Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat


limpahan rahmat- Nyalah, telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal penelitian ini pada Program DIII Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Marendeng dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN
PASANGAN USIA SUBUR TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB
SUNTIK”.

Penyusunan Proposal Penelitian ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun
berkat dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit
demi sedikit kendala tesebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, penulis
menghaturkan terima kasih sebanyak- banyaknya kepada pihak-pihak yang telah
membantu menyelesaikan Proposal Penelitian ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala yang
setimpal atas bantuan dan jasa- jasanya dan proposal ini dapat bemamfaat bagi penulis
dan rekan- rekan mahasiswa

Wassalamu Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Majene, 26 mei 2016


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ……………………….......................

A. Latar Belakang Masalah……………………………….

B. Rumusan Masalah……………………………………..

C. Tujuan Penelitian………………………………………

D. Mamfaat Penalitian…………………………………….

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………

A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur…………….

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan……………..

C. Tinjauan Konsep keluarga Berencana……………….

D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi………………

E. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik……….

BAB IIl. METODE PENELITIAN……………………………….

A. Jenis Penelitian…………………………………………

B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….

C. Populasi dan Sampel…………………………………..

D. Metode Pengumpulan Data……………………………

E. Pengelolaan dan Penyajian Data…………………….

F. Analisis Data…………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara ber kembang dengan berbagai jenis
masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun
terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia telah mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa
penduduk Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan
Amerika Serikat (RS, 2011). Di Provinsi Sulawesi Barat jumlah PUS pada tahun 2011 :
195.754, tahun 2012 : 195.749,dan tahun 2013 : 203.045. Di Kabupaten Majene jumlah
PUS pada tahun 2011 : 23.867, tahun 2012 : 23.846, tahun 2013 : 25.204. Untuk mampu
merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha
mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)

Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan
dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di
bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang
ingin di capai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB,
dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, dan keluarga
sejahtera.

Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok


pembangunan keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta
maupun masyarakat sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur
antara 20- 35 tahun dimana pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang
dalam segala hal terloebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.

Dari data yang diperoleh pada Puskesmas Pamboang jumlah Pasangan Usia Subur
yaitu pada tahun 2014 tercatat sebanyak 684 PUS, kemudian pada tahun 2015 tercatat
sebanyak 834 PUS dan Sebanyak 962 PUS pada tahun 2016.

Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka


akseptor pemekai suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran
Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah
kerja Puskesmas Pamboang.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah


sebagai berikut “ Adakah hubungan pengetahuan pasangan usia subur tentang
penggunaan alat kontrasepsi KB Suntik” di Puskesmas Pamboang, Kec.Pamboang,
Kab.Majene .

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan atara pengetahuan pasangan usia subur
terhadap penggunaan alat kontrasepsi KB Suntik di Puskesmas Pamboang,
Kec.Pamboang, Kab.Majene.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang pengertian
kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Puskesmas Pamboang,
Kec.Pamboang, Kab.Majene.
b) Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang tujuan
kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Puskesmas Pamboang,
Kec.Pamboang, Kab.Majene.
c) Untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur tentang kontra
indikasi kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Puskesmas Pamboang,
Kec.Pamboang, Kab.Majene.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama
bagi penentu kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi Departemen
Kesehatan maupun pihak di PUSKESMAS PAMBOANG.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dan sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya
3. Manfaat Institusi
Sebagai bahan masukan pertimbangan bagi pengelola institusi terutama
dalam mengembangkan ilmu kebidanan.
4. Manfaat Penulis
Sebagai pengalaman ilmiah yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
menambah wawasan tentang keluarga berencana
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur

1) Pengertian PUS

Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana
pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus
dapat menjaga dan memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka
kelahiran dengan metode keluarga berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan
dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang
akan datang.

2) Masalah dan Kebutuhan yang Dialami Pasangan Usia Subur (PUS)

Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh


keturunan dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi
masalah bagi PUS yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan
dan persalinan aman. Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari
tenaga kesehatan dalam penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk
menekan angka kelahiran dan mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu,
petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat
luas (Http://www.geogle.com/search?q)

B. Tinjauan Konsep Keluarga Berencana

 Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan
penelitian, terdapat 3.6 juta kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika
Serikat, separuh dari kehamilan yang tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan
tersebut tidak menggunakan alat pencegah kehamilan, dan setengahnya lagi
menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaan nya
(Http://www.posyandu.), Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk
merencanakan jumlah, interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat
ditunjang oleh kemampuan sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga
(Manuaba I.B.G,2001 : 718).

C. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi

1. Pengertian Kontrasepsi

a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan


kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual
(Saifuddin, 2010 : U-46)
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan
kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).
c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan
sakit dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)

2. Macam metode atau cara kontrasepsi

a. Metode Kontrasepsi Sederhana

1. Tanpa alat atau obat, antara lain :

a). Metode kalender ( pantang berkala)

b). Metode lender serviks

c). Metode suhu basal

d). Coitus interuptus ( senggama terputus)

e). Metode simpto- Termal

2. Dengan alat atau obat, antara lain :

a). Mekanisme ( barrier)

b). Kondom

c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.

d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam,
vaginal jelly, vagina suppositoria, vaginal tablet.
b. Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)

1). Kontrasepsi Hormonal

a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning
After

b). KB Suntik : Depo Provera, Cyclofem, Norigest

2). Implant/ AKBK

3). Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

c. Metode Kotrasepsi Mantap

1). Metode Operatif Pria (MOP/ Vasektomi)

2). Metode Operatif Wanita (MOW/ TUbektomi) Sumber : ( Hartanto H, 2004 :


42- 43).

3. Tujuan dari penggunaan alat kontrasepsi adalah :

a) Untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga


kecil dan sejahterah melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b) Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).

Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik

1. Pengertian Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang
( lama), yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan bersenggama,
tetapi tetap reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).

2. Macam – macam Kontrasepsi Suntik

a) Depoprovera yang mengandung progesterone sebanyak 150 mg dalambentuk


partikel kecil, pemberian suntikan setiap 12 minggu
b) Cyclofem yang mengandung progesterone sebanyak 50 mg dan estrogen,
disuntikkan setiap bulan
c) Norigest merupakan turun testosterone, di suntikkan setiap 8 minggu ( Manuaba
I. B. G, 2009 : 241)

Menurut (Saifuddin AB, 2006 : MK-42) terdapat dua jenis kontrasepsi suntik KB,
yaitu kontrasepsi suntikkan progesteron dan kontrasepsi kombinasi, dengan profil umum
sebagai berikut :

a. Kontrasepsi Suntikkan Progestin

Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik (BPPUK, 2002).

1). Jenis- jenis kontrasepsi yang mengandung progestin, yaitu :

a). Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150


DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular
(di dalam bokong).

b). Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg


Noristendron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

2). Cara Kerja

a). Mencegah ovulasi

b). Mengentalkan lender serviks sehingga menurunkan kemampuan


penetrasi sperma.

c). Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.

d). Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

3). Efektivitas Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi,
dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan
secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

4). Keuntungan

a). Sangat efektif


b).Pencegahan kehamilan jangka panjang

c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri

d). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

e). Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai


perimenopause .

f). Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

g). Mencegah radang panggul

h). Sedikit efek samping

5). Keterbatasan

a). Sering ditemukan gangguan haid, seperti :

 Siklus haid yang memendek atau memanjang


 Perdarahan yang banyak atau sedikit
 Perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
 Tidak haid sama sekali

b). Klien tergantung pada sarana pelayanan kesehatan

c). Tidak dapat di hentikan sewaktu- waktu sebelum disuntik berikut.

d). Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

6). Indikasi Kontrasepsi suntikan progestin

a). Usia reproduksi

b). Nullipara dan yang telah memiliki anak

c). Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

d). Setelah melahirkan

e). Setelah abortus


7). Kontra indikasi kontrasepsi suntikan progestin

a). Hamil atau di curigai hamil

b). Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

c). Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorhoe.

d). menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan progestin

a). Setiap saat selama siklus haid, dan ibu tidak hamil

b). Mulai hari 1 sampai 7 siklus haid.

c). untuk ibu post partum dapat diberikan pada hari 3- 5, dan sesudah air
susu ibu (ASIO terbentuk).

b. Kontrasepsi Suntika Kombinasi

1). Jenis suntikan kombinasi, adalah :

a). 25 mg Depo Medrosiprogesteron asetat dan 5 mg estrodiol spionat


yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (Cyclofem).

b). 50 mg norentindron enantat dan 5 mg estradiol valeret yang diberikan


injeksi IM sebulan sekali.

2). Cara kerja

a). Menekan ovulasi

b). Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma


terganggu.

c). Menghambat transprtasi gamet oleh tuba.

3). Efektifitas Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama
tahun pertama penggunaan.

4). Keuntungan kontrasepsi


a). Resiko terhadap kesehatan kecil

b). Tidak mempenharuhi hubungan suami istri

c). Tidak di perlukan pemeriksaan dalam

d). Pencegahan kehamilan jangka panjang

5). Keterbatasaan

a). Terjadinya pola haid tidak teratur.

b). Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan , dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntik kedua atau ketiga.

c). Ketergantungan klien terhadap peleyanan kesehatan.

d). Penambahan berat badan

6). Indikasi kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Usia reproduksi

b). Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

c). Pasca melahirkan dan tidak menyusui

d). Anemia

7). Kontra indikasi suntikan kombinasi

a). Hamil atau di duga hamil

b). Menyusui dibawah 6 mkinggu pasca persalinan

c). Penyakit hati akut (virus hepatitis)

d). Usia > 35 tahun yang merokok

e). Keganasan payudara


f). Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.

8). Waktu pemberian kontrasepsi suntikan kombinasi

a). Suntik di berikan dalam waktu 7 hari siklus haid

b). Pasca persalinan 6 bulan serta belum haid dan tidak hamil

c). Pasca keguguran

D.Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaaan
“what” misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1)

Penguasaan pengetahuan erat kaitannya dengan tingkat pendidikan seseorang.


Penelitian menunjukkan bahwa semakin tiggi pendidikan seseorang, maka semakin baik
pula pengetahuannya tentang sesuatu (Sulistyawati A, 2009 : 104)

Kerangka Konsep Riset : Faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi

Perilaku Penggunaan Kontrasepsi

Faktor Predisposisi Faktor Pendorong

 Pendidikan  Sikap Petugas


 Pengetahuan  Orang tua/Keluarga
 Persepsi,Sikap dan Faktor Pendukung
 Umur
 Pendapatan Keluarga
 Kesempatan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yaitu penelitia hanya


menggambarkan keadaan objek, tidak ada maksud untuk menggeneralisasi hasilnya.
Penelitian ini dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpualan data,
klasifikasi, pengelolaan pembuatan kesimpulan dan laporan tentang alat kontrsepsi KB
Suntik pada pasangan usia subur (Sulistyaningsih, 2011 : 8).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pamboang.

2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tgl 26 s/d 28 Mei 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum
yang dapat di observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di
Puskesmas Pamboang.

2. Sampel adalah subset yang di cuplik dari populasi, yang akan diamati dan di
ukur oleh peneliti (Sulistyaningsih, 2011 : 65). Sehubungan dengan keterbatasan
biaya dan waktu yang dimiliki, saya mengambil sampel dalam penelitian ini
adalah semua akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 382
orang pada Puskesmas Pamboang.

D. Cara pengumpulan Data

1. Pengumpulan data

Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).

Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
primer meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb
suntik , semua data tesebut diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner,
sedangkan data sekunder yaitu data penunjang dari data primer.

2. Data yang dikumpulkan adalah :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden
menggunakan kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam
penelitian ini adalah pengetahuan pasangan usia subur terhadap KB
Suntik.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di


peroleh dari instansi terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan
pasangan usia subur di Puskesmas Pamboang.

E. Langkah Pengoloahan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrument


pengumpulan data berupa alat ukur kuesioner yang di buat khusus oleh peneliti sendiri
dengan berpedoman pada perpustakaan yang ada. Setelah data terkumpul dari lembar
kuesioner yang ada maka dilakukan pengolahan data.

1. Pengolahan data tersebut dengan tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan
memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman
data.

b. Koding Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban


atau data perluh disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk
setiap jawaban (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor
halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel, nama variabel, dan kode.

c. Tabulasi data Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan


data kedalam satu tabel menurut sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai
dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I dipakai tabel untuk penganalisaan data.
2. Analisa Data

Analisa data yang di gunakan dalampenelitian ini deskriptif adalah dengan


menggunakan presentasi dengan rumus distribusi frekuensi sebagai berikut :

P =f/n x 100%

Keterangan :

P : Presentase yang di cari

F : Frekuensi atau variabel yang di teliti

n : Jumlah sampel

F. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi UNIVERSITAS


STIKES MARENDENG MAJENE yang tembusannya di sampaikan ke Kepala
Puskesmas Pamboang. Setelah mendapat persetujuan barulah melakukan penelitian
dengan menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Infoment Consent

Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di
teliti. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang
mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia
subur (PUS) tentang alat kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan tersebut. Jika pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti maka
peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak- haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak


mencatumkan nama koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
memberi nomor pada masing- masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
KUESIONER PENELTIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP


ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAMBOANG

1. Identitas Responden

No. Responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Alamat :

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.

A. Pertanyaan tentang pengertian alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi ?

a. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan

b. Kontrasepsi adalah upaya untuk menghentikan kehamilan

c. Kontrasepsi adalah upaya untuk menggugurkan kehamilan

2. Apa yang anda ketahui tentang alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Cairan yang disuntikkan untuk menggugurkan kehamilan

b. Cairan yang disuntikkan untuk menghentikan kehamilan

c. Cairan yang disuntikkan kedalam tubuh wanita untuk mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

3. Yang tidak termasuk jenis kontrasepsi KB suntik adalah ?

a. Kontrsepsi suntikkan progesteron dan kombinasi

b. Kontrasepsi estrogen
c. Kontrasepsi Pil KB

d. Tidak tahu

4. Apakah anda mengetahui cara kerja alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Mencegah haid

b. Mencegah ovulasi ( pembuahan )

c. Meningkatkan kesuburan

d. Tidak tahu

B. Pertanyaan tentang tujuan alat kontrasepsi Kb suntik

1. Apa tujuan kontrasepsi KB suntik /

a. Menjaga kesehatan anak

b. Meningkatkan kesuburan

c. Mencegah kehamilan

d. Tidak tahu

2. Apa keuntungan kontrasepi KB suntik ?

a. Pencegahan kehamilan jangka panjang

b. Pencegah kehamilan jangka pendek

c. Pencegah terjadinya haid

d. Tidak tahu

3. Apa kerugian kontrasepsi KB suntik ?

a. Sering ditemukan pusing

b. Sering ditemukan gangguan haid

c. Terjadi gangguan pola tidur

d. Tidak tahu
4. Kapan waktu pemberian kontrasepsi KB suntik ?

a. Setiap saat selama siklus haid

b. Selama masa kehamilan

c. Saat usia memasuki masa subur

d. Tidak tahu

C. Pertanyaan tentang kontra isndikasi alat kontrasepsi KB suntik

1. Apa kontra indikasi kontrasepsi KB suntik ?

a. Hamil atau di duga hamil

b. Melahirkan

c. Tidaak tahu

2. Apakah ibu menyusui dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

3. Apakah ibu dengan penyakit hepatitis dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu

4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?

a. Dapat

b. Tidak dapat

c. Tidak tahu
DAFTAR PUSTAKA

Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC

Handayani S, 2010. Buku Ajar Pelayana Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka


Rihama

Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan, Anggota Ikapi

Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan


KB. Jakarta : EGC

Manuaba I. B. G, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC

Mustakim, 2012. Cakrawala KB, Kependudukan dan Pemberdayaan Keluarga. Jakarta :


Referensi

Notoatmodjo S, 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirhardjo

Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Priyanto A, 2009. Komunikasi Konseling : Aplikasi dalam Sarana Pelayanan Kesehatan


untuk Perawat dan Bidan. Jakarta : Salemba Medika

Sulistyaningsih, 2012. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kebidanan Kuantatif-Kualitatif.


Yogyakarta : Graha Ilmu

Sulistyawati A, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai