muntah. Preeklamsi dapat
berlanjut menjadi eklamsi bila disertai kejang.
d. Pergerakan janin berkurang tak seperti biasa
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum yang baik. Jika ibu tidak merasakan
gerakan janin dalam 12 jam atau sesudah kehamilan 22 minggu,
kemungkinan dapat terjadi solusio plasenta, rupture uteri, gawat janin, dan
kematian janin.
e. Perdarahan pervaginam
Pada awal kehamilan trimester I, perdarahan yang tidak normal
adalah perdarahan yang berwarna merah, banyak, atau disertai nyeri.
Perdarahan ini dapat berarti aborut, kehamilan mola, atau kehamilan
ektopik. Pada kehamilan trimester II dan III, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, jumlahnya banyak, dan kadang tidak disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam itu berarti plasenta previa dan solusio plasenta.
f. Keluar air ketuban
Ketuban seharusnya pecah menjelang persalinan, tetapi jika
ketuban keluar sebelum ibu mengalami tanda-tanda persalinan maka janin
dan ibu akan mudah terinfeksi. Hal ini akan berbahaya baik bagi ibu
maupun janin.

Keluhan kehamilan pada trimester tiga

Trimester III merupakan masa persiapan dalam menanti kelahiran bayi


dan menjadi orang tua, sehingga sebagian besar perhatian tertuju pada persiapan
8

persalinan. Selama periode ini sebagian besar wanita hamil dalam keadaan cemas
yang nyata.

Perubahan-perubahan yang menjadi dasar timbulnya keluhankeluhan


fisiologis pada trimester ketiga, yaitu: (Husin, 2014)

a. Sering berkemih
Sering berkemih dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama
kehamilan akibat dari meningatnya laju Filtrasi Glomerolus (Sandhu, dkk,
2009). Dilaporkan 59% terjadi pada trimester pertama, 61% pada trimester
kedua dan 81% pada trimester ketiga, keluhan sering berkemih karena
tertekannya kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar dan
menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi
berkemih meningkat.

b. Varises dan wasir


Varises terjadi pada 40% wanita, biasanya terlihat pada bagian
kaki, namun sering juga muncul pada vulva dan anus. Varises pada bagian
anus biasa disebut hemoroid. Riwayat keluarga, frekuensi berdiri terlalu
lama dan usia menjadi faktor pencetus terjadinya varises. Wasir Hemoroid
sering didahului dengan konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab
konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron menyebabkan
relaksasi dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran uterus
secara umum mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena rectum
secara spesifik. Pengaruh hormon progesteron dan tekanan yang
disebabkan oleh uterus menjadi penyebab vena-vena pada rektum
mengalami tekanan yang lebih dari biasanya. Akibatnya ketika massa dari
rektum akan dikeluaran, tekanan lebih besar sehingga terjadinya
hemoroid. Penekanan dapat terjadi pada vena bagian dalam ataupun
bagian luar rektum.
c. Sesak nafas
9

Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang paling sering


dialami oleh ibu pada kehamilan trimester III. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan dikarenakan oleh
rahim yang membesar dimana diafragma terdorong keatas sekitar 4 cm
disertai pergeseran ke tulang iga, peningkatan volume darah selama
kehamilan juga berperan terhadap keluhan ibu yang mengalami sesak
nafas.
d. Gangguan tidur dan mudah lelah
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami gangguan
tidur. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering
berkemih di malam hari), terbangun dimalam hari dan mengganggu tidur
yang nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah
pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak karena
terbangun di tengah malam untuk berkemih. Wanita hamil yang
mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat uterus yang
membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin
terutama ketika janin sedang aktif.
e. Nyeri perut bagian bawah
Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi
Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri pada
perut bagian bawah.
f. Heartburn
Perasaan panas pada perut (heartburn) didefinisikan sebagai rasa
terbakar disaluran pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan.
Penyebab dari keluhan ini dapat disebabkan oleh peningkatan kadar
progesteron atau meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi
dari otot polos sehingga terjadi penurunan pada irama dan pergerakan
lambung dan penurunan tekanan pada spingter esofagus bawah. Tekanan
dari uterus yang semakin membesar pada isi lambung juga dapat
memperburuk keluhan heartburn.
10

g. Kontraksi palsu
Kontraksi palsu bukanlah tanda persalinan, walaupun kontraksi palsu
umumnya terjadi pada saat usia kehamilan lebih dari 6 bulan, namun
sebenarnya kontraksi palsu sudah dapat terjadi sejak usia kehamilan 7
minggu tapi tidak dirasakan. Perbedaan antara kontraksi palsu dengan
kontraksi persalinan antara lain:
 Kontraksi palsu terjadi hanya sekitar 1-2 kali per jam, datangnya
tidak teratur, dan jarak antar tiap kontraksi tidaklah berdekatan.
Sedangkan kontraksi persalinan jaraknya dekat, sering dan teratur.
 Kontraksi palsu hanya terjadi kurang dari 1 menit, sedangkan
kontraksi persalinan lebih dari 1 menit.
 Perubahan aktivitas atau posisi tubuh dapat mengurangi kontraksi
palsu, namun pada kontraksi persalinan tidak berpengaruh.
 Kontraksi persalinan semakin meningkat menjelang persalinan
sedangkan kontraksi palsu tidak.
 Kontraksi palsu hanya pada bagian perut, sedangkan kontraksi
persalinan rasa nyeri dapat menjalar sampai pinggul.

2. Adaptasi perubahan fisik


Seiring berkembangnya janin, tubuh ibu juga mengalami perubahan-
perubahan yang dimaksudkan untuk keperluan tumbuh dan kembang sang bayi.
Perubahan tersebut difasilitasi oleh adanya perubahan kadar hormon estrogen dan
progesteron selama kehamilan. Baik dari segi anatomis maupun fisiologis,
perubahan yang ditimbulkan terjadi secara menyeluruh pada organ tubuh ibu yang
berjalan seiring dengan usia kehamilan dalam trimester. Perubahan-perubahan
tersebut meliputi :
a. Uterus
Uterus atau rahim yang semula besarnya sebesar buah pir akan
mengalami hipertrofi atau hiperplapsia, sehingga beratnya menjadi 1000
gram pada akhir kehamilan (Prawirohardjo, 2014).
11

b. Vagina dan perineum


Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin
mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks.
Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan
(Prawirohardjo, 2014).
c. Payudara / mammae
Pembentukan lobules dan alveoli memproduksi dan mensekresi
cairan yang kental kekuningan yang disebut Kolostrum. Pada trimester 3
aliran darah di dalamnya lambat dan payudara menjadi semakin besar.
(Manuaba, 2013).
d. Kulit
Pada bulan-bulan akhir kehamilan umumnya dapat muncul garis-
garis kemerahan, kusam pada kulit dinding abdomen dan kadang kadang
juga muncul pada daerah payudara dan paha. Perubahan warna tersebut
sering disebut sebagai striae gavidarum. (Manuaba, 2013).
e. Sistem kardiovaskuler
Peredaran darah wanita hamil dipengaruhi beberapa faktor, antara
lain meningkatnya kebutuhuan darah, terjadi hubungan langsung antara
arteri dan vena pada sirkulasi retroplasenter, dan pengaruh hormon
esterogen dan progesteron yang makin meningkat. Perubahan terjadi pada
volume darah yang meningkat sehingga jumlah serum darah lebih besar
dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi). Hemodilusi akan disertai dengan penurunan penurunan
konsetrasi hemoglobin hingga dibawah 11 gr/dl dan timbulah masalah
yang disebut dengan anemia defesiensi zat bes (Prawirohardjo, 2014).
f. Sistem pernapasan
Pergerakan difragma semakin terbatas seiring pertambahan ukuran
uterus dalam rongga abdomen. Setelah minggu ke 30, peningkatan volume
tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan oksigen per menit akan
mencapai puncaknya pada minggu ke 37. Wanita hamil akan bernafas
lebih dalam sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan
12

konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh


meningkatnya sekresi progesteron (Prawirohardjo, 2014).
g. Sistem urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas
panggul menyebabkan penekanan uterus pada vesica urinaria. 16Keluhan
sering berkemih pun dapat muncul kembali. (Prawirohardjo, 2014).
h. Sistem Muskuloskletal
Akibat pembesaran uterus ke posisi anterior, umumnya wanita
hamil memiliki bentuk punggung cenderung lordosis. Mobilitas tersebut
dapat mengakibatkan perubahan sikap pada wanita hamil dan
menimbulkan perasaan tidak nyaman pada bagian bawah punggung
(Prawirohardjo, 2014).
i. Sistem Pencernaan
Penurunan motilitas usus memungkinkan penyerapan nutrisi lebih
banyak, tetapi dapat muncul juga keluhan seperti konstipasi. Sedangkan
mual dapat terjadi akibat penurunan asam lambung (Prawirohardjo, 2014).

3. Adaptasi psikologis kehamilan


Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu / penantian dan waspada
sebab pada saat itu ibu marasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Pada
trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga
dan bidan. Perubahan psikologis trimester III, diantaranya:
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak
menarik. Kecemasan dan ketegangan semakin meningkat oleh karena
perubahan postur tubuh atau terjadi gangguan body image.
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,
bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. Pada 6-8
13

minggu menjelang persalinan perasaan takut semakin meningkat, merasa


cemas terhadap kondisi bayi dan dirinya.
e. Merasa sedih akan terpisah darinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka dan sensitif.
h. Libido menurun.
i. Merasa tidak feminin menyebabkan perasaan takut perhatian suami
berpaling atau tidak menyenangi kondisinya.
j. Sulit tidur dikarenakan kondisi fisik atau frustasi terhadap persalinan.

4. Evidence Based
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Berdasarkan penelitian Celen, dkk (2012), pemeriksaan dengan USG
sebelum usia gestasi 11 minggu dapat menggambarkan outcome dengan baik.
Pemeriksaan USG pada trimester pertama dan kedua dalam penentuan usia
gestasi, didapatkan hasil bahwa pemeriksaan USG pada trimester I lebih akurat
dibandingkan dengan trimester II dalam penentuan usia gestasi.

Pemeriksaan Tinggi Fundus uteri (TFU)


Penelitian yang dilakukan oleh Charles (2013), dijelaskan bahwa
keseragaman teknik pengukuran (uniformity technique) juga menentukan
validitas dan reabilitas hasil ukur tinggi fundus uteri. Beberapa rekomendasi
teknik tersebut adalah memposisikan ibu terlentang (supinasi), memastikan
kandung kemih dalam keadaan kosong dan pita ukur dalam keadaan terbalik
(Husin, 2014).

Perhitungan Indkes Masa Tubuh (IMT)


Perhitungan IMT ibu hamil dapat menjadi indikator pertumbuhan janin.
Studi Mitra (2012) menjelaskan bahwa IMT maternal menggambarkan kondisi
19nutrisi maternal, dan secara konsisten berkaitan dengan pertumbuhan berat dan
panjang janin. Namun, berdasarkan studi Lakhanpal (2012), IMT meternal secara
14

statistic tidak menimbulkan perbedaan yang signifikan terhadap terjadinya


Intrauterine Growth Restriction (IUGR) pada janin yang dikandungnya.

5. Asuhan kebidanan pada kehamilan


Asuhan kebidanan pada ibu hamil bertujuan untuk melakukan pengawasan
sebelum persalinan, terutama ditujukan untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin pada rahim. Selain itu antenatal care bertujuan untuk mendeteksi risiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwa wanita hamil. Oleh karena itu, setiap
wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode
antenatal:
a. Satu kali kunjungan selama trimester pertama (12 minggu).
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua antara 13 minggu – 28
minggu.
c. Dua kali kunjungan selama trimester ketiga antara 28 minggu sampai 36
minggu dan sesudah 36 minggu (Manuaba, 2013).

Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan, petugas


kesehatan memberikan asuhan antenatal yang baik, sesuai dengan
Kemenkes RI tahun 2016 dan Saifuddin (2010) pelayanan asuhan
antenatal harus sesuai standar yaitu “10 T”, meliputi :
a. Timbang Berat Badan dan Ukur Tinggi Badan Berat badan ideal untuk ibu
hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh) ibu sebelum
hamil.
Rumus menghitung IMT
IMT = Berat badan (kg)/(Tinggi Badan (m))

Tabel 2.1 Klasifikasi Nilai IMT

Kategori IMT

Rendah <19,8
15

Normal 19,8 – 26

Tinggi 26 – 29

Obesitasi > 29
Sumber : Prawirohardjo, 2014

Rentang total kenaikan berat badan yang direkomendasikan untuk wanita


hamil berdasarkan IMT sebelum kehamilan

Kategori IMT Rentang total kenaikan


yang dianjurkan (kg)
Rendah IMT <19,8) 12,5 – 18

Normal (IMT 19,8 – 26) 11,5 – 16

Tinggi (IMT >26 hingga 7,0 – 11,5


29
Gameli 16 – 20,5

Sumber : Varney (2004) dan Prawirohardjo (2014)

Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor


resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan rongga
panggul.

b. Ukur tekanan darah


Tekanan darah normal 120/80mmHg. Bila tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90mmHg, ada faktor risiko hipertensi
(tekanan darah tinggi) dalam kehamilan (Kementerian Kesehatan RI,
2016).
c. Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas)
16

Bila < 23,5cm menunjukkan ibu hamil menderita Kurang Energi


23Kronis (Ibu hamil KEK) dan beresiko melahirkan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) (Kementerian Kesehatan RI, 2016).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Menurut Manuaba (2013) panjang fundus uteri pada usia
kehamilan 28 minggu adalah 25 cm, usia kehamilan 32 minggu adalah 27
cm, dan usia kehamilan 36 minggu panjangnya 30 cm. Dari pengukuran
tinggi fundus uteri kita juga dapat menghitung tafsiran berat janin dengan
menggunakan rumus Johnson-Tausack = (Md – N ) x 155. Dengan Md
adalah jarak simfisis ke fundus uteri dan N = 13 (apabila janin belum
masuk PAP), 12 (apabila kepala janin masih berada diatas spina
ischiadika) dan 11 (apabila kepala sudah dibawah spina ischiadika)
(Salmah, 2006).
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Apabila trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala
belum masuk panggul kemungkinan adanya kelainan letak atau ada
masalah lain. Bila denyut jantung janin kurang dari 120 kali/ menit atau
lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin
24(Kementerian RI, 2016).
f. Pemberian Tablet Fe 90 Tablet
Pemberian tablet Fe yaitu 60 mg zat besi elemental segera setelah
mual/muntah berkurang, dan 400 µg asam folat 1x/sehari. Pemberian
selama kehamilan minimal sebanyak 90 tablet.
g. Imunisasi TT
Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan
angka kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh tetanus.
Pemberian imunisasi TT sesuai jadwal:
Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Imuiai TT Selang Waktu Minimal Lama Perlindungan


17

TT1 Langkah awal


pembentukan
kekebalan tubuh
terhadap penyakit
tetanus
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT5 12 bulan setelah TT 4 > 25 tahun
Sumber : Kementrian kesehatan RI (2016)

Imunisasi TT jangan diberikan pada ibu dengan riwayat reaksi berat


terhadap imunisasi TT pada masa lalu nya (contoh: kejang, koma, demam
>40oC, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas suntikan).

h. Test laboratorium (rutin dan khusus)


1) Test golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan.
2) Memeriksa kadar Hb, guna mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia). WHO telah memberikan patokan berapa kadar Hb
normal pada ibu hamil, sekaligus memberikan batasan kategori
untuk anemia ringan dan berat selama kehamilan:
a) Normal: Hb > 11 gr/dl
b) Anemia Ringan: Hb 8-11 gr/dl
c) Anemia Berat: Hb < 8 gr/dl
3) Melakukan pemeriksaan urin (terutama protein) 4) Pemeriksaan
darah lainnya sesuai indikasi, seperti malaria, HIV, sifilis dan lain-
lain.
i. Tatalaksana kasus
Dilakukan apabila ibu memiliki masalah dalam kesehatan saat hamil.
j. Temu Wicara, termasuk juga perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi P4K serta KB pasca persalinan.
18

Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan


kehamilan, pencegaham kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi menyusu
dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI ekslusif, Keluarga
Berencana dan imunisasi pada bayi (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2016).
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan Normal
Persalinan adalah peristriwa fisiologis yang melibatkan rangkaian
perubahan serkuensial dan terpadu di dalam miometrium, desidua, dan serviks
uterus yang terjadi secara bertahap selama beberapa hari sampai minggu.
Perubahan jaringan ikut biokimia di serviks uterus muncul untuk mendahului
kontraksi rahim dan pelebaran serviks, dan semua kejadian ini biasanya terjadi
sebelum pecahnya membran janin. Dengan kata lain proses persalinan proses
pengeluaran janin yang matang dan telah melewati masa kehamilan normal.
(Asgari, 2013). Persalinan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a) Persalinan spontan Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
b) Persalinan buatan Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar,
misalnya dengan ekstraksi vakum, forsep, ataupun sectio caecarea.
c) Persalinan anjuran 29Persalinan yang berlangsung dengan pemberian
obat untuk merangsang timbulnya kontraksi, misalnya dengan
pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
1. Jenis-Jenis Persalinan
Jenis-jenis persalinan menurut Damayanti, dkk (2014), diantara lain :
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang prosesnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri.
b. Persalinan Buatan
Yaitu persalinan yang prosesnya berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar
misalnya dengan forceps/vakumatau dilakukan operasi sectio caesarea.
c. Persalinan Anjuran
19

Yaitu persalinan yang di bantu dengan jalan rangsangan misalnya pemberian


pitocin atau prostaglandin.
2. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan

Sebab-sebab terjadinya persalinan menurut Damayanti, dkk (2014), antara lain :

a. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Persalinan


1) Rasio Estrogen Terhadap Progesteron

Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sehingga ekspulsi


fetus tidak terjadi. Sedangkan estrogen dapat meningkatkan kontraksi uterus
karena estrogen meningkatkan jumlah otot-otot saling berhubungan satu sama lain
antara sel-sel otot polos uterus yang berdekatan saat permulaan inpartu.

2) Pengaruh Oksitosin Pada Uterus


Oksitosin adalah hormon yang di hasilkan oleh Neurohipofisis Posterioryang
dapat menyebabkan kontraksi uterus.
3) Pengaruh Hormon Fetus pada Uterus
Kelenjar hipofisis pada fetus juga mensekresikan oksitosin yang jumlahnya
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Membran
fetus menghasilkan prostaglandin yang tinggi pada waktu persalinan,
prostaglandin dapat meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
b. Teori Yang Berkaitan Dengan Mulai Terjadinya Kekuatan His Beberapa teori yang
menyatakan kemungkinan proses persalinan menurut Damayanti, dkk (2014) yaitu:
1) Teori Kerenggangan
 Otot rahim mempunyai kemampuan merengangkan dalam batas
tertentu.
 Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan
dapat dimulai.
 Contohnya pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setalah
kerenggangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan.
2) Teori Penurunan Progesteron
20

 Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana


terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu.
 Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin.
 Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan
progesteron tertentu.
3) Teori Oksitosin Internal
 Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis past posterior.
 Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.
 Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya aktivitas, sehingga
persalinan dapat dimuali.
4) Teori Prostaglandin
 Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang
dikeluarkan oleh desidua.
 Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga konsepsi dikeluarkan.
 Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan.
5) Teori Hipotalumus Pituitari
 Teori ini menunjukan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
keterelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus.
 Pemberian kortikosteroid yang dapat menyebabkan maturitas janin,
induksi/lulanya persalinan.
 Dari hal di atas menunjukan hubungan antara pituitari dengan persalinan.

3. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Manuaba dalam Rukiyah, dkk (2012), tanda-tanda persalinan diantaranya :

a. Kekuatan dan rasa sakit oleh adanya his datang lebih kuat, sering dan teratur
dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
21

b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan- robekan
kecil pada serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks : pelunakannya,
pendataran, dan terjadinya pembukaan serviks.
e. Melihat tanda dan gejala kala II diantaranya dorongan kuat dan rasa ingin
meneran, tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva terlihat membuka.
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Vita, dkk (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu:

a. Tenaga (Power)
b. Janin (Paseenger)
c. Jalan lahir (Passage)
d. Psikis ibu bersalin
e. Penolong
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan Normal
Pada setiap persalinan, ada 5 faktor yang harus diperhatikan, yaitu Power,
Passanger, dan Passage, psikis ibu dan penolong (Sumarah, 2010).
6. Tahapan Persalinan

Tahapan persalinan menurut Damayanti, dkk (2014), diantara lain :

a. Kala I (Pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10
cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase, yaitu :

1. Fase Laten

Fase laten dimulai sejak awal berkontraksi yang menimbulkan penipisan dan
pembukaan serviks bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4
cm pada umumnya fase laten berlangsung hingga 8 jam.
22

2. Fase Aktif

Fase aktif adalah frekuensi dan lama kontraksi akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu
10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih, uterus menegras waktu
kontraksi, serviks membuka. Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan
lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam (nulipara
atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm pada multipara. Pada fase
aktif kala II terjadi penurunan bagian terendah janin tidak boleh berlangsung lebih
dari 6 jam. Fase aktif dibagi menjadi 3, yaitu :

 Fase Akselerasi

Pada primigravida pembukaan serviks bertambah dari 3 cm menjadi 4 cm dalam


waktu sekitar 2 jam.

 Fase Dilatasi Maksimal

Pembukaan serviks berlangsung lebih cepat, yaitu 4 cm menjadi 9 cm dalam


waktu 2 jam.

 Fase Deselerasi

Pembukaan serviks melambat dari 9 cm menjadi lengkap (10 cm) dalam waktu 2
jam.

Lamanya untuk primigravida berlangsung 12-14 jam sedangkan pada


multigravida sekitar 6-8 jam.

b. Kala II (Pengeluaran Janin)

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan
berakhir dengan lahirnya bayi. Pada kala pengeluaran janin his terkoordinasi,
kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun
masuk keruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul
yang secara reflektoris atau otomatis menimbulkan rasa mengejan. Ibu merasa
23

seperti ingin buang air besar karena tekanan pada rektum dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum merenggang. Dengan his mengejan yang terpimpin maka akan lahirlah
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primigravida berlangsung 1
½ - 2 jam, pada multigravida ½ - 1 jam.

c. Kala III (Pengeluaran Uri)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. Proses ini
berlangsung setelah kala II yang tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus
berhenti sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus,
maka plasenta lepas dari lapisan Nitabusch atau jaringan ikat longgar yang
melapisinya.

Berikut beberapa tanda terlepasnya plasenta, diantaranya :

 Uterus menjadi berbentuk longgar.


 Uterus terdorong ke atas, karena plasenta terlepas ke segmen bawah
rahim.
 Tali pusat semakin memanjang.
 Terjadinya perdarahan.
 Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede
(pelepasan plasenta seperti memeras jeruk dan dilakukan untuk
melahirkan plasenta yang belum lepas) pada fundus uterus.
d. Kala IV (Observasi)

Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam post
partum. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan pada kala IV persalinan
adalah :

 Kontraksi uterus harus baik


 Tidak ada perdarahan pervaginam atau dari alat genetalia lain
 Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap
 Kandung kemih harus kosong
24

 Luka perineum harus di rawat dan


tidak ada hematoma/pembekuan darah
 Resume/observasi keadaan umum ibu dan bayi.
e. Lamanya Persalinan

Menurut Rukiyah, dkk (2012), lamanya persalinan tentu berlainan bagi


primigravida dan multigravida.

7. Keuntungan Persalinan Sectio Caesarea


Keuntungannya antara lain adalah proses melahirkan memakan waktu
yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak mengganggu atau melukai jalan
lahir.
8. Kerugian Persalinan Sectio Caesarea
Sedangkan kerugian dari tindakan ini dapat menimpa baik ibu maupun
bayi yang dikandungnya. Menurut Sunaryo (2008), kerugian yang dapat menimpa
ibu antara lain:
a. Resiko kematian empat kali lebih besar disbanding persalinan normal.
b. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat disbanding persalinan normal
c. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih laa dibandingkan
persalinan normal.
d. Jahitan bekas operasi beresiko terkena infeksi sebab jahitan itu terlapis-
lapis dan preoses keringnya tidak merata.
e. Perlekatan organ bagian dalam karena noda darah yang tidak bersih.
f. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi.
g. Pembuluh darah dan kandung kemih bida tersayat pisau bedah.
h. Air ketuban masuk pembuluh darah yang dapat menyebabkan kematian
mendadak saat mencapai paru-paru dan jantung.
Kerugian yang dapat menimpa bayi yaitu bayi cenderung mengalami
sesak nafas karena cairan dalam paru-parunya tidak keluar. Pada bayi yang lahir
normal, cairan akan keluar saat terjadi tekanan.

C. Bayi Baru Lahir


25

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru dilahirkan pada kehamilan cukup bulan
(dari kehamilan 37-42 minggu) dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000
gram dan tanpa tanda-tanda asfiksia dan penyakit penyerta lainnya(Sari, 2012:1).

Bayi baru lahir Newborn (Inggris) atau Neonatus (Latin) adalah bayi yang baru
dilahirkan sampai dengan usia empat minggu (Sari, 2012:1).

Neonatus adalah individu yang baru saja mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dai kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (Vivian,
2013:12).

1. Masa Neonatal

Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Rahardjo, Kukuh
& Marmi, 2015:3).

a. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan
sesudah lahir.
b. Neonatus dini : usia 0-7 hari.
c. Neonatus lanjut : usia 0-28 hari.
2. Ciri-ciri bayi baru lahir Normal
a. Berat badan : 2500-4000 gram.
b. Panjang badan : 48-52 cm.
c. Lingkar kepala : 33-35 cm.
d. Lingkar dada : 30-38 cm
e. Frekuensi jantung : 120-160 x/menit.
f. Pernafasan : 40-60 x/menit.
g. Kulit kemeran dan licin karena jaringan subkutan cukup.
h. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
i. Kuku agak panjang dan lemas.
j. Genetalia
Perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testistelah
turun, skrotum sudah ada.
k. Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.
26

l. Refleks moro batau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.


m. Refleks graps atau menggenggam sudah baik.
n. Eleminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan (Rahardjo.Kukuh, Marmi, 2015:8)

3. Adaptasi Bayi Baru Lahir

Secara etimologis, Adaptasi bayi baru lahir adalah pemahaman dasar mengenai
adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai landasan perawatan
bayiselanjutnya pemahaman menyeluruh mengenai fungsi normal tubuh bayi
sangat membantubidan dalam merawat bayi baru lahir sehingga tetap
sehat.Adaptasi bayi baru lahir adalah periode adaptasi terhadap kehidupan keluar
rahim.Periode ini dapat berlangsung hingga satu bulan atau lebih setelah kelahiran
untukbeberapa sistem tubuh bayi.Transisi paling nyata dan cepat terjadi pada
sistem pernapasan dan sirkulasi, system kemampuan mengatur suhu, dan dalam
kemampuan mengambil dan menggunakan glukosa. Setelah dijelaskan tentang
adaptasi bayi baru lahir, selanjutnya marilah belajar tentang periode transisi.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kehidupan Di Luar UterusFaktor-faktor yang


mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir :
a. Riwayat antepartum ibu dan bayi baru lahir misalnya terpapar zat toksik,
sikap ibu terhadap kehamilannya dan pengalaman pengasuhan bayi.
b. Riwayat intrapartum ibu dan bayi baru lahir, misalnya lama persalinan,
tipe analgesic atau anestesi intrapartum.
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi dari
kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterin. Kemampuan petugas
kesehatan dalam mengkaji dan merespon masalah dengan tepat pada saat
terjadi.

5. Perubahan Sistem Pernafasan


Masa yang paling kritis neonatus adalah ketika harus mengatasi resistensi paru
pada saat pernapasan janin atau bayi pertama.Pada saat persalinan kepala bayi
27

menyebabkan badan khususnya toraks berada di jalan lahir sehingga terjadi


kompresi dan cairan yang terdapat dalam percabangan trakheobronkial keluar
sebanyak 10-28 cc.
1. Perkembangan paru
a. Paru berasal dari benih yang tumbuh di rahim, yg bercabang-cabang dan
berantingmenjadi struktur pohon bronkus.
b. Proses ini berlanjut dari kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun ketika
jumlah bronkioldan alveol sepenuhnya berkembang, walaupun janin
memperlihatkan gerakanpernapasan pada trimester II dan
III.Ketidakmatangan paru terutama akan mengurangi peluang
kelangsungan hidup bayibaru lahir sebelum usia 24 minggu. Keadaan ini
karena keterbatasan permukaanalveol, ketidakmatangan sistem kapiler
paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan.
2. Awal timbulnya pernapasan
Dua faktor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yangmerangsang pusat pernapasan di otak.
b. Tekanan dalam dada, yang terjadi melalui pengempisan paru selama
persalinan,merangsang masuknya udara ke dalam paru secara
mekanik.Interaksi antara sistem pernapasan, kardiovaskuler, dan susunan saraf
pusatmenimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta
denyutyang diperlukan untuk kehidupan. Jadi sistem-sistem harus berfungsi
secara normal.

6. Reflek Bayi Baru Lahir


1. Reflek Moro

Bayi akan mengembangkan tangan lebar dan melebarkan jari, lalu


membalikkan dengan tangan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
Diperoleh dengan memukul permukaan yang rata dimana dekat bayi
dibaringkan dengan posisi telentang.
28

2. Reflek rooting

Timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan memutar
kepala seakan mencari putting susu. Refleks ini menghilang pada usia 7 bulan.

3. Reflek sucking

Timbul bersamaan dengan reflek rooting untuk mengisap puting susu dan
menelan ASI

4. Reflek batuk dan bersin untuk melindungi bayi dan obstruksi pernafasan.
5. Reflek grapsTimbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi, lalu bayi
akan menutup telapak tangannya atau ketika telapak kaki digores dekat ujung
jari kaki, jari kaki menekuk.
6. Reflek walking dan stapping Reflek ini timbul jika bayi dalam posisi berdiri
akan ada gerakan spontan kaki melangkah ke depan walaupun bayi tersebut
belum bisa berjalan. Menghilang pada usia 4 bulan.
7. Reflek tonic neck Reflek ini timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh
kekanan atau kiri jika diposisikan tengkurap. Reflek ini bisa diamati saat bayi
berusia 3-4 bulan.
8. Reflek Babinsky Muncul ketika ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari
akan bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka, menghilang pada usia 1
tahun.
9. Reflek membengkokkan badan (Reflek Galant) Ketika bayi tengkurap,
gerakan bayi pada punggung menyebabkan pelvis membengkok ke samping.
Berkurang pada usia 2-3 bulan.
10. Reflek Bauer/merangkak Pada bayi aterm dengan posisi tengkurap. BBL akan
melakukan gerakan merangkak dengan menggunakan lengan dan tungkai.
Menghilang pada usia 6 minggu.
7. Inisiasi Menyusui Dini
Inisiasi Menyusui Dini dimulai sedini mungkin. Segera setelah bayi lahir setelah tali
pusat dipotong letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit ke kulit biarkan
29

selama 1 jam/lebih sampai bayi menyusu sendiri, selimuti dan beri topi. Suami dan
keluarga beri dukungan dan siap membantu selama proses menyusui.
Pada jam pertama si bayi menemukan payudara ibunya dan ini merupakan awal
hubungan menyusui yang berkelanjutan yang bisa mendukung kesuksesan ASI Eksklusif
selama 6 bulan. Berdasarkan penelitian bayi bar lahir yang dipisahkan dari ibunya dapat
meningkatkan hormon stres sekitar 50% dan membuat kekebalan tubuh bayi menjadi
menurun.

Manfaat IMD bagi bayi adalah membantu stabilisasi pernapasan, mengendalikan suhu
tubuh lebih baik dibandingkan dengan inkubator, menjaga kolonisasi kuman yang aman
untuk bayi dan mencegah infeksi nosokomial. Kadar bilirubin bayi juga lebih cepat
normal karena pengeluaran mekonium lebih cepat sehingga dapat menurunkan insiden
ikterus bayi baru lahir. Kontak kulit ke kulit juga membuat bayi lebih tenang sehingga
didapat pola tidur yang lebih baik. (El Sinta, L dkk, 2019).

8. Pemeriksan Fisik Pada Bayi baru Lahir

Pemeriksan fisik bayi baru lahir adalah langkah yang harus dilalui seorang bidan dalam
memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi
pemeriksaan kepala, mata, hidung, mulut, leher, klavikula, tangan, dada, genetalia,
abdomen, tungkai, spinal, kulit dan reflek bayi baru lahir. (Kemenkes R1 2016).

D. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42hari) setelah itu. Pelayanan pasca persalinan harus
terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang
meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit
yang mungkin terjadi, serta
2. Tahapan Masa Nifas
A. Puerperium Dini
Masa kepulihan yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri dan berjalan
30

B. Pueperium Intermedial
Masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira 6-8minggu
C. Remot puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulihdan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (suherni, 2008)
3. Perubahan fisiologis masa nifas
1. Perubahan sistem reproduksi
A. Uterus
Involusi Uteri
Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses yang
menyebabkan uterus kembali pada posisi semula seperti sebelum hamil
dengan bobot 60gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses
kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.
2. Lochea
Pengeluaran lokhea ini biasanya berakhir dalam waktu 3sampai 6minggu.
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Adapunmacam-
macamlochea:
a. Lochea rubra yaitu berwarna merah tua berisi darah dari perobekanatau
luka pada plasenta dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desi dua dan
koroin, sisa darah dan mekonium selama 3 hari postpartum.
b. Locheasanguinolenta yaitu berwarna kecoklatan berisi darah dan
lender, hari 4-7 postpartum.
c. Lochea serosayaitu berwarna kuning berisi cairan lebih dikit darahdan
lebih banyak serum, pada hari ke7-14 postpartum.
d. Locheaalba yaitu cairan putih berisi leukosit, pada hari 2minggu
sampai 6 minggu.
e. Locheapurulenta yaitu terjadi infeksi,keluar cairan seperti nanah
berbau busuk (badriah, 2013).
E. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan
berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
31

serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin.
Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera
setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah
1 minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun demikian, selesai involusi,
ostium eksternum tidak sama seperti sebelum hamil (Rukiyah, 2011).

F. Vulva dan Vagina


Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.(Walyani,2015)
1. Perubahan Tanda-Tanda Vital
Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa, yaitu: (Nurjanah,
2013)
a. Suhu BadanSatu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik
sedikit (37,5oC-38oC) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan (dehidrasi) dan kelelahan karena adanya bendungan
vaskuler dan limfatik. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi
biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi
endometrium, mastitis, tractus genetalis atau system lain.
b. Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per
menit atau 50-70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut
nadi akan lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit,
harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan postpartum.
c. Tekanan Darah Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg
pada systole dan 10 mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin
32

tidak berubah (normal), kemungkinan tekanan darah akan rendah


setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi pada masa
postpartum.
d. Pernapasan Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan
suhu dan denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan
juga akan mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada
saluran napas contohnya penyakit asma. Bila pernapasan pada masa
postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
2. Perubahan Psikologis Nifas
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksenya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum, yaitu: (Bahiyatun, 2016).
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain
d. Pengaruh budaya Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin
setelah melahirkan, ibu akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah,
2013)
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan, ibu
akan melalui fase-fase sebagai berikut: (Nurjanah, 2013)
1. Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri) Masa ini terjadi 1-3 hari
pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan bersikap pasif dan
sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya difokuskan
pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
2. Masa Taking On (Fokus pada Bayi) Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-
persalinan, ibu menjadi khawatir tentang kemampuannya merawat
bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam merawat
33

bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitive sehingga mudah


tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
3. Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa Bantuan
NAKES) Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan
peran barunya yang berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu
mengambil langsung tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia
harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan bayinya dan
terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan
ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat
pada fase ini.
Asuhan Nifas Asuhan ibu masa nifas adalah asuhan yang diberikan kepada ibu
segera setelah kelahiran sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari masa
nifas adalah untuk memberikan asuhan yang adekuat dan terstandar pada ibu
segera setelah melahirkan dengan memperhatikan riwayat selama kehanilan,
dalam persalinan dan keadaan segera setelah melahirkan.
Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksanakanya asuhan segera atau
rutin pada ibu post partum termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnose,
mengidentifikasi masalah dan kebutuhan ibu, mengidentifikasi diagnose dan
masalah potensial, tindakan segera serta merencanakan asuhan.
2.6 Penatalaksanaan Postpartum 6jam
Untuk penanganan pada ibu nifas memberi asuhan kebidanan dengan
menjelaskan kepada ibu bahwa mules yang ibu rasakan adalah hal yang normal,
memberitahu ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering mungkin tanpa
dijadwalkan agar air susu ibu tetap cukup untuk bayi, jika bayi tidur lebih dari
2 jam karena belum disusui ibu wajib yang cukup, karena dimalam hari
bayi sering sekali rewel.
Maka karena itu ibu dianjurkan untuk istirahat disaat bayi lagi
tidur/tidak rewel, dan beritahu ibu untuk melakukan pekerjaan rumah tangga
secara perlahanmembangunkan bayi nya untuk segera disusukan selanjutnya.
Memberitahu ibu tentang cara menjaga personal hygine seperti jaga
kebersihan diri ibu dengan mandi 2 x sehari, baik setelah BAK atau BAB,
34

bersihkan vulva dengan air bersih dari depan kebelakang dan lap sampai
kering, berikan air hangat yang dicampur dengan antiseptic diatas vulva dan
perineum setelah berkemih dan BAB, ganti pembalut jika ibu sudah merasa
penuh dan tidak nyaman/minimal 3 kali sehari agar luka jahitan tidak lembab
dan cepat kering.
Memberitahu kepada ibu nifas bahwa ibu nifas memerlukan waktu
istirahat yang cukup yaitu 8 jam pada malam hari dan1 jam pada siang
hari. kurangnya istirahat akan menganggu kesehatan kondisi ibu, kurangnya
produksi ASI, menyebabkan kepala yang pusing. ibu nifas sangat
membutuhkan istirahat dapat melakukan penyuluhan berkala di Rumah Sakit
Pakuhaji tentang ibu nifas serta dapat dijadikan referensi sebagai
pengembangan ilmu pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dan
menjadi pedoman untuk studi kasus berikutnya dalam jurnal (Eka Maya
Saputri:2020).

E. Kontrasepsi

Menurut Noviawati (2011), keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui :

1. Pendewasaan usia perkawinan (PUP)


2. Pengaturan kelahiran
3. Pembinaan kesehatan keluarga
4. Peningkatan kesejahteraan keluarga, dan bahagia
A. Tujuan Program KB
Menurut Handayani (2010), tujuan program KB adalah:
1) Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
2) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang
bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
B. Efektivitas kontrasepsi suntik 3 bulan
35

Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas tinggi yaitu 0,3 kehamilan per
100 perempuan per tahun, asal penyuntikanya dilakukan secara teratur sesuai
jadwal yang telah ditentukan, tingginya minat
Pemakaian alat kontras epsi ini karena murah, aman, sederhana, efektif dan
dapat dipakai pada pasca persalianan (Marmi,2015).
A. Keuntungan
Keuntungan dari kontrasepsi suntik 3 bulan menurut Affandi dkk (2012),
yaitu :
1) Sangat efektif.
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
6) Sedikit efek samping.
7) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun
sampai perimeno pause.
8) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
9) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
10) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
C. Kontrasepsi Suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisih ormon
progesterone yang disuntikan ke dalam tubuh wanita secaraperiodic (Irianto, 2012)
b. Jenis kontrasepsi suntik
Menurut Rusmini dkk (2017), jenis – jenis kontrasepsi suntik yang sering
digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan /1bulan, contoh: Cyclofem
2. Suntikan /3bulan, contoh: Depo Medroksi Progesteron Asetat, (DMPA),
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat).
c. Efektivitas Kontrasepsi suntik
36

Kedua kontrasepsi tersebut mempunyai efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per
perempuan pertahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang
telah ditentukan. (Affandi dkk, 2012)

d. Mekanisme kerja

Menurut Rusmini dkk (2017) mekanisme kerja dari kontrasepsi suntik adalah:

1) Mencegah ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menjadi sedikit sehingga menurunkan
kemampuan penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis.
4) Menghambat transportasi gamet dan tuba.
5) Mengubah endometrium menjadi tidak sempurnauntuk implementasi hasil konsepsi.
e. Keuntungan dan kelebihan

Berikut adalah keuntungan kontrasepsi suntik menurut Rusmini dkk (2017)

1) Sangat efektif.
2) Mencegah kehamilan jangka panjang.
3) Tidak memiliki pengaruh pada ASI.
4) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
5) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai
menopouse.
6) Membantu mencegahkan keren dometrium dan kehamilan ektopik
7) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
8) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

f. Kerugian dan efek samping

Kerugian dan efek samping dari kontrasepsi suntik menurut Rusmini

dkk (2017) adalah :

1) Gangguan haid seperti siklus haid memendek atau memanjang.


2) Perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
37

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu - waktu.


4) Kenaikan BB.
5) Keputihan.
6) Perubahan libido
7) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
8) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
9) Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan kepada tantulang (densitas)
10) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringanpada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

3. Kontrasepsi Suntik DMPA (Depo Medroxi Progesteron Asetat)


a. Pengertian
Depoprovera mengandung 150 mg DMPA. Yang diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntikan intramuskuler (IM) di daerah bokong. (Rusmini dkk, 2017).
b. Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan 3 bulan
1) Mencegah ovulasi, bekerja dengan menghalangi pengeluaran FSH dan LH
sehingga tidak terjadi pelepasan ovum.
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, karenas permasulit menembuskan alissevikalis.
3) Perubahan pada endometrium sehingga implantasi terganggu.
4) Menghambat transportasi gamet karena terjadi perubahan
peristaltictuba falopi (Marmi, 2015).
38

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Perkembangan kasus asuhan kebidanan pada Ibu Hamil pada kunjungan pertama Tanggal 21 Juni 2021
pada hari Senin

KUNJUNGAN AWAL

NO Reg :

Nama Pengkaji : SARTIKA

Hari / Tanggal : Senin, 24 – 05- 2021


39

Waktu Pengkajian : 09.00 WIB

Tempat Pengkajian : PMB Sartika

DATA SUBYEKTIF

1. Identitas

Jenis Identitas Istri Suami


Nama Ny R Tn C
Umur 24 tahun 26 tahun
Suku/bangsa Indonesia Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SLTA SLTA
Alamat Rumah Kp Teriti 01/05 Desa Karet kec.Sepatan- Kp Teriri 01/05 Desa Karet
Tangerang Kec. Sepatan-Tangerang
Alamat Kantor -

2. Quick Cek

No Jenis Quick Cek Hasil Keterangan


Ya
1 Sakit Kepala Hebat V
2 Gangguan Penglihatan V
3 Pembengkakan pada wajah dan V
tangan
4 Nyeri abdoment (epigastrium ) V
5 Mual dan muntah berlebihan V
6 Gerakan janin tidak seperti biasa V
7 Pengeluaran pervaginam V
8 Demam V

3. Keluhan saat ini


 Keputihan : tidak ada
 Masalah / kelainan pada kehamilan ini : tidak ada
 Masalah atau keluhan lainnya : tidak ada
4. Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT : 29 – 09 - 2020
 Siklus haid : 7 hari
 Taksiran waktu persalinann : 06 – 07 - 2021
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan : tidak pernah
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan kehamilan : tidak ada
5. Riwayat Obstetri
40

NO Tanggal Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit K BB B Riwayat Ket


partus kehamilan partus Partus menyusui
1 Hamil
ini

6. Riwayat Kesehatan
N Jenis
O Keterangan
Ada Tidak ada
1 Jantung V
2 Hipertensi V
3 DM V
4 Asma V
5 hepatitis V
6 Sipilis / HIV V
7 TBC V
8 Ginjal cronis V
9 malaria V
10 Epilepsi V
11 Kejiwaan V
12 Kelainan congenital V
13 Alergi obat / makanan V
14 Kecelakaan V
15 Transfuse darah V

 Riwayat imunisasi
TT I : 14-02-2021
TT II : 14-03-2021
TT III : Tidak dilakukan
TT IV : Tidak dilakukan
TT V : Tidak dilakukan
 Golongan darah : B/+
7. Riwayat kontrasepsi
 Kontrasepsi yang pernah di gunakan : Tidak pernah ikut KB
 Kontrasepsi terakhir yang pernah di gunakan : -
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : -
41

8. Riwayat sosial ekonomi


 Usia pertama menikah : ibu menikah usia 23 tahun, suami menikah usia 28 tahun
 Status perkawinan : syah menikah pertama kali
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan : ibu dan keluarga
merasa senang dan bahagia dengan kehamilan ini
 Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung.
 Pengambilan keputusan dalam keluarga : kedua belah pihak.
 Kebiasaan / pola makan dan minum
- Makan : frekwensi 3 x porsi 1 piring, sayur 1 mangkok, lauk
pauk dan buah
- Menu : nasi, ikan, sayur, telur, tahu, pisang
- Nafsu makan : sangat baik.
- Minum : air putih 8 - 9 gelas/hari
 Kondisi rumah : bersih, ada ventilasi, sanitasi mengalir,
tidak bising.
 Kebiasaan merokok , obat obatan dan alkhohol : tidak pernah
 Beban kerja dan aktifitas sehari-hari : menyapu, mencuci pakaian dan
memasak.
 Seksualitas; frekwensi 1 x dalam 1 minggu Keluhan : tidak ada.
 Kekerasan dalam rumah tangga : ibu mengaku tidak pernah melakukan
kekerasan dan tidak terlihat tanda kekerasan dalam rumah tangga.
 Tempat dan petugas kesehatan yang di inginkan untuk persalinan : BPM
 Keinginan ibu memberikan ASI ekslusif : ibu sangat ingin menyusui bayinya dan
memberikan yang terbaik untuk bayinya.
Rencana ibu memberikan ASI : ibu berencana memberikan ASI kepada bayinya sampai berusia 2 tahun.
DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : compos mentis
2. Keadaan umum : baik
3. Keadaan emosional : stabil
4. TB : 156 cm BB : 57 kg IMT : 25
5. TTV :
Tekanan darah : 100/70 mmHg Denyut nadi : 82 x/mnt
Respirasi : 20 x/mnt Suhu : 36,5 ℃
42

6. Head to toe
 Wajah : simetris, tidak pucat, tidak ada oedema.
 Kepala dan rambut : hitam, bersih, tidak ada uban
 Mata : simetris : iya , konjungtiva tidak pucat, sclera merah tidak kuning
 Hidung : tidak ada polip, tidak ada secret.
 Mulut : bersih, tidak berbau, tidak ada sariawan, tidak ada caries.
 Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
 Leher : pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada, pembesaran kelenjar tiroid tidak
ada
 Payudara : simetris kiri dan kanan, aerola mamae kehitaman, tidak bengkak, tidak
kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, belum ada pengeluaran ASI.
 Abdomen :
Bekas luka operasi : tidak ada
TFU : 29 cm
Leopold I : Teraba Satu bagian bundar lunak
Leopold II : Kanan : teraba bagian bagian terkecil janin, kiri :
Teraba atau bagian memanjang
Lepold III : Teraba satu bagian bundar keras
Leopold IV : Sudah masuk PAP
DJJ : 148 x / menit
 Ektremitas atas dan bawah : Tidak ada oedema.
 Anogenital
- Tukak atau luka : tidak ada
- Varises : tidak ada
- Kelenjar scene : tidak ada
- Kelenjar bartolin : tidak ada
- Hemoroid : tidak ada
 CVAT : nyeri tukak kanan / kiri : tidak ada
 Repleks patella kanan / kiri : positif kiri dan kanan.
7.pemeriksaan penunjang
 HB : 11,3 gram %
 Golongan darah : B rhesus positif
 HIV : negatif
43

 Rapid tes ( K/P) : negatif

Analisa :
Ny R usia 25 Tahun, G1 P0 A0 hamil 34 minggu janin tunggal hidup intrauterin plasentasi kepala
PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bawah keadaan ibu dan janin baik. ibu
mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan.

2. Memberitahukan tentang tanda bahaya kehamilan yaitu sakit kepala yang hebat
dan menetap, mual mutah berlebihan dan tidak mau makan, bengkak pada muka
dan tangan, berkurangnya gerakan janin, demam tinggi, ketuban pecah sebelum
waktunya dan perdarahan pervaginam.

3. Memberi informasi mengenai gizi seimbang pada ibu hamil seperti makan telor
rebus, daging, sayur hijau, ice cream, susu, ddl. Ibu mau melakukan.

4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu mengerti

5. Memberikan ibu therapi Fe 10 tablet 1x1 60 mg, Calsium lactate 10 tablet 1x1 2000
mg. Ibu akan meminum obat sesuai anjuran.

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada 2 minggu berikutnya


yaitu tanggal 20 mei 2021 atau jika ada keluhan. Ibu mau melakukan
44

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Kehamilan


Kunjungan Pertama

Hari dan Tanggal : Senin, 24 Mei 2021


Tempat Praktik : BPM SARTIKA
Nama : SARTIKA
Program Studi : Profesi Kebidanan

Trimester III
DIAGNOSA Tanda / Gejala / keluhan
Nama: Ny R/Tn C yang dialami pasien
Umur 23Th/28Th Data Subjektif : ibu
GPA: G1P0A0H 34 mengatakan ini
Mingu JPKTH kehamilan yang pertama,
ibu mengatakan HPHT
Tanda / Gejala /
29-09-2020. Ibu
keluhan secara teori :
Data Objektif :
Menurut Manuaba Patofisiologi (Sesuai Tanda / Kesadaran:
( 2015 ) : mengatakan Gejala / keluhan yang dialami Composmentis, KU:
tanda dan gejala pasien) Baik, TB: 157 cm, BB :
kehamian adalah tanda 1. Uterus semakin besar pada 50 kg, TD: 100/70
presumtif adalah awal kehamilan tuba mmHg, Nadi: 82x/menit,
perubahan fisiologik fallopi,ovarium dan Respirasi: 20x/menit,
pada ibu hamil. ligamentum rotundum berada Suhu : 36,5, UK 34 mg,
Tanda pasti hamil : dibawah apeks Palpasi: TFU: 29 cm, L1:
denyut jantung janin, fundus,sementara akhir teraba satu bagian bundar
gambaran sonogram, kehamilanakan berada diatas lunak, L2 : Kanan: teraba
gerakan janin . tengahan uterus. bagian bagian terkecil
bagian memenjang, L3:
Teraba satu bagian
bundar keras, L4: Sudah
masuk PAP, DJJ : 45
140x/menit
Pemeriksaan Penunjang:
USG dilakukan tgl 9 mei
2021 menunjukan janin
tunggal hidup intrauterin.
HB 11,3 gr/dl. Golongan
Darah B/+
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan : tujuan 46
memberikan asuhan menurut para ahli
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada
Dengan melakukan pemeriksaan sesuai standar
ibu bawah keadaan ibu dan janin baik. dapat mendeteksi sedini mungkin kelainan pada
ibu dan bayi
ibu mengerti apa yang dijelaskan oleh
Dengan memberikan penjelasan Agar ibu dapat
bidan. menyiapkan semua kebutuhan selama proses
persalinan dan ibu dapat mengelola dengan baik
Memberitahukan tentang tanda bahaya
apabila terjadi kelainan.
kehamilan yaitu sakit kepala yang hebat Untuk memenuhi makanan yang bergizi pada ibu
hamil perlu mengkonsumsi gizi seimbang dari
dan menetap, mual mutah berlebihan
beragam sumber makan dan disesuaikan
dan tidak mau makan, bengkak pada berdasarkan usia kehamilan. Nutrisi ibu hamil
utama yang di butuhkan seperti : kalori, asam
muka dan tangan, berkurangnya
folat, protein ,kalsium, zat besi, vit A, C dan D.
gerakan janin, demam tinggi, ketuban ( Rab Wigawati,2016).
Beristirahat merupakan satu kebutuhan wajib bagi
pecah sebelum waktunya dan
tubuh untuk melakukan regenerasi dan perbaikan
perdarahan pervaginam. sel. Terutama saat seseorang sedang berada dalam
kondisi khusus misalnya kehamilan. Kondisi ibu
Memberi informasi mengenai gizi
dan janin harus selalu sehat dan bebas dari
seimbang pada ibu hamil seperti makan komplikasi yang mungkin terjadi, untuk itu ibu
hamil disarankan untuk cukup beristirahat.
telor rebus, daging, sayur hijau, ice
(dr.Fadhli Rizal Makarim,2020).
cream, susu, dll. Ibu mau melakukan. Dengan pemberian Fe untuk memenuhi
kecukupan zat besi, sedangkan Kalsium untuk
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
pembentukan tulang dan otot yang kuat. Dengan
cukup. Ibu mengert mengkonsumsi suplemen tersebut di harapkan ibu
terhindar dari anemia zat besi dan mencegah
Memberikan ibu therapi Fe 10 tablet
terjadi nya pendarahan saat persalinan. (Mayo
1x1 60 mg, Calsium lactate 10 tablet 1x1 Clinic, 2017)
Dengan melakukan kunjungan ulang di harapkan
2000 mg. Ibu akan meminum obat sesuai
ibu bisa mengenali adanya kelainan letak,
anjuran. menetapkan rencan persalinan.
Menganjurkan ibu untuk melakukan
kunjungan ulang pada 2 minggu
berikutnya yaitu tanggal 20 mei 2021
Evaluasi asuhan yang diberikan :
atau jika ada keluhan. Ibu mau Ibu mengerti atas apa penjelasan yang
melakukan diberikan dan mau melaksanakan anjuran
yang telah diberikan oleh bidan serta
bersedia minum vitamin dan bersedia utk
kunjungan ulang
47

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kunjungan Kedua

Tanggal 28 Mei 2021 Pukul 10.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya kembali, ibu mengatakan tidak ada
keluhan, tidak mengalami tanda bahaya kehamilan dan ingin memeriksakan
kehamilannya. Ibu menjalankan pola nutrisi yang telah disarankan,
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Berat Badan : 60 kg
5. Tanda-tanda Vital.
a. Tekanan Darah: 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 x/m
c. Pernapasan : 22 x/m
d. Suhu : 36,5 ℃
6. Abdomen
a. TFU : 30 cm
b. Leopold I : teraba satu bagian bundar lunak
c. Leopold II : Kanan: teraba bagian bagian terkecil janin,
Kiri: teraba atu bagian memenjang
d. Leopold III : Teraba satu bagian bundar keras
e. Leopold IV : Sudah masuk PAP
f. DJJ :140x/menit
48

1. Pemerikaa penunjang :
Dilakuka di puskemas pada tgl 20 Mei 2021
HB : 11,3 gr%
Protein Urine : Negatif
Gula Darah : 87
HbsAg : Negatif
USG dilakukan pada tgl 06 junii 2021 menunjukan Janin Tunggal Hidup Intrauterin
Presentasi Kepala

C. ANALISA
Ny. R Usia 23 tahun G1P0A0 Hamil 36 minggu Janin Tunggal Hidup Intrauterin
Presentasi Kepala
D. PENATALAKSANAAN
1. Memfasilitas Inform Consent (ibu mengerti dan bersediah menandatangani inform consent)
2. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bawah Keadaan ibu dan janin baik. ibu
mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan.
3. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan seperti perlengkapan ibu dan bayi, transportasi,
dll. Ibu mengerti

4. Memberitahukan tentang tanda bahaya kehamilan yaitu sakit kepala yang hebat dan
menetap, mual mutah berlebihan dan tidak mau makan, bengkak pada muka dan tangan,
berkurangnya gerakan janin, demam tinggi, ketuban pecah sebelum waktunya dan
perdarahan pervaginam. Ibu mengerti
5. Memberi informasi mengenai gizi seimbang pada ibu hamil seperti : makan telor rebus,
daging, sayur hijau, ice cream, susu, dl. Ibu mau melakukan.
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu mengerti.
7. Memberikan ibu therapi Fe 10 tablet 1x1 60 mg, Calsium lactate 10 tablet 1x1 2000 mg. Ibu
akan meminum obat sesuai anjuran.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada 2 minggu berikutnya yaitu tanggal
21 juni 2021 atau jika ada keluhan. Ibu mau melakukan.
49

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Kehamilan


Kunjungan Kedua
Hari dan Tanggal : Senin 07 juni 2021

Tempat Praktik : BPM SARTIKA Tanda / Gejala / keluhan


yang dialami pasien:
Nama : SARTIKA Data Subjektif :
Kehamilan Trimester Ibu datang untuk
III Kunjungan ulang memeriksakan kehamilannya
Program Studi : Profesi Kebidanan Nama : Ny R / Tn. C kembali, ibu mengatakan
Umur : 24 Tahun/ 26 tidak ada keluhan, tidak
Tahun mengalami tanda bahaya
GPA : G2 P1 A0H 36 kehamilan dan ingin
minggu memeriksakan kehamilannya.
Ibu menjalankan pola nutrisi
yang telah disarankan.

Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / DataObjektif :


keluhan yang dialami pasien) K/u baik kesadaran
1.Uterus semakin besar pada awal composmetis TD 110/70
Tanda / Gejala / keluhan kehamilan tuba fallopi,ovarium dan mmHg, Nadi 84x/menit, Suhu
secara teori : ligamentum rotundum berada dibawah 36, RR 22x/menit, BB 60kg,
apeks fundus,sementara akhir TFU 30 cm.
Menurut Manuaba ( 2015
kehamilanakan berada diatas tengahan , Leopold I: teraba satu bagian
) : mengatakan tanda dan
uterus. bundar lunak
gejala kehamian adalah
2. Servik : satu bulan setelah konsepsi Leopold II : Kanan: teraba
tanda presumtif adalah
seviks akan menjadi lunak dan bagian bagian terkecil janin,
perubahan fisiologik pada
kebiruan.perubahan ini terjadi akibat Kiri: teraba atu bagian
ibu hamil.
penambahan vaskularisasi dan memenjang
Tanda pasti hamil : denyut terjadinya edema pada seluruh Leopold III :Teraba satu bagian
jantung janin, gambaran serviks,bersamaan dengan terjadinya bundar keras
sonogram, gerakan janin . hipertropi dan hiperlesiapada kelenjar Leopold IV : Sudah masuk PAP
serviks.(Sarwono Prawirohardjo,2014) DJJ :140x/menit
3.vagina dan perineum : Selama Pemerikaa penunjang :
kehamilan peningkatan vaskularisasi Dilakuka di pukema pada tgl 8
dan hyperemia (tanda cedwik). 4.Kulit : Juni 2021
strie dihasilkan oleh cadangan melanin HB : 11,3 gr%, Protein Urine:
pada area epidermal dan dermal.adanya Negatif, Gula Darah:87,
peningkatan serum melanocyte HbsAg: Negatif
stimulating hormone,estrogen dan USG dilakukan pada tgl 06 Juni
pregesteron mempunyai peran dalam 2021 menunjukan Janin
melanogenesis.dan dapat menjadi factor Tunggal Hidup Intrauterin
pendorong.(Sarwono,2020) Presentasi Kepala
50

Asuhan yang diberikan :


Memfasilitas Inform Consent (ibu mengerti dan Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
bersediah menandatangani inform consent) Dengan melakukan pemeriksaan sesuai
Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bawah Keadaan ibu dan janin baik. ibu standar dapat mendeteksi sedini
mengerti apa yang dijelaskan oleh bidan. mungkin kelainan pada ibu dab bayi
Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan Dengan memberikan penjelasan Agar ibu
seperti perlengkapan ibu dan bayi, transportasi, dapat menyiapkan semua kebutuhan
dll. Ibu mengerti selama proses persalinan dan ibu dapat
Memberitahukan tentang tanda bahaya mengelola dengan baik apabila terjadi
kehamilan yaitu sakit kepala yang hebat dan
kelainan.
menetap, mual mutah berlebihan dan tidak mau
makan, bengkak pada muka dan tangan, Untuk memenuhi makanan yang bergizi
berkurangnya gerakan janin, demam tinggi, pada ibu hamil perlu mengkonsumsi gizi
ketuban pecah sebelum waktunya dan seimbang dari beragam sumber makan
perdarahan pervaginam. Ibu mengerti dan disesuaikan berdasarkan usia
Memberi informasi mengenai gizi seimbang kehamilan. Nutrisi ibu hamil utama yang
pada ibu hamil seperti : makan telor rebus, di butuhkan seperti : kalori, asam folat,
daging, sayur hijau, ice cream, susu, ddl. Ibu protein ,kalsium, zat besi, vit A, C dan D.
mau melakukan. ( Rab Wigawati,2016).
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Beristirahat merupakan satu kebutuhan
Ibu mengerti.
wajib bagi tubuh untuk melakukan
Memberikan ibu therapi Fe 10 tablet 1x1 60 mg,
Calsium lactate 10 tablet 1x1 2000 mg. Ibu akan
regenerasi dan perbaikan sel. Terutama
meminum obat sesuai anjuran. saat seseorang sedang berada dalam
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan kondisi khusus misalnya kehamilan.
ulang pada 2 minggu berikutnya yaitu tanggal Kondisi ibu dan janin harus selalu sehat
21 juni 2021 atau jika ada keluhan. Ibu mau dan bebas dari komplikasi yang mungkin
melakukan. terjadi, untuk itu ibu hamil disarankan
untuk cukup beristirahat. (dr.Fadhli Rizal
Makarim,2020).
Dengan pemberian Fe untuk memenuhi
kecukupan zat besi, sedangkan Kalsium
untuk pembentukan tulang dan otot yang
kuat. Dengan mengkonsumsi suplemen
tersebut di harapkan ibu terhindar dari
anemia zat besi dan mencegah terjadi
nya pendarahan
Evaluasi asuhan yang saat persalinan.
diberikan : (Mayo
Clinic, 2017)
Ibu besedia menandatangani IC
Dengan melakukan kunjungan ulang di
Ibuharapkan
menetahuiibukondisi kehamilanadanya
bisa mengenali
Ibukelainan
mengertiletak, menetapkan rencan
persalinan
Ibu mengerti.
Ibu mau melakukan.
Ibu mengerti.
Ibu bersedia minum vitamin
Ibu bersedia utk kunjungan ulang
51

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

No Reg :-

Nama Pengkaji : SARTIKA

Hari/tanggal : Jumat, 25 Juni 2021

Waktu Pengkajian : 10:00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Hidayati

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas

Jenis Identitas Istri Suami


Nama Ny. R Tn. C
Umur 23 tahun 28 tahun

2. Quick cek

No Jenis Quick cek Hasil Keterangan


Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat √
2 Gangguan penglihatan √
3 Pembengkakan pada wajah dan √
tangan
4 Mual dan muntah berlebihan √
5 Nyeri abdomen (epigastrium) √
6 Pergerakan janin yang tidak biasa √
7 Pengeluaran pervaginam √ Lendir campur darah
8 Demam √

3. Keluhan saat ini


52

 Ibu mengatakan sudah mulas sejak pukul 03.00 tgl 25 Juni 2021, yaitu
dalam 10 menit 2 kali lamanya 10 detik dan semakin sering, setiba di
BPM pukul 07.00 siang tgl 25 juni 2021 ibu mengatakan mulasnya
semakin sering,.
 Pengeluaran Pervaginam : Ibu mengatakan belum keluar air-air, dan sudah
keluar lendir campur darah
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan persalinan : Ibu mengatakan tidak
ada
 Makan dan minum terakhir:
Makan terakhir pukul : 06.00 Nafsu makan : kurang
Minum terakhir pukul : 06.00 sebanyak 1 gelas
 BAB dan BAK terakhir
BAB terakhir tgl : 25-06-2021 pkl 04.00 WIB
BAK terakhir pkl : 10.00 sebanyak + 50 cc

B. DATA OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Keadaan emosional : Stabil
4. BB : 60 kg
5. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 86x/menit
Respirasi : 22x/menit Suhu : 36,4°C
4. Head to toe
 Wajah : Simetris, tidak bengkak
 Mata : Simetris, Kiri dan Kanan
 Abdomen
His : 3x10’25”
TFU : 30 cm TBJ : 2.790 gram
53

Leopold I : Difundus teraba bulat, lunak,dan tidak melenting


(bokong).
Leopold II : Dibagian kiri teraba keras, panjang seperti papan
(punggung) dan dibagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan sulit dilentingkan
(kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul,
teraba kepala 4/5 bagian.
DJJ : 133x/menit
 Ekstremitas : Simetris, tidak ada kelainan,tidak ada nyeri tekan, tidak
ada varises. Tidak bengkak
 Anogenital
Tukak/luka : Tidak ada luka
Varises : Tidak ada varices
kelenjar scene : Tidak ada pembesaran
kelenjar bartholin : Tidak ada pembesaran
PD/VT (Vaginal Toucher)
Vulva vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tipis
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Belakang Kepala
Posisi : UU Kanan
Penyususpan : Tidak ada penyususpan
penurunan : Hodge II
Haemoroid : Tidak Ada
 Refleks patella : kanan (+) kiri (+)

5. Pemeriksaan penunjang (sesuai indikasi)


Dilakukan di puskemas pada tgl 10 Juni 2021
HB : 11,3 gr%
54

Protein Urine : Negatif


Gula Darah : 87
HbsAg : Negatif
USG dilakukan pada tgl 06 junii 2021 menunjukan Janin Tunggal Hidup
Intrauterin Presentasi Kepala

C. ANALISA
G1P0A0 Hamil 38 Mg Janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala Inpartu Kala I
Fase Aktif

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini ibu dan janin dalam keadaan baik.
(Ibu mengerti)
2. Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan seperti Tarik napas panjang lewat
hidung, kemudian dilepaskan dengan perlahan dan ditiupkan melalui mulut secara
berulang saat terjadi mulas. (ibu mengerti dan dapat melakukannya)
3. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidarinya guna
menambah tenaga untuk persiapan saat meneran. (ibu minum segelas the hangat)
4. Mengingatkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi pernapasan saat ada mulas
(Ibu melakukan)
5. Membantu mengurangi nyeri saat his dengan metode alamiah yaitu memassasse
pinggang ibu (Ibu merasa sakitnya berkurang dan merasa senang)
6. Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK (Ibu mengerti)
7. Memberikan dukungan emosional kepada ibu (Ibu menerima)
8. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan partograf untuk menilai
kesejahteraan janin dan ibu seperti detak jantung janin, his, nadi setiap 30 menit
dan melakukan pemeriksaan dalam serta tekanan darah 4 jam lagi atau jika ada
indikasi. (Observasi sudah dilakukan)
9. Menyiapkan perlengkapan persalinan, seperti ibu dan bayi, partus set, hecting set,
obat-obatan yang dibutuhkan, air bersih dan air klorin. (Sudah disiapkan)
55

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan


Bersalin Kala 1 Fase Aktif

Hari dan Tanggal : Jumat 23 Juni 2021


Tanda / Gejala / keluhan yang dialami
pasien
DIAGNOSA
Tempat Praktik : BPM SARTIKA Data Subjektif : Ibu mengatakan
Ny. RUmur 23 Tahun G1P0A0
sudah mulas sejak pukul 03.00 tgl 21
Hamil 38 Mg Janin Tunggal Hidup
Juni 2021, yaitu dalam 10 menit 2 kali
Nama : SARTIKA Intrauterin Presentasi Kepala Inpartu
lamanya 10 detik dan semakin sering,
Kala I Fase Aktif
setiba di BPM pukul 10.00 siang tgl
Masalah : tidak ada
Program Studi : Profesi Kebidanan 21 juni 2021 ibu mengatakan
Diagnosa Potensial : tidak ada
mulasnya semakin sering, disertai
nyeri pinggang menjalar ke perut
bagian bawah, Pengeluaran
Pervaginam : Ibu mengatakan belum
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
keluar air-air, dan sudah keluar lendir
keluhan yang dialami pasien)
campur darah
Asuhan kebidanan inpartu kala I fase aktif
Data Objektif : Kesadaran:
adalah melakukan observasi pada ibu dan
Composmentis, KU: Baik, TB: 156
janin sesuai dengan partograf, rasionalisasi
cm, BB : 60 kg, TD: 110/80 mmHg,
dilakukan observsi kala I adalah untuk
Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit,
mengetahui keadaan umum ibu, apakah
Suhu : 36,3°C, UK 35 mg, Palpasi:
dalam kondisi stabil atau tidak, lalu untuk
TFU: 29 cm, L1: teraba satu bagian
mengetahui tanda-tanda vital pada ibu
bundar lunak, L2 : Kanan: teraba
apakah dalam batas normal atau tidak, dan
bagian bagian terkecil janin, Kiri:
melakukan observsi his pada ibu untuk
Tanda / Gejala / keluhan teraba atu bagian memenjang, L3:
mengetahui apakah hisnya baik, inersia
secara teori : Menurut Teraba satu bagian bundar keras, L4:
uteri, atau tetania uteri. Jika terjadi inersia
(Praworohardjo, 2000) . Sudah masuk PAP, DJJ :140x/menit
uteri akan mengakibatkan terjadinya
Tanda dan Gejala Inpartu Kala I Vulva vagina Tidak ada kelainan,
partus lama, dan jika terjadi tetania uteri
Kekuatan his bertambah, makin Portio Tipis, Pembukaan 7 cm,
akan terjadi ruftur uteri. serta
sering terjadi dan teratur dengan Ketuban Utuh, Presentasi Belakang
mengobservasi kemajuan persalina dengan
jarak kontraksi makin pendek Kepala, PosisiUU Kanan,
lakukan periksa dalam setiap 4 jam sekali
sehingga menimbulkan rasa Penyususpan Tidak ada penyususpan,
atau bila ada indikasi. Observasi pada
sakit yang lebih hebat penurunan 4/5
janin dilakukan untuk mengetahui detak
Keluar lendir dan darah Pemerikaa penunjang : Dilakuka di
jantung janin apakah normal atau tidak,
Terdapat pembukaan serviks puskemas pada tgl 20 Mei 2021
untuk mencegah terjadinya komplikasi
HB : 11 gr%, Protein Urine: Negatif,
pada janin salah satunya fetal distress.
Gula Darah: Negatif, HbsAg: Negatif
Hal ini sesuai dengan teori menurut
USG dilakukan pada tgl 25 Mei 2021
Jannah (2015) yang mengatakan tujuan
menunjukan Janin Tunggal Hidup
utama penggunaan partograf adalah
Intttrauterin Presentasi Kepala
mengamati dan mencatat hasil observasi
dan kemajuan persalinan dengan menilai
pembukaan serviks melalui permeriksaan
dalam dan menentukan normal atau
tidaknya persalinan serta mendeteksi dini
persalinan lama sehingga bidan dapat
membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama.
56

Asuhan yang diberikan :


Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini Asuhan kebidanan inpartu kala I fase aktif
ibu dan janin dalam keadaan baik. adalah melakukan observasi pada ibu dan janin
Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan sesuai dengan partograf, rasionalisasi dilakukan
seperti Tarik napas panjang lewat hidung, observsi kala I adalah untuk mengetahui
kemudian dilepaskan dengan perlahan dan keadaan umum ibu, apakah dalam kondisi
ditiupkan melalui mulut secara berulang saat stabil atau tidak, lalu untuk mengetahui tanda-
terjadi mulas. tanda vital pada ibu apakah dalam batas normal
Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi atau tidak, dan melakukan observsi his pada ibu
kebutuhan nutrisi dan hidarinya guna untuk mengetahui apakah hisnya baik, inersia
menambah tenaga untuk persiapan saat uteri, atau tetania uteri. Jika terjadi inersia uteri
meneran. akan mengakibatkan terjadinya partus lama,
Mengingatkan ibu untuk melakukan teknik dan jika terjadi tetania uteri akan terjadi ruftur
relaksasi pernapasan saat ada mulas uteri. serta mengobservasi kemajuan persalina
Membantu mengurangi nyeri saat his dengan dengan lakukan periksa dalam setiap 4 jam
metode alamiah yaitu memassasse pinggang sekali atau bila ada indikasi. Observasi pada
ibu janin dilakukan untuk mengetahui detak
Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK jantung janin apakah normal atau tidak, untuk
Memberikan dukungan emosional kepada ibu mencegah terjadinya komplikasi pada janin
Mengobservasi kemajuan persalinan dengan salah satunya fetal distress.
partograf untuk menilai kesejahteraan janin Hal ini sesuai dengan teori menurut Jannah
dan ibu seperti detak jantung janin, his, nadi (2015) yang mengatakan tujuan utama
setiap 30 menit dan melakukan pemeriksaan penggunaan partograf adalah mengamati dan
dalam serta tekanan darah 4 jam lagi atau jika mencatat hasil observasi dan kemajuan
ada indikasi. persalinan dengan menilai pembukaan serviks
Menyiapkan perlengkapan persalinan, seperti melalui permeriksaan dalam dan menentukan
ibu dan bayi, partus set, hecting set, obat- normal atau tidaknya persalinan serta
obatan yang dibutuhkan, air bersih dan air mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan
klorin. dapat membuat deteksi dini mengenai
kemungkinan persalinan lama.

Evaluasi asuhan yang diberikan :


Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan
Ibu sudah diajarkan teknik relaksiasi
Ibu sudah diberitahu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
Ibu sudah diingatkan teknik relaksasi
Pinggang ibu sudah di masase
Ibu sudah diberitahu untuk tidak menahan BAK
Ibu sudah diberikan dukungan emosional
Observasi sudah dilakukan
Alat alat sudah disiapkan

SOAP KALA II
57

Tanggal : 23 Juni 2021

Pkl : 10.00 WIB

Oleh : Bidan SARTIKA

Tempat : BPM SARTIKA

A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulas semakin kuat dan ada dorongan ingin meneran seperti buang air
besar

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 23x/menit
Suhu : 36,6°C
2. Pemeriksaan Abdomen
His : 4x dalam 10 menit lamanya 45 detik
DJJ : 146 x/mnt
Leopold I : Difundus teraba bulat, lunak,dan tidak melenting (bokong).
Leopold II : Dibagian kiri teraba keras, panjang seperti papan (punggung)
dan dibagian kanan teraba bagian terkecil janin (ekstremitas).
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, dan sulit dilentingkan (kepala).
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul, teraba
kepala 4/5 bagian.
TFU : 30 cm
58

Kandung Kemih : Kosong


3. Pemeriksaan Dalam ( VT)
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Tidak teraba
Pembukaan : 10 cm
Ketuban : utuh
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK kiri depan
Penurunan : H-III+
Molase : Tidak ada
Terdapat tanda gejala Kala II
Dorongan untuk meneran
Tekanan pada anus
Perineum menonjol Vulva dan anus membuka

C. ANALISA
G1P0A0 Hamil 38 Mg Janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala Partus Kala II

D. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa
pembukaan jalan lahir telah lengkap dan ibu sudah boleh mengedan pada saat his
(mulas) datang, dan istirahat sejenak disaat mulas hilang. (Ibu mengerti dan dapat
melakukan sesuai intruksi.)
2. Mendekatkan partus set, heacting set, dan obat-obatan. Telah didekatkan.
3. Memakai alat pelindung diri sebelum melakukan pertolongan persalinan. Alat
pelindung diri telah terpakai.
4. Memposisikan ibu nyaman. (Ibu sudah nyaman)
5. Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap bersemangat demi kelahiran
bayinya. (Ibu merasa lebih tenang dan siap untuk mengedan.)
6. Melibatkan suami ibu sebagai pendamping persalinan dalam proses persalinan.
(Suami mendampingi ibu bersalin.)
59

7. Menolong pernalinan dengan 60 langkah APN, Membantu ibu dengan memimpin


meneran yang baik ketika his datang, menganjurkan ibu untuk istirahat dan
minum di saat his menghilang dan memberi motivasi pujian kepada ibu disaat ibu
dapat meneran dengan baik, kepala maju secara perlahan tampak perieneum,
kepala lahir tidak ada lilitan tali pusat dileher. Bayi lahir spontan pukul 14.55.00
WIB dengan menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot bergerak aktif,
jenis kelamin Laki -laki BB 2700 gr PB 49 cm LK 30 cm LD 30 cm A/S 8/9
mengeringkan kepala dan badannya lalu segera dihangatkan. (Bayi telah
dikeringkan dan dihangatkan)
8. Memfasilitasi kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
segera setelah persalinan dan memberitahu kepada ibu tujuan dari IMD. (IMD
berhasil dilakukan.)

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Bersalin Kala II

Hari dan Tanggal : Rabu 23 Juni 2021


60

Tempat Praktik : BPM SARTIKA

Nama : SARTIKA

Program Studi : Profesi Kebidanan

DIAGNOSA
Ny. R Umur 23Tahun
G1P0A0 Hamil 38 Mg
Janin Tunggal Hidup
Intrauterin Presentasi
Kepala Inpartu Kala II
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial :
tidak ada
Tanda / Gejala /
keluhan secara teori :
Menurut (Prawirohardjo,
2012) .Tanda dan Gejala Tanda / Gejala / keluhan yang
Partus Kala II Patofisiologi (Sesuai Tanda / dialami pasien
Dorongan untuk meneran Gejala / keluhan yang dialami Data Subjektif : Ibu mengatakan
pasien) mulas semakin kuat dan ada
Vulva dan anus membuka
dorongan ingin meneran seperti
Perineum meninjol Pada fase ini janin mulai buang air besar
Tekanan pada anus keluar dari dalam kandungan
yang membutuhkan waktu Data Objektif : Kesadaran:
Composmentis, KU: Baik, TB: 157
sekitar dua jam. Fase dimulai cm, BB : 60 kg, TD: 110/80
saat serviks sudah membuka mmHg, Nadi: 86x/menit, Respirasi:
selebar 10cm hingga bayi 23x/menit, Suhu : 36,6°C, UK 38
mg, Palpasi: TFU: 30 cm, L1:
lahir lengkap. Pada kala 2, teraba satu bagian bundar lunak, L2
ketuban sudah pecah atau baru : Kanan: teraba bagian bagian
pecah spontan, dengan terkecil janin, Kiri: teraba atu
bagian memenjang, L3: Teraba satu
kontraksi yang lebih sering bagian bundar keras, L4: Sudah
terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 masuk PAP, DJJ :146x/menit
menit.   Refleks mengejan Vulva vagina Tidak ada kelainan,
Portio tidak teraba, Pembukaan 10
juga terjadi akibat rangsangan cm, Ketuban Utuh, Presentasi
dari bagian terbawah janin Belakang Kepala, PosisiUU Kanan,
yang menekan anus dan Penyususpan Tidak ada
penyususpan, penurunan 4/5
rektum. Tambahan tenaga Pemerikaa penunjang : Dilakuka di
mengejan dan kontraksi otot- pukemas pada tgl 20 Mei 2021
otot dinding abdomen serta HB : 11,3 gr%, Protein Urine:
Negatif, Gula Darah: 87, HbsAg:
diafragma, membantu ibu Negatif
mengeluarkan bayi dari dalam USG dilakukan pada tgl 06 juni
rahim. (Rosmha 2021 menunjukan Janin Tunggal
Hidup Intrauterin Presentasi Kepala
Widiyani,2013)
61

Asuhan yang diberikan :


Memberitahukan kepada ibu hasil Rasionalisasi dari asuhan yang
pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa diberikan
Asuhan kebidanan pada partus kala II
pembukaan jalan lahir telah lengkap dan
yaitu mengeluarkan janin dengan teknik
ibu sudah boleh mengedan pada saat his atau metode APN dengan benar dan tepat.
(mulas) datang, dan istirahat sejenak disaat Rasionalisasi dari mengeluarkan janin
mulas hilang. dengan teknik APN: 1) memimpin ibu
Mendekatkan partus set, heacting set, dan untuk meneran pada saat ada kontraksi, dan
obat-obatan. Telah didekatkan. memberitahu ibu untuk istirahat saat tidak
Memakai alat pelindung diri sebelum ada his supaya tidak terjadi oedema dan
melakukan pertolongan persalinan. kelelahan pada ibu. 2) setelah kepala bayi
Memposisikan ibu nyaman. terlihat 5-6 cm di depan vulva dan ibu
Memberikan dukungan kepada ibu untuk merasakan kontaksi yang kuat maka segera
tetap bersemangat demi kelahiran bayinya. lakukan episiotomi untuk mencegah ibu
merasakan sakit saat di lakukan episiotomi.
Melibatkan suami ibu sebagai pendamping
3) setelah kepala bayi lahir melihat apakah
persalinan dalam proses persalinan. ada lilitan tali pusat atau tidak 4) setelah
Menolong pernalinan dengan 60 langkah kepala bayi melakukan putaran paksi luar,
APN, Membantu ibu dengan memimpin maka lakukan gerakan biparietal untuk
meneran yang baik ketika his datang, mengeluarkan bahu anterior dan bahu
menganjurkan ibu untuk istirahat dan posterior. 5) setelah bahu bayi lahir
minum di saat his menghilang dan lakukan sanggah susur untuk melahirkan
memberi motivasi pujian kepada ibu disaat bayi.
ibu dapat meneran dengan baik, kepala Hal ini senada dengan teori menurut
maju secara perlahan tampak perieneum, JNPK, (2007) yang mengatakan Asuhan
kepala lahir tidak ada lilitan tali pusat Persalinan Normal adalah asuhan
persalinan yang bersih dan aman dari setiap
dileher. Bayi lahir spontan pukul 14.30
tahap persalinan dan upaya pencegahan
WIB dengan menangis kuat, warna kulit komplikasi terutama perdarahan
kemerahan, tonus otot bergerak aktif, jenis pascapersalinan dan hipotermia serta
kelamin perempuan BB 2700 gr PB 49 cm asfiksia bayi baru lahir. Adapun tujuan
LK 30 cm LD 30 cm A/S 8/9 APN adalah untuk menjaga kelangsungan
mengeringkan kepala dan badannya lalu hidup dan memberikan derajat kesehatan
segera dihangatkan. yang tingg i bagi ibu dan bayinya, melalui
Memfasilitasi kepada ibu dan bayi untuk upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dengan intervensi yang seminimal mungkin
segera setelah persalinan dan memberitahu agar prinsip keamanan dan kualitas
kepada ibu tujuan dari IMD. (IMD pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).
berhasil dilakukan.)

Evaluasi asuhan yang diberikan :


Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan
Partu set sudah didekatka
APD udah diguaka
Posisi ibu sduah nyaman
Ibu udah diberikan dukunga
Uami udah mendampingi ibu
Ibu sdah dipimpin meneran
IMD sudah dilakuka
62

SOAP KALA III


Tanggal : 23 Juni 2021

Pkl : 15.00 WIB

Oleh : Bidan Sartika

Tempat : BPM SARTIKA

A. SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya tetapi ibu mengatakan perutnya masih
terasa mules, dan kelelahan.

B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
TTV : TD : 110/80 mmHg RR : 20x/mnt
N : 82x/mnt S : 36 ℃
2. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Janin Kedua : Tidak ada
TFU : Sepusat
Kontraksi Uterus : Baik, teraba keras
Kandung kemih : kosong
b. Genetalia
Inspeksi Vulva vagina : Terdapat tanda – tanda pelepasan plasenta yaitu,
adanya semburan darah, tali pusat memanjang dan uterus globuler
63

C. ANALISA
P1A0 Partus Kala III

D. PLANNING
1. Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa ibu dalam
kondisi baik dan memberitahu bahwa plasenta akan segera lahir. (Ibu mengerti
dengan kondisinya.)
2. Melakukan manajemen aktif kala III
 Menyuntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atau bagian luar.
 Melakukan penegangan tali pusat terkendali Kemudian lahirnya plasenta
secara spontan dengan tangan kiri diatas suprasimfisis mendorong kearah
belakang atau kearah kepala ibu secara dorsokranial dan tangan kanan
meregangkan tali pusat searah jalan lahir.
 Pukul 14.55 WIB plasenta lahir spontan dan lengkap.
 Melakukan massase fundus uterus selama 15 detik guna menimbulkan
kontraksi untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.
3. Melakukan pemeriksaan plasenta. Selaput ketuban utuh, panjang tali pusat 47 cm,
diameter 20 cm, tebal 3 cm, insersi tali pusat, berat ±500 gram, jumlah kotiledon
19 buah. Jumlah 2 arteri 1 vena
64

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Bersalin Kala III

Hari dan Tanggal : Rabu 23 Juni 2021 DIAGNOSA


Ny R P1A0 Partus Kala III
Masalah : tidak ada
Tempat Praktik : BPM SARTIKA Diagnosa Potensial : tidak ada

Nama : Sartika
Tanda / Gejala / keluhan yang
Program Studi : Profesi Kebidanan dialami pasien
Data Subjektif : Ibu dan suami
Patofisiologi (Sesuai Tanda / merasa senang atas kelahiran
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Gejala / keluhan yang dialami
Menurut (Prendiville, W.J., 2001) . bayinya dan ibu mengeluh masih
pasien) merasa mulas.
Manajemen Aktif Kala III Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu
Memberikan obat uterotonika (untuk saat plasenta ikut keluar dari dalam
kontraksi rahim) dalam waktu dua menit Data Objektif : KU Baik, TD :
rahim. Fase ini dimulai saat bayi lahir 110/80 mmHg, R : 20x/mnt, S
setelah kelahiran bayi lengkap dan diakhiri keluarnya
Menjepit dan memotong tali pusat 36,5. TFU setinggi pusat dari
plasenta. Pada tahap ini biasanya hasil palpasi abdomen tidak ada
segera setelah melahirkan kontraksi bertambah kuat, namun
Melakukan penegangan tali pusat janin kedua, kontraksi uterus
frekuensi dan aktivitas rahim terus baik, kandung kemih kosong,
terkendali sambil secara bersamaan menurun. Plasenta bisa lepas spontan
melakukan tekanan terhadap rahim Pemeriksaan Genitalia tampak
atau tetap menempel dan tali pusat memanjang di depan
melalui perut. Setelah pelepasan membutuhkan bantuan tambahan.
plasenta, memijat uterus juga dapat vulva dan keluarnya darah dari
(Rosmha Widiyani 2013) jalan lahir.
membantu kontraksi untuk mengurangi
perdarahan.
N : 82x/mntS : 36 oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari Janin
asuhan yang diberikan :
Kedua : Tidak ada
Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa ibu
Asuhan kebidanan padaTFUpartus Kala III yaitu pengeluaran
: Sepusat
dalam kondisi baik dan memberitahu bahwa plasenta akan segera lahir.
plasenta dengan melakukan
Kontraksimanajemen
Uterus : Baik, aktif Kalakeras
teraba III.
(Ibu mengerti dengan kondisinya.)
Rasionalisasi dari Kandung
menejemen kemih aktif Kala III yaitu
: kosong
Melakukan manajemen aktif kala III
memberikan suntik Data
oksitosinObjektif
segera setelah: bayi lahir,
Kesadaran:
Menyuntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atau bagian luar.
melakukan penegangan tali pusat terkendali
Composmentis, KU: Baik, danTB:
masase
158
Melakukan penegangan tali pusat terkendali Kemudian lahirnya
uterus. cm, BB : 63 kg, TD: 110/80 mmHg,
plasenta secara spontan dengan tangan kiri diatas suprasimfisis
Hal ini senada dengan teori menururt
Nadi: Rohani dkk
87x/menit, (2011)
Respirasi:
mendorong kearah belakang atau kearah kepala ibu secara dorsokranial
yang mengatakan Tujuannya
23x/menit,untuk Suhumempersingkat
: 36,3°C, UKkala 35
dan tangan kanan meregangkan tali pusat searah jalan lahir.
III, mengurangi jumlah
mg,kehilangan
Palpasi: TFU:darah,29dancm,mengurangi
L1: teraba
Pukul 16.10 WIB plasenta lahir spontan dan lengkap.
kejadian retensio plasenta
satu bagiandenganbundarpemberian
lunak,suntikan
L2 :
Melakukan massase fundus uterus selama 15 detik guna menimbulkan
oksitosin 1 menit pertama
Kanan:setelah
teraba bayi
bagianlahir, melakukan
bagian terkecil
kontraksi untuk mencegah perdarahan pasca persalinan.
penegangan tali pusatjanin,
terkendali dan masase
Kiri: teraba fundus.
atu bagian
Melakukan pemeriksaan plasenta. Selaput ketuban utuh, panjang tali
memenjang, L3: Teraba satu bagian
pusat 47 cm, diameter 20 cm, tebal 3 cm, insersi tali pusat, berat ±500
bundar keras, L4: Sudah masuk PAP,
gram, jumlah kotiledon 19 buah. Jumlah 2 arteri 1 vena
DJJ :140x/menit
Vulva vagina Tidak ada kelainan,
Evaluasi asuhan yang Portiodiberikan :
tidak teraba, Pembukaan 10
Ibu sudah diberitahucm, hasil Ketuban Utuh, Presentasi
pemeriksaan Belakang Kepala, PosisiUU Kanan,
manajemen aktif kala Penyususpan
III sudah Tidak ada
penyususpan, penurunan 4/5
dilakuka
Pemeriksaan Penunjang: USG
Pemeriksaan plasenta sudah
dilakukan tgl 9 mei 2021
dilakukan menunjukan janin tunggal hidup
intrauterin. HB 11 gr/dl
65

SOAP KALA IV

Tanggal : 23 Juni 2021

Pkl : 15.15

Oleh : Bidan Sartika

Tempat : BPM SARTIKA

A. SUBJEKTIF
ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya dan lega karena plasenta sudah lahir,
namun ibu masih merasa mulas

B. OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda – Tanda Vital : TD : 120/90 mmHg N : 88 x/m
RR: 20 x/m Sh : 36,7 oC
1. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
 TFU : 2 jari bawah pusat
 Kontraksi Uterus : Baik
 Kandung Kemih : Kosong
b. Genetalia
 Perdarahan : ± 200 cc
 Vulva/ Perineum : Utuh, tidak terdapat luka ataupun robekan

C. ANALISA
P1A0 Partus Kala IV
66

D. PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa menurut hasil pemeriksaan ibu dan
bayi dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga mengerti dan telah mengetahui.
2. Memeriksa ada nya robekan jalan lahir Perineum utuh tetapi perdarahan aktif
3. Mendesinfektankan partus set, dengan merendam alat di larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Alat telah di desinfektankan
4. Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan keluarga atas hadirnya anggota baru
dikeluarganya dan proses persalinan berjalan lancar. Ibu dan keluarga tampak
bahagia.
5. Membersihkan, merapihkan, dan mengganti pakaian ibu, memakaikan pembalut
guna pemantauan perdarahan. Serta memantau tekanan darah, nadi, suhu,
kontraksi uterus, TFU, perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua. Telah dilakukan.
6. Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus yang baik, dan
mengajarkan teknik massase uterus setiap kali uterus teraba lembek. Ibu dan
keluarga dapat mempraktikannya.
7. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu meminum teh manis hangat, dan
makan roti.
8. Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini diatas tempat tidur, yaitu dengan
miring kekanan maupun miring kekiri. Ibu dapat melakukan, dan tidak terdapat
keluhan saat mobilisasi.
9. Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK, dan memanggil petugas
kesehatan jika ingin BAK. Memberitahu pentingnya tidak menahan BAK yaitu
agar involusi uteri berproses dengan baik. Ibu mengerti dan ibu belum ingin BAK
10. Memberikan ibu therapy Amoxcilin 500 mg 3x1, Paracetamol 500mg 3x1,
vitamin C 1x1, Fe 1x1, vitamin b complex 3x1, serta Vitamin A pertama. Dan
memberitahu agar mengonsumsi obat dengan air mineral, bukan dengan air teh
atau susu karena dapat mengurangi kinerja obat. Ibu ingin meminum obat setelah
makan. ibu mengerti mengenai cara meminumnya.
11. Memindahkan ibu untuk pindah keruang nifas setelah 2 jam atau esok pagi.
67

12. Pemantauan 2 jam postpartum pada pasrtograf, 1 jam pertama tiap 15 menit, 1
jam kedua tiap 30 menit. ibu pindah keruang nifas pukul 17.20 WIB.

Tekanan
Jam Puk Darah Nad Suhu TFU Kotraksi Kandun Perdara
Ke ul i Uteruss g han
Kemih
100/70 88 36,6°C 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±100 cc
100/70 80 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±100 cc
110/80 85 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±50 cc
1 110/70 90 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±50 cc
120/70 92 36,3°C 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±20 cc
2 120/70 89 2 jari di bawah pusat Baik Kosong ±10 cc

Dokumentasi Dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Bersalin Kala IV

DIAGNOSA
Ny. R P1A0 Partu Kala IV
Masalah : tidak ada
Tanda / Gejala / keluhan yang
Hari dan Tanggal : Rabu 23 Juni 2021 Diagnosa Potensial : tidak
dialami pasien
ada
Data Subjektif : ibu
Tempat Praktik : BPM Sartika mengatakan senang atas
kelahiran anaknya dan lega
Nama : SARTIKA karena plasenta sudah lahir,
namun ibu masih merasa mulas.
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Data Objektif
Program Studi : Profesi Kebidanan keluhan yang dialami pasien) KU Baik, TD : 110/80 mmHg, R
Tahap ini merupakan masa satu jam : 20x/mnt, S 36,5. TFU setinggi
Tanda / Gejala / keluhan secara usai persalinan yang bertujuan untuk pusat dari hasil palpasi abdomen
teori : Menurut  Jenny J.S. mengobservasi persalinan. Pada tahap tidak ada janin kedua, kontraksi
Sondakh (2013) ini plasenta telah berhasil dikeluarkan uterus baik, kandung kemih
Tanda yang harus diobservasi dan tidak boleh ada pendarahan dari kosong, Pemeriksaan Genitalia
Tingkat kesadaran vagina atau organ. Luka-luka pada tampak tali pusat memanjang di
Tanda-tanda vital : tekanan darah, tubuh ibu harus dirawat dengan baik depan vulva dan keluarnya darah
nadi, pernafasan, suhu dan tidak boleh ada gumpalan darah. dari jalan lahir.
Konraksi uterus Rosmha Widiyani (2013)
Perdarahan N : 82x/mntS : 36 oC
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Rasionalisasi dari asuhan Janin
yang Kedua : Tidak ada
diberikan:
Kontraksi bidan
episiotomi yaitu Rasionalisasinya Uterusmelakukan
: Baik, terabahecting
pemeriksaan ibu dan bayi dalam keadaan baik. keras perdarahan dan penyembuhan
untuk meminimalkan terjadinya
Memeriksa ada nya robekan jalan lahir Perineum utuh tetapi
luka secara optimal danKandung kemihSelanjutkanya
sempurna. : kosong bidan
perdarahan aktif
melakukan observasi kondisiData ibu,Objektif : Kesadaran:
tanda-tanda vital ibu,
Mendesinfektankan partus set, dengan merendam alat di larutan
kontraksi uterus, kandung Composmentis,
kemih dan perdarahanKU: Baik, 68 TB:
pada 1 jam
klorin 0,5% selama 10 menit.
pertama selama 15 menit 158 dancm, BB kedua
1 jam : 63 kg,30TD: 110/80
menit, untuk
Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan keluarga atas hadirnya
mengetahui tanda bahaya mmHg,
kala IV yaitu Nadi: 87x/menit,
diantaranya demam,
anggota baru dikeluarganya dan proses persalinan berjalan lancar. Respirasi:
perdarahan aktif, timbul bau tak sedap23x/menit,
dari vagina, Suhu
apa bila: di
Membersihkan, merapihkan, dan mengganti pakaian ibu, 36,3°C,
temukan kelainan bisa diatasi UK 35 mg, Palpasi:
sedini mungkin.
memakaikan pembalut guna pemantauan perdarahan. Serta
Hal ini sesuai dengan teroiTFU:
menurut 29 Wiknjosastro
cm, L1: teraba (2007)satuyang
memantau tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi uterus, TFU, bagian episiotomi
mengatakan indikasi dilakukan bundar lunak, L2 yakni
pada ibu, :
perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada satu jam pertama
apabila terjadi peregangan Kanan:
perineumteraba bagian bagian
yang berlebihan sehingga
dan setiap 30 menit pada satu jam kedua. Telah dilakukan.
dikhawatirkan dapat terjaditerkecil
robekanjanin, Kiri: misalnya
perineum, teraba atupada
Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus yang bagian persalinan
primipara, persalinan sungsang, memenjang,denganL3: Teraba
ekstraksi
baik, dan mengajarkan teknik massase uterus setiap kali uterus
cunam, ekstraksi vakum dansatu
bayibagian
besar. bundar keras, L4:
teraba lembek. Sudah Kala
Menurut Hidayat, Asri, (2010) masukIV PAP,dimulaiDJJ dari : saat
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu meminum teh
lahirnya plasenta sampai 2140x/menit
jam postpartum. Pemantauan dan
manis hangat, dan makan roti.
observasi harus dilakukanVulvapada kalavagina Tidak perdarahan
IV sebab ada
Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini diatas tempat tidur,
postpartum paling sering kelainan,
terjadi padaPortio
2 jamtidak teraba,
pertama setelah
yaitu dengan miring kekanan maupun miring kekiri.
persalinan. Pembukaan 10 cm, Ketuban
Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK, dan Utuh, Presentasi Belakang
memanggil petugas kesehatan jika ingin BAK. Memberitahu Kepala,
Evaluasi asuhan yang diberikan :PosisiUU Kanan,
pentingnya tidak menahan BAK yaitu agar involusi uteri berproses Penyususpan
Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaanTidak ada
dengan baik.
Memberikan ibu therapy amoxicillin 500 mg 3x1, Paracetamol Tidak ada roekanpenyususpan,
jalan lahir penurunan 4/5
Pemeriksaan
Partus set sudah di diinfektan Penunjang: USG
500mg 3x1, vitamin C 1x1, Fe 1x1, vitamin b complex 3x1, serta dilakukan
Ibu sudah diberikan tgl kelahiran
selamat atas 9 mei putrinya
2021
Vitamin A 66 pertama. Dan memberitahu agar mengonsumsi obat menunjukan janin
Ibu sudah diersihkan dan dirapikan tunggal hidup
dengan air mineral, bukan dengan air teh atau susu karena dapat
intrauterin.
Ibu sudah diajarkan HB 11 gr/dl
masase uterus
mengurangi kinerja obat.
Pemantauan 2 jam postpartum pada pasrtograf, 1 jam pertama tiap Ibu sudah makan dan minum
15 menit, 1 jam kedua tiap 30 menit. ibu pindah keruang nifas Ibu sudah diberitahu agar mibilisasi
pukul 18.00 WIB. Ibu sudah diberitahu agar tidak menahan bak
Ibu sudah diberikan obat obatan
Pemantauan 2 jam sudahdilakukan
69

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 6 JAM (KN 1)

Tanggal 23 Juni 2021 JAM 21.00 WIB

No Reg :-

Nama Pengkaji : SARTIKA S.ST

Hari/tanggal : Rabu, 23 Juni 2021

Waktu Pengkajian : 21.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Sartika

PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny.R Nama Suami : Tn. C
Umur : 23 tahun Umur : 28 Tahun
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Suku/Bangsa : Sunda Suku/Bangsa : Sunda
Alamat : Kp. Teriti 01/05 Alamat : Kp. Teriti

Anamnesa pada tanggal: 23 Juni 2012 Pukul 21.00 WIB Oleh: Bidan Sartika
70

2. Quick Cek :

NO Jenis Quick Cek Hasil


Ya Tidak Keterangan
1 Tidak mau minum dan memuntahkan √
semua
2 Kejang √
3 Bergerang hanya jika dirangsang √
4 Nafas cepat (>60 x/menit) √

5 Nafa lambat (<30 x/menit) √


6 Tarikan dinding dada kedalam yang √
sangat kuat
7 Merintih √

8 Teraba demam (suhu ketiak >37,50C) √

9 Teraba dingin suhu ketiak < 360C) √


10 Tampak kuning pada telapak kanan √
atau kaki
11 Perdarahan pada ibu √

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


1) Pemeriksaan Ante Natal
Keluhan
 Trimester I : Mual muntah
 Trimester II : Tidak ada
 Trimester III : tidak ada
2) Imunisasi : TT1, TT2
3) Riwayat penyakit dalam kehamilan
 Kardiovaskuler: Tidak Ada
 DM : Tidak Ada
 TBC : Tidak Ada
 Asma : Tidak Ada
71

 Malaria : Tidak Ada


 PMS : Tidak Ada
 HIV/AIDS : Tidak Ada
 Lain-lain : Tidak Ada

4) Riwayat Komplikasi kehamilan


a) Perdarahan : Tidak Ada
b) Preeklamsi : Tidak Ada
c) Eklamsi : Tidak Ada
d) Lain-lain : Tidak Ada

5) Riwayat Persalinan Sekarang


a) Jenis Persalinan : Normal
b) Ditolong Oleh : Bidan
c) Lama Persalinan : + 11 Jam, 45 menit
(a) Kala I : 07.10-14.55 WIB = 9 Jam
(b) Kala II : 14.25 -14.55 WIB = 30 Menit
(c) Kala III : 14.55-115.00 WIB = 5 Menit
(d) Kala IV : 2 Jam
d) Keadaan bayi saat lahir : Menangis kuat, tonus otot baik,
kulit kemerahan
e) Jumlah Air Ketuban : +150 cc
f) Komplikasi Persalinan : Tidak ada

B. DATA OBJEKTIF
a) Pemeriksaan Umum
1) Suhu : 36,3 °C
2) Pernafasan : 45 x/menit
3) Nadi : 140 x/menit
4) Keaktifan : Aktif
5) Tangisan : Kencang
72

b) Antropometri
1) Lingkar Kepala : 30 cm
2) Lingkar dada : 30 cm
3) Lingkar Lengan Atas : 15 cm
4) Berat Badan : 2700 gr
5) Panjang Badan : 49 cm

c) Refleks
1) Refleks Moro : (+) Positif
2) Refleks Rooting : (+) Positif
3) Refleks Tonic Neck : (+) Positif
4) Refleks Grafs/Plantar : (+) Positif
5) Refleks Sucking : (+) Positif
6) Refleks Babinsky : (+) Positif

d) Pemeriksaan Fisik Secara sistematis


1) Kepala : Bersih, keadaan kepala baik
2) Muka : Tidak Oedema, tidak pucat, simetris, warna kemerahan
3) Mata : Sklera putih tidak ada juling mata
4) Hidung : Lubang hidung (+), tidak ada cuping hidung
5) Mulut : Bibir berwarna merah, tidak ada labiopalatoskiziz
6) Telinga : Tidak ada kelainan
7) Leher : Tidak ada pembengkakan
8) Dada :Timetris, retraksi dada tidak ada, tidak ada pembengkakan
aksila
9) Perut : Pembesaran simetris
10) Tali Pusat : Tidak Infeksi
11) Punggung : Tidak ada spina bifida
12) Ekstermitas : Simetris, jari tangan lengkap, refleks grafts (+) jari kaki
lengkap, geraknya aktif
13) Genetalia : Bersih, pengeluaran (+)
73

14) Anus : Lubang anus (+), pengeluaran mekonium pada pukul


14.30 Wib

e) Eliminasi
1) Miksi : Warna Kecoklatan, Jam 18.30 WIB
2) Mekonium : Warna kuning jernih, Jam 18.30 WIB

C. ANALISA
Bayi Baru Lahir cukup bulan sesuai usia kehamilan usia 6 jam

D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi saat ini dalam keadaan sehat.
(Ibu mengerti.)
2. Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang kering
dan bersih. (Kain telah diganti.)
3. Melakukan pemeriksan keadaan umum dan tanda- tanda vital (Sudah dilakukan)
4. Melakukan pemeriksaan Fisik bayi baru lahir (Sudah dilakukan)
5. Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata. (Salep
mata telah diberikan.)
6. Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya perdarahan
intrakranial pada bayi baru lahir. (Vitamin K telah diberikan pada jam...)
7. Memberikan Hb0 pada jam 17.30 WIB
8. Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya, dan menjaga agar tali
pusat tetap dalam kondisi kering. (Perawatan tali pusat telah diberikan.)
9. Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan pakaian kering, bedong, topi,
sarung tangan dan sarung kaki. (Bayi telah dipakaikan baju dan topi serta telah
dibedong.)
10. Menjelaskan kepada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin atau maksimal
setiap 2 jam sekali. (Ibu mengerti dan akan menyusui bayinya sesering mungkin.)
74

Dokumentasi dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan BBL Usia 6 Jam

Bayi Baru Lahir 6 Jam


DIAGNOSA
By Ny Suryati Bayi Baru Lahir
Hari dan Tanggal : Senin, 28 Juni 2021 cukup bulan sesuai usia Tanda / Gejala / keluhan
yang dialami pasien
kehamilan usia 6 jam Data Subjektif : Ibu
Tempat Praktik : BPM Sartika Masalah : Tidak ada mengatakan bayinya
Diagnosa Potensial : Tidak ada menangis kuat dan bergerak
aktif, Ibu mengatakan daya
Nama : SARTIKA hisap bayi kuat dan sudah
BAB pada pukul 18:30 Wib
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
Program Studi : Profesi Kebidanan keluhan yang dialami pasien)
Data Objektif :KU Baik, S:
36,5°C .R 45x/menit N: 140
Pemeriksaan bayi baru lahir adalah x/menit
Tanda / Gejala / keluhan penilaian yang dilakukan secara rutin Panjang Badan : 49 cm Berat
secara teori : Tanda Bayi Baru kepada semua neonatus. Pemeriksaan ini Badan : 2700 gr Lingkar
Lahir Menurut Saifuddin, Abdul dilakukan sebagai pemeriksaan awal segera Kepala : 30 c0 Lingkar Dada
Bari. (2006) setelah bayi lahir dan pemeriksaan lengkap : 30 cm, tonus otot baik,
Menangis kuat dalam 24-48 jam pertama kehidupan kulit kemerahan, refleks
BB minimal 2,5 kg sebelum pulang dari PMB. Pemeriksaan bayi moro (+), refleks rooting (+),
Warna kulit kemerahan baru lahir meliputi pemeriksaan fisik refleks sucking (+) , refleks
Tonus otot baik lengkap semua sistem organ. Pemeriksaan tonick neck (+) Genetalia
dimulai segera setelah bayi lahir, yaitu bersih, pengeluaran (+),
penilaian apakah bayi bernapas atau Anus : lubang anus (+),
menangis, serta apakah bayi bugar dan pengeluaran mekonium pada
tonus otot baik pukul 14.30 Wib
Asuhan BBLyang diberikan :
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
saat ini dalam keadaan sehat.
Tujuan memeberitahu ibu hasil pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui
Membersihkan dan mengganti kain yang sudah
hasilya, hal ini senada dengan teori meurut Irviani (2017) yang mengatakan bahwa
kotor dengan kain yang kering dan bersih.
informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang di organisasi atau diolah dengan
Melakukan pemeriksan keadaan umum dan tanda-
cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima
tanda vital
Tujuan Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
Melakukan pemeriksaan Fisik bayi baru lahir
kering dan bersih yaitu untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.
Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk
Tujuan Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata
mencegah infeksi pada mata.
menurut Williamson, (2014).
Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk
Tujuan Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya
mencegah terjadinya perdarahan intrakranial pada
perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir.
bayi baru lahir.
Tujuan Memberikan Hb0 yaitu utuk menjaga kekebalan tubuh bayi
Memberikan Hb0 pada jam 17.30 WIB
Melakukan perawatan tali pusat, menjaga
kebersihannya, dan menjaga agar tali pusat tetap
dalam kondisi kering. Evaluasi asuhan yang diberikan :
Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan bayinya
pakaian kering, bedong, topi, sarung tangan dan Kain bayi sudah diganti
sarung kaki. Pemeriksaan keadaan umum bayi sudah dilakukan
Menjelaskan kepada ibu agar menyusui bayinya Pemeriksaan tanda tanda vital bayi sudah dilakukan
sesering mungkin atau maksimal setiap 2 jam Vit KBARU
sudah diberikan
sekali.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI LAHIR UMUR 6 HARI (KN 2) TANGGAL
Salep mata sudah diberikan
Hb0 sudah
29 JUNI 2021diberikan
JAM 10.00 WIB
Tali pusat sudah dibungkus
Bayi sudah dalam keaan hangat
Ibu sudah mau menyusui bayinya

A. Data Subjektif
75

Ibu mengatakan bayinya sehat, aktif dan sudah mampu menghisap puting susu dengan
kuat. Bayi menyusu lebih dari 8 kali dalam sehari. BAB tiga sampai empat kali dalam
sehari, sekarang warnanya kekuningan. BAK lima sampai enam kali dalam sehari,
berwarna jernih.

B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
1. Pernapasan : 43 x/menit
2. Denyut jantung : 138 x/menit
3. Suhu : 36,7 ℃
4. Antropometri
1. Berat badan : 2700 gram.
2. Panjang Badan : 49 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada nanah dan tidak
infeksi.
2. Kulit : Kulit kemerahan, tidak ada pustul.
3. Tali pusat : Belum puput, bersih dan kering serta tidak ada tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan.

C. ASSASMENT
Neonatus cukup bulan usia 6 hari.

D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi
dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya.
76

2. Memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI saja kepada bayi, tidak memberikan
makanan atau minuman tambahan. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI
Ekslusif.
3. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menyusu, kejang,
lemah, sesak nafas, merintih, menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan
sampai dinding perut disertakan berbau dan bernanah, demam, mata bernanah,
diare, kulit dan mata kuning, tinja berwarna pucat. Jika ditemukan satu atau lebih
tanda tersebut, bayi segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Ibu mengerti dan akan
segera ke fasilitas kesehatan jika terdapat tanda bahaya bayi baru lahir.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi, bersih dan
kering. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
5. Mengingatkan ibu agar selalu menjaga tali pusat bayi tetap kering. Ibu mengerti.
6. Merencanakan untuk pemberian imunisasi yang kedua yaitu BCG dan Polio 1
pada tanggal 21 Juli 2021. Ibu mengerti dan akan datang sesuai jadwal.
7. Merencanakan jadwal kunjungan neonatus ketiga yaitu pada tanggal 28 Juli 2021.
Ibu bersedia
77

Dokumentasi dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan BBL Usia 6 Hari

Bayi Baru Lahir 6 hari


DIAGNOSA
Hari dan Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021 By Ny R Bayi Baru Lahir cukup
bulan sesuai usia kehamilan usia 6
Hari Tanda / Gejala / keluhan yang
Tempat Praktik : BPM Sartika Masalah : Tidak ada dialami pasien
Diagnosa Potensial : Tidak ada Data Subjektif : Ibu mengatakan
bayinya sehat, aktif dan sudah
Nama : SARTIKA mampu menghisap puting susu
dengan kuat. Bayi menyusu lebih
Patofisiologi (Sesuai Tanda / dari 8 kali dalam sehari. BAB tiga
Program Studi : Profesi Kebidanan sampai empat kali dalam sehari,
Gejala / keluhan yang
sekarang warnanya kekuningan.
dialami pasien) BAK lima sampai enam kali dalam
sehari, berwarna jernih.
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Perkembangan bayi di usia 1
Tanda Bayi Baru Lahir Menurut minggu yaitu: Data Objektif
Saifuddin, Abdul Bari. (2006) Hampir mampu melakukan KU: Baik, Pernapasan : 43 x/menit,
Pada beberapa hari pertama setelah lahir, gerakan tangan dan kaki yang Denyut jantung : 138 x/menit, Suhu :
bayi dapat mengalami penurunan berat 36,7
sama dan berulang, meski
badan. Penurunan berat badan bayi Antropometri
normal adalah sekitar 5% dari berat lahir belum begitu lancar. Hampir
dapat mengangkat kepalanya, Berat badan : 2700 gram.
pada bayi yang diberi susu formula atau Panjang Badan : 49 cm
7-10% pada bayi yang diberi ASI. Dua meski belum begitu lancar.
minggu setelah kelahiran, berat badan Bersuara dengan menangis.
bayi akan kembali seperti pada saat lahir, Mampu melihat warna abu –
bahkan lebih dari itu. abu hitam putih .

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :


Tujuan memberitahu ibu hasil pemeriksaannnya agar
Asuhan BBLyang diberikan : ibu dapat megetahui hasilya, hal ini senada dengan
Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang teori meurut Irviani (2017) yang mengatakan bahwa
telah dilakukan bahwa bayi dalam keadaan baik. informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang di
memberitahu ibu agar tetap memberikan ASI saja organisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga
kepada bayi, tidak memberikan makanan atau mempunyai arti bagi penerima
minuman tambahan. Tujuan memberitahu ibu agar tetap memberikan ASI
Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi saja kepada bayi yaitu untuk meningkatkan
tidak mau menyusu, kejang, lemah, sesak nafas, kekebalan alamiah pada bayi, mejalin kasih sayang
merintih, menangis terus-menerus, tali pusat ibu dan anak menurut Williamson, (2014).
kemerahan sampai dinding perut disertakan berbau Tujuan Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir
dan bernanah, demam, mata bernanah, diare, kulit yaitu jika ditemukan salah satu tanda bahay bayi
dan mata kuning, tinja berwarna pucat. Jika baru lair maka ibu harus segera membawa ke fasilita
ditemukan satu atau lebih tanda tersebut, bayi segera kesehatan
dibawa ke fasilitas kesehatan.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayi, bersih dan kering.
Mengingatkan ibu agar selalu menjaga tali pusat bayi
tetap kering
Merencanakan untuk pemberian imunisasi yang Evaluasi asuhan yang diberikan :
kedua yaitu BCG dan Polio 1 pada tanggal 27 Juli Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan bayinya
2021. Ibu mengerti dan akan datang sesuai jadwal.
Ibu sudah di motivasi agar mau ASI Eksklusif
Merencanakan jadwal kunjungan neonatus ketiga
yaitu pada tanggal 26 Juli 2021
Ibu sudah diberitahu tanda bahaya pada bayi baru lahir
Bayi sudah dijaga kehangaan tubuhnya
Ibu sudah diberitahu agar kebersihan saat menggangti
bungkus tali pusat dijaga
Ibu sudah diberitahu umur bayi 1 bulan harus di vaksin
bcg
Ibu sudah diberitahu untuk kunjungan ulang
78

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR UMUR 28 HARI (KN 3) TANGGAL
21 JULI 2021 JAM 10.00 WIB

A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, aktif. Bayi menyusui lebih dari 8 kali dalam sehari. BAB
3-4 kali dalam sehari, warnanya kekuningan. BAK 5-6 kali dalam sehari, berwarna
jernih. Bayi sudah diberikan imunisasi yang pertama yaitu Hb0. Dan belum dierikan
imuisasi BCG.

B. Data Objektif
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital
1. Pernapasan : 43 x/menit
2. Denyut jantung : 138 x/menit
3. Suhu : 36,8 Oc
Antropometri
1. Berat badan : 3000 gram.
2. Panjang Badan : 51 cm
Pemeriksaan Fisik
1. Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada nanah dan tidak
infeksi.
2. Kulit : Kulit kemerahan, tidak ada pustul.
3. Tali pusat : Belum puput, bersih dan kering serta tidak ada tanda-tanda infeksi
seperti kemerahan.

C. ASSASMENT
Neonatus cukup bulan usia 28 hari.
79

D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa bayi
dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan mengetahui keadaan bayinya.
2. Memotivasi ibu agar tetap memberikan ASI saja kepada bayi, tidak memberikan
makanan atau minuman tambahan. Ibu mengerti dan akan memberikan ASI Ekslusif.
3. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir yaitu bayi tidak mau menyusu, kejang,
lemah, sesak nafas, merintih, menangis terus-menerus, tali pusat kemerahan sampai
dinding perut disertakan berbau dan bernanah, demam, mata bernanah, diare, kulit
dan mata kuning, tinja berwarna pucat. Jika ditemukan satu atau lebih tanda tersebut,
bayi segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Ibu mengerti dan akan segera ke fasilitas
kesehatan jika terdapat tanda bahaya bayi baru lahir.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayi, bersih dan kering.
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
5. Mengajarkan ibu dan keluarga cara mencuci tangan yang benar, dilakukan setelah
BAK dan BAB, sebelum makan, sebelum memegang bayi, sebelum menyusui,
sebelum menyiapkan makanan dan minuman bagi anak, sebelum memberikan makan
dan minum pada anak. Ibu dan keluarga dapat melakukannya dengan baik.
6. Merencanakan untuk pemberian imunisasi yang kedua yaitu BCG dan Polio 1 pada
tanggal 21 Juli 2021. Ibu mengerti dan akan datang sesuai jadwal.
80

Dokumentasi dalam Bentuk Pathway Asuhan Kebidanan BBL Usia 28 Hari

Tanda / Gejala / keluhan


yang dialami pasien
Bayi Baru Lahir 28 hari
Hari dan Tanggal : Kamis, 19 Juli 2021 DIAGNOSA
Data Subjektif : Ibu
mengatakan bayinya sehat,
aktif. Bayi menyusu lebih
Tempat Praktik : BPM Hidayati By NySuryati Bayi Baru Lahir
cukup bulan sesuai usia kehamilan
usia 28 Hari
Nama : Hidayati
Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala /
Program Studi : Profesi Kebidanan keluhan yang dialami pasien)

Perkembangan bayi di usia 28 Hari yaitu:


Tanda / Gejala / keluhan secara teori :
Tanda Bayi Baru Lahir Menurut Saifuddin,
Abdul Bari. (2006) Mampu melakukan gerakan tangan dan kaki
secara bersamaan dan berulang kali. Mampu
 Tinggi dan berat badan bayi bertambah mengangkat kepalanya sendiri beberapa
 Bayi baru lahir umumnya bisa detik walau belum sempurna. Bersuara
diberikan ASI sampai 8-12 kali per dengan menangis. Mampu memandang
hari wajah orang yang berada di dekatnya.
 Rata-rata bayi yang baru lahir sampai
usia satu tahun butuh tidur selama 13- Sudah mulai bisa menyesuaikan posisi dan
16 jam dalam sehari
mencoba untuk meringkuk.

Berat serta panjang badan bertambah

Asuhan BBLyang diberikan :

1. Memberitahukan kepada ibu hasil


pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa bayi dalam keadaan baik.
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
2. memberitahu ibu agar tetap Tujuan memberitahu ibu hasil
memberikan ASI saja kepada bayi, pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui hasilya,
tidak memberikan makanan atau hal ini senada dengan teori meurut Irviani (2017)
minuman tambahan. yang mengatakan bahwa informasi adalah sekumpulan
3. Menganjurkan kepada ibu untuk
tetap menjaga kehangatan bayi, data atau fakta yang di organisasi atau diolah dengan
bersih dan kering. cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima
4. Mengingatkan ibu agar selalu Tujuan memberitahu ibu agar tetap
menjaga tali pusat bayi tetap kering memberikan ASI saja kepada bayi yaitu untuk
5. Merencanakan untuk pemberian
imunisasi yang kedua yaitu BCG
meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi, mejalin
dan Polio 1 pada tanggal 21 Juli kasih sayang ibu dan anak menurut Williamson,
2021. Ibu mengerti dan akan datang (2014).
sesuai jadwal.
6. Merencanakan jadwal kunjungan
neonatus ketiga yaitu pada tanggal
21 Juli 2021
81

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 JAM (KF 1)

Tanggal 23 Juni 2021 JAM 16.00 WIB

No Reg :-

Nama Pengkaji : SARTIka

Hari/tanggal : Rabu, 23 Juni 2021

Waktu Pengkajian : 16.00 WIB

Tempat Pengkajian : BPM Sartika

A. DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
Jenis Identitas Istri Suami
Nama Ny. R Tn. C
Umur 23 Tahun 28 Tahun
Suku/Bangsa Sunda/ Indonesia Sunda/Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Karyawan
Alamat Rumah Kp. Teriti 01/05 Desa Kp. Teriti 01/05 Desa
Karet Kec.Sepatan- Karet Kec.Sepatan-Tng
Tangerang
Alamat Kantor - -

Anamnesa pada tanggal: 23 Juni 2021 Pukul 16.00 WIB Oleh Bidan Hidayati
82

1) Keluhan utama saat masuk


Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya. Ibu makan terakhir pukul
21.00 WIB dengan nasi lauk dan sayur dan minum 1 botol air mineral. Ibu sudah
tidur ± 2 jam, ibu sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa ada keluhan. Ibu
sudah BAK spontan namun belum BAB.
2) Riwayat Antenatal
Pemeriksaan di : BPM

Kelainan/komplikasi : Tidak Ada

Usia Kehamilan : 38 mg

Para : Primipara

3) Riwayat Persalinan
 Anak Ke : 1 (Pertama)
 Persalinan lahir tanggal : 23-06-2021
 Jenis Kelamin : Perempuan, BB 2700 gram, PB 49 cm
 Perdarahan kala III : 50 ml
 Perdarahan kala IV : 50 ml
 Perdarahan Total :100 ml
 Perdarahan selama operasi: -
 Jenis Persalinan : Spontan/Normal
 Placenta : Spomtan
 Perineum :-
 Anastesi :-
 Jahitan : Tidak ada
 Infuse cairan : 500 ml
 Transfusi darah :-
4) Tanda Bahaya Nifas
 Sakit kepala hebat : Tidak
 Pandangan kabur : Tidak
 Kelelahan atau sesak : Tidak
83

 Demam : Tidak
 Nyeri payudara, pembengkakan payudara, : Tidak
luka atau perdarahan pada puting
 Nyeri perut hebat : Tidak
 Bengkak pada tangan, wajah. Tungkai, : Tidak
 Perdarahan berlebihan : Tidak
 Sekret vagina berbau : Tidak

2. Pola Kebutuhan sehari-hari


a. Pola Nutrisi : Ibu menggatakan makan
3x/hari
Alergi Terhadap Makanan : Tidak ada

Budaya terhadap Konsumsi Makanan : Tidak ada

Kebiasaan Minum : 4 gelas/hari

b. Pola Eliminasi
 BAB : 1-2 kali/hari (6 jam
post partum belum BAB
 BAK : 3-4 kali/hari (BAK
terakhir pada jam 20.30 WIB
c. Mobilisasi : sudah dilakukan
d. Pola Aktifitas Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Pola Istirahat : + 6 jam
f. Personal Hygiene : 2-3x/hari ganti celana dalam
g. Pola Seksual :-

3. Psikososial Spiritual
a. Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap kehamilannya
Ibu mengatakan keluarga sangat senang dengan kehamilannya dan mendukung
kehamilannya.
84

b. Pengambilan keputusan dalam keluarga


Suami dan keluarga

c. Lingkungan yang berpengaruh


Tinggal dengan siapa suami

Dukungan Lingkungan sangat mendukung

B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum : Baik
Tekanan Darah : 110/70 mmHG
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 22 x/mnt
Suhu : 36,3 °C
Berat Badan : 60 Kg
Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
Muka : Simetris tidak edema
Mata : Konjungtiva : tidak pucat, Sklera : Putih
b. Dada dan Axila (ketiak)
Mamae : Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan
Benjolan : Tidak ada benjolan
Simetris : Ya, kiri dan kana
Kemerahan : Ada
Areola : Menghitam
Puting susu : Menonjol, terdapat luka lecet dikedua
Puting payudara
Pengeluaran : Kolostrum

Axilla : Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran


Nyeri Tekakan : Tidak ada
85

c. Abdomen
 TFU : 2 Jari dibawah pusat
 Kontraksi : Baik
 Kandung Kemih : Kosong
 Kembung : Tidak

d. Ekstermitas
Tungkai : Tidak ada pembengkakan Nyeri : tidak, Merah: /tidak
Edema : Tidak ada

e. Ano-genital
 Lochea : Rubra
 Bau : Khas
 Jahitan Perineum : Tidak ada
 Penyembuhan luka: ada

f. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : tidak dilakukan

C. ANALISA
Ny. R Umur 23 tahun P1A0 Post Partum 6 Jam

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan dan rencana asuhan
yang akan diberikan. Ibu mengerti
2. Memantau keadaan umum, TTV, kandung kemih, perdarahan, dan kontraksi
uterus secara berkala Sudah dilakukan
3. Mengajarkan ibu posisi menyusui dan perlekatan mulut bayi saat menyusui
yang baik Ibu dapat melakukan
4. Menganjurkan ibu untuk segera memberikan ASI pada bayinya Ibu mengerti
86

5. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti perdarahan hebat, sakit kepala
terus-menerus, demam, nyeri ulu hati, nyeri perut hebat, demam, mata
berkunang-kunang, terdapat benjolan payudara, dan lochea berbau. Serta
menganjurkan ibu agar mendatangi petugas kesehatan bila terdapat tanda-tanda
tersebut. Ibu mengerti
6. Membertitahu ibu untuk tetap memenuhi nutri dan hidrasi Ibu mengerti
7. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan diri, mengganti pembalut minimal
3 kali sehari atau sampai pembalut sudah lembab dan tidak nyaman Ibu
mengerti
8. Memberikan terapi oral berupa vitamin A 200.000 IU, SF 1 x 1, vit C 2 x 1, vit
B complex 3 x 1, paracetamol 3 x 1, amoxicillin 3 x 1 dan cara meminumnya
tidak menggunakan air susu. Ibu mengerti
87

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Pada Nifas 6 Jam

Hari dan Tanggal : Rabu, 23 Juni 2021


DIAGNOSA Tanda / Gejala / keluhan
Ny. R Umur 23 tahun yang dialami pasien
Tempat Praktik : BPM Sartika P1A0 Post Partum 6 Jam Data Subjektif : Ibu
Masalah : Tidak ada mengatakan merasa senang
Diagnosa Potensial : dengan kelahiran bayinya.
Nama : SARTIKA Ibu makan terakhir pukul
Tidak ada
18.00 WIB dengan nasi lauk
dan sayur dan minum 1 botol
Program Studi : Profesi Kebidanan air mineral. Ibu sudah tidur ±
Patofisiologi (Sesuai Tanda / 2 jam, ibu sudah dapat
Gejala / keluhan yang dialami berjalan ke kamar mandi
Tanda / Gejala / keluhan pasien) sendiri tanpa ada keluhan.
secara teori : Menurut Masa nifas adalah masa 2 jam Ibu sudah BAK spontan
(Praworohardjo, 2000) . setelah kelahiran plasenta sampai namun belum BAB.
Tanda Masa Nifas 6 Jam 6 minggu setelah persalinan.
TFU : 2 Jari dibawah pusat Pada masa ini alat-alat
Data Objektif :KU Baik, TD
Lokhea : Rubra reproduktif anatominya kembali
110/70 mmhg, N 80 x/menit,
Kandung kemih :Kosong ke keadaan sebelum hamil. Ibu
R 20 x/menit, S 36,3. TFU 2
Kontraksi akan mengalami banyak
jari diawah puat, kontraksi
perubahan baik fisik maupun
baik , kandung kemih
psikologis selama masa nifas.
kosong. Tidak ada tanda-
(Tando, 2012).
tanda infeksi, terdapat luka
Asuhan yang diberikan: laserasi. Lochea rubbra.
Menginformasikan hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan dan rencana asuhan yang akan
diberikan. Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
Memantau keadaan umum, TTV, kandung Tujuan memberitahu ibu hasil Evaluasi asuhan yang
kemih, perdarahan, dan kontraksi uterus secara pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui diberikan :
berkala hasilya, hal ini senada dengan teori meurut Ibu sudah diberitahu hasil
Mengajarkan ibu posisi menyusui dan Irviani (2017) yang mengatakan bahwa pemeriksaan
perlekatan mulut bayi saat menyusui yang baik informasi adalah sekumpulan data atau fakta Ibu sudah dilakuka pematauan
Menganjurkan ibu untuk segera memberikan yang di organisasi atau diolah dengan cara KU & TTV
ASI pada bayinya tertentu sehingga mempunyai arti bagi Ibu sudah diajarka poisi
Memberitahu ibu tanda bahaya nifas seperti penerima menyusui
perdarahan hebat, sakit kepala terus-menerus, Tujuan Memantau keadaan umum, TTV, Ibu sudah dinajurkan untuk
demam, nyeri ulu hati, nyeri perut hebat, utuk mecegah terjadiya perdaraha pada ibu memberikan asi pada bayinya
demam, mata berkunang-kunang, terdapat Tujuan Mengajarkan ibu posisi menyusui Ibu sudah dieritahutanda bahay
benjolan payudara, dan lochea berbau. Serta dapat mengurangi puting susu lecet masa nifas
menganjurkan ibu agar mendatangi petugas Tujuan menganjurkan ibu memberikan asi Ibu sudah memakan
kesehatan bila terdapat tanda-tanda tersebut. agar bayi tidak rewel makanannaya dan minumannya
Ibu mengerti Tujuan memberitahu tanda bahaya nifas ibu Ibu sudah diberitahu untuk
Membertitahu ibu untuk tetap memenuhi dapat mengantisipasi apaila terjadi salah satu menjaga keberssihan vaginanya
nutrisi dan hidrasi Ibu mengerti tanda bahaya nifas Ibu sdah dierika vitamin
Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan Tujuan Membertitahu ibu untuk tetap
diri, mengganti pembalut minimal 3 kali sehari memenuhi nutrisi Agar ibu tidak lemas oeh
atau sampai pembalut sudah lembab dan tidak karena itu harus di isi nutri tubuhnya
nyaman Tujuan Memberitahu ibu untuk menjaga
Memberikan terapi oral berupa vitamin A SF 1 kebersihan diri Agar tidak terjadi infeksi
x 1, vit C 2 x 1, vit B complex 3 x 1, pada vagina ibu
paracetamol 3 x 1, amoxicillin 3 x 1 dan cara Tujuan Memberikan terapi oral Agar daya
meminumnya tidak menggunakan air susu. tahan tubuh ibu lebih vit oeh karena itu harus
meminum vitamin yang bidan berikan
88

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 6 HARI


TANGGAL 28 Juni (KF 2) 2021 Jam 16.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg Nadi : 82 x/menit
R : 19 x/menit Suhu : 36,0 oC
Pemeriksaan fisik
1. Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
2. Payudara : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
benjolan, puting susu menonjol dan ada pengeluaran ASI.
3. Abdomen
 TFU : Pertengahan pusat simpisis
 Kontraksi uterus : Tidak ada
 Kandung kemih : Kosong
4. Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi perdarahan normal, warna kecoklatan
(Lochea Sanguinolenta)
5. Ekstremitas : Tidak ada oedema, varises dan homan sign negatif.

C. ASSASMENT
Ny. R P1A0 Post Partum 6 hari

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan asuhan
yang diberikan kepada bayi (ibu mengerti)
89

2. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas (ibu dapat mengulanginya)


3. Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi. Tidak ada
pantangan selama ibu tidak memiliki alergi (ibu mengerti)
4. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup (ibu mengerti)
5. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya untuk meningkatkan
produksi ASI dan menghindari bengkak (ibu mengerti)
6. Mengevaluasi teknik menyusui (ibu mengerti)
7. Memberikan dukungan emosional terhadap ibu (ibu senang dan menerima)
90

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan Pada Nifas 6 Hari

Hari dan Tanggal : Selasa, 29 Juni 2021

Tempat Praktik : BPM Sartika

Nama : SARTIKA DIAGNOSA


Ny.R Umur 23 tahun P1A0 Post
Partum 6 Hari Tanda / Gejala / keluhan
Program Studi : Profesi Kebidanan Masalah : Tidak ada yang dialami pasien
Diagnosa Potensial : Tidak ada Data Subjektif : Ibu
mengatakan tidak ada
keluhan.
Tanda / Gejala / keluhan secara
teori : Menurut (Praworohardjo,
Data Objektif :KU Baik,
2000) . Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala TD 110/70 mmhg, N 80
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : / keluhan yang dialami pasien) x/menit, R 20 x/menit, S
Menurut (Praworohardjo, 2000) . Masa nifas adalah masa 2 jam setelah 36,3. TFU Pertengahan
Tanda Masa Nifas 6 Jam kelahiran plasenta sampai 6 minggu
TFU : pertenghan pusat dan simpysis, setelah persalinan. Pada masa ini alat-
pusat simpisis, kotraksi
Lokhea sangulenta alat reproduktif anatominya kembali tidak ada , kandung kemih
Kandung kemih :Kosong kosong. Tidak ada tanda-
Kontraksi baik
ke keadaan sebelum hamil. Ibu akan
mengalami banyak perubahan baik tanda infeksi, terdapat luka
fisik maupun psikologis selama masa laserasi. Lochea
nifas. (Tando, 2012). Sanguinolenta.
Asuhan yang diberikan:
Menginformasikan hasil
pemeriksaan bahwa keadaan
ibu baik dan asuhan yang Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan : Evaluasi asuhan yang
diberikan kepada bayi Tujuan memberitahu ibu hasil diberikan :
Memberitahu ibu tanda bahaya pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui Ibu sudah diberitahu hasil
nifas hasilya, hal ini senada dengan teori meurut pemeriksaan
Memberitahu ibu untuk tetap Irviani (2017) yang mengatakan bahwa Ibu udah diberitahu tanda
memenuhi nutrisi dan hidrasi. informasi adalah sekumpulan data atau fakta bahaya nifas
Tidak ada pantangan selama yang di organisasi atau diolah dengan cara Ibu udah diberitahu untuk
ibu tidak memiliki alergi tertentu sehingga mempunyai arti bagi memenuhi kebutuhan
Memberitahu ibu untuk penerima nutrisinya
istirahat yang cukup Tujuan Memberitahu ibu tanda bahaya nifas Ibu sudah diberitahu untuk
Menganjurkan ibu untuk sering apabila terjadi salah satunya maka ibu harus ke istirahat yang cukup
menyusui bayinya untuk klinik terdekat Ibu sudah dieritahu untuk
meningkatkan produksi ASI Tujuan Memberitahu ibu nutrisi yang baik menyusui bayinya sesering
dan menghindari bengkak untuk busui agar produksi asi banyak mungkin
Mengevaluasi teknik menyusui Tujuan Memberitahu ibu untuk istirahat yang Teknik menyusui ibu sudah
Memberikan dukungan cukup dapat mencegah kellaha pada ibu dievaluasi
emosional terhadap ibu Tujuan Memberitahu ibu menyusui bayinya Dukungan secara emosional
seseringmungkin untuk mencegah terjadiya sudah dierikan
bengkak pada payudara
Tujuan megevaluasi teknik menyusuiyang
sudah diajarkrapada ibu dapat mencegah
terjdaiya puting susu lecet
Tujuan memberikan ukungan maka ibu akan
merasa bahagia
91

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 28 HARI


TANGGAL 21 Juli (KF 3) 2021 Jam 10.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg Nadi : 82 x/menit
R : 19 x/menit Suhu : 36,0 oC
Pemeriksaan fisik
1. Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
2. Payudara : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
benjolan, puting susu menonjol dan ada pengeluaran ASI.
3. Abdomen
 TFU : Pertengahan pusat simpisis
 Kontraksi uterus : Tidak ada
 Kandung kemih : Kosong
4. Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi perdarahan normal, warna kecoklatan
(Lochea Sanguinolenta)
5. Ekstremitas : Tidak ada oedema, varises dan homan sign negatif.

C. ANALISA
Ny. R P1A0 Post Partum 28 hari

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan asuhan
yang diberikan kepada bayi (ibu mengerti)
92

2. Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan dehidrasi. Tidak ada
pantangan selama ibu tidak memiliki alergi (ibu mengerti)
3. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya untuk meningkatkan
produksi ASI dan menghindari bengkak (ibu mengerti)
4. Mengevaluasi teknik menyusui (ibu mengerti)
5. Memberikan dukungan emosional terhadap ibu (ibu senang dan menerima)
93

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan 28 Hari

Hari dan Tanggal : Rabu, 21 Juli 2021


Tanda / Gejala /
Tempat Praktik : BPM Sartika keluhan yang dialami
DIAGNOSA pasien
Ny. R Umur 23 tahun P1A0 Post
Data Subjektif : Ibu
Nama : SARTIKA Partum 28 Hari
mengatakantidak ada
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada keluha.
Program Studi : Profesi Kebidanan Data Objektif :KU
Baik, TD 110/70 mmhg,
N 80 x/menit, R 20
x/menit, S 36,3. TFU
Berukuran normal seperti
Patofisiologi (Sesuai Tanda / semula, kotraksi tidak
Gejala / keluhan yang dialami ada , kandung kemih
Tanda / Gejala / keluhan secara pasien)
Masa nifas adalah masa 2 jam
kosong. Tidak ada tanda-
teori : Menurut (Praworohardjo,
setelah kelahiran plasenta sampai tanda infeksi, terdapat
2000) .
Tanda Masa Nifas 28 Hari 6 minggu setelah persalinan. luka laserasi. Lochea
TFU : Berukuran normal seperti Pada masa ini alat-alat Alba.
semula reproduktif anatominya kembali
Lokhea : Alba ke keadaan sebelum hamil. Ibu
Kandung kemih :Kosong akan mengalami banyak
Kontraksi perubahan baik fisik maupun
psikologis selama masa nifas.
(Tando, 2012).

Evaluasi asuhan yang diberikan :


Ibu sudah diberitahu hasil
Asuhan yang diberikan: pemeriksaan
Menginformasikan hasil Ibu udah diberitahu untuk
Rasionalisasi dari asuhan yang
pemeriksaan bahwa keadaan memenuhi kebutuhan nutrisinya
diberikan :
ibu baik dan asuhan yang
Tujuan memberitahu ibu hasil Ibu sudah dieritahu untuk
diberikan kepada bayi
pemeriksaannnya agar ibu dapat menyusui bayinya sesering
Memberitahu ibu untuk tetap
megetahui hasilya, hal ini senada dengan mungkin
memenuhi nutrisi dan hidrasi.
teori meurut Irviani (2017) yang Teknik menyusui ibu sudah
Tidak ada pantangan selama
mengatakan bahwa informasi adalah
ibu tidak memiliki alergi dievaluasi
sekumpulan data atau fakta yang di
Menganjurkan ibu untuk sering
organisasi atau diolah dengan cara Dukungan secara emoional sudah
menyusui bayinya untuk dierikan
tertentu sehingga mempunyai arti bagi
meningkatkan produksi ASI
penerima
dan menghindari bengkak
Tujuan Memberitahu ibu nutrisi yang
Mengevaluasi teknik menyusui
baik untuk busui agar produksi asi
Memberikan dukungan
banyak
emosional terhadap ibu
Tujuan Memberitahu ibu menyusui
bayinya seseringmungkin untuk
mencegah terjadiya bengkak pada
payudara
Tujuan megevaluasi teknik
menyusuiyang sudah diajarkrapada ibu
dapat mencegah terjdaiya puting susu
lecet
Tujuan memberikan ukungan maka ibu
akan merasa bahagia
94

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS 42 HARI


TANGGAL 4 Agustus 2021 (KF 4) 2021 Jam 10.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 mmHg Nadi : 82 x/menit
R : 23 x/menit Suhu : 36,0 oC
Pemeriksaan fisik
1. Mata : Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
2. Payudara : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada
benjolan, puting susu menonjol dan ada pengeluaran ASI.
3. Abdomen
 TFU : Pertengahan pusat simpisis
 Kontraksi uterus : Tidak ada
 Kandung kemih : Kosong
4. Genetalia : Tidak ada tanda-tanda infeksi perdarahan normal, warna kecoklatan
(Lochea Sanguinolenta)
5. Ekstremitas : Tidak ada oedema, varises dan homan sign negatif.

C. ANALISA
Ny. R P1A0 Post Partum 42 hari

D. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik dan asuhan
yang diberikan kepada bayi (ibu mengerti)
95

2. Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi nutrisi dan hidrasi. Tidak ada
pantangan selama ibu tidak memiliki alergi (ibu mengerti)
3. Menganjurkan ibu untuk sering menyusui bayinya untuk meningkatkan
produksi ASI dan menghindari bengkak (ibu mengerti)
4. Memberikan dukungan emosional terhadap ibu (ibu senang dan menerima)
5. Memeriksa konseling kb pada ibu utuk menjaga jarak kehamilan
96

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan 42 Hari


Hari dan Tanggal : Rabu, $ Agustus 2021
DIAGNOSA
Ny. R Umur 25 tahun
Tempat Praktik : BPM Sartika P1A0 Post Partum 42 Hari
Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial :
Nama : SARTIKA Tidak ada

Program Studi : Profesi Kebidanan Tanda / Gejala /


keluhan yang dialami
pasien
Tanda / Gejala / keluhan Data Subjektif : Ibu
secara teori : Menurut mengatakantidak ada
(Praworohardjo, 2000) . Patofisiologi (Sesuai Tanda / keluha.
Tanda Masa Nifas 28 Hari Gejala / keluhan yang dialami Data Objektif :KU Baik,
TFU : Berukuran normal pasien) TD 110/70 mmhg, N 80
seperti semula Masa nifas adalah masa 2 jam x/menit, R 20 x/menit, S
Lokhea : Alba setelah kelahiran plasenta 36,3. TFU Pertengahan
Kandung kemih :Kosong sampai 6 minggu setelah pusat simpisis, kotraksi
persalinan. Pada masa ini alat- tidak ada , kandung
alat reproduktif anatominya kemih kosong. Tidak ada
kembali ke keadaan sebelum tanda-tanda infeksi,
hamil. Ibu akan mengalami terdapat luka laserasi.
Asuhan yang diberikan: banyak perubahan baik fisik Lochea Alba.
1. Menginformasikan hasil maupun psikologis selama masa
pemeriksaan bahwa nifas. (Tando, 2012).
keadaan ibu baik dan
asuhan yang diberikan
Evaluasi asuhan yang
kepada bayi (ibu
diberikan :
mengerti)
1. Ibu sudah diberitahu
2. Memberitahu ibu untuk
hasil pemeriksaan
tetap memenuhi nutrisi Rasionalisasi dari asuhan yang
2. Ibu udah diberitahu
dan hidrasi. Tidak ada diberikan :
untuk memenuhi
pantangan selama ibu 1. Tujuan memberitahu ibu hasil
kebutuhan nutrisinya
tidak memiliki alergi (ibu pemeriksaannnya agar ibu dapat
3. Ibu sudah dieritahu
mengerti) megetahui hasilya, hal ini
untuk menyusui
3. Menganjurkan ibu untuk senada dengan teori meurut
bayinya sesering
sering menyusui bayinya Irviani (2017) yang
mungkin
untuk meningkatkan mengatakan bahwa informasi
4. Dukungan secara
produksi ASI dan adalah sekumpulan data atau
emoional sudah
menghindari bengkak fakta yang di organisasi atau
dierikan
(ibu mengerti) diolah dengan cara tertentu
5. konseling kb sudah
4. Memberikan dukungan sehingga mempunyai arti bagi
dierikan
emosional terhadap ibu penerima
(ibu senang dan 2. Tujuan Memberitahu ibu nutrisi
menerima) yang baik untuk busui agar
5. Memeriksa konseling kb produksi asi banyak
pada ibu utuk menjaga 3. Tujuan Memberitahu ibu
jarak kehamilan menyusui bayinya
seseringmungkin untuk
mencegah terjadiya bengkak
pada payudara
4. Tujuan memberikan ukungan
maka ibu akan merasa bahagia
5. Tujuamemberikan konseling kb
ibu dapat memilh kb apa yang
akan digunakan
97

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Hormonal

Hari dan Tanggal : Senin, 2 Agustus 2021


Tempat Praktik : BPM Sartika
Nama : SARTIKA
Program Studi : Profesi Kebidanan

DATA SUBYEKTIF

A. IDENTITAS
Nama Ibu : Ny.R Nama Suami : Tn. C
Umur : 23 Tahun Umur : 28 Tahun
Kebangsaan : Indonesia Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat Kantor :- Alamat Kantor :-
AlamatRumah : Kp. Teriti 01/05 Alamat Rumah : Kp. Teriti 01/05

B. ANAMNESA

1. Kunjungan saat ini :

 Kunjungan ulang : Ibu mengatakan ini kunjungan pertama

 Keluhan : Tidak ada

2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umur 23 tahun, dengan suami sekarang 28 tahun

3. Riwayat Mensturasi
98

Menarce umur 13 tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 7 hari, sifat darah: encer,
Bau khas, Dismenorhoe :  Ya, Banyaknya 150 cc
Jumlah Anak : 1

4. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan


No Jenis Mulai memakai Berhenti/ganti cairan

Kontrasepsi tanggal Oleh Tempat keluhan tanggal oleh tempat Keluhan

1 Tidak ada

5. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/ sedang di derita ibu dan keluarga

b. Tekanan darah tinggi : Tidak

c. Apakah pernah operasi besar : Tidak

d. Pernah TVD/EP, menderita TVD : Tidak

e. Penyakit stoke : Tidak

f. Penyakit jantung : Tidak

g. Penyakit kolesterol : Tidak

h. Migrain (sakit kepala sebelah) : Tidak

i. Penyakit kuning : Tidak

j. Postpartum sampai dengan 6 minggu : Tidak

k. Riwayat penyakit ginekologi

 Kanker payudara : Tidak

 Kanker Serviks : Tidak

6. Keadaan psiko social spiritual

a. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi : ibu tahu suntik, pil, implant
99

dan IUD

b. Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi yang di pakai : ibu tahu suntik 3
bulan tidak haid

c. Dukungan suami/ keluarga : Suami mendukung ibu ber kb

d. Merokok : Tidak

DATA OBYEKTIF

1. Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda Vital
TD 110/70 mmhg, Nadi 87/menit, Suhu 36, R 24v/menit

3. Tinggi Badan : 156 cm, Berat Badan : 60 kg IMT : 19,3

4. Pemeriksaan Fisik
Kepala dan leher : Tidak ada pembengkakan
wajah Pucat : Tidak
Kelopak mata   : Tidak ada kelainan
Konjungtiva    : Tidak Pucat
Scelera              : Putih
Dada
Payudara          : Simetris kiri dan kanan
Pembesaran      : Tidak ada pembesaran
Rasa nyeri        : Tidak ada rasa nyeri
Lain-lain       :-
Abdomen
Benjolan : tidak ada benjolan
Pembesaran hepar : Tidak ada pembesaran
Ekstremitas bawah
100

Varices                        : Tidak ada varices


Pemeriksaan Penunjang lainnya : Tidak dilakukan

ASSESMENT

Ny R P1A0 umur 23 Tahun Kunjungan pertama Akseptor KB Suntik 3 Bulan

PLANNING

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan (ibu sudah tahu hasil pemeriksaanya)


2. Memberi penjelasan ulang kepada klien tentang KB suntik 3 bulan jika klien
masih butuh penjelasan (ibu sudah diberikan penjelasan tentang kb suntik 3 bulan)
3. Lakukan injeksi suntik 3 bulan secara IM (injeksi secara IM sudah dilakukan)
101

Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan

Hari dan Tanggal : Rabu, 04-08-2021

Tempat Praktik : BPM Sartika DIAGNOSA


Ny. R P1 A0 Umur 23 tahun
Akseptor Suntik kb 3 bulan
Nama : Hidayati Masalah : Tidak ada
Diagnosa Potensial : Tidak ada

Program Studi : Profesi Kebidanan


Tanda / Gejala / keluhan yang
dialami pasien
Tanda / Gejala / keluhan secara Patofisiologi (Sesuai Tanda /
Data Subjektif : Ibu mengatakan
teori : Kekurangan KB Suntik 3 Gejala / keluhan yang
ingin memakai KB suntik 3 bulan,
bulan syaifuddin (2011) dialami pasien)
dan Ibu sedang menyusui Ibu juga
Gagguan Haid Kontrasepsi suntik adalah cara
mengatakan baru seleai nifas 40
Tidak dapat dihentikan sewaktu- untuk mencegah terjadinya
hari
waktu sebelum suntikan berikut. kehamilan dengan melalui
Permasalahan berat badan suntikan hormonal.
Data Objektif :KU Baik, S:
merupakan efek samping tersering. Kontrasepsi hormonal jenis
36,2°C .R 22x/menit N: 85
Tidak menjamin perlindungan KB suntikan ini di Indonesia
x/menit Berat Badan : 60 kg, TB
terhadap penularan infeksi menular semakin banyak dipakai
156
seksual, hepatitis B virus atau infeksi karena kerjanya efektif,
virus HIV pemakaiannya yang praktis,
Terlambatnya kembali kesuburan harganya relatif murah dan
setelah penghentian pemakaian. aman sebelum disuntik
Pada penggunaan jangka panjang kesehatan ibu diperiksa dulu
dapat menimbulkan kekeringan pada untuk memastikan kecocokan.
vagina, menurunkan libido,gangguan Suntikan KB mempunyai Rasionalisasi dari asuhan yang
emosi (jarang), sakit kepala, jerawat persyaratan sama dengan diberikan :
pemakaian pil,begitu juga bagi Tujuan memberitahu ibu hasil
orang yang boleh memakai pemeriksaannnya agar ibu dapat
suntikan KB, termasuk megetahui hasilya, hal ini senada dengan
penggunaan cara KB hormonal teori meurut Irviani (2017) yang
selama maksimal 5 tahun mengatakan bahwa informasi adalah
(Anggraini, 2016). sekumpulan data atau fakta yang di
Asuhan KB yang diberikan : organisasi atau diolah dengan cara
Memberitahu ibu hasil tertentu sehingga mempunyai arti bagi
pemeriksaan penerima
Memberitahu ibu efek samping Tujuan memberitahu ibu efek samping
KB suntik 3 bulan Evaluasi asuhan yang diberikan dari suntik 3 bulan, ibu dapt mengetahui
Lakukan injeksi suntik 3 : bahwa tanda gejala yang dilaminya
bulan secara IM merupakan efek samping dari suntik 3
Memberi tahu ibu kapan Ibu sudah diberitahu hasil bulan
tanggal kembali untuk suntikan Tujuan melakukan injeksi suntik 3
ulang pada tgl 21 Oktober 2021 pemeriksaan bayinya bulan secara IM untuk menjaga jarak
Ibu sudah diberitahu efek kehamilan
Ibu sudah diberitahu tgl ulangan suntik
samping dari suntik 3 bulan agar ibu datang tepat waktu.
Ibu sudah diberika injeksi secara
IM yaitu untuk pemberian
obat kontrasepsi
Ibu sudah diberitahu tgl ulangan
suntik agar ibu datang tepat
waktu.
102

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kehamilan
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal
06 Juni 2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada
Ny. Suryanti usia 20 tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/ Indonesia,
pendidikan terakhir sma, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami bernama
Tn. Sunyoto usia 28 tahun ,agama islam kebangsaan sunda /Indonesia,
pendidikan terakhir SMA .pekerjaan karyawan swasta, dan suami istri ini
beralamatkan di Kp. Kali Jaya, Teluk Naga
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan, ibu mengatakan ini
kehamilan yang Pertama, ibu mengatakan HPHT 26-09-2020. Tidak ada
Keluhan, dan fakta dasar dari data Objektif didapatkan hasil pemeriksaan
yaitu Kesadaran: Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 50 kg, TD:
110/80 mmHg, Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,4 0C, UK
34 mg, Palpasi: TFU: 27 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 :
Kanan: teraba bagian bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian
memenjang, L3: Teraba satu bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP,
DJJ :140x/menit.
Dari data diatas ditemukan salah satu Keluhan kehamilan pada
trimester tiga hal ini sesuai dengan teori menurut Proverawati (2011) yang
mengatakan Keluhan kehamilan pada trimester tiga yaitu Sering berkemih,
Varises dan wasir, Sesak nafa, Gangguan tidur dan mudah lelah, Nyeri perut
bagian bawah/nyeri pinggang, Heartburn.
Menurut Husin, (2014) Keluhan kehamilan pada trimester tiga
yaitu Sering berkemih dikeluhan sebanyak 60% oleh ibu selama kehamilan
akibat dari meningatnya laju Filtrasi Glomerolus (Sandhu, dkk, 2009).
Dilaporkan 59% terjadi pada trimester pertama, 61% pada trimester kedua
103

dan 81% pada trimester ketiga, keluhan sering berkemih karena tertekannya
kandung kemih oleh uterus yang semakin membesar dan menyebabkan
kapasitas kandung kemih berkurang serta frekuensi berkemih meningkat.
Varises terjadi pada 40% wanita, biasanya terlihat pada bagian
kaki, namun sering juga muncul pada vulva dan anus. Varises pada bagian
anus biasa disebut hemoroid. Riwayat keluarga, frekuensi berdiri terlalu lama
dan usia menjadi faktor pencetus terjadinya varises. Wasir Hemoroid sering
didahului dengan konstipasi. Oleh karena itu, semua penyebab konstipasi
berpotensi menyebabkan hemoroid. Progesteron menyebabkan relaksasi
dinding vena dan usus besar. Selain itu, pembesaran uterus secara umum
mengakibatkan peningkatan tekanan pada vena rectum secara spesifik.
Pengaruh hormon progesteron dan tekanan yang disebabkan oleh uterus
menjadi penyebab vena-vena pada rektum mengalami tekanan yang lebih dari
biasanya. Akibatnya ketika massa dari rektum akan dikeluaran, tekanan lebih
besar sehingga terjadinya hemoroid. Penekanan dapat terjadi pada vena
bagian dalam ataupun bagian luar rektum.
Sesak nafas merupakan salah satu keluhan yang paling sering
dialami oleh ibu pada kehamilan trimester III. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya usaha bernafas ibu hamil. Peningkatan dikarenakan oleh
rahim yang membesar dimana diafragma terdorong keatas sekitar 4 cm
disertai pergeseran ke tulang iga, peningkatan volume darah selama
kehamilan juga berperan terhadap keluhan ibu yang mengalami sesak
nafas.
Pada trimester III, hampir semua wanita mengalami gangguan
tidur. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh nokturia (sering
berkemih di malam hari), terbangun dimalam hari dan mengganggu tidur
yang nyenyak. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa cepat lelah
pada ibu hamil dikarenakan tidur malam yang tidak nyenyak karena
terbangun di tengah malam untuk berkemih. Wanita hamil yang
mengalami insomnia disebabkan ketidaknyamanan akibat uterus yang
104

membesar, ketidaknyamanan lain selama kehamilan dan pergerakan janin


terutama ketika janin sedang aktif.
Nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi
Braxton-Hicks juga mempengaruhi keluhan ibu terkait dengan nyeri pada
perut bagian bawah.
Perasaan panas pada perut (heartburn) didefinisikan sebagai rasa
terbakar disaluran pencernaan bagian atas, termasuk tenggorokan.
Penyebab dari keluhan ini dapat disebabkan oleh peningkatan kadar
progesteron atau meningkatnya metabolisme yang menyebabkan relaksasi
dari otot polos sehingga terjadi penurunan pada irama dan pergerakan
lambung dan penurunan tekanan pada spingter esofagus bawah. Tekanan
dari uterus yang semakin membesar pada isi lambung juga dapat
memperburuk keluhan heartburn.
Kontraksi palsu bukanlah tanda persalinan, walaupun kontraksi
palsu umumnya terjadi pada saat usia kehamilan lebih dari 6 bulan, namun
sebenarnya kontraksi palsu sudah dapat terjadi sejak usia kehamilan 7
minggu tapi tidak dirasakan.
Dapat di simpulkan dari data di atas antara fakta data subyektif dan
obyektif sesuai dengan pakar di atas tidak ada kesenjangan.
2. Assesment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah
Potensial, dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).
Berdasarkan data subjektif dan objektif ditemukan diagnosis yaitu,
Ny Suryanti Usia 25 tahun G1P0A0 Hamil 34 minggu Janin Tunggal Hidup
Intrauterin Presentasi Kepala
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan, ibu mengatakan ini
kehamilan yang Pertama, ibu mengatakan HPHT 26-09-2020. Tidak ada
keluhan. Dan fakta dasar dari data Objektif didapatkan hasil pemeriksaan
yaitu Kesadaran: Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 50 kg, TD:
110/80 mmHg, Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,4 0C, UK
34 mg, Palpasi: TFU: 27 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 :
Kanan: teraba bagian bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian
105

memenjang, L3: Teraba satu bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP,
DJJ :140x/menit.
Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional (FOGI),
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu menurut calendar internasional. Kehamilan diklasifikasikan
dalam 3 semester, yaitu trimester kesatu dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
(0-12 minggu), trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu), trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu)
(Prawirohardjo, 2014).
Keluhan Ny. Suryanti selama hamil yang berhubungan dengan
perubahan fisiologis yaitu nyeri pinggang, dan Braxton Hicks, hal ini
merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan trimester ke III. Rasa nyeri
pada bagian punggung ibu dialami oleh 20%-25% ibu hamil, keluhan ini
dimulai pada usia 24 minggu sampai menjelang persalinan (James et al,
2006). Pada akhir kehamilan, Braxton Hicks dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman dan menjadi peyebab persalinan palsu. Salah satu dampak klinis
yang baru-baru ini dibuktikan adalah bahwa 75% wanita dengan 12 atau lebih
kontraksi per jam didiagnosis memasuki persalinan aktif dalam 24 jam (Peter,
dkk., 2007).

3. Asuhan Kebidanan, Rasionalisasi Kebidanan, dan Evaluasi


1) Memberitahu ibu berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
kondisi ibu dan janinnya saat ini baik. Rasionalisasi Tujuan
memeberitahu ibu hasil pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui
hasilya, hal ini senada dengan teori meurut Irviani (2017) yang
mengatakan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang
di organisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai
arti bagi penerima Evaluasi Klien sudah tahu hasil pemeriksan yang
dijelaskan oleh bidan
106

2) Memberikan ibu tablet Fe 1x1, kalk 1x, dan vitamin B6 2x1.


Rasionalisasi Dengan mengkonsumsi vitamin yang diberikan oleh
bidan maka nutrisis bayi dan ibu akan tercukupi, Evaluasi Ibu sudah
diberitahu untuk mengkonsumsi vitamin
3) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
yaitu pada tanggal 28 Juni 2021 atau jika ibu ada keluhan,
Rasionalisasi Dega memberitahu iu untuk kunjungan ulang supaya
mengetahui perkembangan janinya seperti apa, Evaluasi Ibu sudah
diberitahu untuk melakukan kunjungan ulang

Penulis memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda


bahaya pada kehamilan seperti perdarahan dari jalan lahir, gerakan janin tidak
terasa, nyeri perut hebat, demam, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang,
bengkak dibagian wajah dan tangan, nyeri ulu hati (Kementrian Kesehatan
RI, 2015). Selama kehamilan tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya
kehamilan pada ibu.

B. Persalinan
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal
28 Juni 2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada
Ny. Suryanti usia 25 tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/ Indonesia,
pendidikan terakhir sma, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami bernama
Tn. Sunyoto usia 28 tahun ,agama islam kebangsaan sunda /Indonesia,
pendidikan terakhir SMA. pekerjaan karyawan swasta, dan suami istri ini
beralamatkan di Kp. Kali Jaya, Teluk Naga

Pengkajian Kala I
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan Ibu mengatakan sudah
mulas sejak pukul 05.00 tgl 21 Juni 2021, yaitu dalam 10 menit 2 kali
lamanya 10 detik dan semakin sering, setiba di BPM pukul 10.00 siang tgl 21
107

juni 2021 ibu mengatakan mulasnya semakin sering, disertai nyeri pinggang
menjalar ke perut bagian bawah, Pengeluaran Pervaginam : Ibu mengatakan
belum keluar air-air, dan sudah keluar lendir campur darah Dan fakta dasar
dari data Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu Kesadaran:
Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 50 kg, TD: 110/80 mmHg,
Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,3°C, UK 35 mg, Palpasi:
TFU: 27 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 : Kanan: teraba bagian
bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian memenjang, L3: Teraba satu
bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP, DJJ :140x/menit, Vulva vagina
Tidak ada kelainan, Portio Tipis, Pembukaan 7 cm, Ketuban Utuh, Presentasi
Belakang Kepala, Posisi UU Kanan, Penyususpan Tidak ada penyususpan,
penurunan 4/5, Pemeriksaan penunjang : Dilakukan di puskemas pada tgl 20
Mei 2021 HB : 11 gr%, Protein Urine: Negatif, Gula Darah: Negatif, HbsAg
: Negatif, USG dilakukan pada tgl 20 Mei 2021 menunjukan Janin
Tunggal Hidup Intttrauterin Presentasi Kepala.
Data diatas menunjukan tanda gejala kala I hal ini sesuai dengan
teori menurut Praworohardjo (2000) yang mengatakan tanda gejala inpartu
kala I yaitu : Kekuatan his bertambah, makin sering terjadi dan teratur dengan
jarak kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih
hebat, Keluar lendir dan darah, Terdapat pembukaan serviks.

Pengkajian Kala II
Hasil pengkajian data subjektif Ibu mengatakan mulas semakin
kuat dan ada dorongan ingin meneran seperti buang air besar.
Hasil pengkajian data objektif KU Baik Kesadaran:
Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 60 kg, TD: 110/80 mmHg,
Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,3°C, UK 35 mg, Palpasi:
TFU: 30 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 : Kanan: teraba bagian
bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian memenjang, L3: Teraba satu
bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP, DJJ :140x/menit, Vulva vagina
Tidak ada kelainan, Portio tidak teraba, Pembukaan 10 cm, Ketuban Utuh,
108

Presentasi Belakang Kepala, Posisi UU Kanan, Penyususpan Tidak ada


penyususpan, penurunan 4/5, Pemeriksaan penunjang : Dilakukan di
puskemas pada tgl 20 Mei 2021 HB : 11 gr%, Protein Urine: Negatif, Gula
Darah: Negatif, HbsAg: Negatif, USG dilakukan pada tgl 20 Mei 2021
menunjukan Janin Tunggal Hidup Intttrauterin Presentasi Kepala.
Dari data diatas didapatkan hasil yang menunjukan tanda-tanda
Kala II, hal ini sesuai dengna dengan teori menurut Prawirohardjo (2012)
yang mengatakan tanda gejala kala II terdiri dari : adanyan dorongan untuk
meneran, nampak vulva membuka dan perineum menonjol, dan tekanan pada
anus serta pembukaan serviks yang sudah lengkap.

Pengkajian Kala III


Hasil pengkajian data subjektif Ibu dan suami merasa senang atas
kelahiran bayinya dan ibu mengeluh masih merasa mulas
Hasil pengkajian data objektif KU Baik, TD : 110/80 mmHg, R :
20x/mnt, S 36,5. TFU setinggi pusat dari hasil palpasi abdomen tidak ada
janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, Pemeriksaan
Genitalia tampak tali pusat memanjang di depan vulva dan keluarnya darah
dari jalan lahir.
Dari data diatas didapatkan hasil tanda gejala kala III, hal ini sesuai
dengan teori menurut Menurut Aprilia (2011) tanda pelepasan plasenta
adalah sebagai berikut: 1) Tali pusat bertambah panjang. 2) Perubahan
ukuran dan bentuk uterus dari bentuk diskoid menjadi globuler dan keras. 3)
Semburan darah secara tiba-tiba. 4) Fundus uteri naik ke atas, lebih tinggi
sedikit diatas pusat.

Pengkajian Kala IV
Hasil pengkajian data subjektif : ibu mengatakan senang atas
kelahiran anaknya dan lega karena plasenta sudah lahir, namun ibu masih
merasa mulas.
109

Hasil pengkajian data objektif KU Baik, TD : 110/80 mmHg, R :


20x/mnt, S 36,5. TFU setinggi pusat dari hasil palpasi abdomen tidak ada
janin kedua, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, Pemeriksaan
Genitalia tampak tali pusat memanjang di depan vulva dan keluarnya darah
dari jalan lahir.
Dari data diatas perlu dilakukan observasi Kala IV yaitu hal ini
sesuai dengan teori menurut Jenny J.S. Sondakh (2013) observasi kala IV
yamg dilakukan diantaranya : tingkat kesadaran, tanda-tanda vital (tekanan
darah, nadi, pernafasan, suhu), konraksi uterus, dan perdarahan pervaginam.
2. Assesment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah
Potensial, dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala I
ditemukan diagnosis Ny. Suryanti Umur 25 Tahun G1P0A0 Hamil 38 Mg
Janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala Inpartu Kala I Fase Aktif.
Dasar fakta diagnosis yang didapat dari data subjektif yaitu Ibu mengatakan
sudah mulas sejak pukul 05.00 tgl 21 Juni 2021, yaitu dalam 10 menit 2 kali
lamanya 10 detik dan semakin sering, setiba di BPM pukul 10.00 siang tgl 21
juni 2021 ibu mengatakan mulasnya semakin sering, disertai nyeri pinggang
menjalar ke perut bagian bawah, Pengeluaran Pervaginam : Ibu mengatakan
belum keluar air-air, dan sudah keluar lendir campur darah Dan fakta dasar
dari data Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu Kesadaran:
Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 60 kg, TD: 110/80 mmHg,
Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,3°C, UK 35 mg, Palpasi:
TFU: 30 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 : Kanan: teraba bagian
bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian memenjang, L3: Teraba satu
bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP, DJJ :140x/menit, Vulva vagina
Tidak ada kelainan, Portio Tipis, Pembukaan 7 cm, Ketuban Utuh, Presentasi
Belakang Kepala, Posisi UU Kanan, Penyususpan Tidak ada penyususpan,
penurunan 4/5, Pemeriksaan penunjang : Dilakukan di puskesmas pada tgl 20
Mei 2021 HB : 11 gr%, Protein Urine: Negatif, Gula Darah: Negatif, HbsAg
110

: Negatif. USG dilakukan pada tgl 20 Mei 2021 menunjukan Janin


Tunggal Hidup Intttrauterin Presentasi Kepala

Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala II


ditemukan diagnosis yaitu, Ny. Suryanti Umur 25 Tahun G1P0A0 Hamil 38
Mg Janin Tunggal Hidup Intrauterin Presentasi Kepala Inpartu Kala II.
Fakta data subjektif yang didapatkan yaitu Ibu mengatakan mulas semakin
kuat dan ada dorongan ingin meneran seperti buang air besar. data objektif
KU Baik Kesadaran: Composmentis, KU: Baik, TB: 156 cm, BB : 60 kg,
TD: 110/80 mmHg, Nadi: 87x/menit, Respirasi: 23x/menit, Suhu : 36,3°C,
UK 35 mg, Palpasi: TFU: 30 cm, L1: teraba satu bagian bundar lunak, L2 :
Kanan: teraba bagian bagian terkecil janin, Kiri: teraba atu bagian
memenjang, L3: Teraba satu bagian bundar keras, L4: Sudah masuk PAP,
DJJ :140x/menit, Vulva vagina Tidak ada kelainan, Portio tidak teraba,
Pembukaan 10 cm, Ketuban Utuh, Presentasi Belakang Kepala, Posisi UU
Kanan, Penyususpan Tidak ada penyususpan, penurunan 4/5, Pemeriksaan
penunjang : Dilakukan di puskesmas pada tgl 20 Mei 2021 HB : 11 gr%,
Protein Urine: Negatif, Gula Darah: Negatif, HbsAg: Negatif, USG dilakukan
pada tgl 20 Mei 2021 menunjukan Janin Tunggal Hidup Intttrauterin
Presentasi Kepala.
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala III
ditemukan diagnosis yaitu, Ny Suryanti P1A0 Partus Kala III. Fakta data
subjektif yang didapatkan yaitu Ibu dan suami merasa senang atas kelahiran
bayinya dan ibu mengeluh masih merasa mulas. Hasil pengkajian data
objektif KU Baik, TD : 110/80 mmHg, R : 20x/mnt, S 36,5. TFU setinggi
pusat dari hasil palpasi abdomen tidak ada janin kedua, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, Pemeriksaan Genitalia tampak tali pusat memanjang
di depan vulva dan keluarnya darah dari jalan lahir.
Berdasarkan data subjektif dan objektif di inpartu Kala IV ditemukan
diagnosis yaitu, Ny. Suryanti P1A0 Partu Kala IV. Fakta data subjektif yang
didapatkan yaitu ibu mengatakan senang atas kelahiran anaknya dan lega
111

karena plasenta sudah lahir, namun ibu masih merasa mulas. Hasil pengkajian
data objektif KU Baik, TD : 110/80 mmHg, R : 20x/mnt, S 36,5. TFU
setinggi pusat dari hasil palpasi abdomen tidak ada janin kedua, kontraksi
uterus baik, kandung kemih kosong, Pemeriksaan Genitalia tampak tali pusat
memanjang di depan vulva dan keluarnya darah dari jalan lahir.
Dari data subjektif dan data objektif Kala I sampai Kala IV bidan
bisa menentukan diagnosa kebidanan hal ini sesuai dengan teori menurut
Varney (2004) Manajemen Asuhan Kebidanan merupakan suatu proses
pemecahan masalah dalam kasus kebidanan dan untuk menegakkan diagnosa
di perlukan pengkajian data subyektif yang di dapatkan anamesa dan data
obyektif dari hasil pemeriksaan fisik dan penunjang diagnostik. Pada kala I
sampai kala IV tidak ditemukan diagnosa potensial, dan tindakan segera pada
kala I sampai kala IV tidak dilakukan karena tidak ditemukan komplikasi yg
mengancam jiwa.

3. Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Asuhan Kebidanana Pada Ibu


Bersalin
Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Inpartu Kala I
a. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini ibu dan janin dalam
keadaan baik.
2) Mengajarkan teknik relaksasi pernapasan seperti Tarik napas
panjang lewat hidung, kemudian dilepaskan dengan perlahan
dan ditiupkan melalui mulut secara berulang saat terjadi mulas.
3) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan
hidarinya guna menambah tenaga untuk persiapan saat meneran.
4) Mengingatkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi pernapasan
saat ada mulas
5) Membantu mengurangi nyeri saat his dengan metode alamiah
yaitu memassasse pinggang ibu
6) Menyarankan ibu untuk tidak menahan BAK
112

7) Memberikan dukungan emosional kepada ibu


8) Mengobservasi kemajuan persalinan dengan partograf untuk
menilai kesejahteraan janin dan ibu seperti detak jantung janin,
his, nadi setiap 30 menit dan melakukan pemeriksaan dalam
serta tekanan darah 4 jam lagi atau jika ada indikasi.
9) Menyiapkan perlengkapan persalinan, seperti ibu dan bayi,
partus set, hecting set, obat-obatan yang dibutuhkan, air bersih
dan air klorin.

b. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan inpartu kala I fase aktif adalah melakukan observasi
pada ibu dan janin sesuai dengan partograf, rasionalisasi dilakukan
observsi kala I adalah untuk mengetahui keadaan umum ibu, apakah
dalam kondisi stabil atau tidak, lalu untuk mengetahui tanda-tanda vital
pada ibu apakah dalam batas normal atau tidak, dan melakukan observsi
his pada ibu untuk mengetahui apakah hisnya baik, inersia uteri, atau
tetania uteri. Jika terjadi inersia uteri akan mengakibatkan terjadinya
partus lama, dan jika terjadi tetania uteri akan terjadi ruftur uteri. serta
mengobservasi kemajuan persalina dengan lakukan periksa dalam
setiap 4 jam sekali atau bila ada indikasi. Observasi pada janin
dilakukan untuk mengetahui detak jantung janin apakah normal atau
tidak, untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin salah satunya
fetal distress.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Jannah (2015) yang mengatakan
tujuan utama penggunaan partograf adalah mengamati dan mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui permeriksaan dalam dan menentukan normal atau
tidaknya persalinan serta mendeteksi dini persalinan lama sehingga
bidan dapat membuat deteksi dini mengenai kemungkinan persalinan
lama.
Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Inpartu Kala II
113

a. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan bahwa pembukaan jalan lahir telah lengkap dan ibu
sudah boleh mengedan pada saat his (mulas) datang, dan
istirahat sejenak disaat mulas hilang.
2) Mendekatkan partus set, heacting set, dan obat-obatan. Telah
didekatkan.
3) Memakai alat pelindung diri sebelum melakukan pertolongan
persalinan.
4) Memposisikan ibu nyaman.
5) Memberikan dukungan kepada ibu untuk tetap bersemangat
demi kelahiran bayinya.
6) Melibatkan suami ibu sebagai pendamping persalinan dalam
proses persalinan.
7) Menolong pernalinan dengan 60 langkah APN, Membantu ibu
dengan memimpin meneran yang baik ketika his datang,
menganjurkan ibu untuk istirahat dan minum di saat his
menghilang dan memberi motivasi pujian kepada ibu disaat ibu
dapat meneran dengan baik, kepala maju secara perlahan tampak
perieneum, kepala lahir tidak ada lilitan tali pusat dileher. Bayi
lahir spontan pukul 16.00 WIB dengan menangis kuat, warna
kulit kemerahan, tonus otot bergerak aktif, jenis kelamin
perempuan BB 2700 gr PB 49 cm LK 34 cm LD 33cm A/S 8/9
mengeringkan kepala dan badannya lalu segera dihangatkan.
8) Memfasilitasi kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi
menyusu dini (IMD) segera setelah persalinan dan memberitahu
kepada ibu tujuan dari IMD. (IMD berhasil dilakukan.)

b. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan pada partus kala II yaitu mengeluarkan janin
dengan teknik atau metode APN dengan benar dan tepat.
114

Rasionalisasi dari mengeluarkan janin dengan teknik APN: 1)


memimpin ibu untuk meneran pada saat ada kontraksi, dan
memberitahu ibu untuk istirahat saat tidak ada his supaya tidak terjadi
oedema dan kelelahan pada ibu. 2) setelah kepala bayi terlihat 5-6 cm
di depan vulva dan ibu merasakan kontaksi yang kuat maka segera
lakukan episiotomi untuk mencegah ibu merasakan sakit saat di
lakukan episiotomi. 3) setelah kepala bayi lahir melihat apakah ada
lilitan tali pusat atau tidak 4) setelah kepala bayi melakukan putaran
paksi luar, maka lakukan gerakan biparietal untuk mengeluarkan bahu
anterior dan bahu posterior. 5) setelah bahu bayi lahir lakukan sanggah
susur untuk melahirkan bayi.
Hal ini senada dengan teori menurut JNPK, (2007) yang mengatakan
Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan persalinan yang bersih dan
aman dari setiap tahap persalinan dan upaya pencegahan komplikasi
terutama perdarahan pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia
bayi baru lahir. Adapun tujuan APN adalah untuk menjaga
kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang tingg i
bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi dan lengkap
tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
diinginkan (optimal).

Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Inpartu Kala III


a. Penatalaksanaan
1) Memberitahukan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan, bahwa
ibu dalam kondisi baik dan memberitahu bahwa plasenta akan
segera lahir. (Ibu mengerti dengan kondisinya.)
2) Melakukan manajemen aktif kala III
 Menyuntik oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atau
bagian luar.
115

 Melakukan penegangan tali pusat terkendali Kemudian


lahirnya plasenta secara spontan dengan tangan kiri diatas
suprasimfisis mendorong kearah belakang atau kearah
kepala ibu secara dorsokranial dan tangan kanan
meregangkan tali pusat searah jalan lahir.
 Pukul 16.10 WIB plasenta lahir spontan dan lengkap.
 Melakukan massase fundus uterus selama 15 detik guna
menimbulkan kontraksi untuk mencegah perdarahan pasca
persalinan.
3) Melakukan pemeriksaan plasenta. Selaput ketuban utuh, panjang
tali pusat 47 cm, diameter 20 cm, tebal 3 cm, insersi tali pusat,
berat ±500 gram, jumlah kotiledon 19 buah. Jumlah 2 arteri 1
vena

b. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan pada partus Kala III yaitu pengeluaran plasenta
dengan melakukan manajemen aktif Kala III. Rasionalisasi dari
menejemen aktif Kala III yaitu memberikan suntik oksitosin segera
setelah bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan
masase uterus.
Hal ini senada dengan teori menururt Rohani dkk (2011) yang
mengatakan Tujuannya untuk mempersingkat kala III, mengurangi
jumlah kehilangan darah, dan mengurangi kejadian retensio plasenta
dengan pemberian suntikan oksitosin 1 menit pertama setelah bayi
lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan masase fundus.

Penatalaksanaan Dan Rasionalisasi Pada Ibu Bersalin Inpartu Kala IV


a. Penatalaksanaan
1) Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa menurut hasil
pemeriksaan ibu dan bayi dalam keadaan baik.
116

2) Memeriksa ada nya robekan jalan lahir Perineum utuh tetapi


perdarahan aktif
3) Mendesinfektankan partus set, dengan merendam alat di larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
4) Memberikan ucapan selamat kepada ibu dan keluarga atas
hadirnya anggota baru dikeluarganya dan proses persalinan
berjalan lancar.
5) Membersihkan, merapihkan, dan mengganti pakaian ibu,
memakaikan pembalut guna pemantauan perdarahan. Serta
memantau tekanan darah, nadi, suhu, kontraksi uterus, TFU,
perdarahan, kandung kemih setiap 15 menit pada satu jam
pertama dan setiap 30 menit pada satu jam kedua. Telah
dilakukan.
6) Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus
yang baik, dan mengajarkan teknik massase uterus setiap kali
uterus teraba lembek.
7) Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi ibu. Ibu meminum teh
manis hangat, dan makan roti.
8) Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini diatas tempat
tidur, yaitu dengan miring kekanan maupun miring kekiri.
9) Menganjurkan kepada ibu untuk tidak menahan BAK, dan
memanggil petugas kesehatan jika ingin BAK. Memberitahu
pentingnya tidak menahan BAK yaitu agar involusi uteri
berproses dengan baik.
10) Memberikan ibu therapy amoxicillin 500 mg 3x1, Paracetamol
500mg 3x1, vitamin C 1x1, Fe 1x1, vitamin b complex 3x1,
serta Vitamin A 66 pertama. Dan memberitahu agar
mengonsumsi obat dengan air mineral, bukan dengan air teh
atau susu karena dapat mengurangi kinerja obat.
117

11) Pemantauan 2 jam postpartum pada pasrtograf, 1 jam pertama


tiap 15 menit, 1 jam kedua tiap 30 menit. ibu pindah keruang
nifas pukul 18.00 WIB.

b. Rasionalisasi
Asuhan kebidanan pada ibu bersalin Kala IV dengan luka episiotomi
yaitu Rasionalisasinya bidan melakukan hecting untuk meminimalkan
terjadinya perdarahan dan penyembuhan luka secara optimal dan
sempurna. Selanjutkanya bidan melakukan observasi kondisi ibu,
tanda-tanda vital ibu, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan
pada 1 jam pertama selama 15 menit dan 1 jam kedua 30 menit, untuk
mengetahui tanda bahaya kala IV yaitu diantaranya demam,
perdarahan aktif, timbul bau tak sedap dari vagina, apa bila di
temukan kelainan bisa diatasi sedini mungkin.
Hal ini sesuai dengan teroi menurut Wiknjosastro (2007) yang
mengatakan indikasi dilakukan episiotomi pada ibu, yakni apabila
terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga dikhawatirkan
dapat terjadi robekan perineum, misalnya pada primipara, persalinan
sungsang, persalinan dengan ekstraksi cunam, ekstraksi vakum dan
bayi besar.
Menurut Hidayat, Asri, (2010) Kala IV dimulai dari saat lahirnya
plasenta sampai 2 jam postpartum. Pemantauan dan observasi harus
dilakukan pada kala IV sebab perdarahan postpartum paling sering
terjadi pada 2 jam pertama setelah persalinan.

C. BAYI
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal
21 Juni 2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada
Ny. Suryanti usia 25 tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/ Indonesia,
pendidikan terakhir sma ,pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami bernama
118

Tn. Sunyoto usia 28 tahun ,agama islam kebangsaan sunda /Indonesia,


pendidikan terakhir SMA .pekerjaan karyawan swasta, dan suami istri ini
beralamatkan di Kp. Kali Jaya, Teluk Naga.
Hasil pengkajian dari data Subjektif didapatkan Ibu mengatakan
bayinya menangis kuat dan bergerak aktif, Ibu mengatakan daya hisap bayi
kuat dan sudah BAB pada pukul 18.00 Wib
Dari hasil pengkajian Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu
KU Baik, S: 36,7°C .R 45x/menit N: 140 x/menit Panjang Badan : 50 cm
Berat Badan : 2700 gr Lingkar Kepala : 33 cm Lingkar Dada : 34 cm, tonus
otot baik, kulit kemerahan, refleks moro (+), refleks rooting (+), refleks
sucking (+) , refleks tonick neck (+) Genetalia bersih, pengeluaran (+), Anus :
lubang anus (+), pengeluaran mekonium pada pukul 18.00 Wib
Dari pengkajian data diatas didapatkan bayi lahir normal, dengan
BB 2700 gr dan PB 49 scm, menangis kuat, tonus baik, kulit kemerahan
dengan jenis kelamin perempuan, hal ini senada dengan teori menurut
Saifuddin, Abdul Bari (2006) yang mengatakan berat badan bayi baru lahir
yang normal yaitu minimal 3200 gr, menangis kuat, tonus otot baik dan kulit
kemerahan.

2. Assesment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah


Potensial, dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).
Berdasarkan data subjektif dan objektif ditemukan diagnosis yaitu,
By Ny Suryanti bayi baru lahir cukup bulan sesuai usia kehmilan usia 2 Jam.
Dasar fakta diagnosis yang didapat dari data subjektif yaitu Ibu
mengatakan bayinya menangis kuat dan bergerak aktif, Ibu mengatakan daya
hisap bayi kuat dan sudah BAB pada pukul 18.00 Wib. Dari hasil pengkajian
Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu KU Baik, S: 36,7°C .R
45x/menit N: 140 x/menit Panjang Badan : 49 cm Berat Badan : 2700 gr
Lingkar Kepala : 33 cm Lingkar Dada : 34 cm, tonus otot baik, kulit
kemerahan, refleks moro (+), refleks rooting (+), refleks sucking (+), refleks
119

tonick neck (+) Genetalia bersih, pengeluaran (+), Anus : lubang anus (+),
pengeluaran mekonium pada pukul 18.00 Wib
Hal ini senada dengan Varney (2004) Manajemen Asuhan
Kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus
kebidanan dan untuk menegagkan diagnosa di perlukan pengkajian data
subyektif yang di dapatkan anamesa dan data obyektif dari hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang diagnostik. Berdasarkan data diatas bidan tidak
menemukan masalah dan tiak ada masalah potensial. Serta tidak ada tindakan
segera yang harus ilakukan.

3. Asuhan Kebidanan, Rasionalisasi Kebidanan, dan Evaluasi


1) Memberitahu ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi saat ini dalam keadaan
sehat.
2) Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
kering dan bersih.
3) Melakukan pemeriksan keadaan umum dan tanda- tanda vital
4) Melakukan pemeriksaan Fisik bayi baru lahir
5) Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada
mata.
6) Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir.
7) Memberikan Hb0 pada jam 16.30 WIB
8) Melakukan perawatan tali pusat, menjaga kebersihannya, dan menjaga
agar tali pusat tetap dalam kondisi kering.
9) Mencegah hipotermi pada bayi dengan memakaikan pakaian kering,
bedong, topi, sarung tangan dan sarung kaki.
10) Menjelaskan kepada ibu agar menyusui bayinya sesering mungkin atau
maksimal setiap 2 jam sekali.

Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan


120

Tujuan memeberitahu ibu hasil pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui


hasilya, hal ini senada dengan teori meurut Irviani (2017) yang mengatakan bahwa
informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang di organisasi atau diolah dengan
cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima.
Tujuan Membersihkan dan mengganti kain yang sudah kotor dengan kain yang
kering dan bersih yaitu untuk menjaga suhu tubuhnya tetap hangat.
Tujuan Memberikan salep mata tetrasiklin 1 % untuk mencegah infeksi pada mata
menurut Williamson, (2014).
Tujuan Memberi injeksi Vit-K 1 mg secara IM untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakranial pada bayi baru lahir.
Tujuan Memberikan Hb0 yaitu utuk menjaga kekebalan tubuh bayi

D. Nifas
1. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal
21 Juni 2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada
Ny. Suryanti usia 25 tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/ Indonesia,
pendidikan terakhir sma ,pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami bernama
Tn. Sunyoto usia 28 tahun ,agama islam kebangsaan sunda /Indonesia,
pendidikan terakhir SMA .pekerjaan karyawan swasta, dan suami istri ini
beralamatkan di Kp. Kali Jaya Teluk Naga.
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan Ibu mengatakan merasa
senang dengan kelahiran bayinya. Ibu makan terakhir pukul 09.00 WIB
dengan nasi lauk dan sayur dan minum 1 botol air mineral. Ibu sudah tidur ±
2 jam, ibu sudah dapat berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa ada keluhan.
Ibu sudah BAK spontan namun belum BAB. Dan fakta dasar dari data
Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu KU Baik, TD 110/70 mmhg, N
80 x/menit, R 20 x/menit, S 36,3. TFU 2 jari dibawah puat, kontraksi baik ,
kandung kemih kosong. Tidak ada tanda-tanda infeksi, terdapat luka laserasi.
Lochea rubra
121

Dari data diatas ditemui nifas 6 jam, yang ditandai dengan


pengeluaran pervaginam lochea rubra, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah
pusat dan kontraksi baik , hal ini senada dengan teori menurut Saleha (2009)
bahwa tanda gejala nifas 6 jam yaitu pengeluaran pervaginam lochea rubra,
tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat dan kontraksi baik.
Hal ini juga senada dengan teori menururt Suherni, dkk (2009)
yang mengatakan jenis lochea pada masa nifas yaitu, Lochea Rubra
( Cruenta) 2-3 hari Lochea ini berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel darah desidua (Desidua yakni selaput tenar rahim dalam
keadaan hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas
palit atau semacam noda dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin),
lanugo (yakni bulu halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni
isi usus janin cukup bulan yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air
ketuban berwarna hijau). Lochea Sanguinolenta Warnanya merah kuning
berisi darah dan lendir. Ini terjadi pada hari ke 3-7 pasca persalinan. Lochea
Serosa Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan. Lochea Alba Berwarna putih dan cairan ini tidak berdarah
lagi, pada hari ke 14-40 pasca persalinan.
Menurut Sofian (2012) salah satu tanda gejala nifas yaitu involusi
uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali
ke kondisi sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama
postpartum adalah sebagai berikut: nifas hari ke-3 TFU nya yaitu 2 jari
dibawah pusat, nifas hari ke 7 TFU nya pertengahan pusat dan simfisis, dan
nifas hari ke-14 atau 2 minggu yaitu tidak teraba diatas simfisis, pada minggu
ke-6 nifas TFU bertambah kecil, dan pada minggu ke-8 TFU sudah kembali
normal.
Kontraksi uterus menjadi salah satu tanda gejala nifas. Menurut
Suherni dkk (2009) mengatakan rasa sakit yang disebut juga “after pains”
(meriang atau mules-mules) disebabkan oleh kontraksi rahim, biasanya
berlangsung 2-7 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu,
122

mengenai hal ini dan terlalu menggangu dapat diberikan obat-obatan anti
sakit dan anti mules

E. KB
1. pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal
2 Agustus 2021 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa
pada Ny. Suryanti usia 25 tahun, beragama islam, kebangsaan sunda/
Indonesia, pendidikan terakhir sma ,pekerjaan Ibu Rumah Tangga, dan suami
bernama Tn. Sunyoto usia 28 tahun ,agama islam kebangsaan sunda
/Indonesia, pendidikan terakhir SMA .pekerjaan karyawan swasta, dan suami
istri ini beralamatkan di Kp. Kali Jaya Teluk Naga.
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan Ibu mengatakan ingin
memakai KB suntik 3 bulan, dan Ibu sedang menyusui Ibu juga mengatakan
baru selesai nifas 40 hari. Data Objektif :KU Baik, S: 36,2°C .R 22x/menit
N: 85 x/menit Berat Badan : 60 kg, TB 156
Dari data diatas ditemui ibu meggunakan kb 3 bulan yaitu karena
baru nifas 40 hari dan meyusui hal ini senada dengan teori Menurut
Montolalu yag megatakan Jika hanya mengandung progestin maka tidak ada
dampak terhadap volume ASI, sejalan dengan teori bahwa hormon prolaktin
yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian depan otak berfungsi untuk
merangsang kelenjar produksi ASI. Kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki
kandungan 150 mg Depo Medroxyprogesteron Asetat (DMPA) atau
Norethindrone enanthate (NET-EN). Bagi ibu yang dalam masa menyusui,
tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi suntik yang memiliki kandungan
estrogen atau estradinol sipionat karena hal ini dapat menurunkan jumlah
produksi ASI, sehingga menghambat kelancaran pengeluran ASI selama
masa laktasi. Kadar estrogen yang tinggi pada kontrasepsi dapat menekan
FSH, sehingga merangsang lobus anterior hipofise untuk mengeluarkan
luteinising hormone. Produksi uteinising hormone, maka dapat menyebabkan
123

hipotalamus untuk melepas faktor penghambat prolaktin (PIF) yang dianggap


sebagai dopamin.

2. Assesment (Menegakan Diagnosis & Masalah, Diagnosa & Masalah


Potensial, dan Tindakan Segera Jika Dibutuhkan).
Berdasarkan data subjektif dan objektif ditemukan diagnosis yaitu,
Ny. Suryanti Umur 25 tahun Akseptor Suntik kb 3 bulan
Fakta dasar dari data Subjektif didapatkan, Fakta dasar dari data
Subjektif didapatkan Ibu mengatakan ingin memakai KB suntik 3 bulan, dan
Ibu sedang menyusui Ibu juga mengatakan baru selesai nifas 40 hari. Data
Objektif :KU Baik, S: 36,2°C .R 22x/menit N: 85 x/menit Berat Badan : 60
kg, TB 156
Hal ini senada dengan Varney (2004) Manajemen Asuhan
Kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam kasus
kebidanan dan untuk menegagkan diagnosa di perlukan pengkajian data
subyektif yang di dapatkan anamesa dan data obyektif dari hasil pemeriksaan
fisik dan penunjang diagnostik. Berdasarkan data diatas bidan tidak
menemukan masalah dan tiak ada masalah potensial. Serta tidak ada tindakan
segera yang harus ilakukan.
Dari data diatas didapatkan akseptor suntik kb 3 bulan, pegertia
kotraepi meurut para ahli diataraya yaitu Kontrasepsi suntik adalah
kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan menjadi dua macam
yaitu DMPA (depot medroksiprogesterone asetat) dan kombinasi. Suntik
DMPA berisi depot medroksiprogesterone asetat yang diberikan dalam
suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu
(Baziad, 2002). Efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan
haid, penambahan berat badan, kekeringan vagina, menurunkan libido,
gangguan emosi, sakit kepala, nervotaksis dan jerawat. Gangguan haid yang
sering ditemukan berupa siklus haid yang memendek atau memanjang,
perdarahan banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak teratur atau
124

perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama sekali (amenore) (BKKBN,


2003).

3. Asuhan Kebidanan, Rasionalisasi Kebidanan, dan Evaluasi


1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, Rasionalisasi Tujuan
memberitahu ibu hasil pemeriksaannnya agar ibu dapat megetahui
hasilya, hal ini senada dengan teori meurut Irviani (2017) yang
mengatakan bahwa informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang
di organisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai
arti bagi penerima, Evaluasi Ibu sudah diberitahu hasil pemeriksaan
bayinya
2) Memberitahu ibu efek samping KB suntik 3 bulan, Rasionalisasi
Tujuan memberitahu ibu efek samping dari suntik 3 bulan, ibu dapt
mengetahui bahwa tanda gejala yang dilaminya merupakan efek
samping dari suntik 3 bulan, Evaluasi Ibu sudah diberitahu efek
samping dari suntik 3 bulan
3) Lakukan injeksi suntik 3 bulan secara IM, Rasionalisasi Tujuan
melakukan injeksi suntik 3 bulan secara IM untuk menjaga jarak
kehamilan, Evaluasi Ibu sudah diberika injeksi secara IM yaitu
untuk pemberian obat kontrasepsi
4) Memberi tahu ibu kapan tanggal kembali untuk suntikan ulang
pada tgl 2 November 2021, Rasionalisasi Ibu sudah diberitahu tanggal
ulang suntik agar ibu datang tepat waktu. Evaluasi Ibu sudah
diberitahu tgl ulang suntik agar ibu datang tepat waktu.
125

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penulis sudah mampu menganalisa perjalanan kasus mulai dari melakukan
pengkajian, mendiagnosa, dan melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kondisi
pasien, dan dibandingkan dengan teori yang berkaitan dengan Asuhan Kebidanan pada
Ibu Hamil, Bersalin,BBL, Nifas dan KB Secara Continuity Of Care (COC). Penulis sudah
mampu melakukan pengkajian berdasarkan fakta yang didapatkan dan dibandingkan
dengan teori Asuhan Kebidanan Secara Continuity Of Care (COC). Penulis sudah mampu
menegakkan dignosa dan menentukan masalah, membuat diagnosa dan masalah
potensial, dan melakukan tindakan segera jika di butuhkan Asuhan Kebidanan Kebidanan
pada Ibu Hamil, Bersalin,BBL, Nifas dan KB Secara Continuity Of Care (COC). Penulis
126

sudah mampu memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan diagnosis. Penulis sudah
mampu memberikan rasionalisasi terhadap asuhan yang diberikan. Penulis sudah mampu
mengevaluasi terhadadap asuhan yang telah diberikan Kebidanan pada Ibu Hamil,
Bersalin,BBL, Nifas dan KB Secara Continuity Of Care (COC).

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Di harapkan menambah literatur di perpustakaan kampus tentang Asuhan
Kebidanan Secara Continuity Of Care (COC)
2. Bagi BPM
Di harapkan bidan mau menerapkan dalam memberikan Asuhan Kebidanan
Secara Continuity Of Care (COC) dengan baik dan benar,
3. Bagi Pasien
Di harapkan dapat menambah wawasan/informasi sesuai dengan asuhan yang
diberikan oleh bidan dan mendapatkan pelayanan yang optimal.
127

Anda mungkin juga menyukai