Anda di halaman 1dari 52

Nutrisi Pada Bayi Prematur

1
KETERANGAN:
• Rekomendasi A: Konsisten, bukti berorientasi pada pasien dengan
kualitas yang baik.
• Rekomendasi B: Inkonsisten, bukti berorientasi pada pasien dengan
kualitas yang terbatas.
• Rekomendasi C: Konsensus, bukti berorientasi pada penyakit, praktik
sehari-hari, opini ahli, serial kasus untuk studi diagnosis, tatalaksana,
pencegahan, dan penapisan.

2
Latar Belakang
• Pemberian nutrisi yang adekuat pada bayi prematur  mencapai
tahapan tumbuh kembang yang optimal.
• Bayi prematur: kemampuan penyediaan nutrisi terbatas, metabolisme
belum matur, jalur penyerapan belum sempurna, fungsi oromotor
belum matang.
• Bayi prematur mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami luaran
neurodevelopment yang buruk.

(Verma et al., 2003; Franz et al., 2009)

3
Pengkajian (assessment) status nutrisi dan kecepatan pertumbuhan

• Pola pertumbuhan bayi prematur sangat berbeda dengan bayi lahir


cukup bulan.
• Penilaian berdasarkan berat badan, panjang badan, dan lingkar
kepala.
• Olsen, dkk. Pada tahun 2010 mendapatkan kecepatan tumbuh bayi
prematur adalah 16 gr/kg/hari, panjang bertambah 1,4 cm/minggu,
dan lingkar kepala bertambah 0,9 cm/minggu.
• Penilaian dilakukan menggunakan grafik fenton (Rekomendasi A)

(Fenton et al., 2013)


4
5
Kecukupan Nutrisi Bayi Prematur
• Kecukupan nutrisi bayi prematur adalah jumlah asupan yang
dibutuhkan bayi agar mencapai kecepatan dan komposisi tubuh
serupa dengan pertumbuhan janin.
• Bayi prematur memiliki kebutuhan nutrien yang lebih tinggi
dibandingkan bayi cukup bulan karena memiliki periode pertumbuhan
yang cepat, mulai usia gestasi 24 -40 minggu
• Percepatan pertumbuhan tercapai bila kebutuhan nutrisi dan cairan
terpenuhi secara adekuat.

(Olsen et al., 2010)


6
Kecukupan Cairan
• 90% komposisi tubuh janin mulai usia gestasi 24 minggu adalah cairan
yang mengisi ruang ekstraseluler.
• Pascalahir, fungsi diuresis terbagi tiga yaitu fase pradiuresis (24-48
jam pascalahir), fase diuresis (2-4 hari pascalahir), dan fase
pascadiuresis (sampai minggu kedua pascalahir).
• Pada fase diuresis, terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit, sedangkan pada fase pasca diuresis terjadi penurunan BB 5-
10% karena perubahan komposisi cairan ekstraseluler dan
peningkatan volume intraseluler.

(Lee & Jain, 2000; Fusch et al., 2014)


7
… Kecukupan Cairan
• Cairan yang dibutuhkan dipengaruhi oleh usia kehamilan, kondisi
klinis, dan penyakit yang mendasari.
• Perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan pada IWL dan produksi
urin.
• Jumlah diuresis dipertahankan pada 1-3 ml/kgbb/jam.

(Gaylord et al., 2001; Oh et al., 2005)


8
… Kecukupan Cairan
• Jumlah cairan yang diberikan pada fase pradiuresis adalah IWL
ditambah diuresis minimal (1 ml/kg/jam).
• Kebutuhan cairan ditingkatkan 10-20 ml/kh/hari sampai 140-160
ml/kg/hari pada minggu pertama (fase pascadiuresis), maksimal 200
ml/kg/hari pada minggu kedua.
• Pemberian cairan tidak hanya untuk mencegah dehidrasi tetapi juga
dijaga tidak berlebih untuk mengurangi risiko terjadinya PDA, displasia
bronkopulmonar, enterokolitis nekrotikan, dan perdarahan
intrakranial.

(Oh et al., 2005)


9
… Kecukupan Cairan
Perenteral
• BB <1500 gram: mulai dengan 80-90 ml/kg/hari naik bertahap 10-20
ml/kg/hari pada hari berikutnya sampai jumlah maksimum 160-180
ml/kh/hari.
• BB ≥ 1500 gram: mulai dengan 60-80 ml/kg/hari naik bertahap 10-20
ml/kg/hari pada hari berikutnya sampai jumlah maksimum 140-160
ml/kg/hari.

Enteral
• 135-200 ml/kgbb/hari (Rekomendasi C)
(Koletzko et al., 2005)
10
Kecukupan Energi
• Bayi prematur membutuhkan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
• Pemberian kalori pada hari pertama pascalahir harus dapat
memenuhi kebutuhan basal metabolic rate (BMR) yaitu 50
kkal/kg/hari. Pemberian meningkat bertahap 25-30 kkal/kg/hari
sampai tercapai kecukupan kalori TPN 90-100 kkal/kg/hari.
• Pemberian kalori untup pertumbuhan optimal nutrisi enteral 115-120
kkal/kg/hari.

(Ziegler, 2011; De Curtis & Rigo, 2012)


11
Kecukupan Makronutrien (Karbohidrat, Protein, Lemak)
Kecukupan Karbohidrat
• Glukosa merupakan sumber energi utama proses metabolisme dalam
tubuh, terutama untuk otak dan jantung bayi prematur sebelum
oksidasi lipid berkembang dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu kemudian.
• Pemakaian glukosa bayi prematur dua kali lebih tinggi dari bayi cukup
bulan.
• Homeostasis glukosa masih imatur sehingga bayi prematur tidak
mampu menjamin ketersediaan glukosa di hari-hari pertama
kehidupan.
(Hay et al., 2014; Riskin et al., 2015)

12
Kecukupan Karbohidrat
• Pemberian glukosa dimulai dalam 24 jam pertama dengan kecepatan
infus glukosa (glucose infusion rate) 6-8 mg/kg/mnt.
• Ditingkatkan bertahap 1-2 mg/kg/mnt sampai mencapai kecukupan
maksimal dukungan NPT dengan GIR 12-13 mg/kg/mnt.
• Kadar gula darah dipertahankan antara 50-120 mg/dL (Rekomendasi
A)

(Hay et al., 2013; Embleton & Simmer., 2014)

13
Kecukupan Protein
• Asupan protein merupakan bagian dari nutrisi agresif dini sebagai
upaya mencegah gagal tumbuh kembang pascalahir pada bayi
prematur.
• Bayi prematur dengan berat lahir amat sangat rendah akan kehilangan
protein 1-2% atau 0,6-1,2 gr/kgBB apabila sumber kalori hanya
berasal dari karohidrat.
• Kehilangan protein  memperlambat kejar tumbuh, gangguan
perkembangan, kognitif, dan gangguan pertumbuhan.

(Koletzko et al., 2005; Adamkin, 2006)

14
…Kecukupan Protein
• Pemberian protein 1,5 gr/kg/hari pada 24 jam pertama pascalahir,
ditingkatkan 0,5-1 gr/kg/hari.
• Dosis maksimal protein pada minggu pertama untuk bayi berat lahir ≥
1000 gram dapat mencapai 3,5-4 gr/kg/hari, sedangkan bayi berat
lahir < 1000 gram dapat mencapai 4-4,5 gr/kg/hari. (Rekomendasi B)
• Protein dalam dukungan nutrisi parenteral selain mengandung asam
amino esensial juga harus mengandung asam amino conditionally
essential yaitu tirosin, sistein, taurine, histidine, glisin, glutamin, dan
arginin. (Rekomendasi B)

(Koletzko et al., 2005; Adamkin, 2006)

15
Kecukupan Lemak
• Lemak merupakan energi yang sangat dibutuhkan bayi. Cadangan
lemak dalam tubuh bayi merupakan cadangan energi terbesar pada
saat lahir.
• Bayi berat lahir sangat rendah dan bayi berat lahir amat sangat rendah
memiliki cadangan lemak yang sangat terbatas  bergantung pada
nutrisi enteral dan parenteral.
• Pemberian lipid intravena pada bayi prematur dimulai dalam 24 jam
pertama pascalahir dengan dosis 1 gr/kg/hari dinaikkan bertahap
sebanyak 0,5-1 gr/kg/hari sampai mencapai 2,5-3,5 gr/kg/hari.

(Simmer & Rao, 2005; Vlaardingerbroek et al., 2012; Riskin et al., 2015)
16
…Kecukupan Lemak
• Pemberian lemak intravena merupakan sumber asam lemak esensial
dan juga sumber kalori yang tinggi.
• Bayi prematur yang mendapat nutrisi parenteral tanpa lipid akan
mengalami defisiensi asam lemak esensial dalam waktu 2-3 hari.
• Pemberian lipid intravena konsentrasi 20% lebih disukai dibandingkan
10% karena kadar fosfolipid lebih rendah untuk tiap gram trigliserida,
sehingga memudahkan ekskresi dan mengurangi efek samping
hipertrigliseridemia, serta densitas kalori lebih tinggi.

(Koletzko et al., 2005; Trolli et al., 2012)


17
…Kecukupan Lemak
• Pada kondisi tertentu lipid intravena bisa dikurangi atau dihentikan.
Bila kadar trigliserida > 200 mg/dL atau sepsis berat.
• Pada kondisi peningkatan kadar bilirubin yang mendekati ambang
transfusi tukar perlu penyesuaian dosis lipid menjadi 0,5-1 gr/kg/hari.
(Rekomendasi B)

(Adamkin, 2007)

18
Kecukupan Mikronutrien (Elektrolit, Trace Elements, Vitamin)

Kecukupan Elektrolit
• Pada bayi baru lahir terjadi perubahan fisiologis yang mempengaruhi
metabolisme air dan elektrolit.
• Fase I: Fase transisi ditandai penurunan berat badan dan kontraksi
cairan ekstraseluler. Fase ini berlangsung 3-5 hari.
• Fase II: Fase intermediet. Bayi mulai dikenalkan nutrisi enteral, terjadi
penurunan kehilangan air lewat kulit transcutaneous water loss,
diuresis <2 ml/kg/hari, dan ekskresi natrium masih rendah.
• Fase III: Fase tumbuh stabil ditandai dengan peningkatan BB 15-20
gr/kg/hari.
(Fusch & Jochum, 2014)
19
Kecukupan Elektrolit
• Pada minggu pertama kehidupan, kebutuhan elektrolit relatif rendah
karena pemekatan urin belum sempurna.
• Kebutuhan natrium pada minggu pertama sebesar 0-3 meq/kg/hari.
• Setelah terdapat diuresis awal, dapat diberikan natrium dan kalium
dengan dosis 2-3 meq/kg/hari sesuai dengan kondisi klinis dan
elektrolit.
• Dosis pemberian ion kalsium (Ca2+), fosfat (P) dan magnesium (Mg)
sesuai dengan kecukupan selama pertumbuhan intrauterine yang
bertujuan untuk mencegah osteopenia prematuritas.

(Velaphi, 2011; Mimouni et al., 2014)


20
Kecukupan Elektrolit
Kebutuhan Natrium
• Fase I: 0-3 mmol/kg/hari
• Fase II: 2-3 mmol/kg/hari
• Fase III: 2-5 mmol/kg/hari

Kebutuhan Kalium
• Fase I: 0-2 mmol/kg/hari
• Fase II: 1-2 mmol/kg/hari
• Fase III: 2-3 mmol/kg/hari
(Mimouni et al., 2014)
21
Kecukupan Elektrolit
• Ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg) diberikan dalam 24 jam
pascalahir dengan jumlah yang diberikan sama dengan kebutuhan
nutrien.

Dosis pada dukungan nutrisi parenteral:


• Ca2+: 60-90 mg/kg/hari
• P: 47-70 mg/kg/hari
• Mg: 4,3-7,2 mg/kg/hari
Rasio Ca:P berkisar 1,3:1 sampai 1,7:1

(Mimouni et al., 2014)


22
Kecukupan Elektrolit
Dosis pada dukungan nutrisi enteral:
• Ca2+: 120-140 mg/kg/hari
• P: 60-90 mg/kg/hari
• Mg: 8-15 mg/kg/hari
Rasio Ca:P berkisar 1,6:1 sampai 1,8:1

(Mimouni et al., 2014)


23
Kecukupan Trace Elements
Besi
• Sangat penting dalam perkembangan otak fetus dan neonatus.
• Bayi prematur berisiko tinggi menderita anemia defisiensi besi karena
60% penyimpanan total besi terjadi pada trimester 3 kehamilan.
• Pemberian suplementasi besi untuk BBLSR yang mendapat ASI
sebanyak 2 mg/kg/hari, dimulai pada usia 2 minggu bila bayi telah
memasuki fase pertumbuhan (growing care) sampai usia 12 bulan.

(Mills & Davies, 2012; Kleinman & Greer, 2014)


24
Kecukupan Trace Elements
Zinc
• Defisiensi zinc masih sering dijumpai dan merupakan masalah pada
anak dan bayi terlebih bayi prematur.
• Zinc bersifat esensial untuk berbagai enzim dan berperan penting
dalam pertumbuhan dan diferensiasi jaringan.
• Rekomendasi terkini asupan zinc enteral pada bayu prematur adalah
1-2 mg/kg/hari atau maksimal 1-3 mg/kg/hari.

(Agostoni & Buonocore, 2010; Kleinman & Geer, 2014)


25
Kecukupan Vitamin
• Vitamin merupakan nutrisi esensial yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit terutama untuk mendukung reaksi-reaksi enzim dan
memelihara metabolisme dalam tubuh.

Vitamin A
• Suplementasi vitamin A dapat menurunkan kematian, kebutuhan
oksigen pada 1 bulan, serta kebutuhan oksigen pada usia 36 minggu
masa gestasi.

(Darlow & Graham, 2011)


26
Kecukupan Vitamin
Vitamin D
• American Academy of Pediatrics merekomendasikan pada bayi yang
mendapat ASI eksklusif atau parsial untuk mendapat vitamin D 300
IU/hasi selama setahun pertama kehidupan.
• Dosis 400 IU/hari diperkirakan cukup adekuat untuk
mempertahankan kadar serum 25(OH)D > 50 nmol/L untuk mencegah
rikets akibat defisiensi vitamin D.

(Abrams, 2013)
27
Kecukupan Vitamin
Vitamin E
• American Academy of Pediatrics merekomendasikan diet pada bayi
prematur sebaiknya mengandung minimal 1 IU vitamin E/gram asam
linoleat.
• Bayi prematur yang mendapat nutrisi enteral dan suplemen
multivitamin, dimana asupan setiap harinya mengandung 5IU vitamin
E, mendapat 5-10 IU/kg/hari vitamin E, namun untuk nutrisi
parenteral kadarnya lebih rendah.

(Abrams, 2013)
28
Rute Pemberian Nutrisi
Inisiasi Pemberian Nutrisi
• Nutrisi parenteral agresif harus diberikan pada bayi prematur dengan
usia gestasi <32 minggu dan atau berat lahir <1500 gram segera
setelah terpenuhi kriteria STABLE.
• Penelitian menunjukkan bayi prematur yang mendapat nutrisi
parenteral dalam 24 jam pertama kehidupan mempunyai indeks
perkembangan mental yang lebih tinggi.
• Nutrisi enteral dalam trophic feeding diberikan dalam waktu 48 jam
pertama, diusahakan ASI segar mulai 5-10 ml/kg/hari yang dinaikkan
bertahap sampai 25 ml/kg/hari.

(De Curtis & Rigo, 2012; Sjarif et al., 2015)


29
…Inisiasi Pemberian Nutrisi
• Pemberian nutrisi enteral dini pada bayi prematur tidak berhubungan
dengan meningkatnya risiko enterokolitis nekrotikan.
• Pemberian nutrisi enteral harus hati-hati pada kondisi hipoksia atau
penurunan aliran darah usus, seperti hipoksia-iskemik usus,
hipoksemia persisten berat, hipotensi, penurunan aliran darah usus
akibat PDA.
• Waktu pencapaian kecukupan cairan total (150-180 ml/kg/hari) pada
neonatus amat sangat prematur (<28 minggu) atau berat lahir amat
sangat rendah (<1000 gr) adalah 2 minggu.
• Sedangkan waktu pencapaian pada bayi sangat prematur (,32 minggu)
atau berat lahir sangat rendah (<1500 gr) adalah seminggu.
(Rochow et al., 2012)
30
Cara Pemberian Nutrisi
Cara pemberian nutrisi pada bayi prematur memperhatikan kematangan fungsi oral
yaitu kemampuan menghisap, menelan, dan bernapas.
Usia Kehamilan Kematangan Fungsi Oral Rute Pemberian Nutrisi
<28 minggu - Refleks hisap belum ada Parenteral
- Gerak dorong usus belum ada
28-31 minggu - Refleks menghisap payudara Orogastric tube atau nasogastric
mulai ada tube. Sesekali dengan nipples
- Belum ada koordinasi antara
menghisap, menelan, dan
bernapas
32-34 minggu - Refleks menghisap hampir Dengan nipples
matang
- Koordinasi antara menghisap,
menelan, dan bernapas mulai
ada
>34 minggu - Refleks menghisap telah matang Menyusu
- Koordinasi menghisap, menelan,
bernapas telah sempurna

(Sankar et al., 2008)


31
Oral
• Sebelum memberikan nutrisi oral pada bayi usia gestasi ≥ 32-34
minggu, harus dipastikan bayi mempunyai kemampuan koordinasi
menghisap, menelan, dan bernapas baik.
• Metode pemberian nutrisi oral dapat dengan menyusu atau dengan
nipples.
• Prinsip menyusui bayi prematur sama dengan neonatus pada
umumnya, sebaiknya ibu menyusui dari satu payudara sampai habis
sebelum menawarkan payudara lainnya agar produksi susu lebih baik.

(Flint et al., 2007; Settler et al., 2014)


32
Oral
• Ibu dikonseling mengenai tanda bayi lapar, perlekatan puting yang
benar, cara memposisikan bayi pada payudara, dan frekuensi
menyusu yang baik.
• Bayi prematur diberikan nutrisi peroral lebih baik diberikan
berdasarkan tanda lapar bayi dibandingkan diberikan terjadwal,
kecuali jika bayi tertidur lebih dari 3 jam setelah minum terakhir.
• Cara pemberian ini memperpendek masa rawat bayi.

(Watsun &Guire, 2015


33
Enteral
• Indikasi: Pada bayi prematur <32-34 minggu, bayi prematur dengan
kemampuan menghisap, menelan dan/atau bernapas yang belum
baik, bayi prematur tidak bisa mendapat nutrisi per oral karena
kondisi medis atau sebagai suplementasi nutrisi oral yang tidak
adekuat.
• Dapat diberikan melalui NGT atau OGT.
• NGT lebih mudah untuk difiksasi, namun neonatus bernapas melalui
hidung dan NGT dapat menyebabkan obstruksi hidung parsial,
meningkatkan resistensi jalan napas dan meningkatkan usaha napas.

(Watsun &Guire, 2015)


34
Enteral
2 metode nutrisi enteral:
1. Bolus intermiten:
• Pemberian sejumlah susu dalam 10-20 menit setiap 2-3 jam dengan
menggunakan gravitasi.
• Bolus intermiten lebih fisiologis karena meningkatkan pengeluaran
hormone saluran cerna siklik.
2. Bolus kontinyu:
• Pemberian susu secara terus menerus melalui sonde menggunakan
pompa infus.
• Pemberian kontinyu menurunkan pengeluaran energi, membantu fungsi
duodenum dan tidak ada efek samping terhadap fungsi paru.
(Maggio et al., 2012)
35
Enteral
• Volume dan interval waktu pemberian (frekuensi pemberian) nutrisi
enteral berhubungan dengan daya tampung serta waktu pengosongan
lambung.
• Volume nutrisi enteral yang besar memicu timbulnya refluks esofagus.
• Direkomendasikan memosisikan bayi miring ke kiri atau tengkurap
atau terlentang dengan kepala lebih tinggi membentuk sudut 30˚
selama 30-60 menit.

(van Wijk et al., 2007)


36
Enteral
• Frekuensi pemberian nutrisi enteral bayi prematur dengan berat
>1250 gram adalah 8 kali atau tiap 3 jam.
• Sedangkan bayi prematur < 1250 gram belum ada penelitian yang
membuktikan interval waktu optimal.
• Pemeriksaan gastric residual volume (GRV) dapat dilakukan secara
rutin untuk mengevaluasi toleransi minum, hanya bila ada kecurigaan
dismotilitas.
• Pemberian nutrisi parenteral dapat dihentikan bila asupan nutisi oral
atau enteral sudah mencapai 2/3 (dua per tiga) dari kecukupan kalori
berdasarkan berat badan actual.

(Koletzko et al., 2005)


37
Frekuensi dan Volume Nutrisi Enteral Bayi Prematur

(Koletzko et al., 2005)


38
Jenis Nutrisi
Nutrisi Parenteral
• Makronutrien (Karbohidrat, protein, lemak)
• Mikronutrien (Elektrolit, trace element, vitamin)

Nutrisi Oral/Enteral
• ASI
• ASI Perah
• ASI Donor
• Human Milk Fortifier
• Hindmilk
• Formula Prematur
• Nutrient-enriched Formula
• Formula Standar
39
ASI
• ASI merupakan nutrisi yang direkomendasikan untuk bayi prematur
karena efek imunoprotektif, stimulasi maturitas fungsi
gastrointestinal, dan faktor bioaktif yang berkontribusi untuk luaran
neurodevelopmental. (Rekomendasi A)
• Komposisi ASI ibu dengan bayi prematur berbeda dari ibu dengan bayi
cukup bulan.
• ASI prematur awalnya mengandung lebih banyak protein, lemak,
asam amino bebas, dan natrium, namun beberapa minggu kemudian
kadar zat gizi tersebut menurun.

(WHO, 2006; Agostoni et al., 2010; Gidrewic & Fenton, 2014)


40
ASI
• Kadar mineral ASI prematur sama dengan ASI cukup bulan, kecuali
untuk kalsium (lebih rendah di ASI prematur) dan tembaga atau seng
(lebih tinggi pada ASI prematur namun menurun seiring durasi
menyusui.
• Pemilihan ASI segar lebih dianjurkan karena mengandung komponen
bioaktif yang lebih tinggi dibandingkan ASI yang telah disimpan.

(Underwood, 2013; Gidrewic & Fenton, 2014)


41
ASI Perah
• Produksi ASI perah seharusnya dimulai segera setelah lahir untuk
meningkatkan produksi ASI.
• Teknik memerah ASI secara manual dan mesin memiliki tingkat
kebersihan dan efektifitas yang sama.
• ASI perah dapat disimpan dalam botol kaca (pyrex), plastik keras
(polypropylene) atau kantong plastik (polyurethane).

(Boo et al., 2001)


42
ASI Perah
• Plastik keras atau kaca merupakan tempat penyimpanan ASI yang
disertai segel kedap udara sehingga dapat menyimpan ASI lebih lama.
• Kantong plastik khusus ASI dapat digunakan untuk penyimpanan ASI
dalam waktu lebih singkat (<72 jam).
• Wadah untuk penyimpanan ASI tidak boleh mengandung Bisphenol A
karena bersifat mutagenik.
• ASI perah dapat disimpan dalam suhu ruang 25 ˚C selama 6-8 jam ,
sehingga sulit diterapkan di Indonesia. Oleh karena itu ASI perah
sebaiknya disimpan pada suhu 3-4 ˚C

(Academy of Breastfeeding Medicine


Protocol Committee, 2010)
43
ASI Donor
• ASI donor merupakan pilihan kedua bila ASI tidak tersedia.
(Rekomendasi B)
• Terdapat beberapa aturan dan panduan ASI donor: Donor harus
menjalani skrining untuk menghindari risiko infeksi (HIV, CMV,
hepatitis, sifilis) atau kontaminasi toksik (obat, narkotik, alcohol,
tembakau).
• Tes mikrobiologi dan pasteurisasi dilakukan pada ASI donor untuk
menghindari kontaminasi bakteri atau virus.
• 2 metode pasteurisasi: flash heating dan pretoria

(Human Milk Banking Asociation of North


America, 2011)
44
Human Milk Fortifier
• Pemberian HMF perlu dilakukan pada BBLSR (berat lahir <1500 gram)
yang mendapat ASI. (Rekomendasi A)
• Tujuan utama fortifikasi adalah meningkatkan konsentrasi nutrien
tertentu sehingga memenuhi kebutuhan kejar tumbuh bayi prematur,
termasuk densitas kalori.
• Zat gizi kunci HMF adalah protein dan dapat dibuat dari susu sapi atau
ASI, serta dapat berbentuk cair atau bubuk.
• HMF yang beredar di Indonesia saat ini dalam bentuk bubuk.
• 1 saset HMF dilarutkan dalam 25 ml ASI akan menambah kalori
sebanyak 4 kkal/oz sehingga kalori ASI + HMF menjadi 24 kkal/oz
(Kuschel & Harding, 2004; Ziegler, 2014)
45
Hindmilk
• Pada beberapa kondisi bila penyediaan HMF tidak memungkinkan,
pemberian hindmilk untuk membantu meningkatkan berat badan bayi
prematur bisa dijadikan alternative.
• Beberapa penelitian menunjukkan pemberian hindmilk memberikan
hasil peningkatan berat badan yang lebih baik disbanding sebelum
pemberian.
• Untuk memisahkan foremilk dan hindmilk ibu juga bisa dikonseling
pada saat memerah ASI untuk memperhatikan mulai keluar hindmilk
saat ASI sudah mulai kental dan lebih gelap.

(Valentine et al., 1994; Slusher et al., 2003)


46
Formula Prematur
• Merupakan formula medis khusus dengan energi berkisar 80 kkal/100
ml, protein 2,0-2,4 gr/100 ml dan diperkaya mineral, vitamin, dan
trace elements untuk mendukung kecukupan nutrisi bayi prematur.
• Formula ini umumnya diberikan untuk bayi prematur sebelum
dipulangkan dari rumah sakit.
• Formula prematur diberikan bila ASI yang difortifikasi HMF tidak
cukup untuk mencapai kejar tumbuh (berat badan ideal) atau
indikator antropometri (berat, panjang, dan lingkar kepala) di bawah
persentil 25 grafik infant health and development program.

(Young et al., 2012; Sjarif et al., 2015)


47
Nutrient-enriched Formula
• Dirancang khusus untuk bayi prematur yang dipulangkan dari rumah
sakit.
• Kandungan energi berkisar 72-74 kkal/100 ml, kandungan protein 1,8-
1,9 gr/100 ml dan diperkaya dengan mineral, vitamin, dan trace
elements.
• Pemberian nutrient-enriched formula/post discharge formula
dilakukan saat berat bayi mencapai 1800-2000 gram, saat bayi akan
dipulangkan, dan indikator antropometri (berat badan, panjang
badan, dan lingkar kepala) sudah mencapai persentil 25 atau lebih
pada grafik IHDP.

(Young et al., 2012; Sjarif et al., 2015)


48
Formula Standar
• Formula standar dirancang untuk bayi cukup bulan berdasarkan
komposisi ASI matur, yaitu kandungan energi 66-68 kkal/100 ml,
konsentrasi protein berkiar 1,4-1,7 gr/100 ml, kalsium sekitar 50
mg/100 ml dan fosfat 30 mg/100 ml.
• Formula standar dapat diberikan pada bayi prematur yang telah
mencapai usia koreksi 0 minggu dan indikator antropometri menurut
grafik WHO 2006 menunjukkan BB menurut usia -2 sampai +2 z score
dan panjang bayi mencapai 45 cm.

(Sjarif et al., 2015)


49
Pemantauan dan Evaluasi
Jangka Pendek:
• Akseptabilitas yaitu penilaian perbandingan asupan yang masuk
secara aktual terhadap preskripsi nutrisi yang direncanakan dokter.
• Toleransi, meliputi penilaian adanya muntah, diare, residu lambung,
food adverse reaction pada pemberian nutrisi enteral atau oral;
parameter biokimia dan klinis pada pemberian nutrisi parenteral.
• Efisiensi yaitu menilai kenaikan berat badan.

Jangka panjang:
• Untuk menilai pertumbuhan dan osteopenia prematuritas.
(Moyer-Mileur, 2007; Working Groups of Pediatrics Chinese
Society Parenteral and Enteral Nutrition, 2013) 50
Pemantauan dan Evaluasi
• Pemantauan nutrisi parenteral  Kadar Hb, ht, GDS, elektrolit, fungsi
ginjal dan fungsi hati sesuai indikasi. (Rekomendasi E)
• Pemantauan pertumbuhan dengan pengukuran BB, PB, lingkar kepala:
penambahan berat badan 15 gr/kg/hari, penambahan panjang badan
0,8-1,0 cm/minggu, penambahan lingkar kepala 0,5-0,8 cm/minggu.
(Rekomendasi A)
• Peningkatan berat badan pada awal kehidupan berkorelasi dengan
peningkatan kemampuan kognitif dan penurunan kejadian palsi
serebral. (Rekomendasi B)

(Moyer-Mileur, 2007; Working Groups of Pediatrics Chinese


Society Parenteral and Enteral Nutrition, 2013) 51
Pemantauan Laboratorium Terkait Pemberian Nutrisi pada Bayi Prematur

(Moyer-Mileur, 2007; Working Groups of Pediatrics Chinese


Society Parenteral and Enteral Nutrition, 2013) 52

Anda mungkin juga menyukai