Anda di halaman 1dari 32

Kedaruratan Obstetrik

Dr. Juan Setiaji, Sp.OG


RSUD Mas Amsyar
Suatu keadaan klinik yang
Kedaruratan apabila tidak segera ditangani
akan berakibat kesakitan yang
O b s t e t r i k berat bahkan kematian ibu dan
janinnya
Perdarahan Post Partum
Menurut WHO, perdarahan pasca salin diklasifikasikan sebagai
perdarahan pasca salin dini (perdarahan dari jalan lahir dalam 24
jam pertama setelah bayi lahir) dan perdarahan pasca salin lanjut
(perdarahan dari jalan lahir setelah 24 jam pertama persalinan).

Berdasarkan jumlah perdarahan, dibagi menjadi perdarahan pasca


salin minor (jumlah perdarahan antara 500-1000 ml tanpa tanda
syok secara klinis) dan perdarahan pasca salin mayor (jumlah
perdarahan > 1000 ml atau <1000 ml dengan disertai tanda syok)
Jurnal Visi Eksakta

Pedarahan Post Partum (JVIEKS) Vol.1, No.1,


Juli 2020, pp. 1-10

Perdarahan postpartum merupakan penyebab utama


kematian maternal diseluruh dunia dengan insiden
sebesar 5% - 10% dari seluruh persalinan

Tone Trauma Tissue Thrombin

• Hipotonia • Robekan jalan • Sisa Plasenta Tidak terjadi


Uteri lahir • Retensio pembekuan
• Atonia Uteri • Inversio Uteri Plasenta darah
• 50-60% • 4-5% • 39-41% 0.5-0.8%
Say L,Chou D, Gemmill A, et al. Global
causes of maternal death: a WHO
systematic analysis. Lancet Glob Health.
2014; 2(6): 323 - 333.
Am Fam
Atonia Uteri Physician. 2017 Apr 1
;95(7):442-449

Definisi Faktor Risiko


Kondisi di mana uterus • Peregangan Rahim
gagal berkontraksi ketika (Polihidramnion, Gemeli,
bayi dan plasenta sudah Makrosomia)
lahir. • Partus Lama
• Persalinan dengan induksi
Tata Laksana • Multiparitas
• Masase Uterus • Hipertensi dalam kehamilan
• Pemberian Uterotonika • Anemia dalam kehamilan
• Oxytocin 20-40 iu
dalam 1000 cc (60
tpm) – Max 80 iu /
hari
• Misoprostol 1000 mcg
per rectal
• Methylergometrine
0.2 mg IM (max 1 mg
/ hari)
• Pemberian Cairan dan
Transfusi darah
• Balon Kateter
Williams Obstetrics, 24th

Trauma Edition
CHAPTER 41. Obstetrical
Hemorrhage

Inversio Uteri Robekan Jalan Lahir


Merupakan komplikasi Kondisi ketika terjadi robekan
persalinan berupa kondisi pada jalan lahir, yaitu vagina
kolaps fundus yang dan daerah di sekitarnya,
mencapai kavitas setelah melahirkan
endometrium.
Sering terjadi bila
melakukan traksi tali pusat
terlalu kuat
Retensio Plasenta WHO guidelines for the management
of postpartum haemorrhage, 2009

Definisi Faktor Risiko


Kondisi ketika plasenta atau ari- • Usia > 35 tahun
ari tidak keluar dengan • Persalinan premature
sendirinya atau tertahan di • IUFD
dalam rahim setelah melahirkan
01 02
03 04

Jenis Retensio Plasenta Tata Laksana


• Plasenta • Kosongkan kandung kemih
Adhesive • Pemberian uterotonika
• Plasenta Akreta • Manual plasenta
• Trapped
Plasenta
Diagnosa :
1. Kepala janin lahir tetapi bahu tetap terjepit
kuat didalam vulva
Distosia Bahu 2. Dagu mengalami retraksi dan menekan
perineum
3. Traksi pada kepala gagal untuk melahirkan
Distosia bahu adalah suatu keadaan bahu yang terjepit dibelakang symphisis
gawat darurat yang tidak dapat pubis.
diprediksi dimana kepala janin sudah
lahir tetapi bahu terjepit dan tidak dapat
dilahirkan.

Distosia Bahu terjadi pada 0.4% sampai 1.4% dari


persalinan pervaginam.

Obstetrics and Gynecology Clinics of North America. 44 (2): 231–243.


Distosia Bahu
Faktor Risiko Komplikasi
• DM Gestasional • Brachial Plexus Injury
• Obesitas • Fraktur Clavicula
• TB ibu < 145 cm • Ruptur perineum
• Bayi besar • Ruptur Uteri

KIE
• Kondisi ibu
• Kondisi bayi
ALARM, SOGC
Tata Laksana Distosia Bahu
ALARMER
• Teriak minta tolong
Ask For • Beritahu ibu dan suami tentang kondisi dan tindakan yang akan dilakukan
Help secara singkat
• Meminta Kerjasama dari pasien dan keluarga

• Posisikan kepala sejajar dengan bed (tanpa bantal)


Lift / Hyperflex
• Lakukan manuver McRobert
Woman Legs
ALARM, SOGC
Tata Laksana Distosia Bahu
ALARMER
• Penekanan pada Suprapubis (Manuver Massanti)
Anterior • Dapat dilakukan bersamaan dengan Manuver McRobert
Shoulder
Disimpaction
• Bahu depan didorong ke arah dada (Manuver Rubin II)
• Jangan lakukan penekanan pada fundus uteri
ALARM, SOGC
Tata Laksana Distosia Bahu
ALARMER
• Manuver Wood
Rotation of • Bahu belakang didorong ke arah dada
Posterior
Shoulder
ALARM, SOGC
Tata Laksana Distosia Bahu
ALARMER
• Manuver Jacquimier
Manual • Pergelangan tangan fetus ditarik dan lengan posterior secara perlahan
Removal dikeluarkan dalam sebuah garis lurus. Persalinan lengan posterior ini
Posterior berkaitan dengan fraktur humerus dengan isidensi 2 hingga 12,7%.
Arm
ALARM, SOGC
Tata Laksana Distosia Bahu
ALARMER
Episiotomi • Lakukan episiotomy jika diperlukan

• Posisikan ibu dalam posisi menungging


Roll Women onto
“all fours”
PNPK Preeklampsia
POGI 2016
Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah komplikasi
kehamilan setelah kehamilan 20 minggu yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi, disertai
proteinuria, atau gangguan organ lain. Yang
merupakan kegawatdarutan adalah preeklampsia dan
eklampsia.

Edema tidak lagi


dipakai sebagai
Insiden kriteria
preeklampsia di diagnostik karena
Indonesia sendiri sangat banyak
adalah ditemukan pada
128.273/tahun wanita dengan
atau sekitar 5,3% kehamilan
normal
Diagnosa PEB
Tekanan darah sekurang-kurangnya
160 mmHg sistolik atau 110 mmHg Gangguan liver : peningkatan
diastolik pada dua kali pemeriksaan konsentrasi transaminase 2 kali
berjarak 15 menit menggunakan normal dan atau adanya
lengan yang sama nyeri di daerah epigastrik / regio
kanan atas abdomen
Trombositopenia : trombosit <
100.000 / mikroliter
Edema Paru

Gangguan ginjal : kreatinin serum


>1,1 mg/dL Didapatkan gejala neurologis :
stroke, nyeri kepala, gangguan visus

Gangguan pertumbuhan janin menjadi


tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta:
Oligohidramnion, Fetal Growth
Restriction (FGR) atau didapatkan absent
or
reversed end diastolic velocity (ARDV)
Preeklampsia ?
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan rendahnya
hubungan antara kuantitas protein urin terhadap luaran
preeklampsia, sehingga kondisi protein urin masif ( lebih
dari 5 g) telah dieleminasi dari kriteria pemberatan
preeklampsia (preeklampsia berat).
.

Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan lagi


preeklampsia ringan, dikarenakan setiap
preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya
dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas
dan mortalitas secara signifikan dalam waktu
singkat.
Tata Laksana
Magnesium Sulfat
Guideline RCOG merekomendasikan dosis loading
magnesium sulfat 4 g selama 5 – 10 menit, dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 1-2 g/jam selama 24 jam post partum

Antihipertensi
• Nifedipine 10 mg, dosis maksimal 30 mg/hari
• Methyldopa 250-500 mg, dosis maksimal 3 gr/hari

Eklampsia ??
• Jaga jalan nafas
• Pasang jalur IV
• MgSO4 loading dose dilanjutkan maintenance dose
• Bila terdapat kejang, berikan MgSO4 2 gr iv
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai