Dosen Pembimbing :
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
FINCE MERIWARTI : 1902032
IVANIA AIREL NELDI : 1902034
LIZA OKTARIA : 1902036
MONIKA LISKI : 1902037
NOVIA GUSMA DEWI : 1902038
PUJA YUWINGGA : 1902039
RATU SURI MUTIARA MANANDI : 1902040
i
KATA PENGANTAR
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang kami buat di masa yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I (Pendahuluan)……...………………………………………………………4
BAB II (pembahasan)……..………………………………………………………6
A. Kesimpulan….…………………………………………………….…31
B. Saran…….………………………………………………………...….31
DAFTAR PUSTAKA……..……………………………………………………..32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia bertanggung jawab penuh terhadap kesejahteraan rakyat.
Hal ini tertera pada pasal 27 ayat 2 Undang-undang dasar 1945 yang berbunyi :
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.” Keberhasilan pembangunan nasional Indonesia menunjukan
adanya peningkatan umur harapan hidup yaitu dari 45,7 tahun pada tahun 1968
menjadi 61,3 pada tahun 1992 (BPS) . Peningkatan umur harapan hidup
membawa akibat pada pertambahan jumlah penduduk usia lanjut yang berarti pula
semakin memerlukan upaya pelayanan kesejahteraan para lanjut usia yang
semakin baik. Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah diantaranya
semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduk . Kondisi ini menyebabkan
jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun . Menurut
undang-undang nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang
dimaksud dengan lanjut usia adalah penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas .
4
itu sendiri . Mereka menjadi merasa terasing dan tidak punya harapan hidup
(hopeles) yang lebih baik di masa tuanya.
Saat ini pelayanan terhadap lanjut usia baik potensial maupun terlantar
masih sangat terbatas. Layanan lanjut usia yang diselenggarakan pemerintah lebih
banyak berbasis panti sosial dan lebih banyak diperntukan bagi lanjut usia non
potensial. Masih banyak lanjut usia terlantar di masyarakat yang potensial. Oleh
sebab itu , pekerjaan sosial memperhatikan individu, orang-orang dan masyarakat
yang bekerja dengan orang-orang yang memiliki kerentanan dan mungkin
memiliki hambatan untuk berpartisipasi dalam masyarakat . Pekerja sosial bekerja
sebagai penengah antara individi yang termarginilisasikan dengan lingkunan
sosial yang mungkin berkontribusi terhadap termarganilisasikan mereka . Pekerja
sosial perlu memiliki keahlian yang tinggi dan pengetahuan yang luas untuk
bekerja secara efektif dalam menangani permasalahan dalam hal ini lanjut usia
terlantar (lansia).
B. RUMUSAN MASALAH
Berikut beberapa masalah rumusan yang akan dibahas dalam makalah ini:
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan yaitu untuk memenuhi tugas salah satu
mata kuliah kami yaitu matakuliah Keperawatan Gerontik. Selain itu makalah ini
dibuat juga degan tujuan untuk menambah wawasan pembaca khususnya
mahasiswa keperawatan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
masa lansia diupayakan menjadi masa yang menyenangkan, produktif, dan
energik tanpa harus merasa tua dan tidak berdaya.
Program utama dari Pos Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPS LU) adalah
memberikan pelayanan konseling, memberikan fasilitas untuk usaha ekonomi
produktif, pengorganisasian dan advokasi, serta menyelenggarakan kegiatan
olahraga, sosial, spiritual, dan mental bagi lansia.
Terkait dengan upaya menggali potensi lanjut usia ini maka dapat
dilakukan pemahaman kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh lanjut usia
sebelum dilakukan pengembangan potensi sesuai dengan potensi lanjut usiat
ersebut. Pengembangan potensi lanjut usia menjadi salah satu upaya
pemberdayaan lanjut usia potensial, pemberdayaan lanjut usia di maksudkan agar
lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara
wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
7
Pengembangan potensi lanjut usia potensial dapat di lakukan sesuai bidang
keahlian/kemampuan yang dimiliki lanjut usia pada saat sebelum memasuki usia
lanjut. Misalnya keahlian sebagai pengajar dan pendidik, wiraswasta/usaha,
advokat, ulama dan sebagainya. Dengan kata lain bahwa lanjut usia potensial
masih bisa beraktualisasi diri dengan keahliannya baik secara mandiri/dilakukan
sendiri maupun di fasilitasi secara kelembagaan. Penanganan terhadap lanjut usia
terlantar yang masih produktif yaitu pemberdayaan lanjut usia melalui pemberian
bantuan usaha ekonomis produktif dan kelompok usaha bersama. Selain itu ada
juga pemberian bantuan pelayanan dan jaminan sosial lanjut usia terlantar yang
berasal dari Departemen Sosial RI.
b. pelayanan kesehatan;
g. bantuan sosial.
8
b. pelayanan kesehatan;
e. perlindungan sosial.
Pasal 6
Pasal 17
Pasal 18
10
a. memperoleh Kartu Tanda Penduduk (KTP) seumur hidup;
d. melaksanakan pernikahan;
Pasal 19
(1) Pemerintah dan masyarakat memberikan kemudahan dalam pelayanan da
a. pembelian tiket perjalanan dengan menggunakan sarana
angkutan umum;
b. akomodasi;
c. pembayaran pajak;
11
kemiskinan. Disamping itu juga karena keluarganya tidak mampu merawat
dehingga mereka menjadi terlantar.
c. Berkurangnya integrasi dengan lingkungannya sebagai akibat dari
berberkurangnya kegiatan sosial. Hal ini cenderung berpengaruh negatif
pada kondisi sosial psikologis lanjut usia sehingga mereka sudah tidak
diperlukan masyarakat lingkungannya.
d. Adanya perubahan tatanan kehidupan masyarakat dari masyarakat agraris
mengarah ke masyarakat industri, cenderung menimbulkan pergeseran
nilai sosial masyarakat yang memberikan penghargaan dan penghormatan
kepada lanjut usia.
12
Setidaknya dapat meminimalisir/mencegah perbuatan/sikap aneh(berperilaku
seperti anak-anak ataupun bertengkar) yang ditimbulkan mereka.
2) Pendekatan hukum
Pendekatan hukum ini berlaku bagi semua orang.Baik dalam segi
perlindungan hukum maupun penegakkan terhadap pelanggaran norma hukum.
3) Pendekatan jurnalistik
Penyebaran info tentang masalah sosial melalui media dan memperkenalkan
tentang sebab-akibat dan cara mengatasinya.
4) Pendekatan ekologi
Pendekatan yang didasarkan atas konsep dan prinsip ekologi. Menelaah
masalah lansia terlantar dari komponen masyarakat di tempat tertentu dengan
segala aspek yang dikaji dan dipelajari pengaruhnya.
5) Pendekatan multidisipliner
Dikaji dan dianalisis dari berbagai disiplin ilmu seperti Sosiologi, Ekonomi,
Antropologi, Geografi, Psikologi dan gerontologi.
a. Dokter
13
Dengan adanya potensi mengalami sakit kronis atau cedera, membuat lansia
akan sangat membutuhkan jasa dokter untuk pengobatan. Selain mengobati,
layanan dokter juga dapat membantu pencegahan timbulnya masalah lain dengan
melakukan pemeriksaan atau medical check up secara rutin.Dengan demikian,
kondisi kesehatan lansia dapat selalu terpantau.
b. Vaksin
c. Fisioterapi
d. perawat medis
14
dapat membantu pelaksanaan instruksi dokter lainnya seperti pemberian injeksi,
pemasangan kateter, dan lain-lain.
2) Sasaran Pelayanan
Sasaran pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia melalui panti sosial adalah
Lanjut Usia yang:
1. Berusia 60 tahun keatas
2. Tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk kelangsungan hidupnya,
3. Tidak mempunyai keluarga dan atau memiliki keluarga tetapi tidak mampu
memelihara orang tuanya yang sudah lanjut usia.
3) jenis pelayanan
Panti sosial sebagai lembaga pengganti keluarga memberikan pelayanan
kesejahteraan sosial lanjut usia tidak hanya ditujukan kepada lanjut usia, tetapi
juga kepada keluarga lanjut usia dan masyarakat. Jenis-jenis pelayanan yang
diberikan meliputi:
1) Pelayanan kepada lanjut usia.
Sebagai sasaran langsung pelaksanaan pembinaan kesejahteraan sosial lanjut usia,
jenis pelayanan yang diterima:
1. Pelayanan kebutuhan makan,dengan pengaturan menu kebutuhan gizi
lansia.
15
2. Pemeliharaan kesehatan dan kebersihan, melalui pemeriksaan rutin,
pengobatan pada saat menderita sakit.
3. Pemberian bimbingan rohani,berupa bimbingan mental, keagamaan dan
bimbingan kemasyarakatan.
4) Proses pelayanan
Proses pelayanan kesejahteraan sosial lanjut usia dilakukan melalui 3
tahapan, yaitu tahapan pendekatan awal, tahapan pelaksanaan dalam pelayanan
panti dan tahap resosialisasi.
1. Pendekatan awal
Untuk memperkenalkan dan mempermudah pelaksanaan program pelayanan
kesejahteraan sosial lanjut usia kepada instansi terkait, organisasi sosial dan
masyarakat.
2. Tahapan pelaksanaan
Tahap mulai dilaksanakannya kegiatan pemberiapelayanan kesejahteraan sosial
lanjut usia meliputi kegiatan penerimaan lanjut usia (yang sudah ditetapkan
/diseleksi) menjadi penerima pelayanan panti, pemberin bimbingan (fisik, mental,
sosial dan keterampilan).
3. Tahap Resosialisasi
Tahap persiapan akhir dari suatu proses pelayanan bagi para lanjut usia yang akan
diambil keluarganya, seperti :
1) Upaya mempersiapkan lanjut usia kembali kepada keluarga
2) Upaya mempertahankan kondisi lanjut usia setelah berada diluar panti
sosial
3) Pemberian kepastian berakhirnya pelayanan kesejahteraan sosial lanjut
usia dari panti sosial berdasarkan pertimbangan keadaan atau kondisi
terakhir lanjut usia dan keluarganya.
16
pelayanan ini, lanjut usia tetap tinggal dilingkungan keluarga bersama dengan
anak atau sanak keluarga atau dirumah lanjut usia sendiri bersama suami, istri,
dengan atau tanpa kehadiran anak atau sanak keluarganya.
17
Berbagai kegiatan yang disediakan dilingkungan fasilitas ini adalah rekreasi,
latihan keterampilan, kegiatan kesenian dan kebudayaan , rehabilitasi, kesehatan
dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
2) Klab Lanjut Usia
Pelayanan yang disediakan dalam klab ini seperti pusat pelayanan lanjut usia
hanya penggunaanya terbatas pada lanjut usia yang menjadi angggota . Klab
tersebut di organisasi oleh lanjut usia atau badan sosial.
3. Pelayanan berbasiskan lembaga
Penanganan melalui lembaga kepada lanjut usia yang memerlukan
pelayanan intensif untuk tujuan penyembuhan, rehabilitasi dan perawatan jangka
pendek atau panjang . Pelayanan yang dapat berikan berbasiskan lembaga yaitu :
1) Rumah Sakit Lanjut usia
Pelayanan yang diberikan rumah sakit ini sama dengan rumah sakit lainnya ,
yaitu penyembuhan penyaki-penyakit fisik yang disandang lanjut usia. Rumah
sakit lanjut usia tidak menyediakan perawatan jangka panjang.
2) Panti Werdha
Pada umumnya panti werdha memberikan akomodasi dan pelayanan dan
perawatan jangka panjang bagi lanjut usia yang tidak mempunyai sanak keluarga
dan tidak mampu menyewa rumah sendiri, yang mengalami masalah dengan
sanak keluarganya atau tidak ingin membebani kelurga.
3. Kewajiban Lansia
18
Legislasi Nasional (Prolegnas). Dalam draf UU ini, dituangkan berbagai upaya
meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan lansia, upaya untuk pemenuhan
hak-hak lansia, peninjauan batasan usia lansia, dan mengoptimalkan peran
lembaga masyarakat yang independen agar dapat berperan aktif dalam
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia.
Puncak peringatan HLUN ke-22 tahun 2018 ini bertema “Lansia Sejahtera,
Masyarakat Bahagia”.Kegiatan ini dihadiri Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Sosial Idrus Marham,
Gubernur DIY Sri Sultan Hengkubuwono X, Ketua Komisi VIII DPR RI Ali
Taher dan sejumlah kepala daerah serta 5.000 lansia dari wilayah Yogyakarta,
Jawa Tengah dan beberapa wilayah di Indonesia. Peringatan HLUN 2018
bertujuan untuk melembagakan nilai-nilai sosial masyarakat, meningkatkan
kesadaran lanjut usia, generasi penerus, keluarga, dan masyarakat tentang
pentingnya berbangsa dan bernegara. HLUN juga bertujuan untuk mendorong
motivasi individu, keluarga, masyarakat dan dunia usaha untuk meningkatkan
kesejahteraan lanjut usia serta meningkatkan kerjasama lintas sektor dari pusat
sampai daerah.
19
Sebagai penduduk senior, para lansia memiliki kebijakan, kearifan serta
pengalaman berharga yang dapat dijadikan teladan bagi generasi penerus dalam
menentukan arah kehidupan pembangunan nasional di masa mendatang.
Karenanya penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita pasti akan tua, sehingga
perlu berupaya menghadirkan dunia yang layak bagi semua lansia. Dengan
kematangan pola hidup dan pikirnya para lansia merupakan penjaga nilai yang
menjadi tuntunan hidup antar generasi. Lansia juga memiliki peran sebagai
penyangga pembangunan dan bukan beban pembangunan. Di bagian Puncak
Acara HLUN, Kementerian Sosial juga memberikan penghargaan dengan
katagori: perseorangan pimpinan daerah, perseorangan masyarakat, lembaga
kesejahteraan sosial, kelompok, dan keluarga.
20
Pasal 6
1) Lanjut usia mempunyai kewajiban yang sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
peran dan fungsinya, lanjut usia juga berkewajiban untuk:
a. membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya terutama di lingkungan keluarganya
dalam rangka menjaga martabat dan meningkatkan kesejahteraannya;
b. mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian,
keterampilan, kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada
generasi penerus;
c. memberikan keteladanan dalam rangka aspek kehidupan kepada generasi
penerus.
Dasar Hukum
21
diteladani oleh generasi penerusnya. Perwujudan nilai-nilai keagamaan dan
budaya bangsa tersebut harus tetap dipelihara, dipertahankan, dan dikembangkan.
Upaya memelihara, mempertahankan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya
tersebut dilaksanakan antara lain melalui upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia yang bertujuan mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan para lanjut
usia.
22
3. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia dilaksanakan oleh
Pemerintah dan masyarakat.
4. Ketentuan pidana dan sanksi administrasi dimaksudkan untuk lebih
memberikan kepastian hukum terhadap upaya pelayanan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
5. Ketentuan mengenai koordinasi dimaksudkan untuk memadukan
penetapan dan pelaksanaan kebijakan Pemerintah dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia.
UU No. 13 tahun 1998 pasal 7 dan pasal 8, Mengenai tugas dan tanggung jawab.
Pasal 7
Pasal 8
Berikut adalah isi Undang – Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lansia
23
c. bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia pada
hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya
bangsa;
d. bahwa upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bagi lanjut usia
selama ini masih terbatas pada upaya pemberian sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang
Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo, yang pada saat ini
sudah tidak memadai apabila dibandingkan dengan perkembangan
permasalahan lanjut usia, sehingga mereka yang memiliki pengalaman,
keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam
pembangunan;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dipandang perlu mencabut
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan
Penghidupan Orang Jompo dengan membentuk Undang-undang
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia;
24
➢ Tujuan
1. Para lanjut usia dapat menikmati hari tuanya dengan aman tenteram
dan sejahtera.
2. Terpenuhinyakebutuhan lanjut usia baik jasmani maupun rohani.
3. Terciptanya jaringan kerja pelayanan lanjut usia.
4. Terwujudnya kwalitas pelayanan.
➢ Sifat pelayanan
➢ Proses pelayanan
1. Persiapan
25
a. Sosialisasi program dan kegiatan Panti/Orsos bagi lanjut usia
penerima pelayanan , keluarga dan masyarakat.
b. Kontak (Pertemuan pertama antara pihak panti/orsos dengan lanjut
usia dan keluarganya/yang mewakili).
c. Kontak( kesepakatan pelayanan atau bantuan secara tertulis antara
klien dengan pihak panti/pekerja sosial/orsos.
d. Pengukapan masalah lanjut usia.
e. Rencana tindak/intervensi
2. Pelaksanaan Pelayanan.
a. Pelayanan sosial
b. Pelayanan fisik
c. Pelayanan psikososial
d. Pelayanan ketrampilan
e. Pelayanan keagamaan/ spiritual
f. Pelayanan pendampingan
g. Pelayanan bantuan hokum.
26
tertentu yang sudah disepakati,yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Ismawati, 2010).
Tujuan pembentukan posyandu lansia menurut Ismawati dkk (2010) ini adalah:
1) Tujuan Umum :
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan
usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berdaya guna bagi keluarga.
b. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat
dan swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan
komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
2) Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kesadaran pada lansia.
b. Membina kesehatan dirinya sendiri
c. Meningkatkan mutu kesehatan lansia
d. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia
27
Menurut Erpandi (2014), penjabaran dari penyelenggara posyandu adalah sebagai
berikut :
1) Sasaran langsung
a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun).
b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2) Sasaran tidak langsung
a. Keluarga dimana usia lanjut berada
b. Oragnisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut
c. Masyarakat luas
29
(PMT) dengan memperhatikan aspek sehat dan gizi lanjut usia dan
kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
10) Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi kelompok usia lanjut
yang tidak datang dalam rangka kegiatan perawatan kesehatan masyarakat.
30
lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia guna memantau
status kesehatan (Sulistyorini dkk, 2010).
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesejahteraan sosial lanjut usia merupakan suatu tindakan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan ,kebutuhan bagi masyarakat,khususnya para lanjut usia yang
tidak dapat menjalankan fungsi sosialnya yaitu dengan jalan memberikan pelayanan
bantuan dan penyantunan. Dengan demikian, maka diharapkan para lansia dapat
meningkatkan kesejahteraan mereka sehingga mampu hidup dengan layak.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya
pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh hubungannya
dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca yang budiman
32
memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khusus pada penulis.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Jubaedi, dkk, 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta:
Salemba Madika.
Argo Demartoto, 2007. Pelayanan Sosial Non Panti bagi Lansia. Surakarta:
Universitas Negri Surakarta.
Karin Crawford, Janet Walker, 2012. Pekerjaan Sosial dengan Kelompo Lanjut Usia.
Bandung: STKS Bandung
Lilik Maarifatul Azizah, 2011. Keperawatam Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
34