PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai
jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang
beberapa tahun terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010
menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta
jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS,
2011). Untuk mampu merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan
adil suami istri, berusaha mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan
integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju
pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 :
29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak
langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran langsungnya
adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan.
Sedangkan sasaran tidak lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, dan keluarga sejahtera.
Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan
pokok pembangunan keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh
pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia subur
(PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana pasangan
laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terloebih
organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
jumlah Pasangan Usia Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584
1
PUS, kemudian pada tahun 2010 tercatat sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak
3.062 PUS pada tahun 2011.
Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya
angka akseptor pemekai suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat
Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi
KB Suntik ?
2. Bagaimana pengetahuan pasangan usia subur terhadap kelebihan dan
kekurangan alat kontrasepsi KB Suntik ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap
alat kontrasepsi KB Suntik .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang
pengertian kontrasepsi KB Suntik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan
kontrasepsi KB Suntik.
c. Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra
indikasi kontrasepsi KB Suntik.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan
terutama bagi penentu kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi
2
Departemen Kesehatan maupun pihak di Rumah Sakit Bhayangkara
Mappaouddang Makassar.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi
terutama dalam mengembangkan ilmu kebidanan.
4. Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan
dan menambah wawasan tentang keluarga berencana.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur
1. Pengertian PUS
Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun
dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada
masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode
keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat
diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas
generasi yang akan datang.
2. Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam
memperoleh keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut
normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS yaitu perlunya
pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan
aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari
tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional
untuk menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan
tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan
yang benar dan dimengerti masyarakat luas
4
seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu
(Sulistyawati A, 2009 : 104)
C. Tinjauan Konsep Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka
dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda
kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan
kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6
juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat,
separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena
pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara pen
ggunaannya
Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk
merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan
keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan sosial, ekonomi,
keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk
pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai
makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau
menjarangkan kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).
c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari
permulaan sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk,
2005 : 60)
2. Macam metode atau cara kontrasepsi
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
1) Tanpa alat atau obat, antara lain :
5
(a) Metode kalender ( pantang berkala)
(b) Kondom
1) Kontrasepsi Hormonal
(a) KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil,
Morning After
2) Implant/ AKBK
6
2) Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi) Sumber : ( Hartanto
H, 2004 : 42- 43).
7
Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa
cairan yang berisi hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita
secara periodik (BPPUK, 2002).
1) Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :
(a) Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150
DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular (di dalam bokong).
(b) Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200
mg Noristendron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
disuntik IM.
2) Cara Kerja
(a) Mencegah ovulasi
(b) Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan
penetrasi sperma.
(c) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
(d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3) Efektivitas
4) Keuntungan
8
(f) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
(g) Mencegah radang panggul
(h) Sedikit efek samping
5) Keterbatasan
3) Efektifitas
Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan)
selama tahun pertama penggunaan.
4) Keuntungan kontrasepsi
(a) Resiko terhadap kesehatan kecil
(b) Tidak mempenharuhi hubungan suami istri
(c) Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
(d) Pencegahan kehamilan jangka panjang
5) Keterbatasaan
(a) Terjadinya pola haid tidak teratur.
(b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan
seperti ini akan hilang setelah suntik kedua atau ketiga.
(c) Ketergantungan klien terhadap peleyanan kesehatan.
(d) Penambahan berat badan
10
6) Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi
(a) Usia reproduksi
(b) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan
(c) Pasca melahirkan dan tidak menyusui
(d) Anemia
11
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu
penelitia hanya menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk
menggeneralisasi hasilnya. Penelitian ini dilakukan dengan menempuh
langkah- langkah pengumpualan data, klasifikasi, pengelolaan pembuatan
kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB Suntik pada pasangan
usia subur (Sulistyaningsih, 2011 : 8)
12
D. Cara pengumpulan Data
1. Pengumpulan data
Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner.
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden untu di
jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).
Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan
alat kontrasepsi Kb suntik , semua data tesebut diatas diperoleh dari
hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data
penunjang dari data primer.
2. Data yang dikumpulkan adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari
responden menggunakan kuesioner dengan metode angket. Data
primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan usia subur
terhadap KB Suntik.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer
yang di peroleh dari instansi terkait berupa : pencacatan dan
pelaporan cakupan pasangan usia subur di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
E. Langkah Pengoloahan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
instrument pengumpulan data berupa alat ukur kuesioner yang di buat
khusus oleh peneliti sendiri dengan berpedoman pada perpustakaan yang
ada. Setelah data terkumpul dari lembar kuesioner yang ada maka
dilakukan pngolahan data.
13
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan
dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, memeriksa
kesinambungan data, dan kseragaman data.
b. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data,
semua jawaban atau data perluh disederhanakan yaitu dengan
simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar
pertanyaan, nomor variabel, nama variabel, dan kode.
c. Tabulasi data
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan
pengolahan data kedalam satu tabel menurut sifat- sifat yang di
miliki yang mana sesuai dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I
dipakai tabel untuk penganalisaan data.
2. Analisa Data
Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif
adalah dengan menggunakan presentasi dengan rumus distribusi
frekuensi sebagai berikut :
P = x 100%
Keterangan :
P : Presentase yang di cari
F : Frekuensi atau variabel yang di teliti
n : Jumlah sampel
F. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR MAKASSAR yang tembusannya
di sampaikan ke Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Setelah
mendapat persetujuan barulah melekukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi :
14
1. Infoment Consent
Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada
subyek yang akan di teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi selama dan
sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur
(PUS) tentang alat kontrasepsi diteliti, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika pasangan usia subur
(PUS) menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak- haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti
tidak mencatumkan nama koresponden pada lembar pengumpulan
data, cukup dengan memberi nomor pada masing- masing lembar
tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan
atau dilaporkan sebagai hasil riset.
15
KUESIONER PENELTIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR
TERHADAP ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH
SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
1. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada
setiap jawaban.
A. Pertanyaan tentang pengertian alat kontrasepsi KB suntik
1. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi ?
a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan
b. Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan
c. Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan
2. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik ?
a. Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan
b. Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan
c. Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah
kehamilan
d. Tidak tahu
3. Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah ?
a. Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi
b. Kontrasepsi estrogen
c. Kontrasepsi Pil KB
d. Tidak tahu
4. Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik ?
a. Mencegah haid
b. Mencegah ovulasi ( pembuahan )
16
c. Meningkatkan kesuburan
d. Tidak tahu
17
2. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB
suntik?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik ?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat
kontrasepsi KB suntik ?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
18
DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.
Jakarta : EGC
19