Disusun Olen :
Maindoka, Fricilia
Morintoh, Febrilinsi
Takumansang, Junike
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KLABAT
2022
1
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………..2
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..3
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………4
KATA PENGANTAR………………………………………………………….5
- Pengkajian Whinshield……………………………………………….
- Data inti……………………………………………………………….
- Subsistem………………………………………………………………
- Evaluasi …………………………………………………………………..
2
DAFTAR TABEL
3
DAFTAR GAMBAR
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat penyertan-Nya, kelompok dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah komunitas yang berjudul “promosi kesehatan pada pasangan
usia subur” dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah komunitas. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang program keluarga berencana pada pasangan usia subur bagi para
pembaca dan juga bagi kelompok yangtelah menyusun makalah ini.
Kelompok mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajarmata kuliah komunitas. Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya
makalah ini.
Kelompok menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
5
BAB 1
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di dunia setelah China,
Indonesia, dan Amarika serikat. Hasil sensus penduduk mencata jumlah penduduk Indonesia pada tahun
2015 sebanyak 237,6 juta jiwa dengan rata-rata laju pertumbuhan periode 2000-2015 sebesar 1,49 %
(BPS, 2017). KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia(1997), maksud dari pada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran."Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan
jarak anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau
alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.
Menurut WHO 1970 tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginka,mengatur interval di
antara kehamilan mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri menentukan
jumlah anak dalam keluarga.Dengan jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu masalah global di
dunia. Permasalahan ini dapat menjadi beban negara dalam pembangunan nasional dan pertumbuhan
ekonomi. Masalah yang terjadi semakin mendapat perhatian dalam upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat khususnya bagi pasangan kesehatan dan sosial penduduk yang berhubungan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi pada pasangan usia subur (fadhila,2016).
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri dengan usia istri berumur antara 15 sampai
dengan 49 tahun atau usia istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau usia istri berumur lebih
dari 50 tahun tetapi masih haid (BKKBN, 2013)Di Indonesia, program KB merupakan program skala
nasional dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah
penduduk. Tujuan lainnya untuk menciptakan kemajuan, kestabilan dan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Dalam upaya mendorong akselerasi pencapaian tujuan progam KB di Indonesia, maka pemerintah
membentuk program “kampung KB”. Kampung KB ini dicanangkan oleh Presiden RI pada bulan Januari
2016.
Tingkat akseptor KB di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat, pada tahun 1997 (57%) dan
tahun 2008 telah mencapai 61,4%. Untuk Pasangan Usia Subur (PUS) yang memakai metode kontrasepsi
suntik (31,6%), Pil KB (13,2%), IUD (4,8%), Implant (2,8%), Kondom (1,3%), MOW (3,1%), MOP
(0,2%), pantang berkala (1,5%), senggama terputus (2,2%), metode lainnya (0,4%) (BKKBN Pusat,
2008).
Pada tahun 2020 mengalami penurunan yang sangat singnifikan. Rendahnya partisipasi PUS
disebabkan oleh berbagai faktor seperti: kurangnya koordinasi antar instansi dan pelaksana program di
lapangan, kurangnya tenaga penyuluh lapangan, terbatasnya prasarana penunjang untuk penyuluh KB,
budaya anti-KB pada sebagian masyarakat setempat, rendahnya tingkat pendidikan, terbatasnya layanan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di lokasi, dan kurangnya partisipasi pria dalam program KB.
Karenanya diperlukan sinergi aktif dan kooperatif antara berbagai pihak terkait, penambahan tenaga
penyuluh KB di lapangan, komunikasi yang aktif dan harmonis antara pengambil keputusan dan pelaksana
program di lapangan, perbaikan dan penambahan fasilitas untuk operasional tugas lapangan serta
peningkatan kesejahteraan para penyuluh dan kader KB.
BAB 2
6
A. Konsep Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur yaitu pasangan suami istri yang istrinyaberumur 25 - 35 tahun ataupasangan
suami istri yangistrinya berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atauistri berumur lebih dari
50 tahun tetapi masih haid (datangbulan).Menurut Kemenkes RI (2017) Pasangan Usia Subur
(PUS) adalah pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang istrinya berusia
antara 15 sampai dengan 49 tahun.
KB adalah merupakan salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan memberikan
nasehat perkawinan,pengobatan kemandulan dan penjarangan kelahiran. KB merupakan tindakan
membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran. KB
adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu
kelahiran.
Tujuan Keluarga Berencana meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia. Di samping itu KB diharapkan dapat menghasilkan penduduk
yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Sasaran dari program KB, meliputi sasaran langsung, yaitu pasangan usia subur yang bertujuan
untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan,
dan sasaran tidak langsung yang terdiri dari pelaksana dan pengelola KB, dengan cara
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam
rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
3. Manfaat Usaha KB
Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami istri, selain membatasi kelahiran,
juga bermanfaat mengurangi risiko penyakit hingga gangguan mental. Lebih jelasnya, berikut ini
beberapa manfat KB untuk pasangan suami istri:
Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Alat kontrasepsi
juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu tua. Jika perempuan
yang terlalu tua dan belum menopause melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat
7
kontrasepsi, ada kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan berisiko
pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.
Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti jenis suntik, pil, atau IUD biasanya
mengandung progesteron dan estrogen. Hormon ini dapat membantu wanita mengendalikan
kehamilan dan menurunkan risiko kanker pada sistem reproduksi. Kanker yang dapat diatasi dua
hormone tersebut adalah kanker indung telur (ovarium) dan kanker atau dinding rahim
(endometrium). Program KB hormonal juga dapat menurunkan risiko tumbuhnya mioma di
rahim.
Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh kembang anak akanterganggu.
Normalnya jarak anak pertama dan kedua antara 3-5 tahun. Jika anak belum berusia 2 tahun
sudah mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisapenuh 2 tahun sehingga kemungkinan
mengalami gangguan kesehatan. Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami
kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan kurang perhatian, meski anak
masih membutuhkan perhatian penuh dari kedua orangtuanya.Risiko radang panggul menurun.
Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang panggul. Radang pada panggul akan
menyerang area rahim, ovarium, dan area sekitar vagina lainnya. Risiko terkena radang panggul
menurun jika wanita menggunakan program KB jenis implan. Tubektomi juga menurunkan risiko
gangguan pada panggul yang dapat membahayakan nyawa wanita.
Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup hebat setelah melahirkan. Depresi
biasanya hilang jika mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan
jarak yang dekat, kemungkinan risiko depresisemakin besar. Depresi juga dapat terjadi pada ayah
karena tidak siap secara fisik dan mental. Dua kondisi tersebut bisa dihilangkandengan
melakukan program Keluarga Berencana.Jika melakukan pengaturan kehamilan, pasangansuami
istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan anak bisatumbuh secara maksimal dan perencanaan
kehamilan akan berjalan matang.
b. Bagi Anak
Program Keluarga Berencana juga bermanfaat bagi anak, namun bukan berarti anakmenjalani
program KB.
8
C. Akseptor Keluarga Berencana
Akseptor KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah danjarak
anak serta waktu kelahiran. Adapun jenis - jenis akseptor KB, yaitu:
1. Akseptor Aktif
Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini menggunakan salah satu cara / alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang telah menggunakan kontrasepsi selama
3 (tiga) bulan atau lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali menggunakan cara
alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti / istirahat
kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut– turut dan bukan karena hamil.
3. Akseptor KB Baru
Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali menggunakan alat / obat kontrasepsi
atau pasangan usia subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan atau
abortus.
4. Akseptor KB Dini
Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2
minggu setelah melahirkan atau abortus.
5. Akseptor KB langsung
Akseptor KB langsung merupakan para istri yang memakai salah satu cara kontrasepsi dalam
waktu 40 hari setelah melahirkan atau abortus.
6. Akseptor KB dropout
Akseptor KB dropout adalah akseptor yang menghentikan pemakaian kontrasepsi lebih dari 3
bulan.
D. Kontrasepsi
Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti “melawan” atau
“mencegah”, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari konsepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya
kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu,
berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yan membutuhkan kontrasepsi adalah
pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-duanya memiliki kesuburan normal
namun tidak menghendaki kehamilan. Kontrasepsi adalah usaha - usaha untuk mencegah
terjadinya kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen. Adapun
akseptor KB menurut sasarannya, meliputi:
9
1. Fase Menunda Kehamilan
Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum
mencapai usia 20 tahun.Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya menunda
untuk mempunyai anak dengan berbagai alasan.Kriteria kontrasepsi yang diperlukan yaitu
kontrasepsi dengan pulihnya kesuburan yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin100%. Hal ini penting karena pada masa ini pasangan belum mempunyai anak, serta
efektifitas yang tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan adalah pil KB, AKDR.
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan,
dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2 – 4 tahun.Kriteria kontrasepsi
yang diperlukan yaitu efektifitas tinggi, reversibilitas tinggi karena pasangan masih
mengharapkan punya anak lagi.Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran yang
direncanakan.
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih dari 30 tahun tidak hamil.
Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi,
karena jika terjadi kegagalan hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko
tinggi bagi ibu dan anak. Di samping itu jika pasangan akseptor tidak mengharapkan untuk
mempunyai anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah metode kontap, AKDR,
implan, suntik KB dan pil KB.
1. Kondom
Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai
untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukan ke dalam liang vagina. Kondom
sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit
seksual, termasuk HIV/AIDS
2. Pil KB
Pil KB adalah pil yang berisi kombinasi hormon progesterone dan estrogen yang bisa disebut pil
kombinasi atau hanya berisi hormone sintetis, progesteron saja yang sering disebut sengan
minipil. Pil yang diminum setiap hari ini bergunauntuk mempengaruhi keseimbangan hormon
sehingga dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi, dan mengentalkan lender serviks
3. IUD
IUD adalah benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau
juga mengandung hormon dan dimasukan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai
benang. IUD merupakan alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik
bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi kontrasepsinya), dan diletakan di dalam kavum uteri
sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi sel sperma untuk membuahi sel telur yang matang
10
4. Suntik KB
Suntik KB adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan
hormonal. Terdapat 2 macam suntik KB yaitu suntikkan kombinasi yang mengandung hormon
sintetis esterogen dan progesteron, dan suntikkan progestin yang berisi hormon progesterone
5. Implan
Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya
mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk Wanita
6. Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur pemotongan ataus penutupan tuba falopi atau saluran indung telur
yang menghubungkan ovarium ke rahim. Setelah tubektomi, sel-sel telur tidak akan bisa
memasuki rahim sehingga tidak dapat dibuahi oleh sel sperma
7. Vasektomi
Vasektomi adala metode kontrasepsi yang dilakukan dengan memotong saluran sperma (vas
deferens) yang membawa sel sperma dari testis ke penis, dengan metode ini sperma tidak bisa
keluar bersama air mani saat pria ejakulasi. Vasektomi merupakan metode yang sangat efektif
untuk mencegah terjadinya kehamilan karena bersifat permanen. Vasektomi memerlukan sedikit
operasi kecil (bedah minor) yang dilakukan untuk mencegah transportasi sperma pada testis dan
penis.
Teori Keperawatan
Model Friedman
Menurut Friedman fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan
keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan
tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal
maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila terjadi komunikasi
yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan mempermudah menyelesaikan
konflik dan pemecahan masalah. Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
a. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam
membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b. Fungsi sosialisasi
11
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
e. Fungsi fisik
Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Menurut friedman struktur keluarga :
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti :
pengirim, media, pesan, lingkungandan penerima.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.
1) Peranan ayah : pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2) Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya,
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan:
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang tua terhadap
anak)
12
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya reward yang akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih
misalnya hubungan seksual).
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan
suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
13
BAB 3
14
Umur area perumahan Desa Tiwoho jaga 7 tidak
- Bangunan baru ada bangunan rumah yang
- Bangunan lama tetapi tidak berpenghuni, semua
terpelihara bagus rumah Di jaga 7 terdapat
anggota keluarga. Rata-
- Bangunan banyak yang
rata tidak ada bangunan
rusak
rumah yang rusak.
Karakteristik social-kultural Masyarakat jaga 7 desa
- Variasi umur penduduk Tiwohoberjumlah sekitar
- Ras dan etnik grup 39 KK dengan 50% laki-
- Pekerja/pengangguran laki dan 50% perempuan.
- Siswa sekolah/drop-out Rata-rata berumur 26-44
tahun dengan persentase
- Tanda adanya kurang
30%, usia termuda 0-1
punya harapan
tahun dengan persentase
7% dan usia tertua berusia
72 tahun dengan
persentase 7%. Pendidikan
terakhir rata-rata di
masyarakat jaga 7 desa
Tiwohoyaitu SMA dengan
persentase 31%, SMP
20%, SD 22%, S1 8%, D3
4%, Belum sekolah 8%,
Pascasarjana 2%.
Pekerjaan tiap anggota
masyarakat jaga 7 yaitu
pelajar/mahasiswa 16%,
IRT 22%, Tidak bekerja
7%, pensiunan 1%,
karyawan swasta 7%,
PNS/POLRI/TNI 8%,
Wiraswasta 5%, buruh
10%, dan petani 19%.
Suku masyarakat jaga 7
desa Tiwoho yaitu rata-rata
suku Minahasa, Bitung,
sanger. Temuan
menunjukkan agama dari
masyarakat jaga 7 desa
Tiwoho yaitu Kristen
Protestan dengan
persentase 81%, diikuti
dengan katolik 12%, dan
Islam 7%.
Temuan
Detail
(Dinarasikan)
15
Lingkungan 1.Tampakan umum
1. Tampakan umum -Halaman, jalan,
- Halaman, jalan, pekarangan: hasil
observasi jaga 7
pekarangan
lingkungan bersih
- Tanaman banyak ditumbuhi
- Patung, tanda-tanda seni pepohonan
2. Bahaya lingkungan (asri)Halaman jaga 7
- Polusi udara tampak luas dan
bersih, jalannya
- Sampah bagus bisa dilalui
- Area bermain yang kendaraan mobil dan
berbahaya terdapat pekarangan
- Penerangan jalan disetiap rumah dan
- Alat pemadam kebakaran jalan
masuk.Tanaman
- Lalu lintas pohon rambutan,
- Polisi/anggota pengaman/ pohon
penyeberangan jalan mangga,tanaman
untuk anak sekolah obat-obatan,papan
3. Stressor lingkungan tanda jaga 7,papan
nama KK di setiap
- Kegaduhan/ramai/
rumah
kemacetan
2.Bahaya lingkungan
- Tanda-tanda yang
Sering terjadi polusi
menyebabkan banyak udara karena
angka criminal masyarakat jaga 7
membuang sampah
- Tanda-tanda adanya di got ketika
penyalahgunaan banjir ,anak anak
bahanbahan terlarang lebih suka bermain di
- Tanda-tanda adanya jalan yang dilewati
kemiskinan kendaraan,dan di
lingkungan rumah
warga.hanya
menggunakan
penerangan dari
rumah warga yang
lansung ke jalan,alat
pemadam kebakaran
belum mencukupi
tetapi warga jaga
tujuh mengunakan
selang atau ember
untuk digunakan,
kurang nya lalu lintas
atau polisi tidur
karna banyak anak"
16
3.Stressor lingkungan
Sering terjadi di
acara pernikahan,atau
pesta lain nya ketika
warga dari luar
tiwoho yang
bergabung akan
terjadi tindakan
kiriminal dan
kegaduhan,
keramaian.
Temuan
Detail
(Dinarasikan)
4. Pelayanan Kesehatan 1. Berdasarkan
1. Fasilitas Kesehatan hasil survei yang
(Ada/tidak ada) dilakukan oleh jaga 7
- Rumah sakit terhadap wilayah desa
tiwoho ada beberapa
- Klinik, Lainnya
fasilitas kesehatan
2. Sumber pelayanan kesehatan
yang digunakan
pertama masyarakat setempat
- Puskesmas yaitu puskesmas,
- Nursingcentre Puskesdes, dan rumah
- Praktek dokter swasta, sakit. Fasilitas
Lainnya kesehatan seperti
puskesmas dan rumah
sakit tidak berada
langsung di desa
tiwoho melainkan
harus ditempuh
dengan jarak
beberapa kilometer
atau kurang dari 1
jam dengan akses
jalan yang cukup
mudah dilalui.
2. Berdasarkan
hasil survei,
pelayanan kesehatan
inti yang ada di desa
tiwoho yaitu
Puskesdes yang
terletak dilingkungan
jaga 7 desa tiwoho.
19
Pengkajian Inti Komunitas Temuan
(dinarasikan)
Statistik Vital : Hasil pengkajian
Angka prevalensi menunjukkan keluhan
masalah masalah kesehatan
kesehatan di komunitas masyarakat kebanyakan
Angka kesakitan dan masyarakat mengalami
angka Gastritis 7%, Hipertensi
kematian dalam 2 tahun 19%, TBC 34%, Asma 43%,
terakhir diare 1%, ISPA 3%,
Penyakit kulit 1%, lainnya
5%. Selanjutnya masih ada
PUS yang tidak ikut KB dan
setelah di kaji, 54%
mengatakan tidak tahu
mengikuti KB mungkin
dikarenakan
kurangnyainformasi.
Nilai dan Kepercayaan : Temuan pengkajian
Latar belakang menunjukkan masyarakat di
budaya yang
jaga 7 yaitu 81% Kristen
mempengaruhi perilaku
Protestan, 12% katolik dan
masyarakat
7%Islam. Kepercayaan
Agama agama yang bertentangan
Bangunan tempat ibadah
dengan kesehatan
Keyakinan terhadap suatu
menunjukkan sebagian besar
penyakit mahasiswa tidak ada
Kepercayaan masyarakat
kepercayaan yang
tentang penyakit danbertentangan dengan
kesehatan. kesehatan. Selanjutnya
kegiatan agama yang biasa
dilakukan oleh masyarakat
yaitu mengikuti ibadah
jemaat, kolom dan lain-lain.
Semua masyarakat
menggunakan fasilitas
kesehatan saat sakit seperti
Puskesdes, puskesmas, dan
ke dokter.
c) PENGKAJIAN 8 SUBSISTEM KOMUNITAS
-Masyarakat saling
mendukung dan sering
berkomunikasi antar
tetangga serta tidak ada
perkelahian/masalah
21
Jenis pelayanan yang diberikan Hasil pengkajian
(Fasilitas di ekstra dan menunjukkan
intracommunity) penggunaan fasilitas
Harga kesehatan dimanfaat
Waktu pelayanan oleh masyarakat Jaga 7
Siapa pemberi yaitu puskesmas selalu
pelayanan/tenaga dipakai, balai
kesehatan pengobatan dan dokter
Karakteristik pengguna praktek sering dipakai,
pelayanan rumah sakit dan
Angka statistik jumlah pengguna bidan/mantri juga
setiap hari, mingguan dan
bulanan posyandu hanya jarang
Keadekuatan, aksesiblitas dan dipakai. Dan fasilitas
penerimaan fasilitas oleh kesehatan terdekat
pengguna pelayanan adalah balai
Kegiatan posyandu (waktu, pengobatan.
kegiatan dan penyuluhan yang
diberikan di posyandu)
Pengkajian Sub Sistem 3: Temuan
Ekonomi (dinarasikan)
Rata-rata penduduk jaga
Status Pekerjaan penduduk: 7 desa tiwoho memiliki
% bekerja pekerjaan dan rata-rata
% tidak bekerja bekerja sebagai petani
% pensiun 19%, buruh
Kategori pekerjaan penduduk 10%,wiraswasta 5%,
(jenis pekerjaan) PNS/POLRI/TNI 8%,
Rata-rata pendapatan keluarga Karyawan swasta 7%.
per bulan Pendapatan rata-rata
Rata-rata pengeluaran keluarga penduduk jaga 7 desa
per bulan tiwoho ialah 900-
Kemampuan keluarga 1.500.000 dengan
menyediakan persentase 33% .
makanan bergizi Keluarga mampu
Tabungan kesehatan menyediakan makanan
Alokasi dana untuk kebutuhan bergizi sehari-hari
pangan seperti sayur-sayuran
dan buah-buahan.
Transportasi:
• Sudah ada transportasi
khusus yang digunakan
untuk operasional warga
Tiwoho. Transportasi
khusus yang sering
digunakan yaitu
kendaraan pribadi seperti
mobil dan motor
• kijang
Mikro
Open kap
• tidak ada keterbatasan
dalam hal transportasi
karna rata2 penduduk
sudah memiliki
kendaraan pribadi
• untuk kondisi jalan baik
Transportasi : Transportasi:
Jenis transportasi yang
23
digunakan oleh masyarakat • Sudah ada transportasi
Pelayanan transportasi khusus yang digunakan
Jumlah penduduk yang untuk operasional warga
mengalami Tiwoho. Transportasi
keterbatasan dalam hal transportasi khusus yang sering
Kondisi jalan digunakan yaitu
kendaraan pribadi seperti
mobil dan motor
25
kebijakan kesehatan
kesehatan di komunitas
seperti membuat
Kekuatan komunitas
Puskesdes dan beberapa
Apa masalah dan potensial
bantuan seperti
masalah di komunitas yang
pembuatan WC bagi
dapat diidentifikasi oleh
masyarakat yang tidak
perawat
memiliki WC.
26
G . FORMAT ANALISIS DATA KOMUNITAS
27
H.ANALISIS DATA KOMUNITAS
28
Di desa Tiwoho sehat 84% (n seluruh masalah
= 119), keluhan masalah kesehatan komunitas
kesehatan masyarakat yang Pemilihan gaya hidup
mengalami ISPA 3% (n = 4), yang tidak sehat
Diare 1% (n = 1), Gastritis
5% (n = 7), TB Paruh 1% (n
= 1), Penyakit Kulit 1% (n =
1), dan lainnya 5% (n = 6).
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan
apakah data statistic vital meningkatkan masalah kesehatan seperti isap,
suara, gastritis, TB paru, penyakit kulit
System Kegiatan sosial
Review Kesenjangan data :
29
yaitu SD 22% (n = 31),
dan yang ketiga yaitu
SMP 20% (n = 28).
30
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
A. DATA DEMOGRAFI
1. Jenis Kelamin
Diagram 2 menunjukkan tentang jenis kelamin masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan di jaga 7
Desa Tiwoho itu sebanding, laki-laki 50% (n = 71), perempuan 50% (n = 71)
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
50% 50%
2. Agama
Diagram 2 menunjukkan tentang agama dri masyrakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho beragama Kristen Protestan
Agama
Islam Kristen Protestan Katolik
7%
12%
81%
Diagram 2. Agama
3. Usia
Diagram 3 menunjukakn tentang usia masyarakat jaga 7 Desa Tiwoho.
Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho berusia anatar 26-44 tahun 30% (n
= 42), masyarakat yang berusia antara 45-59 tahun 23% (n = 33), masyarakat
yang berusia 2-5 tahun 11% (n = 15), masyarakat yang berusia 6-12 tahun 9% (n
= 13), masyarakat yang berusia anatara 0-1 tahun 7% (n = 10), masyarakat yang
Usia
0-1 tahun 2-5 tahun 6-12 tahun 13-18 tahun
19-25 tahun 26-44 tahun 45-59 tahun 60 tahun atau lebih
7% 7%
11%
23%
9%
6%
7%
30%
Diagram 3. Usia
4. Pendidikan
Diagram 4 menunjukkan tentang pendidikan dari Masyarakat Jaga 7
Desa Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho untuk pendidikan
terakhir yaitu SMA 31% (n = 42), yang kedua terbanyak dari pengkajian kami
yaitu SD 22% (n = 31), dan yang ketiga yaitu SMP 20% (n = 28).
SD
23%
SMA
31%
Tamat SD
4%
SMP Tidak Tamat SD
20% 1%
Diagram 4. Pendidikan
5. Pekerjaan
Diagram 5 menunjukkan tentang pekerjaan masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho bekerja sebagai petani 19
% (n = 25), IRT 22% (n = 30), Pelajar/mahasiswa 16% (n = 22), buruh 10% (n =
14), PNS/POLRI/TNI 8% (n = 11), karyawan swasta 7% (n = 10), tidak bekerja
7% (n = 9), bayi/anak-anak 5% (n = 7), Pensiunan 1% (n = 1).
Petani
Pelajar/ 18%
Mahasiwa
16%
Buruh
10%
IRT
22% Wiraswasta
5%
PNS/POLRI/TNI
8%
Tidak bekerja PensiunanKaryawan Swata
7% 1% 7%
Diagram 5. Pekerjaan
6. Penghasilan
Diagram 6 menunjukkan tentang penghasilan dari masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho berpenghasilan rata-rata
dalam sebulan yaitu dari 900.000 – 1.500.000 33% (n = 31), 1.500.000 –
2.500.000 30% (n = 28), <900.000 20% (n = 19), >2.500.000 17% (n = 16).
17%
20%
30%
33%
Diagram 6. Penghasilan
7. Golongan Darah
Diagram 6 menunjukkan tentang golongan darah masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. 18% (n = 44) masyarakat jaga 7 di Desa Tiwoho tidak tahu golongan
darah mereka, golongan darah O 42% (n = 59), golongan darah A 18% (n = 25),
golongan darah B 7% (n = 10), dan golongan darah AB 2% (n = 3)
18%
31%
7%
2%
42%
8. Keadaan Fisik
Diagram 7 menunjukkan tentang keadaan fisik masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jaga 7 Di desa Tiwoho sehat 84% (n = 119),
masyarakat yang mengalami ISPA 3% (n = 4), Diare 1% (n = 1), Gastritis 5% (n
= 7), TB Paruh 1% (n = 1), Penyakit Kulit 1% (n = 1), dan lainnya 5% (n = 6).
1% 1%
1% 6%
3% 5%
84%
9. Imunisasi
Diagram 8 menunjukkan tentang imunisasi masyarakat jaga 7 Desa
Tiwoho. Mayoritas masyarakat jag 7 di Desa Tiwoho imunisasi mereka lengkap
98% (n = 131), untuk masyarakat yang belum lengkap imunisasi tinggal 2% (n =
2).
98%
Diagram 9. Imunisasi
44%
56%
19%
43%
34%
35%
42%
23%
Keterangan Pembobotan : A: Sesuai dengan peran perawat komunitas G : Sesuai dengan program pemerintah
1. Sangat rendah B: Risiko terjadi H : Tempat
2. Rendah C: Risiko keparahan I : Waktu
3. Cukup D: Potensial untuk pendkes J : Dana
4. Tinggi E : Minat masyarakat K : Fasilitas kesehatan
5. Sangat tinggi F : Kemungkinan diatasi L : Sumber daya
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Strategi Rencana Kegiatan Evaluasi Sumber Tempa PJ
Keperawatan Intervensi Kriteria Stand t
ar
DS: PRIMER PRIMER PRIMER Penyuluhan 100 %50 % Pengkaji Balai Gratcia
DO: keluhan Kesehatan tentang: PasanganPasangan dan Pertem &
masalah kesehatan Status Status Kesehatan Pengembangan Modifikasi Gaya Usia Usia Subur Mahasis uan Tiara
masyarakat jaga 7 Kesehatan Komunitas (L.12109) Kesehatan Hidup yang Baik Subur memahami wa. Umum
Desa Tiwoho Komunitas Masyarakat Menggunakan memahatentang Desa
mengalami asma (L.12109) Setelah dilakukan (I.14548) media video edukasi. mi program Tiwoho
43% (n = 45) , tindakan selama 2 Jam Tindakan: tentang
KB dan
masyarakat yang Setelah diharapkan Status Observasi Penyuluhan program
gaya hidup
mengalami TBC dilakukan Kesehatan Komunitas 1.Identifikasi Kesehatan terhadap KB danyang baik
34% (n = 35), tindakan selama pada Pasangan Usia masalah atau Program KB. gaya
masyarakat yang 2 jam Subur dapat isu kesehatan hidup
mengalami diharapkan Meningkat, dengan prioritasnya Skrining Kesehatan yang baik
hipertensi 19% (n Status kriteria hasil: 2. Identifikasi tentang:
= 20), masyarakat Kesehatan Ketersediaan potensi Skrining Pengkaji
90% 50% Balai
yang mengalami Komunitas pada program masyarakat menggunakan dan Dian,
Pasangan Pasan Pertem
gastritis 2% (n = Pasangan Usia promosi terkait isu yang angket pre test dan Mahasis Mercyl
Usia gan uan
2), dan masyarakat Subur dapat kesehatan dihadapi post tes wa. ia, &
Subur Usia Umum
yang mengalami Meningkat Ketersediaan 3. Identifikasi pengetahuan. Sabatin
mengisi Subur Desa
penyakit lainnya program kekuatan dan Tiwoho i
Ketahanan Treatment: angket mengi
2% (n =2 proteksi partner dalam
Komunitas Memberikan yang si
kesehatan pengembangan
(L.08075) penjelasan melalui diberikan angke
meningkat kesehatan
4.Identifikasi media video dan t yang
Edukasi
1.Jelaskan tujuan
dan prosedur
skrining
Kesehatan
2.Informasikan
skrining
Kesehatan
TERSIER
Promosi
Perilaku Upaya
Kesehatan
(I.12472)
Tindakan:
Observasi
1. Identifikasi
perilaku upaya
kesehatan yang
dapat
ditingkatkan
Terapeutik
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik
Edukasi
1. Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik
setiap hari
2.Anjurkan
makan sayur dan
buah setiap hari
Setelahdilakukantinda
Status
KopingKomunitas
(L.05089)
Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patMembaik.
TERSIER
Status Kesehatan
Komunitas (L.12109)
Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patMeningkat
Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkanKetaha
nanKomunitas pada
padaPasanganUsiaSub
urdapatMeningkat
Status
KopingKomunitas
(L.05089)
Setelahdilakukantinda
kanselama2
jamdiharapkan Status
Kesehatan Komunitas
pada
PasanganUsiaSuburda
patmembaik
141
10.Menjadwalkanpendidikank Fansya
esehatansesuaikesepakatan(21
April 2022 pukul 10.00
WITA)
11.Menggunakanvariasimetod Sintia
epembelajaran (PPT,Leaflet
dan Video)
12.Menggunakanpendekatanp
romosikesehatandenganmemp
erhatikanpengaruhdarihambat
andarilingkungan, sosial dan Dian
budaya.
13.Menjelaskan
mengenaipenangananmasalah
Kesehatan
14.Mengajarkan
untukmenentukanperilakuspes
ifik yang akandiubah
15.Mengajarkan program
kesehatandalamkehidupanseh
ari-hari
16.Mengajarkancarapemeliha
raankesehatan
SEKUNDER
1. Mengumpulkan data
yang
berkaitandengankejadian
kesehatanmasyarakat
(Menggunakan Form)
2. Melibatkananggotaberpe
ranaktifdalampengemba
ngan program di
masyarakatterkaitpengu
mpulan data masyarakat
dan pelaporannya
3. Menggunakanlaporanseb
elumnyauntukmengenali
kebutuhanpengumpulka
n data tambahan, analisis
dan interpretasinya
4. Berkolaborasidenganpih
ak lain
dalampengumpulan,
analisis dan pelaporan
data
kesehatanmasyarakat
5. Mengidentifikasi target
populasiskrining
Kesehatan
142
6. Melakukaninformed
consentskrining
Kesehatan (Form)
7. Menyediakanakseslayan
anskrining (waktu dan
tempat) (lewat Form
yang diberikanlangsung)
8. Menjadwalkanwaktuskri
ning Kesehatan (21
April 2022)
9. Menggunakan
instrument skrining yang
valid dan akurat
10. Melakukan anamnesis
Riwayat kesehatan,
factor
resiko,danpengobatan
11. Menjelaskantujuan dan
prosedurskrining
Kesehatan
12. Menginformasikanskrini
ng Kesehatan
TERSIER
1. Mengidentifikasiperilak
uupayakesehatan yang
dapatditingkatkan
2. Menganjurkanmelakuka
naktivitasfisiksetiaphari
3. Menganjurkanmakansay
ur dan buahsetiaphari
4. Menganjurkanmelakuka
naktivitasfisiksetiaphari
5. Menganjurkanmakansay
ur dan buahsetiaphari
143
BAB 4
reproduksisudahberfungsidenganbaik.Dalammenjalanikehidupankeluarga PUS
sangatmudahdalammemperolehketurunandikarenakankeadaanpasangantersebut normal,
untukmenyelesaikanmasalahtersebutdiperlukantindakanuntukedukasipenggunaanalat KB
kesehatankomunitasberhubungandengan program
tidakmengatasiseluruhmasalahkesehatankomunitas dan
untukperencanaanintervensikeperawatankomunitasyaitudimulaidaripencegahan primer,
dilakukandidalamnyamencakupPenyuluhanKesehatantentang : Program KB
pengetahuan mengenai Program KB pada Pasangan usia subur (PUS) Pre edukasi
144
menunjukan 100% (n=12) pesertaberpengetahuansedang 60% (n=2), dan
dapatdilihatdaritingkatpengetahuan
selain itu dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai pentingnya KB dengan
145
REFERENSI
Zakiah Hasan Gaffar1, Antonia Sasap Abao2 (2021). Pasangan Usia Subur (PUS) dalam program
Keluarga Berencana di Kampung KB Kelurahan Sagatani, Singkawang, Kalimantan Barat.
KBBI (1997).KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
oleh D Astuti ·( 2015 )· Organisation expert Committe (1970) dalam Suratun; dkk, (2008) Keluarga.
Siti, K., & Wahyu, W. (2016). Keperawatan Keluarga Dan Komunitas (1st ed.).
Fauziah. (2020). Praktik Asuhan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) (1st ed.).
Mardhiah, A., & Aminy, A. (2019). Hubungan Sikap dan Karakteristik Pasangan Usia Subur
(PUS) dengan Keikutsertaan dalam Program KB di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Sungai
Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur Tahun 2018. JOURNAL OF
HEALTHCARE TECHNOLOGY AND MEDICINE, 5(1), 86-101.
Ratu, M., & Fitriana, U. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi (1st ed.).
146