Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F.3 Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)

Konseling Alat Kontrasepsi

Oleh :

dr. Pramasanti Hera K.S

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT SOOKO

PERIODE INTERNSIP 3 MARET- 2 JULI 2016

MOJOKERTO

2016
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : dr. Pramasanti Hera Kumala Sari

Periode internship : 4 Maret 2016 30 Juni 2016

Judul laporan UKM : Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana (KB). Konseling Alat Kontrasepsi

Mojokerto, 11 Juni 2016

Mengetahui

Dokter Pendamping

dr. Herry Boediyono


A. NAMA KEGIATAN
Konseling KB

B. LATAR BELAKANG
Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk
mencapai kesejahteraan keluarga. Program Keluarga Berencana
merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan nasional yang
bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang agar
kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial budaya penduduk Indonesia
dapat tercapai dengan Total Fertility Rate (TFR) 2,2 (BKKBN, 2005).
Target ini belum terpenuhi karena berdasarkan sensus tahun 2010, Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) masih tinggi dengan rerata pertumbuhan
sebesar 1,49% pertahun disertai Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,6.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


(BKKBN) memiliki peran sentral guna mengendalikan kelahiran agar laju
pertumbuhan penduduk dapat ditekan sehingga ledakan penduduk dapat
ditangani secara terkoordinasi antara lain melalui Revitalisasi Gerakan
Nasional Keluarga Berencana, termasuk peningkatan partisipasi pria
sangat diharapkan dalam ber KB (Reza, 2011). Banyak wanita harus
menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya terbatasnya jumlah
metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu mungkin
tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita. (BKKBN, 2005).
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan
Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan reproduksi. Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya dan disamping itu
dapat membuat merasa lebih puas. Program KB bersama-sama program
kesehatan reproduksi dan kependudukan memiliki keuntungan lain yang
sangat penting yaitu meningkatkan kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak
(Siswanto, 2010).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah
wujud kepedulian pemerintah membangun aspek kependudukan secara
berkelanjutan. Pembangunan keluarga diarahkan pada keluarga sejahtera,
berkualitas, serasi, dan seimbang dengan daya dukung sosial ekonomi
wilayah. Atas dasar itu, paradigma pembangunan kependudukan tidak lagi
bersifat sentralistik dari pemerintah pusat, namun diamanatkan pada
pemerintah daerah sesuai dengan potensi wilayah masing-masing. Ini
berarti bahwa Undang-Undang kependudukan tersebut adalah piranti bagi
pemerintah daerah untuk menentukan ukuran penduduk ideal bagi
pembangunan (Pitoyo, 2010).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, saat ini telah
tersedia berbagai macam metode-metode pengendalian kesuburan, namun
tidak ada satu pun metode kontrasepsi yang benar-benar aman dan efektif.
Hal ini disebabkan masing- masing metode kontrasepsi mempunyai
kesesuaian dan kecocokan yang berbeda dari setiap individu. Macam-
macam alat kontrasepsi ada 2 yaitu metode sederhana dan modern .
metode sederhana seperti kondom dan metode modern seperti pil KB,
suntik KB bulanan/tiga bulanan. Dan metode jangka panjang misalnya
IUD/spiral/AKDR, susuk/AKBK, tubektomi (kontrasepsi mantap wanita),
vasektomi (kontrasepsi mantap pria) (Hasanah, 2011).

C. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT
Salah satu upaya untuk peningkatan kesehatan ibu terutama
kesehatan reproduksi, BKKBN memberikan berbagai cara untuk
melakukan keberhasilan program KB. Seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan, saat ini telah tersedia berbagai macam metode-metode
pengendalian kesuburan, namun tidak ada satu pun metode kontrasepsi
yang benar-benar aman dan efektif. Hal ini disebabkan masing- masing
metode kontrasepsi mempunyai kesesuaian dan kecocokan yang berbeda
dari setiap individu. Namun masih banyak orang yang belum mengetahui
alat kontrasepsi apa yang sesuai digunakan untuk dirinya sendiri baik
secara kesehatan maupun dari keefektivitasannya. Kebanyakan dari
mereka mengikuti KB dan menggunakan kontrasepsi masih sesuai dengan
adat lingkungan setempat.
D. TUJUAN KEGIATAN
a. Tujuan Umum
Dapat membantu menentukan pilihan yang sesuai dalam memilih
metode kontrasepsi, memutuskan bagaimana menghindari penyakit
menular seksual, membuat keputusan yang baik tentang pemilihan alat
kontrasepsi.
b. Tujuan Khusus
- Program KB
- Tercapainya target NKKBS menurunkan angka kepadatan
penduduk akibat kelahiran lebih besar dibandingkan kematian.
- Mencegah kehamilan, persalinan, dan pengguguran kandungan
yang tidak aman dan tidak diinginkan
- Di masa kehamilan, KB dapat mencegah bahaya bahaya, seperti
kehamilan terlalu dini, terlalu cepat, terlalu sering, dan terlalu
dekat jarak kehamilan.

E. BENTUK KEGIATAN
1. GREET ( Salam dan sapa )
Memberi salam dan menyapa kepada pasien dilakukan secara terbuka
dan sopan. Memberikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan
berbicara ditempat yang nyaman dan terjaga privasinya. Meyakinkan
pasien untuk membangun rasa percaya diri. Menanyakan kepada
pasien apa yang perlu dibantu serta menjelaskan pelayanan apa yang
dapat diperoleh.
2. ASK ( tanya informasi )
Menanyakan kepada pasien informasi tentang dirinya. Membentuk
pasien untuk berbicara mengenai pengalaman menggunakan
kontrasepsi, tujuan, kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarganya. Menanyakan kontrasepsi yang diinginkan
pasien. Memberikan perhatian kepada pasien apa yang di sampaikan
pasien sesuai dengan kata kata, gerak isyarat dan caranya. Mencoba
menempatkan diri kita di dalam hati pasien, memperlihatkan bahwa
kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan
keinginan pasien, kita dapat membantunya.
3. TELL ( Ceritakan atau Uraikan )
Menguraikan kepada pasien mengenai pilihannya dan memberitahu
apa pilihan alat kontrasepsi yang paling mungkin, termasuk pilihan alat
kontrasepsi yang paling mungkin. Membantu pasien memilih alat
kontrasepsi yang sesuai dengan yang diinginkan namun sesuai dengan
kondisi pasien. Menjelaskan pula jenis alat kontrasepsi lain yang ada,
serta menjelaskan alternatif kontrasepsi lain yang mungkin diingini
pasien.
4. EXPLAIN (Jelaskan )
Menjelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya. Setelah pasien memilih kontrasepsinya, memperlihatkan
alat atau obat kontrasepsi. Menjelaskan bagaimana alat atau obat
tersebut digunakan, cara penggunanan, dan efek yang akan muncul
pada tubuh pasien. Sekali lagi mendorong pasien untuk bertanya dan
kita sebagai petugas kesehatan menjawab secara jelas dan terbuka.
Menjelaskan tentang manfaat ganda penggunaaan kontrasepsi,
mengecek ulang pengetahuan pasiententang penggunaan kontrasepsi
pilihannya dan memuji pasien apabila dapat menjawab dengan benar.
5. RETURN ( Kunjungan Ulang )
Membicarakan dan membuat perjanjian kapan pasien akan kembali
untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan. Mengingatkan pasien untuk kontrol kembali apabila
terjadi suatu masalah efek samping yang serius.

F. PELAKSANAAN
Kegiatan telah dilaksanakan pada tanggal 1 April 2016, 17 April 2016 dan
5 Mei 2016.

G. TEMPAT KEGIATAN
Di Poli Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas Sooko.

H. PESERTA KEGIATAN
Semua pasien wanita usia subur yang datang ke poli Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas Sooko untuk konsultasi , pemeriksaan, dan kontrol ulang
KB.

I. PELAKSANA KEGIATAN
Bidan Ida
Bidan Nurul
Bidan Antia
Bidan Fenny
Dokter Internship

J. HASIL KEGIATAN
Melakukan konsultasi KB atau kontrasepsi sebagai berikut :
1. Interaksi antara petugas kesehatan dan pasien.
Petugas kesehatan mendengarkan, mempelajari dan menanggapi
keadaan pasien karena setiap pasien mempunyai kebutuhan dan tujuan
reproduksi yang berbeda.
2. Memberikan informasi yang baik.
Dengan mendengarkan apa yang dikatakan pasien berarti petugas
kesehatan belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan
oleh setiap pasien. Dalam memberikan informasi petugas kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien.
3. Tersedianya metode yang diingini pasien.
Petugas kesehatan membantu pasien membuat keputusan mengenasi
pilihannya dan tanggap terhadap pilihan pasien meskipun pasien
menolak memutuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi.
Petugas kesehatan mengkaji apakan pasien sudah mengerti mengenai
jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya, serta
bagaimana cara penggunaannya serta kemungkinan efek samping yang
akan muncul dari setiap alat kontrasepsi. Konseling mengenai
kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan menggunakan berbagai
macam kontrasepsi. Petugas kesehatan mendorong pasien untuk
berfikir, melihat persamaan yang ada dan membandingkan antar jenis
kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas kesehatan membantu
pasien untuk membuat suatu keputusan. Bila memperoleh pelayanan
kontrasepsi sesuai pilihannya, pasien menggunakan kontrasepsi
tersebut lebih lama dan lebih efektif dan nyaman sesuai dengan
kebutuhan pasien sendiri.
4. Membantu pasien untuk mengerti dan mengingat
Petugas kesehatan memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan
dengan memperlihatkan bagaimana cara cara penggunaannya pada
pasien. Petugas kesehatan juga memperlihatkan kalender bergambar
KB. Petugas kesehatan juga menilai bahwa pasien telah mengerti akan
penjelasan yang diberikan.
5. Pemberian alat kontrasepsi.
Setelah memilih alat kontrasepsi yang sesuai segera dilakukan
pemeriksaan fisik. Jika pemeriksaan fisik memungkinkan untuk
pemberian/ pemasangan alat kontrasepsi maka segera dilakukan
pemberian alat kontasepsi (kondom, pil, suntik ) atau pemasangan alat
kontrasepsi ( implant, IUD ) sesuai pilihan pasien.

K. EVALUASI
1. Pelayanan KB berjalan dengan lancar. Pasien wanita usia subur datang
sesuai jadwal kerja dan jadwal pelayanan KB. Dilakukan penulisan di
rekam medis dan buku pedoman KIA baik keluhan, BB, TD, alat KB,
dan waktu kunjungan kembali (kontrol).
2. Di Puskesmas Sooko sendiri, pelayanan KB sudah terjadwal dan
dilaksanakan rutin setiap minggunya yaitu pada hari Senin-Kamis, dan
pelayanan yang dilakukan sudah sesuai standar.
DAFTAR PUSTAKA

1. Siswanto, P., 2010. Latar Belakang Permasalahan Keluarga Berencana di


Indonesia. Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Anonym,2009. Jenis alat kontrasepsi dan Penggunaannya. http://www.alat
kontrasepsi BKKBN. Diakses 9 Juni 2016
3. Saifudin, A.,2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
KOMENTAR/UMPAN BALIK PENDAMPING

Mojokerto,9 Juni 2016

Peserta Pendamping

Dr. Pramasanti Hera K.S dr. Herry Boediyono

Anda mungkin juga menyukai