Anda di halaman 1dari 61

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA PASANGAN USIA

SUBUR (PUS) DI DESA TIWOHO

Disusun Olen :

Saina, Andika Brayen

Karundeng, Gratia Sabina

Maindoka, Fricilia

Morintoh, Febrilinsi

Takumansang, Junike

Windesi, Sabatini E.S.

Manengkey, Mercylia Marcella

Mawikere, Tiara Vanesa

Muloke, Angelica Sweetly Putri

Singal, Fansya Sharon

Turah, Sintia Gratcia Esterlita

Bernard, Dian Evalin

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KLABAT

2022

1
DAFTAR ISI

Cover………………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..2

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..3

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………4

KATA PENGANTAR………………………………………………………….5

BAB 1. LATAR BELAKANG PASANGAN USIA SUBUR……………….6

BAB 2. TEORI PASANGAN USIA SUBUR……………………………….7

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS…………………….

- Pengkajian Whinshield……………………………………………….
- Data inti……………………………………………………………….
- Subsistem………………………………………………………………
- Evaluasi …………………………………………………………………..

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………

2
DAFTAR TABEL

3
DAFTAR GAMBAR

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertan-Nya, kelompok dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah komunitas yang berjudul “promosi kesehatan pada pasangan
usia subur” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah komunitas. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang program keluarga berencana pada pasangan usia subur bagi para
pembaca dan juga bagi kelompok yangtelah menyusun makalah ini.

Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajarmata kuliah komunitas. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.

Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Airmadidi, 24 April 2022

5
BAB 1

A. Latar belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia setelah China,
Indonesia, dan Amarika serikat. Hasil sensus penduduk mencata jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2015 sebanyak 237,6 juta jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan periode 2000-2015 sebesar 1,49 %
(BPS, 2017). KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia(1997), maksud dari pada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

Menurut WHO 1970 tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginka,mengatur interval di
antara kehamilan mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri menentukan
jumlah anak dalam keluarga.Dengan jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu masalah global di
dunia. Permasalahan ini dapat menjadi beban negara dalam pembangunan nasional dan pertumbuhan
ekonomi. Masalah yang terjadi semakin mendapat perhatian dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat khususnya bagi pasangan kesehatan dan sosial penduduk yang berhubungan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi pada pasangan usia subur (fadhila,2016).

Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri berumur antara 15 sampai
dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih
dari 50 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2013)Di Indonesia, program KB merupakan program skala
nasional dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah
penduduk. Tujuan lainnya untuk menciptakan kemajuan, kestabilan dan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Dalam upaya mendorong akselerasi pencapaian tujuan progam KB di Indonesia, maka pemerintah
membentuk program “kampung KB”. Kampung KB ini dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan Januari
2016.

Tingkat akseptor KB di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, pada tahun 1997 (57%) dan
tahun 2008 telah mencapai 61,4%. Untuk Pasangan Usia Subur (PUS) yang memakai metode kontrasepsi
suntik (31,6%), Pil KB (13,2%), IUD (4,8%), Implant (2,8%), Kondom (1,3%), MOW (3,1%), MOP
(0,2%), pantang berkala (1,5%), senggama terputus (2,2%), metode lainnya (0,4%) (BKKBN Pusat,
2008).

Pada tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat singnifikan. Rendahnya partisipasi PUS
disebabkan oleh berbagai faktor seperti: kurangnya koordinasi antar instansi dan pelaksana program di
lapangan, kurangnya tenaga penyuluh lapangan, terbatasnya prasarana penunjang untuk penyuluh KB,
budaya anti-KB pada sebagian masyarakat setempat, rendahnya tingkat pendidikan, terbatasnya layanan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di lokasi, dan kurangnya partisipasi pria dalam program KB.
Karenanya diperlukan sinergi aktif dan kooperatif antara berbagai pihak terkait, penambahan tenaga
penyuluh KB di lapangan, komunikasi yang aktif dan harmonis antara pengambil keputusan dan pelaksana
program di lapangan, perbaikan dan penambahan fasilitas untuk operasional tugas lapangan serta
peningkatan kesejahteraan para penyuluh dan kader KB.

BAB 2

6
A. Konsep Pasangan Usia Subur

1. Pengertian Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinyaberumur 25 - 35 tahun ataupasangan
suami istri yangistrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atauistri berumur lebih dari
50 tahun tetapi masih haid (datangbulan).Menurut Kemenkes RI (2017) Pasangan Usia Subur
(PUS) adalah pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berusia
antara 15 sampai dengan 49 tahun.

B. Konsep Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan
nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB merupakan tindakan
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB
adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu
kelahiran.

2. Tujuan Keluarga Berencana

Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB diharapkan dapat menghasilkan penduduk
yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran dari program KB, meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan,
dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.

3. Manfaat Usaha KB

a. Bagi Pasangan Suami Istri

Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain membatasi kelahiran,
juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan mental. Lebih jelasnya, berikut ini
beberapa manfat KB untuk pasangan suami istri:

1) Menurunkan risiko kehamilan

Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi
juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu tua. Jika perempuan
yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat

7
kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan berisiko
pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.

2) Menurunknan risiko kanker pada wanita

Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti jenis suntik, pil, atau IUD biasanya
mengandung progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat membantu wanita mengendalikan
kehamilan dan menurunkan risiko kanker pada sistem reproduksi. Kanker yang dapat diatasi dua
hormone tersebut adalah kanker indung telur (ovarium) dan kanker atau dinding rahim
(endometrium). Program KB hormonal juga dapat menurunkan risiko tumbuhnya mioma di
rahim.

3) Tidak mengganggu tumbuh kembang anak

Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akanterganggu.
Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun. Jika anak belum berusia 2 tahun
sudah mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisapenuh 2 tahun sehingga kemungkinan
mengalami gangguan kesehatan. Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami
kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan kurang perhatian, meski anak
masih membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.Risiko radang panggul menurun.
Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang panggul. Radang pada panggul akan
menyerang area rahim, ovarium, dan area sekitar vagina lainnya. Risiko terkena radang panggul
menurun jika wanita menggunakan program KB jenis implan. Tubektomi juga menurunkan risiko
gangguan pada panggul yang dapat membahayakan nyawa wanita.

4) Menjaga kesehatan mental

Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup hebat setelah melahirkan. Depresi
biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan
jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresisemakin besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah
karena tidak siap secara fisik dan mental. Dua kondisi tersebut bisa dihilangkandengan
melakukan program Keluarga Berencana.Jika melakukan pengaturan kehamilan, pasangansuami
istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan anak bisatumbuh secara maksimal dan perencanaan
kehamilan akan berjalan matang.

b. Bagi Anak

Program Keluarga Berencana juga bermanfaat bagi anak, namun bukan berarti anakmenjalani
program KB.

Manfaat KB untuk anak:

1) Dapat mengetahui pertumbuhan anak dan kesehatannya.

2) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup.

3) Perencanaan masa depan dan pendidikan yang baik.

8
C. Akseptor Keluarga Berencana

Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah danjarak
anak serta waktu kelahiran. Adapun jenis - jenis akseptor KB, yaitu:

1. Akseptor Aktif

Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.

2. Akseptor aktif kembali

Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama
3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara
alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat
kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut– turut dan bukan karena hamil.

3. Akseptor KB Baru

Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi
atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.

4. Akseptor KB Dini

Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan atau abortus.

5. Akseptor KB langsung

Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.

6. Akseptor KB dropout

Akseptor KB dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan.

D. Kontrasepsi

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu,
berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yan membutuhkan kontrasepsi adalah
pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen. Adapun
akseptor KB menurut sasarannya, meliputi:

9
1. Fase Menunda Kehamilan

Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum
mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda
untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu
kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.

2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan

Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan,
dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.Kriteria kontrasepsi
yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih
mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan.

3. Fase Mengakhiri Kesuburan

Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak hamil.
Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi,
karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko
tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk
mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
implan, suntik KB dan pil KB.

E. Jenis-Jenis Alat Kontrasepsi

1. Kondom

Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai
untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukan ke dalam liang vagina. Kondom
sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit
seksual, termasuk HIV/AIDS

2. Pil KB

Pil KB adalah pil yang berisi kombinasi hormon progesterone dan estrogen yang bisa disebut pil
kombinasi atau hanya berisi hormone sintetis, progesteron saja yang sering disebut sengan
minipil. Pil yang diminum setiap hari ini bergunauntuk mempengaruhi keseimbangan hormon
sehingga dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi, dan mengentalkan lender serviks

3. IUD

IUD adalah benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau
juga mengandung hormon dan dimasukan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai
benang. IUD merupakan alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), dan diletakan di dalam kavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi sel sperma untuk membuahi sel telur yang matang
10
4. Suntik KB

Suntik KB adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Terdapat 2 macam suntik KB yaitu suntikkan kombinasi yang mengandung hormon
sintetis esterogen dan progesteron, dan suntikkan progestin yang berisi hormon progesterone

5. Implan

Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya
mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk Wanita

6. Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur pemotongan ataus penutupan tuba falopi atau saluran indung telur
yang menghubungkan ovarium ke rahim. Setelah tubektomi, sel-sel telur tidak akan bisa
memasuki rahim sehingga tidak dapat dibuahi oleh sel sperma

7. Vasektomi

Vasektomi adala metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran sperma (vas
deferens) yang membawa sel sperma dari testis ke penis, dengan metode ini sperma tidak bisa
keluar bersama air mani saat pria ejakulasi. Vasektomi merupakan metode yang sangat efektif
untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen. Vasektomi memerlukan sedikit
operasi kecil (bedah minor) yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan
penis.

Teori Keperawatan

Model Friedman
Menurut Friedman fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan
keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan
tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal
maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi
yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan
konflik dan pemecahan masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
11
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
e. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Menurut friedman struktur keluarga :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
pengirim, media, pesan, lingkungandan penerima.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
1) Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya,
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
12
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual).
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

13
BAB 3

1. Format Pengkajian dalam Keperawatan Komunitas


a) PENGKAJIAN WINSHIELD SURVEY

CHECK LIST WINSHIELD SURVEY

Lokasi pengamatan :Masyarakat Jaga 7 desa Tiwoho


Tanggal pengkajian :7 April-10 April 2022
Nama perawat yang mengkaji :
Saina, Andika Brayen
Karundeng, Gratia Sabina
Maindoka, Fricilia
Morintoh, Febrilinsi
Takumansang, Junike
Windesi, Sabatini E.S.
Manengkey, Mercylia Marcella
Mawikere, Tiara Vanesa
Muloke, Angelica Sweetly Putri
Singal, Fansya Sharon
Turah, Sintia Gratcia Esterlita
Bernard, Dian Evalin

Detail Temuan (Dinarasikan)

Tipe perkampungan/pedesaan Tipe perkampungan


- Perumahan komunitas di desa Tiwoho
- Semi usaha merupakan salah satu desa
- Lingkungan usaha/bisnis yang berada di kecamatan
Wori, Kabupaten
Minahasa Utara, Sulawesi
Utara, Indonesia yang
terdiri dari 8 jaga.
Memiliki fasilitas
kesehatan yaitu Puskesdes,
tempat wisata yang biasa
dikenal dengan “Wisata
Mangrove Trail” dan
memiliki balai pertemuan
umum.
Lingkungan tempat tinggal Hasil observasi tiap rumah
- Rumah tunggal (terpisah di desa Tiwoho jaga 7
antara rumah satu dengan tampak bersih dan tidak
lainnya) terlihat sampah-sampahdi
got sekitar rumah. Hasil
- Apartemen
pengamatan Terdapat
- Lainnya beberapa rumah yang
kurang pencahayaan.

14
Umur area perumahan Desa Tiwoho jaga 7 tidak
- Bangunan baru ada bangunan rumah yang
- Bangunan lama tetapi tidak berpenghuni, semua
terpelihara bagus rumah Di jaga 7 terdapat
anggota keluarga. Rata-
- Bangunan banyak yang
rata tidak ada bangunan
rusak
rumah yang rusak.
Karakteristik social-kultural Masyarakat jaga 7 desa
- Variasi umur penduduk Tiwohoberjumlah sekitar
- Ras dan etnik grup 39 KK dengan 50% laki-
- Pekerja/pengangguran laki dan 50% perempuan.
- Siswa sekolah/drop-out Rata-rata berumur 26-44
tahun dengan persentase
- Tanda adanya kurang
30%, usia termuda 0-1
punya harapan
tahun dengan persentase
7% dan usia tertua berusia
72 tahun dengan
persentase 7%. Pendidikan
terakhir rata-rata di
masyarakat jaga 7 desa
Tiwohoyaitu SMA dengan
persentase 31%, SMP
20%, SD 22%, S1 8%, D3
4%, Belum sekolah 8%,
Pascasarjana 2%.
Pekerjaan tiap anggota
masyarakat jaga 7 yaitu
pelajar/mahasiswa 16%,
IRT 22%, Tidak bekerja
7%, pensiunan 1%,
karyawan swasta 7%,
PNS/POLRI/TNI 8%,
Wiraswasta 5%, buruh
10%, dan petani 19%.
Suku masyarakat jaga 7
desa Tiwoho yaitu rata-rata
suku Minahasa, Bitung,
sanger. Temuan
menunjukkan agama dari
masyarakat jaga 7 desa
Tiwoho yaitu Kristen
Protestan dengan
persentase 81%, diikuti
dengan katolik 12%, dan
Islam 7%.

Temuan
Detail
(Dinarasikan)

15
Lingkungan 1.Tampakan umum
1. Tampakan umum -Halaman, jalan,
- Halaman, jalan, pekarangan: hasil
observasi jaga 7
pekarangan
lingkungan bersih
- Tanaman banyak ditumbuhi
- Patung, tanda-tanda seni pepohonan
2. Bahaya lingkungan (asri)Halaman jaga 7
- Polusi udara tampak luas dan
bersih, jalannya
- Sampah bagus bisa dilalui
- Area bermain yang kendaraan mobil dan
berbahaya terdapat pekarangan
- Penerangan jalan disetiap rumah dan
- Alat pemadam kebakaran jalan
masuk.Tanaman
- Lalu lintas pohon rambutan,
- Polisi/anggota pengaman/ pohon
penyeberangan jalan mangga,tanaman
untuk anak sekolah obat-obatan,papan
3. Stressor lingkungan tanda jaga 7,papan
nama KK di setiap
- Kegaduhan/ramai/
rumah
kemacetan
2.Bahaya lingkungan
- Tanda-tanda yang
Sering terjadi polusi
menyebabkan banyak udara karena
angka criminal masyarakat jaga 7
membuang sampah
- Tanda-tanda adanya di got ketika
penyalahgunaan banjir ,anak anak
bahanbahan terlarang lebih suka bermain di
- Tanda-tanda adanya jalan yang dilewati
kemiskinan kendaraan,dan di
lingkungan rumah
warga.hanya
menggunakan
penerangan dari
rumah warga yang
lansung ke jalan,alat
pemadam kebakaran
belum mencukupi
tetapi warga jaga
tujuh mengunakan
selang atau ember
untuk digunakan,
kurang nya lalu lintas
atau polisi tidur
karna banyak anak"

16
3.Stressor lingkungan
Sering terjadi di
acara pernikahan,atau
pesta lain nya ketika
warga dari luar
tiwoho yang
bergabung akan
terjadi tindakan
kiriminal dan
kegaduhan,
keramaian.

Temuan
Detail
(Dinarasikan)
4. Pelayanan Kesehatan 1. Berdasarkan
1. Fasilitas Kesehatan hasil survei yang
(Ada/tidak ada) dilakukan oleh jaga 7
- Rumah sakit terhadap wilayah desa
tiwoho ada beberapa
- Klinik, Lainnya
fasilitas kesehatan
2. Sumber pelayanan kesehatan
yang digunakan
pertama masyarakat setempat
- Puskesmas yaitu puskesmas,
- Nursingcentre Puskesdes, dan rumah
- Praktek dokter swasta, sakit. Fasilitas
Lainnya kesehatan seperti
puskesmas dan rumah
sakit tidak berada
langsung di desa
tiwoho melainkan
harus ditempuh
dengan jarak
beberapa kilometer
atau kurang dari 1
jam dengan akses
jalan yang cukup
mudah dilalui.

2. Berdasarkan
hasil survei,
pelayanan kesehatan
inti yang ada di desa
tiwoho yaitu
Puskesdes yang
terletak dilingkungan
jaga 7 desa tiwoho.

Pengkajian Inti Komunitas Temuan


17
(dinarasikan)
Riwayat : Berdasarkan data yang dikaji
 Riwayat wilayah dari hasil wawancara
 Apakah pernah ada terhadap beberapa
pemekaran wilayah masyarakat desa tiwoho,
 Berapa usia penduduk yang desa tersebut sudah berdiri
paling tua di wilayah tersebut sejak lama dan telah
berganti sebanyak 10 kepala
desa, berdasarkan penuturan
warga setempat belum
pernah dilakukannya
pemekaran desa, oleh karena
itu desa tiwoho masih
berdiri dengan satu nama
desa utama yaitu “Tiwoho”
dan dikepalai oleh satu
kepala desa saja, serta dari
hasil survei yang telah
dilakukan didapati usia yang
paling tua diantara
masyarakat tiwoho yaitu 86
tahun
Demografi : Rata-rata masyarakat di jaga
 Usia dan jenis kelamin 7 desa tiwoho berusia 50
kelompok atau komunitas tahun. Usia termuda berusia
yang dibina 29 hari dan usia tertua
 Ras atau etnik berusia 72 tahun.
 Tingkat pendidikan Selanjutnya berdasarkan
 Status pekerjaan jenis kelamin 50%
 Tingkat penghasilan perempuan dan 50% laki-
masyarakat. laki. Status perkawinan
menunjukkan rata-rata sudah
menikah. Sementara tingkat
pendidikan terakhir
masyarakat di jaga 7 yaitu
SMA dengan persentase
31%. Hasil pengkajian juga
menunjukkan rata-rata sudah
bekerja 19% bekerja sebagai
petani, 10% bekerja sebagai
buruh, 5% bekerja sebagai
wiraswasta, 8% bekerja
sebagai PNS/POLRI/TNI,
dan7% bekerja sebagai
karyawan swasta.
Berdasarkan penghasilan
dari masyarakat yang
bekerja rata-rata memiliki
dibawahUMR yaitu
sebanyak 83%. Karakteristik
18
budaya masyarakat di jaga 7
desa tiwoho adalah berasal
dari Minahasa, Bitung dan
sanger.
b) PENGKAJIAN INTI KOMUNITAS

19
Pengkajian Inti Komunitas Temuan
(dinarasikan)
Statistik Vital : Hasil pengkajian
 Angka prevalensi menunjukkan keluhan
masalah masalah kesehatan
kesehatan di komunitas masyarakat kebanyakan
 Angka kesakitan dan masyarakat mengalami
angka Gastritis 7%, Hipertensi
kematian dalam 2 tahun 19%, TBC 34%, Asma 43%,
terakhir diare 1%, ISPA 3%,
Penyakit kulit 1%, lainnya
5%. Selanjutnya masih ada
PUS yang tidak ikut KB dan
setelah di kaji, 54%
mengatakan tidak tahu
mengikuti KB mungkin
dikarenakan
kurangnyainformasi.
Nilai dan Kepercayaan : Temuan pengkajian
 Latar belakang menunjukkan masyarakat di
budaya yang
jaga 7 yaitu 81% Kristen
mempengaruhi perilaku
Protestan, 12% katolik dan
masyarakat
7%Islam. Kepercayaan
 Agama agama yang bertentangan
 Bangunan tempat ibadah
dengan kesehatan
 Keyakinan terhadap suatu
menunjukkan sebagian besar
penyakit mahasiswa tidak ada
 Kepercayaan masyarakat
kepercayaan yang
tentang penyakit danbertentangan dengan
kesehatan. kesehatan. Selanjutnya
kegiatan agama yang biasa
dilakukan oleh masyarakat
yaitu mengikuti ibadah
jemaat, kolom dan lain-lain.
Semua masyarakat
menggunakan fasilitas
kesehatan saat sakit seperti
Puskesdes, puskesmas, dan
ke dokter.
c) PENGKAJIAN 8 SUBSISTEM KOMUNITAS

Pengkajian Sub Sistem 1:


Lingkungan Temuan (dinarasikan)
Inspeksi : Di Jaga 7 Desa Tiwoho
 Peta RW rawan masalah tidak terdapat peta rawan
kesehatan di RW yang kesehatan, tidak terdapat
dikelola pasar, tidak ada taman di
 Adanya pasar Jaga 7. Hasil temuan
 Tempat rekreasi pengkajian menunjukkan
 Data winshieldsurvey
20
bahwa sebagian besar
masyarakat
menginformasikan tidak ada
tempat rekreasi di Jaga 7,
terdapat satu tempat makan.
Tanda Vital : Kondisi lingkungan dan
 Kondisi iklim/cuaca rumah
 Kondisi lingkungan dan Kondisi iklim tropis dan
rumah saat ini musim pancaroba
kadang hujan dan panas.
Kondisi lingkungan bersih

System Review : Dukungan sosial dari


 Dukungan sosial dari keluarga, kelompok
keluarga, kelompok maupun maupun masyarakat
masyarakat sekitarnya sekitarnya
 Observasi sistem sosial Observasi sistem sosial
seperti perumahan, tempat
ibadah, tempat seperti perumahan, tempat
bisnis dan lain-lain ibadah, tempat bisnis dan
lain-lain Sesuai pengkajian
yang kami lakukan didapati
di desa Tiwoho jaga 7 tidak
memiliki masalah dalam
sosialisasinya dan dukungan
sosial setiap warga tidak
memiliki masalah.

-Masyarakat saling
mendukung dan sering
berkomunikasi antar
tetangga serta tidak ada
perkelahian/masalah

-Warga kolom sering


mengadakan kerja bakti,
terdapat tempat
pemeriksaan GDS,AU,COL
di rumah warga

-kemudian kegiatan karang


taruna yaitu membuka dan
menjaga Kafe.

Pengkajian Subsistem 2: Temuan


Pelayanan Kesehatan dan Sosial (dinarasikan)

21
 Jenis pelayanan yang diberikan Hasil pengkajian
(Fasilitas di ekstra dan menunjukkan
intracommunity) penggunaan fasilitas
 Harga kesehatan dimanfaat
 Waktu pelayanan oleh masyarakat Jaga 7
 Siapa pemberi yaitu puskesmas selalu
pelayanan/tenaga dipakai, balai
kesehatan pengobatan dan dokter
 Karakteristik pengguna praktek sering dipakai,
pelayanan rumah sakit dan
 Angka statistik jumlah pengguna bidan/mantri juga
setiap hari, mingguan dan
bulanan posyandu hanya jarang
 Keadekuatan, aksesiblitas dan dipakai. Dan fasilitas
penerimaan fasilitas oleh kesehatan terdekat
pengguna pelayanan adalah balai
 Kegiatan posyandu (waktu, pengobatan.
kegiatan dan penyuluhan yang
diberikan di posyandu)
Pengkajian Sub Sistem 3: Temuan
Ekonomi (dinarasikan)
Rata-rata penduduk jaga
 Status Pekerjaan penduduk: 7 desa tiwoho memiliki
% bekerja pekerjaan dan rata-rata
% tidak bekerja bekerja sebagai petani
% pensiun 19%, buruh
 Kategori pekerjaan penduduk 10%,wiraswasta 5%,
(jenis pekerjaan) PNS/POLRI/TNI 8%,
 Rata-rata pendapatan keluarga Karyawan swasta 7%.
per bulan Pendapatan rata-rata
 Rata-rata pengeluaran keluarga penduduk jaga 7 desa
per bulan tiwoho ialah 900-
 Kemampuan keluarga 1.500.000 dengan
menyediakan persentase 33% .
makanan bergizi Keluarga mampu
 Tabungan kesehatan menyediakan makanan
 Alokasi dana untuk kebutuhan bergizi sehari-hari
pangan seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan.

Pengkajian Sub Sistem 4:


Keamanan dan Temuan (dinarasikan)
Transportasi
Kemanan: Keamanan:
 Pelayanan polisi Sesuai pengkajian
 Kebakaran didapati ada satpam
 Sanitasi (Sumber air, dibagian ujung kampung
Kualitas air, desa tiwoho yang
pembuangan limbah) menjaga keamanan
 Kualitas udara (adanya polusi kampung.
udara) Kemudian ada juga
22
polisi/Tentara turut
berperan menjaga
keamanan desa serta
keberlangsungan acara
vaksinasi atau posyandu
di desa Tiwoho.
Kemudian Tidak terdapat
fasilitas atau alat
pemadam kebakaran di
setiap rumah warga atau
balai desa, Sumber air
rata rata ialah mata air
tetapi ada juga yang
mengguanakan PDAM
serta sumur galian
dengan kualitas air bersih
tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak
berasa jika tidak hujan,
tetapi jika hujan airnya
akan berwarna sedikit
kecoklatan. Tidak adanya
polusi udara selain asap
bakaran,Kebersihan
 Keamanan makanan jajanan
makanan jajanan baik
karena dibuat sendiri
oleh warga dan dapat
dilihat proses
pembuatannya

Transportasi:
• Sudah ada transportasi
khusus yang digunakan
untuk operasional warga
Tiwoho. Transportasi
khusus yang sering
digunakan yaitu
kendaraan pribadi seperti
mobil dan motor
• kijang
Mikro
Open kap
• tidak ada keterbatasan
dalam hal transportasi
karna rata2 penduduk
sudah memiliki
kendaraan pribadi
• untuk kondisi jalan baik
Transportasi : Transportasi:
 Jenis transportasi yang

23
digunakan oleh masyarakat • Sudah ada transportasi
 Pelayanan transportasi khusus yang digunakan
 Jumlah penduduk yang untuk operasional warga
mengalami Tiwoho. Transportasi
keterbatasan dalam hal transportasi khusus yang sering
 Kondisi jalan digunakan yaitu
kendaraan pribadi seperti
mobil dan motor

• kijang , Mikro, Open


cap
• tidak ada keterbatasan
dalam hal transportasi
karna rata2 penduduk
sudah memiliki
kendaraan pribadi
• kondisi jalan baik dan
tidak berbatu.

Pengkajian Sub Sistem 5: Politik


Temuan (dinarasikan)
dan Pemerintahan
Kebijakan pemerintah
dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di
masyarakat sangat baik,
 Kebijakan pemerintahan itu terbukti karena sudah
setempat dalam mengatasi didirikan Puskesdes bagi
masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang ingin
masyarakat
 Kegiatan yang telah dilakukan berobat dan juga tersedia
oleh pemerintah untuk bantuan WC bagi
meningkatkan status kesehatan anggota masyarakat yang
masyarakat tidak memiliki WC.
 kemitraan yang dilakukan Kegiatan yang telah
dalam menanggulangi dilakukan untuk
masalah kesehatan meningkatkan kesehatan
yaitu setiap bulan
diadakan posyandu bagi
anak-anak bayi dan
balita.
Pengkajian Sub Sistem 8:
Temuan (dinarasikan)
Rekreasi
 Kebiasaan makan bersama di Terdapat tempat wisata
luar rumah akan tetapi kebanyakan
 Makanan yang sering warga desa tiwoho jaga 7
dikonsumsi ketika ada waktu
saat makan di luar senggang pergi untuk
 Kebiasaan rekreasi berkebun dan
 Sarana rekreasi berkomunikasi dengan
 Jenis rekreasi yang ada di tetangga.
24
keluarga maupun masyarakat.
Pengkajian Sub Sistem 6:
Temuan (dinarasikan)
Komunikasi
 Media komunikasi yang Media dan alat
dimiliki oleh komunikasi yang
keluarga (koran, televisi, radio) digunakan oleh keluarga
 Alat komunikasi (telepon) di desa Tiwohoyaitu HP
 Media komunikasi di danTV dengan berbagai
masyarakat platform komunikasi
(arisan, pengajian, dll) seperti Facebook
 Konsultasi dengan tenaga Messenger, WhatsApp
kesehatan dalam mengatasi yang sering digunakan.
masalah kesehatan.

Pengkajian Sub Sistem 7:


Temuan (dinarasikan)
Pendidikan
 Prosentase keluarga yang Fasilitas yang digunakan
buta huruf masyarakat yaitu koran,
 Fasilitas pendidikan atau TV, dan HP dengan
informasi yang ada di platform Facebook
masyarakat yang dapat Messenger, Google, dan
dimanfaatkan oleh keluarga WhatsApp.
seperti koran dinding, dan
perpustakaan
d) PERSEPSI
Temuan
Pengkajian Persepsi (dinarasikan)
 Persepsi komunitas (tanyakan Hasil temuan
ke beberapa orang dengan menunjukkan tidak ada
berbagai usia yang berbeda permasalahan yang
misal remaja, lansia, pekerja, dimiliki oleh setiap
tokoh masyarakat, dll):
keluarga di desa Tiwoho
Bagaimana pendapat masyarakat jaga 7 karena tiap
mengenai komunitas anggota masyarakat
Kekuatan yang dimiliki saling mengenal dan
komunitas mereka memiliki
Adakah masalah yang
dimiliki komunitas komunikasi yang baik
 Persepsi perawat: antar tetangga. Selain
Pernyataan umum mengenai itu, pemerintah desa
kondisi sudah melakukan

25
kebijakan kesehatan
kesehatan di komunitas
seperti membuat
Kekuatan komunitas
Puskesdes dan beberapa
Apa masalah dan potensial
bantuan seperti
masalah di komunitas yang
pembuatan WC bagi
dapat diidentifikasi oleh
masyarakat yang tidak
perawat
memiliki WC.

26
G . FORMAT ANALISIS DATA KOMUNITAS

Data Etiologi Masalah


Keperawatan
DS: Program tidak Defisit Kesehatan
DO: keluhan masalah kesehatan mengatasi Komunitas
masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho seluruh masalah
mengalami asma 43% (n = 45) , kesehatan
masyarakat yang mengalami TBC komunitas
34% (n = 35), masyarakat yang
mengalami hipertensi 19% (n = 20),
masyarakat yang mengalami gastritis
2% (n = 2), dan masyarakat yang
mengalami penyakit lainnya 2% (n =2

DS: Pemilihan gaya hidup Perilaku kesehatan


DO: Selanjutnya tidak sehat cenderung beresiko
masih ada PUS
yang tidak ikut
KB dan setelah
di kaji, 54%
mengatakan
tidak tahu
mengikuti KB
mungkin
dikarenakan
kurangnya
informasi

27
H.ANALISIS DATA KOMUNITAS

Kategori Data Pernyataan Kesimpulan


Geografi :  Lingkunganmasyarakat jaga  Lingkungan Sehat
Lingkungan 7 desa Tiwoho bersih
fisik  -Halaman, jalan, pekarangan:
hasil observasi jaga 7
lingkungan bersih banyak
ditumbuhi pepohonan
(asri)Halaman jaga 7 tampak
luas dan bersih, jalannya
bagus bisa dilalui kendaraan
mobil dan terdapat
pekarangan disetiap rumah
dan jalan masuk.Tanaman
pohon rambutan, pohon
mangga,tanaman obat-
obatan,papan tanda jaga
7,papan nama KK di setiap
rumah

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan


apakah data geografi menjadi factor yang berhubungan dengan masalah
kesehatan masyarakat jaga 7 desa Tiwoho
Demografi :  Rata-rata masyarakat jaga 7  Masyarakat jaga 7
Usia desa Tiwoho berusia 50 tahun desa Tiwoho rata-rata
 Usia termuda 29 tahun berada pada kategori
 Usia tertua 72 tahun atau usiapra lanjut usia

Kesenjangan data : diperlukan data untuk menentukan apakah data


demografi tersebut mempengaruhi masalah kesehatan yang terjadi pada
masyarakat jaga 7 desa Tiwoho
Statistik Vital  Mayoritas masyarakat jaga 7  Program tidak mengatasi

28
Di desa Tiwoho sehat 84% (n seluruh masalah
= 119), keluhan masalah kesehatan komunitas
kesehatan masyarakat yang  Pemilihan gaya hidup
mengalami ISPA 3% (n = 4), yang tidak sehat
Diare 1% (n = 1), Gastritis
5% (n = 7), TB Paruh 1% (n
= 1), Penyakit Kulit 1% (n =
1), dan lainnya 5% (n = 6).

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan
apakah data statistic vital meningkatkan masalah kesehatan seperti isap,
suara, gastritis, TB paru, penyakit kulit
System   Kegiatan sosial
Review Kesenjangan data :

Ekonomi  .Mayoritas masyarakat jaga 7 di  Status ekonomi


Desa Tiwoho bekerja sebagai masyarakat menengah ke
petani 19 % (n = 25), IRT 22% atas
(n = 30), Pelajar/mahasiswa
 Kemampuan masyarakat
16% (n = 22), buruh 10% (n =
untuk menyediakan
14), PNS/POLRI/TNI 8% (n =
makanan sehat dan
11), karyawan swasta 7% (n =
bergizi bagi keluarga baik
10), tidak bekerja 7% (n = 9),
bayi/anak-anak 5% (n = 7),
Pensiunan 1% (n = 1).
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan
apakah data ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat
untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi
Pendidikan  Mayoritas masyarakat  Tingkat pendidikan,
jaga 7 di Desa Tiwoho pengetahuan dan
untuk pendidikan terakhir kemampuan masyarakat
yaitu SMA 31% (n = 42), desa Tiwoho cukup baik
yang kedua terbanyak
dari pengkajian kami

29
yaitu SD 22% (n = 31),
dan yang ketiga yaitu
SMP 20% (n = 28).

Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan


apakah data pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan dan
kemampuan warga dalam menerima informasi

30
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS

A. DATA DEMOGRAFI
1. Jenis Kelamin
Diagram 2 menunjukkan tentang jenis kelamin masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di jaga 7
Desa Tiwoho itu sebanding, laki-laki 50% (n = 71), perempuan 50% (n = 71)

Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan

50% 50%

Diagram 1. Jenis Kelamin

2. Agama
Diagram 2 menunjukkan tentang agama dri masyrakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho beragama Kristen Protestan

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY116


Kristen Protestan 81% (n = 116), Masyarakat yang beragama islam 7% (n = 10),
dan masyarakat yang beragama Katolik 12% (n = 17).

Agama
Islam Kristen Protestan Katolik

7%
12%

81%

Diagram 2. Agama

3. Usia
Diagram 3 menunjukakn tentang usia masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho.
Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho berusia anatar 26-44 tahun 30% (n
= 42), masyarakat yang berusia antara 45-59 tahun 23% (n = 33), masyarakat
yang berusia 2-5 tahun 11% (n = 15), masyarakat yang berusia 6-12 tahun 9% (n
= 13), masyarakat yang berusia anatara 0-1 tahun 7% (n = 10), masyarakat yang

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY117


berusia anatara 19-25 tahun 7% (n = 10), masyarakat yang berusia 60 atau lebih
7% (n = 10), masyarakat yang berusia anatara 13-18 tahun 6% (n = 9).

Usia
0-1 tahun 2-5 tahun 6-12 tahun 13-18 tahun
19-25 tahun 26-44 tahun 45-59 tahun 60 tahun atau lebih

7% 7%

11%

23%
9%

6%

7%
30%

Diagram 3. Usia

4. Pendidikan
Diagram 4 menunjukkan tentang pendidikan dari Masyarakat Jaga 7
Desa Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho untuk pendidikan
terakhir yaitu SMA 31% (n = 42), yang kedua terbanyak dari pengkajian kami
yaitu SD 22% (n = 31), dan yang ketiga yaitu SMP 20% (n = 28).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY118


Pendidikan
Pascasarjana Belum Sekolah
2% 8%
D3
4% S1
8%

SD
23%

SMA
31%
Tamat SD
4%
SMP Tidak Tamat SD
20% 1%

Diagram 4. Pendidikan

5. Pekerjaan
Diagram 5 menunjukkan tentang pekerjaan masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho bekerja sebagai petani 19
% (n = 25), IRT 22% (n = 30), Pelajar/mahasiswa 16% (n = 22), buruh 10% (n =
14), PNS/POLRI/TNI 8% (n = 11), karyawan swasta 7% (n = 10), tidak bekerja
7% (n = 9), bayi/anak-anak 5% (n = 7), Pensiunan 1% (n = 1).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY119


Pekerjaan
Bayi/Anak-anak
5%

Petani
Pelajar/ 18%
Mahasiwa
16%
Buruh
10%

IRT
22% Wiraswasta
5%
PNS/POLRI/TNI
8%
Tidak bekerja PensiunanKaryawan Swata
7% 1% 7%

Diagram 5. Pekerjaan

6. Penghasilan
Diagram 6 menunjukkan tentang penghasilan dari masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho berpenghasilan rata-rata
dalam sebulan yaitu dari 900.000 – 1.500.000 33% (n = 31), 1.500.000 –
2.500.000 30% (n = 28), <900.000 20% (n = 19), >2.500.000 17% (n = 16).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY120


Penghasilan
< 900.000 900.000 - 1.500.000 1.500.000 - 2.500.000 > 2.500.000

17%
20%

30%
33%

Diagram 6. Penghasilan

7. Golongan Darah
Diagram 6 menunjukkan tentang golongan darah masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. 18% (n = 44) masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho tidak tahu golongan
darah mereka, golongan darah O 42% (n = 59), golongan darah A 18% (n = 25),
golongan darah B 7% (n = 10), dan golongan darah AB 2% (n = 3)

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY121


Golongan Darah
A B AB O Tidak Tahu

18%

31%

7%

2%

42%

Diagram 7. Golongan Darah

8. Keadaan Fisik
Diagram 7 menunjukkan tentang keadaan fisik masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 Di desa Tiwoho sehat 84% (n = 119),
masyarakat yang mengalami ISPA 3% (n = 4), Diare 1% (n = 1), Gastritis 5% (n
= 7), TB Paruh 1% (n = 1), Penyakit Kulit 1% (n = 1), dan lainnya 5% (n = 6).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY122


Keadaan Fisik
Sehat ISPA Diare Gastritis
TB Paru Penyait Kulit Lainnya

1% 1%
1% 6%
3% 5%

84%

Diagram 8. Keadaan Fisik

9. Imunisasi
Diagram 8 menunjukkan tentang imunisasi masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jag 7 di Desa Tiwoho imunisasi mereka lengkap
98% (n = 131), untuk masyarakat yang belum lengkap imunisasi tinggal 2% (n =
2).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY123


Imunisasi
Lengkap Tidak Lengkap
2%

98%

Diagram 9. Imunisasi

10. PUS (Pasangan Usia Subur)


Diagram 2 menunjukkan pasangan usia subur yang ada di masyarakat
jaga 7 Desa Tiwoho. Mayoritas Masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho bukan
akseptor KB 56% (n = 32), masyarakat yang akseptor KB 44% (n = 25).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY124


PUS
Akseptor KB Bukan Akseptor KB

44%

56%

Diagram 10. PUS


B. MASALAH ESEHATAN
Hasil pengkajian menunjukkan bahwa masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho
mengalami asma 43% (n = 45) , masyarakat yang mengalami TBC 34% (n = 35),
masyarakat yang mengalami hipertensi 19% (n = 20), masyarakat yang
mengalami gastritis 2% (n = 2), dan masyarakat yang mengalami penyakit
lainnya 2% (n = 2).
Diagram 11 Menunjukkan tentang jenis KB yan digunnakan oleh
masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho. Banyak Masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho
yang tidak mengikut KB 75% (n = 92), tetapi ada masyarakat juga yang
mengikuti KB contohnya ; IUD 4% (n = 5), Suntik 13% (n = 16), Pil 7% (n = 8),
dan
vasektomi 1% (n = 1). Diagram 12 mrnunjukkan tentang Alasan mengapa
masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho tidak ikut KB, mayoritas masyarakat jaga 7 di
desa Tiwoho tidak tahu 54% (n = 27) mengapa mereka tidak ikut KB, ada yang
karena agama 6% (n = 3), dan juga ada yang karena lainnya 40% (n = 20).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY125


Masalah Kesehatan
Asma TBC Hipertensi Gastritis Lainnya
2% 2%

19%

43%

34%

Diagram 11. Masalah Kesehatan

Diagram 12. Jenis KB

Diagram 13. Alasan Tidak Ikut KB

Diagram 13. Drop Out KB

Diagram 13 menunjukkan tentang alasan drop out KB pada masyarakat


jaga 7 di Desa Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho tidak drop
out KB 86% (n = 63) tetapi ada masyarakat yang drop out KB 14% (n = 10).
Diagram 14 menunjukkan tentang alasan drop out KB pada masyarakat jaga 7 di
Desa Tiwoho. Kebanyakan masyarakat mengatakan karena adala alasan lainnya
42% (n = 18), dan ada juga masyarakat yang mengatakan tidak tahu 35% (n = 15)
mereka drop out, da nada juga yang karena ingin punya anak 23% (n = 10).

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY126


Alasan Drop Out
Tidak Tahu Ingin Punya Anak Lainnya

35%
42%

23%

Diagram 14. Alasan Drop Out

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY127


PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No DxKepKom A B C D E F G H I J K L Total Prioritas

1 Defisit Kesehatan Komunitas 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 48 1

2 Perilaku Cenderung Beresiko 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 45 2

Keterangan Pembobotan : A: Sesuai dengan peran perawat komunitas G : Sesuai dengan program pemerintah
1. Sangat rendah B: Risiko terjadi H : Tempat
2. Rendah C: Risiko keparahan I : Waktu
3. Cukup D: Potensial untuk pendkes J : Dana
4. Tinggi E : Minat masyarakat K : Fasilitas kesehatan
5. Sangat tinggi F : Kemungkinan diatasi L : Sumber daya

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY128


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Rencana Kegiatan Evaluasi Sumber Tempa PJ
Keperawatan Intervensi Kriteria Stand t
ar
DS: PRIMER PRIMER PRIMER Penyuluhan 100 %50 % Pengkaji Balai Gratcia
DO: keluhan Kesehatan tentang: PasanganPasangan dan Pertem &
masalah kesehatan Status Status Kesehatan Pengembangan Modifikasi Gaya Usia Usia Subur Mahasis uan Tiara
masyarakat jaga 7 Kesehatan Komunitas (L.12109) Kesehatan Hidup yang Baik Subur memahami wa. Umum
Desa Tiwoho Komunitas Masyarakat Menggunakan memahatentang Desa
mengalami asma (L.12109) Setelah dilakukan (I.14548) media video edukasi. mi program Tiwoho
43% (n = 45) , tindakan selama 2 Jam Tindakan: tentang
KB dan
masyarakat yang Setelah diharapkan Status Observasi Penyuluhan program
gaya hidup
mengalami TBC dilakukan Kesehatan Komunitas 1.Identifikasi Kesehatan terhadap KB danyang baik
34% (n = 35), tindakan selama pada Pasangan Usia masalah atau Program KB. gaya
masyarakat yang 2 jam Subur dapat isu kesehatan hidup
mengalami diharapkan Meningkat, dengan prioritasnya Skrining Kesehatan yang baik
hipertensi 19% (n Status kriteria hasil: 2. Identifikasi tentang:
= 20), masyarakat Kesehatan  Ketersediaan potensi Skrining Pengkaji
90% 50% Balai
yang mengalami Komunitas pada program masyarakat menggunakan dan Dian,
Pasangan Pasan Pertem
gastritis 2% (n = Pasangan Usia promosi terkait isu yang angket pre test dan Mahasis Mercyl
Usia gan uan
2), dan masyarakat Subur dapat kesehatan dihadapi post tes wa. ia, &
Subur Usia Umum
yang mengalami Meningkat  Ketersediaan 3. Identifikasi pengetahuan. Sabatin
mengisi Subur Desa
penyakit lainnya program kekuatan dan Tiwoho i
Ketahanan Treatment: angket mengi
2% (n =2 proteksi partner dalam
Komunitas Memberikan yang si
kesehatan pengembangan
(L.08075) penjelasan melalui diberikan angke
meningkat kesehatan
4.Identifikasi media video dan t yang

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY129


Setelah pemimpin/toko leaflet tentang diberi
dilakukan Ketahanan h dalam Program KB yang kan
tindakan selama Komunitas (L.08075) masyarakat baik untuk PUS.
2 jam
diharapkan Setelah dilakukan Terapeutik Melakukan senam 100% Pengkaji Balai Fricilia
Ketahanan tindakan selama 2 Jam 1. Libatkan KB. Pasangan 70% dan Pertem ,
Komunitas pada diharapkan Ketahanan anggota Usia Pasan Mahasis uan Febrili
pada Pasangan Komunitas pada pada masyarakat Subur gan wa Umum nsi,
Usia Subur Pasangan Usia Subur untuk melakuka Usia Desa Gratia,
dapat dapat Meningkat, meningkatkan n senam Subur Tiwoho Angeli
Meningkat dengan kriteria hasil: kesadaran KB melak ca,
 Keberlanjutan terhadap isu o ukan Brayen
pelayanan rutin dan masalah senam ,
komunitas kesehatan yang KB Junike,
meningkat dihadapi &
2.Libatkan Sharon
SEKUNDER anggota
SEKUNDER masyarakat
Status dalam
Kesehatan Status Kesehatan musyawarah
Komunitas Komunitas (L.12109) untuk
(L.12109) mendefinisikan
Setelah dilakukan isu kesehatan
Setelah tindakan selama 2 Jam dan
dilakukan diharapkan Status mengembangk
tindakan selama Kesehatan Komunitas an rencana
2 jam pada Pasangan Usia kerja.
diharapkan Subur dapat 3.
Status Meningkat, dengan Kembangkan
Kesehatan kriteria hasil: strategi dalam
Komunitas pada  Partisipasi manajemen
Pasangan Usia dalam program konflik
Subur dapat kesehatan

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY130


Meningkat komunitas 4.Bangun
meningkat komitmen antar
Ketahanan  Pemantauan anggota
Komunitas standar masyarakat
(L.08075) kesehatan
komunitas
Setelah meningkan Edukasi
dilakukan  Sistem Perilaku Upaya
tindakan selama surveilens Kesehatan
2 jam kesehatan (I.12435)
diharapkan meningkat Tindakan:
Ketahanan Terapeutik
Komunitaspada Ketahanan 1.Sediakan
pada Pasangan Komunitas (L.08075) materi dan
Usia Subur media
dapat Setelah dilakukan pendidikan
Meningkat tindakan selama 2 Jam kesehatan
diharapkan Ketahanan 2.Jadwalkan
Status Koping Komunitaspadapada pendidikan
Komunitas Pasangan Usia Subur kesehatan sesuai
(L.05089) dapat Meningkat, kesepakatan
dengan kriteria hasil: 3.Gunakan
Setelah  Adaptasi variasi metode
dilakukan komunitas pembelajaran
tindakan selama terhadap 4.Gunakan
2 jam perubahan pendekatan
diharapkan meningkat promosi
Status kesehatan
Kesehatan Status Koping dengan
Komunitas pada Komunitas (L.05089) memperhatikan
Pasangan Usia pengaruh dari
Subur dapat Setelah dilakukan hambatan dari

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY131


Membaik. tindakan selama 2 Jam lingkungan,
diharapkan Status sosial dan
Kesehatan Komunitas budaya.
pada Pasangan Usia
TERSIER Subur dapat Membaik, Edukasi
dengan kriteria hasil: 1.Jelaskan
Status  Partisipasi mengenai
Kesehatan masyarakat penanganan
Komunitas meningkat masalah
(L.12109) kesehatan
 Kegiatan
komunitas 2.Ajarkan untuk
Setelah menentukan
memenuhi
dilakukan perilaku spesifik
harapan
tindakan selama yang akan
anggotanya
2 jam diubah
meningkat
diharapkan 3.Ajarkan
Status program
Kesehatan kesehatan dalam
Komunitas pada TERSIER kehidupan
Pasangan Usia sehari-hari
Subur dapat Status Kesehatan 4.Ajarkan cara
Meningkat Komunitas (L.12109) pemeliharaan
kesehatan
Ketahanan Setelah dilakukan
Komunitas tindakan selama 2 SEKUNDER
(L.08075) Jamdiharapkan Status Surveilens
Kesehatan Komunitas Komunitas
Setelah pada Pasangan Usia (I.14584)
dilakukan Subur dapat Tindakan:
tindakan selama Meningkat, dengan Observasi
2 jam kriteria hasil: 1.Kumpulkan
diharapkan  Prevalensi data yang
Ketahanan

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY132


Komunitas pada penyakit berkaitan dengan
pada Pasangan menurun kejadian
Usia Subur  Kepatuhan kesehatan
dapatMeningkat pasangan usia masyarakat
subur terhadap
Status Koping standar Terapeutik
Komunitas kesehatan 1.Libatkan
(L.05089) lingkungan berperan aktif
meningkat dalam
Setelah  Angka pengembangan
dilakukan morbiditas program di
tindakan selama menurun masyarakat
2 jam terkait
diharapkan Ketahanan pengumpulan
Status Komunitas (L.08075) data masyarakat
Kesehatan dan
Komunitas pada Setelah dilakukan pelaporannya
Pasangan Usia tindakan selama 2 Jam 2. Gunakan
Subur dapat diharapkan Ketahanan laporan
membaik Komunitaspada sebelumnya
Pasangan Usia Subur untuk mengenali
dapat Meningkat, kebutuhan
dengan kriteria hasil: pengumpulkan
 Kerjasama data tambahan,
komunitas analisis dan
menghadapi interpretasinya
tantangan di
masa depan Kolaborasi
meningkat 1.Kolaborasi
 Berkolaborasi dengan pihak
dengan badan lain dalam
atau pengumpulan,

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY133


pemerintah analisis dan
untuk pelaporan data
mengatasi kesehatan
masalah masyarakat
kesehatan
meningkat Skrinning
Kesehatan
Status Koping (I.14581)
Komunitas (L.05089) Tindakan:
Observasi
Setelah dilakukan 1.Identifikasi
tindakan selama 2 Jam target populasi
diharapkan Status skrining
Kesehatan Komunitas Kesehatan
pada Pasangan Usia
Subur dapat membaik, Terapeutik
dengan kriteria hasil: 1.Lakukan
 Tingkat stres informed
menurun consent skrining
 Insiden Kesehatan
masalah dalam 2.Sediakan akses
komuntas layanan skrining
menurun (waktu dan
tempat)
3.Jadwalkan
waktu skrining
Kesehatan
4.Gunakan
instrument
skrining yang
valid dan akurat
5.Lakukan

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY134


anamnesis
Riwayat
Kesehatan,
factor resiko,
dan pengobatan

Edukasi
1.Jelaskan tujuan
dan prosedur
skrining
Kesehatan
2.Informasikan
skrining
Kesehatan

TERSIER
Promosi
Perilaku Upaya
Kesehatan
(I.12472)
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi
perilaku upaya
kesehatan yang
dapat
ditingkatkan

Terapeutik
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY135


setiap hari
2.Anjurkan
makan sayur dan
buah setiap hari

Edukasi
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik
setiap hari
2.Anjurkan
makan sayur dan
buah setiap hari

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY136


(PLANNING OF ACTION) FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA SASARAN WAKTU TEMPA MEDIA PJ PJ Wilayah


KEGIATAN T DAN
METODE
DS: PRIMER Penyuluhan Masyarakat 60 menit Lingkunga Media Mahasisw Tiwoho
DO: Kesehatan kelompok
Status Kesehatan n Jaga 7 Video, akelompo
tentang: Pasangan
keluhanmasalah Komunitas (L.12109) Modifikasi Usia Subur Leaflet k jaga 7 :
kesehatanmasya Gaya Hidup (PUS)
Setelahdilakukantinda yang Baik dan Power Brayen
rakat jaga 7 kanselama2 jam Menggunakan Point Gratia
DesaTiwohome diharapkan Status media video
Kesehatan Komunitas edukasi. Fricilia
ngalamiasma pada Febrilinsi
43% (n = PasanganUsiaSuburda Penyuluhan

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY137


45) ,masyarakat patMeningkat Kesehatan Junike
terhadap
yang mengalami KetahananKomunita Sabatini
Program KB.
TBC 34% (n = s (L.08075) Mercylia
Skrining
35), masyarakat Setelahdilakukantinda Kesehatan Tiara
yang kanselama2 jam tentang: Angelica
diharapkanKetahanan Skriningmengg
mengalamihipert Komunitas pada unakanangketp Fansya
ensi 19% (n = padaPasanganUsiaSub re testdan post Sintia
urdapatMeningkat testpengetahua
20), masyarakat n. Dian
yang
mengalami Treatment:
gastritis 2% (n = SEKUNDER Memberikan
penjelasanm
2), dan elalui media
Status Kesehatan video dan
masyarakat yang Komunitas (L.12109)
leaflet
mengalamipeny tentang
Setelahdilakukantinda
akitlainnya 2% Program KB
kanselama2
yang
(n =2 jamdiharapkan Status
baikuntuk
Kesehatan Komunitas
PUS.
pada
PasanganUsiaSuburda Melakukan
patMeningkat Senam KB.
KetahananKomunita
s (L.08075)

Setelahdilakukantinda

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY138


kanselama2
jamdiharapkanKetaha
nanKomunitaspadapa
daPasanganUsiaSubur
dapatMeningkat

Status
KopingKomunitas
(L.05089)

Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patMembaik.

TERSIER

Status Kesehatan
Komunitas (L.12109)

Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patMeningkat

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY139


KetahananKomunita
s (L.08075)

Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkanKetaha
nanKomunitas pada
padaPasanganUsiaSub
urdapatMeningkat

Status
KopingKomunitas
(L.05089)

Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patmembaik

RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY140


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal/ DiagnosaKeper Implementasi Evaluasi TTD


Jam awatan Perawat
21 April Defisit PENCEGAHAN PRIMER PENCEGAHAN Brayen
2022 Kesehatan 1.Mengidentifikasi PRIMER
Komunitasberhu masalahatauisukesehatanprior S:
At 10.00 itasnya (Program O:
bungandengan
WITA penggunaanKb yang A:
Program Gratia
tidakmengatasise benaruntukPasanganUsiaSubu P:
r) PENCEGAHAN
luruhmasalahkes
2. SEKUNDER
ehatankomunitas
Mengidentifikasipotensimasy S:
dibuktikandenga Fricilia
arakatterkaitisu yang dihadapi O:
n: 3. Mengidentifikasikekuatan A:
dan partner P:
DS: dalampengembangankesehata PENCEGAHAN
n TERSIER Febrilin
DO:
keluhanmasalahk 4. S: si
Mengidentifikasipemimpin/to O:
esehatanmasyara
kohdalammasyarakat A:
kat jaga 7
5. P:
DesaTiwohomen Melibatkananggotamasyaraka
galamiasma 43% Junike
tuntukmeningkatkankesadara
(n = nterhadapisu dan
45) ,masyarakat masalahkesehatan yang
yang mengalami dihadapi
TBC 34% (n = 6.Melibatkananggotamasyara Sabatini
35), masyarakat katdalammusyawarahuntukm
yang endefinisikanisukesehatan
mengalamihipert dan
ensi 19% (n = mengembangkanrencanakerja Mercyli
20), masyarakat .
a
yang mengalami 7. Mengembangkan strategi
gastritis 2% (n = dalammanajemenkonflik
2), dan 8.Membangunkomitmenantar
masyarakat yang anggotamasyarakat
9.Menyediakanmateri dan Tiara
mengalamipenya
media pendidikanKesehatan:
kitlainnya 2% (n
a. Modifikasi Gaya Hidup
=2
yang
BaikMenggunakan Angelic
media video edukasi.
a
b. Penyuluhan Kesehatan
terhadap Program KB
menggunakan PPT

141
10.Menjadwalkanpendidikank Fansya
esehatansesuaikesepakatan(21
April 2022 pukul 10.00
WITA)
11.Menggunakanvariasimetod Sintia
epembelajaran (PPT,Leaflet
dan Video)
12.Menggunakanpendekatanp
romosikesehatandenganmemp
erhatikanpengaruhdarihambat
andarilingkungan, sosial dan Dian
budaya.
13.Menjelaskan
mengenaipenangananmasalah
Kesehatan
14.Mengajarkan
untukmenentukanperilakuspes
ifik yang akandiubah
15.Mengajarkan program
kesehatandalamkehidupanseh
ari-hari
16.Mengajarkancarapemeliha
raankesehatan

SEKUNDER
1. Mengumpulkan data
yang
berkaitandengankejadian
kesehatanmasyarakat
(Menggunakan Form)
2. Melibatkananggotaberpe
ranaktifdalampengemba
ngan program di
masyarakatterkaitpengu
mpulan data masyarakat
dan pelaporannya
3. Menggunakanlaporanseb
elumnyauntukmengenali
kebutuhanpengumpulka
n data tambahan, analisis
dan interpretasinya
4. Berkolaborasidenganpih
ak lain
dalampengumpulan,
analisis dan pelaporan
data
kesehatanmasyarakat
5. Mengidentifikasi target
populasiskrining
Kesehatan

142
6. Melakukaninformed
consentskrining
Kesehatan (Form)
7. Menyediakanakseslayan
anskrining (waktu dan
tempat) (lewat Form
yang diberikanlangsung)
8. Menjadwalkanwaktuskri
ning Kesehatan (21
April 2022)
9. Menggunakan
instrument skrining yang
valid dan akurat
10. Melakukan anamnesis
Riwayat kesehatan,
factor
resiko,danpengobatan
11. Menjelaskantujuan dan
prosedurskrining
Kesehatan
12. Menginformasikanskrini
ng Kesehatan
TERSIER
1. Mengidentifikasiperilak
uupayakesehatan yang
dapatditingkatkan
2. Menganjurkanmelakuka
naktivitasfisiksetiaphari
3. Menganjurkanmakansay
ur dan buahsetiaphari
4. Menganjurkanmelakuka
naktivitasfisiksetiaphari
5. Menganjurkanmakansay
ur dan buahsetiaphari

128 RPS Blok 4 Komunitas M.Kep UMY

143
BAB 4

KSEIMPULAN DAN SARAN

Pasangan usia subur (PUS) yaitu yang berkisarantarausia 20-45 tahundimanapasangan

(laki-laki dan perempuan) sudahcukupmatangdalamsegalahalterlebih organ

reproduksisudahberfungsidenganbaik.Dalammenjalanikehidupankeluarga PUS

sangatmudahdalammemperolehketurunandikarenakankeadaanpasangantersebut normal,

halinimenjadimasalahbagi PUS yaituperlunyapengaturanvertilisasi dan

untukmenyelesaikanmasalahtersebutdiperlukantindakanuntukedukasipenggunaanalat KB

untukdapatmenekanangkakelahiran dan mengaturkesuburandari PUS dan

untukmasalahkesehatan yang ada juga.

Hasil pengkajiankesehatankomunitasdidapatimasalahkesehatan yang dialami oleh

masyarakat Asma43% (n = 45), TBC34% (n = 35, Hipertensi19% (n = 20), Gatritis2% (n = 2,

dan penyakitlainnya2% (n = 2).kebanyakan PUS tidakmengetahuimengenai Program KB54%

(n = 27. Dan selanjutnyauntukdiagnosakeperawatan yang diangkatyaituterkaitdengandeficit

kesehatankomunitasberhubungandengan program

tidakmengatasiseluruhmasalahkesehatankomunitas dan

untukperencanaanintervensikeperawatankomunitasyaitudimulaidaripencegahan primer,

sekunder dan tersier dan fokuskegiatan yang

dilakukandidalamnyamencakupPenyuluhanKesehatantentang : Program KB

denganmenggunakan media video edukasi danpenjelasanmengenai Program

KBuntukskriningkesehatanmenggunakanangketpre test dan post test.

Hasil evaluasi menunjukan terdapat perubahan secara bermakna dimana tingkat

pengetahuan mengenai Program KB pada Pasangan usia subur (PUS) Pre edukasi

144
menunjukan 100% (n=12) pesertaberpengetahuansedang 60% (n=2), dan

tingkatpengetahuantinggi 100% (n=11) dan untuk post meningkat 100% (n=12)

telahmengertimengenai program KB. Hasil bermakna yang

dapatdilihatdaritingkatpengetahuan

Saran bagiMahasiswaFakultasKeperawatanAngkatan XIV UNKLAB

untukdapatmempelajarimengenaimateri dan video dan referensi terkait masalah kesehatan

selain itu dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya KB dengan

banner yang dapat disediakan didesa.

145
REFERENSI

Zakiah Hasan Gaffar1, Antonia Sasap Abao2 (2021). Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program
Keluarga Berencana di Kampung KB Kelurahan Sagatani, Singkawang, Kalimantan Barat.

(BKKBN Pusat, 2008). Tingkat akseptor KB di Indonesia .ian@net, (2018) LEAFLET KB

KBBI (1997).KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.

oleh D Astuti ·( 2015 )· Organisation expert Committe (1970) dalam Suratun; dkk, (2008) Keluarga.

Siti, K., & Wahyu, W. (2016). Keperawatan Keluarga Dan Komunitas (1st ed.).

Pragita, R. A. B., & Rembang, M. (2019). Persepsi Masyarakat tentangPentingnya Keluarga


Berencana di Desa Doloduo Kecamatan DumogaBarat. 53(9), 1689–1699.

Fauziah. (2020). Praktik Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) (1st ed.).

Mardhiah, A., & Aminy, A. (2019). Hubungan Sikap dan Karakteristik Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan Keikutsertaan dalam Program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2018. JOURNAL OF
HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE, 5(1), 86-101.

Aulia, F. (2019). HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI PIL DENGAN


KEJADIAN DEPRESI. Journal of Midwifery and Reproduction, 3(1), 29-33.

Ratu, M., & Fitriana, U. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi (1st ed.).

146

Anda mungkin juga menyukai