Dibuat oleh:
Kelompok 9
1. Arista 11194862111128
FAKULTAS KESEHATAN
BANJARMASIN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Makalah Gizi pada Keluarga Berencana”.
Dalam penulisan ini penulis banyak mendapatkan bantuan bimbingan baik
secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah ini dapat selesai pada
waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Aizar Soedarto BSC, MBA selaku Ketua Yayasan Indah Banjarmasin
2. DR. RR. Dwi Sogi Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Rektor Universitas Sari
Mulia.
3. Anggrita Sari, M.Pd, M.Kes selaku Wakil Rektor I Universitas Sari Mulia.
4. Hariadi Widodo, S.Ked., M.PH selaku Wakil Rektor II Universitas Sari Mulia.
5. Wakil Rektor III Bidang Sumber Daya Manusia Kemitraan
6. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia.
7. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Prodi Diploma Tiga Kebidanan
Universitas Sari Mulia.
8. Sismeri Dona, M. Keb selaku Sekretaris Jurusan Sarjana Kebidanan
Universitas Sari Mulia.
Penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
memohon saran dan kritiknya dari pembaca sekalian. Semoga penulisan makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................4
A. LATAR BELAKANG...........................................................4
B. TUJUAN................................................................................5
C. MANFAAT............................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................6
A. KAJIAN TEORITIS..............................................................6
B. GAGASAN ILMIAH ............................................................20
BAB III KESIMPULAN...................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................29
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan
kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut
WHO (World Health Organization) adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Tujuan program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012).
Tujuan dari program keluarga berencana adalah untuk membangun
manusia Indonesia sebagai obyek dan subyek pembangunan melalui
peningkatan kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.Selain itu program KB
juga ditujukan untuk menurunkan angka kelahiran dengan menggunakan
salah satu jenis kontrasepsi secara sukarela yang didasari keinginan dan
tanggung jawab seluruh masyarakat (BKKBN, 2014).
Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk
mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini
dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun masing-masing
jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir
sama (Gustikawati, 2014).
Profil kesehatan Indonesia tahun 2013 jumlah PUS sebanyak
45.972.185, peserta KB di Indonesia adalah sebanyak 8.500.247 (18,49%)
dengan jumlah KB IUD sebanyak 658.632 (7,75%),Metode Operasi
Wanita(MOW) sebanyak 128.793 (1,52%), Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 21.374 (1,52%), Implan sebanyak 784.215 (9,23%), kondom
sebanyak 517.638 (6,09%), KB suntik sebanyak 4.127.720 (46,56%), dan
KB pil sebanyak 2.261.066 (26,60%) (Kemenkes, R.I, 2013).Profil
4
kesehatan Indonesia tahun 2014 jumlah PUS sebanyak 47.019.002, peserta
KB di Indonesia adalah sebanyak 7.761.961 (16,51%) dengan jumlah KB
IUD sebanyak 555,241 (7,15%),Metode Operasi Wanita(MOW) sebanyak
116.384 (1,50%), Metode Operasi Pria (MOP) sebanyak 16.062 (0,21%),
Implan sebanyak 826.627 (10,65%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%),
KB suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), dan KB pil sebanyak 1.951.252
(25,14%) (Kemenkes, R.I, 2014).
Masalah gizi adalah masalah yang ada pada setiap negara baik
negara berkembang maupun negara maju. Negara berkembang cenderung
untuk memiliki masalah gizi kurang yang terkadang berkaitan dengan
penyakit infeksi, sedangkan negara maju memiliki masalah gizi lebih yang
berkaitan dengan masalah penyakit degeneratif. Sementara Indonesia
adalah negara berkembang yang memiliki masalah gizi ganda, yaitu
perpaduan antara masalah gizi lebih dan gizi kurang (Depkes RI, 2014).
B. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang gizi pada masa keluarga berencana dan
melaksanakan asuhan kebidanan
C. Manfaat Penulisan
Dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan ilmu kebidanan serta
asuhan kebidanan selanjutnya
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kajian Teoritis
1. Pengertian Keluarga Berencana
6
pemerintah yang bertujuan mewujudkan keluarga yang
7
4. Pelayanan KB
(BKKBN, 2017).
khusus.
8
Kabupaten/Kota untuk pendistribusian alat kontrasepsi.
9
yang baik khususnya dalam menjaga status gizi,
2012).
10
4. Dukungan informasi merupakan bentuk dukungan yang
11
2. Gaya Hidup Tidak Sehat
Gaya hidup tidak sehat merupakan segala pola perilaku
ditandai dengan status gizi yang buruk (Supariasa, Bakri & Fajar,
2016).
1. Perilaku Konsumsi
berlemak tinggi antara lain jeroan seperti usus, hati, dan ampela,
12
saji. Jeroan mengandung kolesterol 4-15 kali lebih tinggi
2009).
mengandung kadar manis yang tinggi antara lain: kue, arum manis,
13
2. Aktifitas Fisik
14
3. Istirahat Tidur
Istirahat merupakan keadaan yang memberikan tubuh untuk
melakukan proses pemulihan dari segala aktifitas yang dilakukan
dan memberikan efek relaks pada seseorang. durasi tidur kurang
dari 7 jam (Damayanti, 2016). Durasi waktu tidur yang pendek
menyebabkan penurunan leptin dan meningkatkan ghrelin.
Perubahan hormon tersebut dapat meningkatkan rasa lapar
sehingga akan memicu perilaku makan yang tidak seimbang.
Perilaku konsumsi yang buruk akan meningkatkan IMT (Indeks
Massa Tubuh). Durasi tidur yang danjurkan pada kelompok usia
dewasa yaitu 7-9 jam per hari. Kualitas tidur yang baik menurut
National Sleep Foundation yaitu tidak melakukan kegiatan lain
sebelum tidur, dalam kurun waktu 30 menit sudah terlelap, tidak
terbangun lebih dari 1 kali saat tidur, dan membutuhlan waktu
kurang dari 20 menit untuk melanjutkan tidur jikalau terbangun
(NSF, 2017).
4. Koping Stres
Koping stress adalah suatu usaha dalam manajemen stres.
Ada tiga tipe mekanisme koping antara lain: problem focus,
cognitively focus, dan emotion focus. Mekanisme koping dapat
bersifat kontruktif dan destruktif. Mekanisme koping destruktif
dapat menganggu status gizi seseorang (Yusuf, Fitryasari &
Nihayati, 2015). Salah satu yang dapat mengganggu status gizi
yaitu mekanisme pertahanan sublimasi. Seseorang cenderung
mencari pemuasan melalui kegiatan lain. Mayoritas pemuasan
kegiatan yang mempengaruhi status gizi yaitu kebiasaan makan dan
merokok. Kebiasaan makan yang berlebihan saat stres akan
meningkatkan IMT (Indeks Massa Tubuh) (Shimance et al., 2015).
Kebiasaan merokok dapat meningkatkan resistensi insulin dan
meningkatkan akumulasi lemak di dalam tubuh ((Humayrah,
2009).
15
7. Konsep Status Nutrisi
variabel tertentu (Supariasa, Bakri & Fajar, 2016). Gizi salah atau
1. Gizi Baik
kisaran 18,5 hingga 25,00 kg/m2 pada dewasa. Status gizi baik
2. Gizi Kurang
16
gangguan pada sistem gastrointestinal atau penyakit endokrin
3. Gizi Lebih
periode tertentu.
17
manusia. Salah satu indeks antropometri yaitu dengan metode
sebagai berikut
(WUS)
subur yaitu pola makan dan gaya hidup. Semakin baik pola makan
dan gaya hidup maka akan memberikan dampak yang baik bagi
18
status gizi (Pratiwi, 2017),
(3) Lingkungan
(Pratiwi, 2017).
pengaruh suami ini dapat berpengaruh baik dan buruk. Pengaruh yang
19
aktivitas fisik yang kurang sehingga menyebabkan penumpukan lemak
2015).
B. Gagasan Ilmiah
Kasus I
Seorang wanita berusia 38 tahun datang ke Puskesmas untuk berkonsultasi
tentang metode kontrasepsi. Pada minggu sebelumnya, dia mengalami
keguguran pada usia kehamilan 18 minggu, karena infeksi. Dia memiliki 3
anak, anak terakhir berusia 2 tahun. Bidan dalam menjelaskan tentang
berbagai metode kontrasepsi dan membimbingnya untuk memilih metode
kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi medisnya. Pasien beragama Islam
dan lebih memilih metode kontrasepsi yang sesuai syariah.Setelah di
lakukan konsultasi akhirnya wanita tersebut memilih untuk menggunakan
KB suntik 3 bulan, dengan pertimbangan tidak akan di ketahui oleh
20
pasangan karena kebetulan suami tidak mengijinkan menggunakan KB.
Singkat cerita, wanita tersebut selalu diam-diam untuk melakukan suntik
KB 3 bulan, setelah 2 tahun menggunakan KB ibu mengalami kenaikan
berat badan yang sangat signifikan yaitu 15 kg dan TD mengalami
peningkatan yaitu 150/100 sehingga ibu merasa khawatir dengan kondisi
dirinya. Ibu mengatakan sudah melakukan diet, olahraga rutin tetapi belum
juga mengurangi BB dan TD.
1. Kebutuhan Gizi KB
Diet energi rendah = diet yang kandungan energinya dibawah
kebutuhan normal, dalam hal ini asupan energi dikurangi 500 kkal dari
kebutuhan normal, dengan komposisi yang berbeda, Pada kelompok
diet rendah lemak, dianjurkan untuk mengurangi pangan sumber lemak
seperti makanan yang digoreng, bersantan, mentega, kelapa, keju dan
dianjurkan pengolahan pangan dengan cara dipanggang, ditim atau
dikukus.
Berolahraga dapat memberikan kehidupan yang sehat dan
nyaman bila diikuti dan dilakukan dengan teratur, karena dengan
berolahraga menyebabkan otot- otot menjadi kuat, jantung menjadi
sehat, tekanan darah menjadi normal, kadar gula dapat terkontrol dan
berat badan menjadi seimbang yang kesemuanya ini akan membuat
tubuh sehat dan nyaman. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul
karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi
belum tentu baik untuk kesehatan, karena over nutrisi dapat
mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit
degeneratif, seperti: kolesterol dan trigliserida tinggi, dan jantung.
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometri. Salah satu indeks antropometri yaitu dengan metode
perhitungan IMT (Indeks Massa Tubuh). Penggunaan IMT hanya
21
berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun (Supariasa, Bakri
& Fajar, 2016)
Gambar Rumus Perhitungan IMT (Sumber: Supariasa , Bakri & Fajar, 2016 )
Hasil perhitungan IMT dapat dikategorikan sebagai berikut
• Kurang : IMT <18,5
• Normal : IMT 18,5-25,0
• Overweight : IMT 25,0 -27,0
• Obesitas : IMT > 27,0
3. Masalah gizi pada masa kb
Perubahan berat badan bersifat individual dan multifaktor selain
kaitannya dengan efek samping penggunaan kontrasepsi hormonal juga
ada faktor penguat lain seperti dukungan suami. Dukungan suami
berperan penting dalam meningkatkan perilaku yang sehat dan
membuat istri mampu melakukan tindakan yang sehat, seperti
mendukung program keluarga berencana akan meningkatkan derajat
kesehatan pada wanita usia subur (Nguyen et al., 2018).
Akseptor KB Suntik tidak mendapatkan dukungan dari suami
(pasangan) dalam pemilihan kontrasepsi dan menjaga status gizi
normal. Suami lebih memberikan dukungan emosional daripada bentuk
yang lainnya. Akseptor KB suntik yang tidak mendapatkan dukungan
positif dari suami maka status gizinya akan meningkat hingga
overweight bahkan obesitas.
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada masa KB
Dukungan suami berkontribusi cukup besar sebagai pendukung
sekaligus pembimbing istri dalam menjaga rentang status gizi normal.
Suami yang memberikan dukungan baik akan mempengaruhi istri
dalam mencapai status gizi yang normal. Faktor dukungan suami dapat
22
dikatakan sebagai salah satu faktor pemungkin, yang memungkinkan
suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Perpaduan antara dukungan
suami dengan kemauan yang kuat akan membuahkan tingkat status
gizi normal, sebaliknya bila dukungan suami kurang dengan kemauan
responden yang kurang pula akan mengakibatkan status gizi responden
berada pada status gizi lebih.
5. Peran zat gizi ibu pada masa KB
a. Zat gizi sebagai sumber energi
b. Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
c. Zat gizi sebagai pengatur/ regulasi proses di dalam tubuh
6. Prinsip Gizi seimbang pada masa KB
a. Variasi Makanan
Kriteria makanan yang bervariasi terdiri atas jenis makanan
pokok, lauk-pauk,sayuran, dan buah
b. Kebutuhan Air
Kebutuhan cairan 2—3 liter/hari (10-15 gelas per hari),
bergantung pada aktivitas fisik, kondisi fisiologis, jenis kelamin,
dan suhu lingkungan.
c. Pengaturan Makanan
Batasi makanan berlemak dan manis, serta tepung-tepungan.
Perbanyak asupan makanan yang mengandung serat seperti buah,
sayuran, dan kacang-kacangan
d. Batasi Gula dan Garam (untuk pencegahan)
Asupan garam maksimal yang disarankan adalah 5 gr/hari atau
setara dengan 1 sendok teh. Sementara asupan gula maksimal 30
gr/hari atau setara dengan 3 sendok makan
7. Menu yang sehat untuk KB
Menu sehari diet rendah lemak terdiri dari sarapan (roti bakar
selai nenas, jus tomat wortel) snack pagi (puding buah naga); makan
siang (nasi, gurami nyatnyat, sate tempe, plecing kangkung tauge,
23
pepaya); snack sore dan makan malam (nasi, sate lilit ikan, pepes tahu
jamur, sop sayuran, jeruk). (Dewantari & Ambartana, 2017).
Kasus 2
1. Kebutuhan Gizi KB
Wanita prakonsepsi adalah wanita yang sudah memasuki usia
dewasa, atau dapat dikatakan wanita usia subur (WUS). Kementerian
Kesehatan RI (2010) mengklasifikasikan rentang usia WUS adalah 15-
49 tahun. Kebutuhan gizi pada WUS tentunya mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan kebutuhan semasa bayi dan anak-anak
(Arisman dalam Patimah 2017). Gizi yang mempengaruhi pada masa
prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein, asam folat, beberapa
kelompok vitamin seperti vitamin A, E, dan B12, serta mineral seperti
zinc, besi, kalsium, dan omega-3. Asupan gizi yang cukup dan status
gizi yang baik dari ibu penting untuk perkembangan optimal janin
a. Anjurkan ibu untuk menambah asupan nutrisi dengan cara sering
ngemil dan meningkatkan porsi makannya, sedikit tapi sering.
b. Ajarkan ibu cara menyusun menu seimbang yaitu makanan yang
mengandung 4 sehat 5 sempurna (protein, karbohidrat, vitamin,
lemak dan 1 gelas susu) setiap hari.
c. Berikan suplemen / vitamin
d. Berikan ibu makanan tambahan / PMT
e. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi beban
kerja
2. Penilaian Status Gizi
24
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui pengukuran
antropometri. Salah satu indeks antropometri yaitu dengan metode
perhitungan IMT (Indeks Massa Tubuh). Penggunaan IMT hanya
berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun (Supariasa, Bakri
& Fajar, 2016)
Gambar Rumus Perhitungan IMT (Sumber: Supariasa , Bakri & Fajar, 2016 )
Hasil perhitungan IMT dapat dikategorikan sebagai berikut
• Kurang : IMT <18,5
• Normal : IMT 18,5-25,0
• Overweight : IMT 25,0 -27,0
• Obesitas : IMT > 27,0
3. Masalah gizi pada masa kb
Masalah gizi dibagi menjadi dua yaitu masalah gizi makro dan
masalah gizi mikro. Masalah gizi makro meliputi Kurang Energi
Kronik (KEK) dan overweight atau obesitas. Sedangkan masalah gizi
mikro yaitu anemia gizi besi. Penyebab anemia tidak hanya karena
defisiensi zat besi, tetapi juga terkait dengan rendahnya zat gizi makro
lainnya seperti asam folat, vitamin A, vitamin C, vitamin B12
(Zulaikha, 2012).
Nutrisi yang tidak adekuat pada WUS akan mengakibatkan
manifestasi penyakit seperti kurang energi protein (KEK) yang akan
mengakibatkan anemia dan defisiensi zat mikronutrien, sehingga akan
berdampak buruk bagi calon ibu, janin, maupun bayi yang akan
dilahirkan. Dampak selanjutnya adalah tingginya risiko terjadinya
pendarahan, osteomalasia, dan kelelahan yang berlebihan serta mudah
terkena infeksi selama kehamilan ( Badriah dalam Fauziyah, 2012).
4. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada masa KB
25
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi status gizi yaitu faktor
langsung dan tidak langsung. Faktor langsung terdiri dari faktor
individu, asupan makanan dan kondisi kesehatan sekarang, sedangkan
faktor tidak langsung terdiri dari faktor social ekonomi dan lingkungan
(Irianto, 2014).
Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi status gizi
seseorang yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, besar anggota
rumah tangga, jenis pekerjaan, kebiasaan merokok, penyakit infeksi
(Zulaikha, 2012).
26
b. kebersihan,
c. aktivitas fisik
Penerapan prinsip gizi seimbang diharapkan dapat
meningkatkan status gizi dan mencapai status gizi optimal.
7. Menu yang sehat untuk KB
Untuk mengoptimalkan nutrisi dalam tubuh, pola makan yang
sehat biasanya mencakup makanan padat nutrisi dari semua kelompok
makanan utama, termasuk protein tanpa lemak, biji-bijian, lemak sehat,
dan buah-buahan serta sayuran dengan berbagai warna.
Makanan yang sehat juga berarti mengganti makanan yang
mengandung lemak trans, garam, tambahan, dan gula dengan pilihan
yang lebih bergizi. Jadi jelas, mengikuti pola makan yang sehat
memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk membangun tulang
yang kuat, melindungi jantung, mencegah penyakit, dan
meningkatkan mood.
Keuntungan Mengonsumsi Makanan Sehat
a. Pilihan Makanan Sehat Bagus Bagi Kesehatan
1. Sayur-sayuran
2. Buah-buahan
3. Kacang-kacangan
4. Daging dan Telur
5. Ikan Segar
b. Hindari Konsumsi Makanan Tidak Sehat
1. Junk Food
2. Fast Food
3. Gorengan
4. Makanan Penuh Lemak
c. Rekomendasi Menu Makanan Sehat Rumah Mudah dan Murah
1. Salad Sayur
2. Pecel
3. Gado-gado
27
4. Sayur Sop
5. Sayur Bayam
6. Capcay
7. Plecing Kangkung
8. Tumis Labu Siam
9. Opor Ayam
10. Pepes Ikan
BAB III
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Status gizi merupakan perwujudan dari keadaan keseimbangan zat gizi
dalam bertuk variabel tertentu (Supariasa, Bakri & Fajar, 2016). Nutrisi yang
tidak adekuat pada WUS akan mengakibatkan manifestasi penyakit seperti
kurang energi protein (KEK) yang akan mengakibatkan anemia dan defisiensi
zat mikronutrien, sehingga akan berdampak buruk bagi calon ibu, janin,
maupun bayi yang akan dilahirkan.
28
DAFTAR PUSTAKA
Irianto, 2014. Hubungan Dukungan Suami, Gaya Hidup, Dengan Status Gizi
Akseptor Kb Iud Di Puskesmas Mojo Surabaya 2018. Tersedia pada:
Https://Repository.Unair.Ac.Id/85285/4/Full%20text.Pdf
Supariasa, Bakri & Fajar, 2016. Hubungan Dukungan Suami, Gaya Hidup,
Dengan Status Gizi Akseptor Kb Iud Di Puskesmas Mojo Surabaya 2018.
Tersedia pada: Https://Repository.Unair.Ac.Id/85285/4/Full%20text.Pdf
29
Zulaikha, 2012. Pengaruh Konseling Gizi Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Pranikah Di Kecamatan Batang Kuis .Abdul Malik
Simatupang 2018. Tersedia Pada:
Http://Repo.Poltekkesmedan.Ac.Id/Jspui/Bitstream/123456789/1043/1/
Skripsi.Pdf.
30
31