Oleh :
NURRAYA RIANGGA
P07124523040
Laporan Pendahuluan
Oleh :
NURRAYA RIANGGA
NIM. P07124523040
Menyetujui,
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan
yang berjudul “Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi”. Tersusunnya
laporan pendahuluan ini tentunya tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT.,M.Keb, selaku ketua jurusan kebidanan
yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Asuhan Kebidanan
Holistik Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT.,Bdn.,M.Kes, selaku ketua prodi pendidikan
yang telah memberikan kesempatan atas terlaksananya Asuhan Kebidanan
Holistik Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi
3. Niken Meilani,S.ST.,M.Keb selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan arahan serta bimbingan selama Praktik Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi
4. Supartiningsih,A.Md.Keb, selaku pembimbing lahan yang telah memberikan
arahan serta bimbingan selama Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Keluarga
Berencana Dan Kesehatan Reproduksi
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan laporan pendahuluan ini. Oleh sebab itu, menerima segala kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Demikian yang bisa penulis sampaikan,
semoga Laporan Pendahuluan ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Kegiatan Pelayanan KB
Kegiatan pelayanan kb ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah
peserta kb atas kesadaran dan tanggung jawab, membina peserta kb aktif,
penurunan tingkat kelahiran, menciptakan keluarga kecil sejahtra melalui
pengendalian pertumbuhan.1
2. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk
membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.
Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang
bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Gerakan keluarga
berencana diartikan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui upaya pendewasaan usia perkawinan, pengendalian
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan
keluarga dalam rangka melembagakan dan membudidayakan norma keluarga
kecil bahagia dan sejahtera.1,2
3. Tujuan Program Keluarga Berencana
Tujuan umum untuk lima tahun ke depan mewujudkan visi dan
misi program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi
yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk mencapai
keluarga berkualitas tahun 2015. Sedangkan tujuan program KB secara
filosofis adalah: 1,2,3
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
1
2
4. Sasaran Program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai.
Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera. 1
5. Ruang Lingkup Program KB
Ruang lingkup program KB meliputi: 2,3
a) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
b) Konseling
c) Pelayanan Kontrasepsi
d) Pelayanan Infertilitas
e) Pendidikan sex (sexeducation)
f) Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
g) Konsultasi genetic
h) Tes keganasan
i) Adopsi
6. Jenis-Jenis Kontrasepsi
Secara umum metode kontrasepsi terbagi dalam 2 jenis yaitu metode
sederhana dan metode modern. Metode sederhana terbagi lagi dalam dua jenis
yakni metode sederhana tanpa alat dan metode sederhana dengan alat,
sedangkan metode modern terbagi terbagi dalam metode hormonal, Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan metode kontrasepsi mantap 1
a. Metode Sederhana Tanpa Alat
1) Metode Kalender
2) Senggama Terputus
3) Metode Amenora Laktasi (MAL)
4) Metode Lendir Serviks
3
bagi anaknya, seorang istri bagi suaminya, sebagai seorang anak dari ibu
yang telah melahirkannya, maupun tulang punggung keluarga, dan
lainnya yang pastinya semua itu tidak mudah tergantikan. Oleh karena
itu, sebagai langkah antisipasi dalam menurunkan angka kejadian
kematian ibu dikarenakan kehamilan maupun persalinan, maka perlu
diambil tindakan segera dan tepat yaitu pemantauan dilakukan sejak dini.
Di antaranya sebagai berikut pelayanan ante natal, persalinan hingga
pada masa nifas
b. Komponen Keluarga Berencana
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di
dunia dan menempati urutan ke-4. Menyadari data tersebut, komponen
berikut ini sangat penting yaitu komponen keluarga berencana. Tidak
hanya itu dari hasil prediksi, Indonesia memperoleh bonus demografi
yang merupakan bonus terhadap sebuah negara dikarenakan proporsi
penduduk yang produktif (15-64 tahun) besar di evolusi kependudukan.
Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, program KB dibuat sebagai
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi ibu maupun keluarga.
c. Komponen Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi pada Sistem
Reproduksi
Dalam komponen ini, pencegahan serta penanggulangan infeksi
yang dimaksud dikhususkan pada gangguan ataupun penyakit organ
reproduksi. Berikut beberapa penyakit yang termasuk penyakit menular
seksual yang sangat perlu diperhatikan, yaitu gonorhoea, penyakit
chlamydia, penyakit sifilis, dan lainnya yang mana menyebabkan infeksi
pada area pelvic ataupun sering disebut PID (Pelvic Inflammatory
Diseases). PID juga dapat terjadi pada pemakaian AKDR yang tidak
steril.
d. Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja
Di masa remaja, banyak pula masalah kesehatan reproduksi yang
perlu menjadi perhatian agar meningkatkan kesadaran/awareness serta
pengetahuan dari remaja sebagai wujud upaya promosi dan pencegahan
7
tulang (osteophorosis)
disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati atau
10
b) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak
interval yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi
yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 hari (Kusmiran, 2016). c.
Polymenorrhea Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak
siklus menstruasi yang pendek kurang dari 21- hari.
2) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya
perdarahan pada menstruasi Gangguan perdarahan terbagi
menjadi tiga, yaitu perdarahan yang berlebihan/banyak, perdarahan yang
panjang, dan perdarahan yang sering. Terminologi mengenai jumlah
perdarahan meliputi: pola aktual perdarahan, fungsi ovarium, dan kondisi
patologis. Abnormal Uterin Bleeding (AUB) adalah keadaan yang
menyebabkan gangguan perdarahan menstruasi (Kusmiran, 2016). Secara
umum terdiri dari:
a) Menorrahgia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam
interval yang normal, durasi dan aliran darah lebih banyak.
b) Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam interval irreguler,
durasi dan aliran darah berlebihan/banyak.
c) Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang dari
21 hari.
d. Pelvic Inflamatory Diseases (PID)
Penyakit radang panggul (PID) adalah infeksi pada sistem
reproduksi wanita yang meliputi rahim, saluran tuba, dan ovarium. PID
adalah kondisi yang umum, meskipun tidak jelas berapa banyak orang di
Inggris yang terkena dampaknya. Sebagian besar kasus PID disebabkan
oleh infeksi bakteri yang menyebar dari vagina atau leher rahim ke organ
reproduksi yang lebih tinggi. anyak jenis bakteri berbeda yang dapat
menyebabkan PID. Dalam banyak kasus, penyakit ini disebabkan oleh
Infeksi Menular Seksual (IMS) , seperti klamidia atau gonore .
9. Hak-hak Kesehatan Reproduksi
12
secara holistik dan berkualitas yang berorientasi pada kebutuhan pasien sesuai
siklus hidupnya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu ini
dalam bentuk Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), upaya preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Melaksanakan pelayanan kesehatan reproduksi terpadu harus:
a. berfokus pada kebutuhan pasien tanpa meninggalkan hak reproduksim
keadilan dan kesetaraan gender,
b. melakukan pendekatan yang siklus hidup yang mana menangani masalah
pasien ada berdasarkan siklus hidup atau sesuai dengan fase kehidupan
pasien,
c. secara aktif melakukan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan
reproduksi,
d. pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas demi tercapainya kualitas
hidup masyarakat yang optimal.
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi terdapat prinsip-
prinsip pelayanan yang terdiri dari:
a. pelayanan kesehatan yang bersifat holistik atau menyeluruh,
b. pelayanan kesehatan yang terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien dalam
lingkup kesehatan reproduksi,
c. bersifat fleksibel sehingga pelaksanan pelayanan dapat diberikan sesuai
dengan kebutuhan pasien, apakah diberikan pada tingkat pertama atau pada
tingkat lanjut (Kemenkes RI, 2015)
Pelayanan kesehatan reproduksi terpadu ini terdiri dari dua paket,
yaitu: Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) dan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK).
e. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) Pelayanan Kesehatan
Reproduksi Esensial (PKRE)
Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE) adalah bentuk
pelayanan kesehatan reproduksi yang terintegrasi dari 4 komponen, yang
terdiri dari KIA, KB, KRR, dan pencegahan dan penanggulangan Infeksi
Menular Seksual (IMS)-HIV. Komponan KB berhubungan dengan
14
13
14
C. Analisa
Assesment merupakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis, atau
15
11. Marmi. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2016